Berdasarkan data yang didapat, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap hubungan frekuensi konsumsi makanan cepat saji dengan
status gizi pada remaja usia 13-15 tahun di kota Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut, “Apakah ada hubungan antara frekuensi konsumsi
makanan cepat saji dengan status gizi?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi makanan cepat saji dengan status gizi
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui angka kejadian obesitas pada laki-laki dan
perempuan yang mengkonsumsi makanan cepat saji 2. Untuk menilai tingkat pengetahuan remaja tentang makanan cepat saji
terhadap status gizi 3. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang makanan
cepat saji dengan status gizi pada remaja 4. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang makanan
cepat saji dengan frekuensi konsumsi makanan cepat saji pada remaja
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk : 1. Untuk bidang ilmiah : Memberikan informasi di bidang ilmu gizi tentang
pengaruh frekuensi konsumsi makanan cepat saji dengan status gizi
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk masyarakat : Memberikan informasi tentang pengaruh konsumsi makanan cepat saji dengan status gizi dan sebagai bahan kajian untuk
mengurangi frekuensi konsumsi makanan cepat saji pada masyarakat 3. Untuk peneliti : Sebagai sarana pembelajaran dan menambah ilmu tentang
penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Remaja
2.1.1. Pengertian Remaja
Menurut WHO dalam BKKBN 2013, remaja adalah penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 10-19 tahun. Remaja menurut WHO juga merupakan
suatu masa dimana :
• Individu berkembang pada pertama kali dan menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapai kematangan seksual.
• Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi diri dari kanak-kanak sampai dewasa.
• Terjadi suatu proses peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh ke keadaaan yang relatif lebih mandiri BKKBN, 2013
Menurut BKKBN 2013, remaja yaitu penduduk laki-laki dan perempuan berusia 10-19 tahun dan belum menikah.
2.1.2 Pertumbuhan Perkembangan Remaja
Menurut Depkes 2001, ciri perkembangan remaja dibagi menjadi 3 yaitu, masa remaja awal 10-12 tahun, masa remaja tengah 13-15 tahun, masa remaja
akhir 16-19 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode dalam lingkaran kehidupan di antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, sering juga disebut
pubertas Sulistiyowati Senewe, 2010.
2.1.2.1. Pubertas
Pertumbuhan dan perkembangan pada saat pubertas merupakan hasil dari aktivasi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal HPA axis pada masa kanak-kanak
akhir. Pada onset pubertas, akan adanya pelepasan dari hormon gonadotropin yaitu Luteinizing Hormone LH dan Follicle-Stimulating Hormone FSH yang
akan merangsang pengeluaran estrogen ataupun testosteron. Pada perempuan, FSH akan menstimulasi maturasi dari ovarium, fungsi sel granulosa, dan sekresi
Universitas Sumatera Utara