Intensitas Cahaya Penetrasi Cahaya

Dari penelitian yang telah dilakukan nilai rata-rata suhu yang diperoleh berkisar antara 25-27ºC, dan suhu tertinggi terdapat pada stasiun 3, yaitu sebesar 29ºC, sedangkan suhu terendah terdapat pada stasiun 1 dan 2 sebesar 25ºC. tingginya suhu pada stasiun 3 disebabkan merupakan hilir dari sungai raniate yang mana area ini masih terbuka sehingga langsung terkena panas matahari yang menyebabkan panas matahari langsung masuk kedalam badan air. Rendahnya suhu pada stasiun 1 dan 2 disebabkan pada daerah ini terdapat vegetasi sehingga menghambat kontak panas matahari dengan badan air. Suin 2000, menjelaskan kelarutan berbagai gas di dalam air serta semua aktifitas biologis-fisiologis di dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pola temperatur ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh ditepi. Secara keseluruhan ketiga stasiun penelitian masih dapat mendukung bagi kehidupan ikan. Perbedaan temperatur tersebut sangat berpengaruh terhadap aktifitas organisme akuatik di dalam air tersebut. Menurut Suin 2002, bahwa berubahnya suhu suatu badan air besar pengaruhnya terhadap komunitas akuatik. Naiknya suhu perairan dari yang biasa, karena pembuangan sisa pabrik, misalnya, dapat menyebabkan organisme akuatik terganggu, sehingga dapat mengakibatkan struktur komunitasnya berubah. Suhu suatu perairan sangat mempengaruhi keberadaan ikan. Suhu air yang tidak cocok, misalnya terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan ikan tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu air yang cocok untuk pertumbuhan ikan di daerah tropis adalah berkisar antara 15º-30º

IV.1.2 Intensitas Cahaya

C dan perbedaan suhu antara siang dan malam kurang dari 5º C Cahyono, 2000. Menurut Sutisna Sutarmanto 1995, menyatakan kisaran suhu yang baik bagi ikan adalah antara 25ºC–35ºC. Kisaran suhu ini umumnya berada di daerah tropis. Hasil pengukuran suhu pada ketiga stasiun pada dasarnya masih normal dan belum membahayakan kehidupan biota laut sesuai dengan baku mutu air sungai yang diterbitkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Nilai intensitas cahaya yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 1348-1447 Candela. Intensitas cahaya tertinggi terdapat pada stasiun 3 Universitas Sumatera Utara sebesar 1447 Candela. Sedangkan intensitas cahaya terendah diperoleh pada stasiun 1 yaitu sebesar 1348 Candela. Rendahnya intensitas cahaya pada stasiun 1 adalah karena pada stasiun ini masih banyak terdapat vegetasi. Menurut Barus 2004, vegetasi yang ada di sepanjang aliran sungai dapat mempengaruhi intensitas cahaya, karena tumbuh-tumbuhan tersebut mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya matahari. Bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam habitatnya. Cahaya merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan ikan. Cahaya dibutuhkan ikan untuk mengejar mangsa, menghindarkan diri dari predator, membantu dalam penglihatan, proses metabolisme dan pematangan gonad. Secara tidak langsung peranan cahaya matahari bagi kehidupan ikan adalah melalui rantai makanan Rifai et al, 1983.

IV.1.3 Penetrasi Cahaya

Nilai kecerahan yang didapat pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 0,75- 1m. Penetrasi cahaya tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 1 m, sedangkan penetrasi cahaya terendah diperoleh pada stasiun 2 sebesar 1,35 m. Yang mempengaruhi penetrasi cahaya pada lapisan air adalah ada tidaknya kanopi yang menutupi perairan tersebut, misalnya terdapat pohon dipinggir suatu perairan ataupun, banyaknya cahaya yang masuk akan mempengaruhi organisme yang berada dalam suatu badan perairan. Rendahnya nilai penetrasi pada stasiun 2 tersebut juga disebabkan karena daerah ini merupakan daerah yang berlumpur. Banyaknya partikel terlarut dalam perairan akan menyebabkan kekeruhan yang tinggi. Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air mempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan akuatik Abdunnur, 2002. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan Universitas Sumatera Utara ikan. Kekeruhan yang baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh jasad renik atau plankton. Nilai kecerahan yang baik kurang dari 45 cm batas pandang ikan akan berkurang Kordi, 2004.

IV.1.4 pH