Sifat Fisika Kimia di Perairan Sungai Raniate Berdasarkan Metode Storet Kepadatan Populasi Ikan Jurung Tor sp. indm

maupun tersuspensi dalam perairan tersebut yang nantinya akan membentuk sedimen atau endapan terutama karena berkurangnya kecepatan arus air. Kandungan organik substrat terendah terdapat pada stasiun 2 sebesar 0,3285, hal ini disebabkan oleh kecepatan arus yang lebih tinggi dari pada stasiun yang lain. Sedimen adalah padatan yang dapat langsung mengendap jka air didiamkan beberapa waktu. Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel- partikel padatan yang umumnya mempunyai ukuran relatif besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Padatan terendap biasanya terdiri dari pasir dan lumpur Agusnar, 2007.

IV.2 Sifat Fisika Kimia di Perairan Sungai Raniate Berdasarkan Metode Storet

Sifat fisika- kimia air yang terdapat di sungai Raniate dihubungkan dengan kriteria yang dikemukakan oleh Storet yang lebih dikenal dengan metode Storet tercantum pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Kondisi Fisik Kimia yang Terdapat di Perairan Sungai Raniate Menurut Metode Storet Parameter Score Air Gol.1 Min Max Rata Min 2 Max Rata Total 2 Suhu Deviasi 3 C 25 29 26,33 I.cahaya C - 1.348 1.447 1404,3 - - - P.cahaya M - 0,75 1 0,883 - - - - Ph 6-9 6,4 7,5 7,1 DO mgl 6 7,0 7,1 7,033 BOD 5 2 mgl 0,3 0,4 0,366 K. Oksigen NO3 - PO4 mgl 3- COD mgl mgl - 10 0,2 10 86,31 0.0315 0,0781 3,1552 91,62 0,0413 0,1958 3,9440 88,49 0,036 0,1379 3,5496 - - - - TSS mgl 50 36 38 36,66 TDS mgl Pb mgKg Cd mgKg Substrat 1000 0,03 0,01 - 164 0,0086 0,0028 0,3285 186 0,0103 0,0063 3,2740 174 0,0095 0,0045 1,616 - - - - Score 0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai sifat fisik kimia air yang terdapat pada ketiga stasiun penelitian, menurut metode storet memiliki score 0, yang mana tergolong dalam kelas A, artinya kategori perairan tersebut memenuhi baku mutu tidak tercemar. Sehubungan dengan itu air yang terdapat pada ketiga stasiun penelitian layak dikonsumsi sebagai air minum.

IV.3 Kepadatan Populasi Ikan Jurung Tor sp. indm

Secara prinsip Metode Storet adalah membandingkan antar data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Untuk sungai Raniate, peruntukannya adalah air golongan I karena sungai Raniate juga dipakai untuk sumber air minum. 2 Dari data yang diperoleh, setelah dianalisis didapatkan nilai kepadatan populasi K ikan pada setiap stasiun penelitian, seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut: pada setiap Stasiun Penelitian Tabel 4.3 Kepadatan Populasi Ikan Jurung Tor sp. indm 2 Ikan pada setiap Stasiun Penelitian Keterangan Stasiun 1 2 3 Kepadatan Populasi indm 2 2,416 19,58 5,25 Stasiun 1 : Area 75 meter ke hilir dari masjid Stasiun 2 : Belakang masjid Stasiun 3 : Area 75 meter ke hulu dari masjid Pada tabel 4.3 diatas terlihat bahwa, nilai kepadatan K ikan Jurung Tor sp. tertinggi terdapat pada stasiun 2 sebesar 19,58 indm, hal ini disebabkan oleh kondisi faktor fisik kimia seperti suhu, intensitas cahaya, Penetrasi cahaya, pH, DO, BOD 5 , TSS, TDS, Pb dan Cd yang mendukung pertumbuhan ikan Jurung. Disamping itu, hal yang menyebabkan tingginya kepadatan ikan jurung pada stasiun ini adalah adanya aktivitas masyarakat, dimana limbah dari pada pemukiman penduduk pada umumnya menjadi bahan makanan bagi ikan jurung. Kepadatan ikan jurung yang terendah terdapat pada stasiun 1 yaitu sebesar 2,416 indm. Hal ini disebabkan faktor fisik kimia yang kurang mendukung kehidupan ikan jurung, dan juga disebabkan tidak adanya aktivitas masyarakat pada stasiun Universitas Sumatera Utara ini karena pada umumnya limbah dari pemukiman penduduk menjadi sumber makanan bagi ikan jurung. Jubaedah 2006, menjelaskan bahwa penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air mempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan akuatik. Cahaya dibutuhkan ikan untuk memangsa, menghindar dari predator atau untuk beruaya. Pada umumnya ikan berada pada daerah-daerah yang penetrasi cahanya masih baik, sedangkan daerah yang gelap dimana penetrasi cahaya sudah tidak ada hanya dihuni ikan buas atau predator yang menyukai tempat gelap. Parameter BOD secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD 5 sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Dari penelitian yang dilakukan nilai BOD 5 pada stasiun ini sebesar 4,2 mgl. Hal ini menyebabkan spesies yang diperoleh sangat sedikit. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap konsentrasi BOD 5 Menurut Suin 2002, bahwa perubahan faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kepadatan populasi suatu jenis organisme pada suatu daerah. Bila pada suatu daerah misalnya, kepadatan suatu organisme berlimpah dan karena suatu sebab faktor lingkungannya berubah maka dapat terjadi penurunan kepadatan populasi secara drastis, misalnya karena adanya pengaruh pencemaran yang berupa racun. Sebaliknya bila pada suatu daerah kepadatan suatu jenis organisme rendah, karena adanya pencemaran dapat pula terjadi peningkatan kepadatan suatu jenis organisme rendah, karena adanya pencemaran dapat pula terjadi peningkatan kepadatan populasi yang tinggi, umpamanya pencemaran zat organik dapat menyebabkan kepadatan populasi bakteri pembusuk meningkat. Jelas ada suatu hubungan yang erat antara organisme dengan lingkungannya. di suatu perairan Jubaedah, 2006.

IV.4 Analisa Korelasi Pearson r Antara faktor Fisik Kimia dengan Kepadatan Ikan Jurung Tor sp.