pengamatan terhadap faktor abiotik, sehingga diperoleh suatu gambaran tentang kualitas suatu perairan Barus,1996. Selanjutnya kelimpahan nekton ikan pada
suatu perairan atau ekosistem akutik, dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain temperatur, pH, Oksigen terlarut, Salinitas, BOD, COD dan sebagainya.
II.4.1. Faktor-faktor Abiotik a. Temperatur
Dalam setiap penelitian ekosistem akuatik pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai
jenis zat di dalam air serta semua aktivitas biologi-fisiologis di dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur juga
merupakan faktor pembatas utama pada suatu perairan karena ekosistem akuatik seringkali mempunyai toleransi yang sempit terhadap perubahan
temperatur Odum, 1994. Temperatur mempunyai pengaruh besar terhadap kelarutan oksigen di dalam air, dimana apabila temperatur naik, maka
kelarutan oksigen dalam air menurun. Bersamaan dengan itu peningkatan aktivitas metabolisme organisme akuatik, sehingga kebutuhan akan oksigen
juga akan meningkat Sastrawijaya, 1991. Menurut hukum Van’t Hoffs kenaikan temperatur sebesar 10
Menurut Sastrawijaya 1991, suhu juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen dalam air, apabila suhu naik maka kelarutan
oksigen didalam air menurun. Bersamaan dengan itu peningkatan suhu akan mengakibatkan peningkatan aktifitas metabolisme organisme aquatik,
sehingga kebutuhan akan oksigen bagi organisme ikan juga akan meningkat C
hanya pada kisaran yang masih ditolerir akan meningkatkan laku metabolisme dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Temperatur yang relatif
tinggi pada suatu perairan dapat meningkatkan metabolisme organisme yang ada pada peraiaran tersebut, sehingga jumlah oksigen terlarut berkurang.
Akibatnya, ikan dan hewan air akan mati Barus, 1996.
b. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi penyebaran ikan. Intensitas cahaya bagi organisme akuatik berfungsi sebagai alat
Universitas Sumatera Utara
orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut. Intensitas cahaya matahari juga mempengaruhi produktivitas primer. Apabila intensitas
cahaya matahari berkurang maka proses fotosintesis akan terhambat sehingga oksigen dalam air akan berkurang, dimana oksigen dibutuhkan
organisme akuatik untuk metabolisme Barus, 1996. Proses fotosintesis juga sangat bergantung pada konsentrasi CO
2
terlarut dalam temperatur perairan Michael, 1994. Laju fotosintesis akan meningkat 2-3 kali lipat bila terjadi kenaikan termperatur sebesar 10
Cahaya merupakan unsur penting dalam kehidupan ikan. Cahaya dibutuhkan ikan untuk mengejar mangsa, menghindarkan diri dari predator,
membantu dalam penglihatan, proses metabolisme dan pematangan gonad. Secara tidak langsung peranan matahari dalam kehidupan ikan adalah melalui
rantai makanan Rifai et al 1983.
C Barus, 1996.
Michael 1994, menyatakan bahwa intensitas matahari mempengaruhi produktifitas primer. Hasil perubahan energi matahari menjadi energi kimia
dapat diperoleh melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Proses fotosintesis sangat tergantung pada intensitas matahari,konsentrasi CO
2
Jika intensitas cahaya matahari menurun maka akan mempengaruhi proses fotosintesis salam suatu perairan dimana jumlah plankton dapat
mengalami penurunan sehingga menyebabkan keterbatasan tersedianya nutrisi bagi ikan. Selanjutnya cahaya juga mempengaruhi produktivitas ikan
pada danau. ,
oksigen terlarut dan temperatur perairan.
Ikan yang aktif pada siang hari diurnal biasanya mengambil makanan pada malam hari. Ikan yang aktif pada malam hari noktural akan bergerak ke
perairan yang dangkal karena air dangkal lebih tinggi di malam hari. Organisme noktural pada intensitas cahaya memaksimumkan dirangsang
untuk melakukan gerakan untuk mencari perlindungan, sedangkan bagi organisme diurnal intensitas cahaya yang kuat akan memberikan reaksi
sebaliknya, organisme tersebut akan melakukan berbagai aktivitas Barus, 1996.
Universitas Sumatera Utara
c. Penetrasi Cahaya