Profil Anak Asuh di Panti Asuhan Baiturrahman Hasil Program

d. Program Tahunan 1. Rekreasi 2. Outbound 3. Kegiatan ibadah di bulan romadhan dan kegiatan hari besar agama

F. Profil Anak Asuh di Panti Asuhan Baiturrahman

Table 2 Profil Anak Asuh NAMA DAN PROFESI N O NAMA TGL MASUK LAHIR ALAMAT AYAH IBU 1 M. NUR ALFIAN Juni 2008 Jakarta, 13-2-1993 JL. Perdagangan RT 00705 N.10 Rempua Ciputat Timur Tangerang Selatan ABA ABU BAKAR AL- FLORESI BURUH TRI ASTUTI IRT 2 AHMAD MUKMIN Juni 2008 Jakarta, 16-2-1996 JL. Kebon Kopi RT 0904 Pondok Betung Pondok Aren Tangerang Selatan CIPTO BURUH BANGUNA N SATUNI PRT 3 YUDHA TRISWANDY Juli 2008 Jakarta, 2-10-1994 JL. Gelagah RT 00403 NO 14 Pisangan Ciputat Timur Tangerang Selatan. ALI ANDRIAN ALMARH UM ENTIN RUSTINI GURU PRIVAT 4 M. Khadavi Oktober 08 Bogor, 15-12-96 JL.Surya Kencana Kemuning III Pamulang Barat Tangerang Selatan NUR HEDI ALMARH UM RUKIAH GURU 5 JULKIFLI Juli 08 Jakarta, 5-12-95 JL. Tirta Jaya IV Cimanggis Depok JAWA BARAT HUSNI SATPAM FATMAW ATI IRT 6 M. SAMTIDAR Juli 2008 Cerebon, 11-8-94 JL Beruang II RT 0102 Pondok Ranji Ciputat Timur Tangerang Selatan. ABDUL CARLAH TKG LAS KELILING JUJU JUHAIRIA H IRT 7 CECEP MUL. Oktober 08 Ciamis, 1-3- 1994 JL. Mekarwangi RT 1103 NO 18 Kamp. Rinduwangi Desa Mekarwangi Kec. Sukamantri CIAMIS SUMPENA P TANI AMAH IRT 8 FAZRIN Y Desemb. 08 Tangerang, 16-12-96 JL H. Isa RT 05011 NO 16A Rengas Ciputat Timur Tangerang Selatan YUSUF T BURUH NURSIUT A IRT 9 ABDUL AZIS BA’MAR Juli 2009 Sukabumi, 4-7-1995 JL. Wijayakusuma II NO 75 MABAD Q-Wal Rempua Ciputat S. IBRAHIM BA’MAR TIDAK TETAP SYARIFAH IRT 10 WAHYU EKA PERMANA Juli 2009 Wonosobo, 19-5-1995 GG. H. Echoh RT 19 Cempaka Putih Cpt Timur Tangerang Selatan PERMANA BURUH SUMIRAH IRT 11 DIDI Juli 2009 Tangerang, 11-04-94 GG Bacang NO 64 RT 0109 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang SAMAN OJEK NANIH IRT 12 CITRA SAPUTRA Juli 2009 Jakarta, 23-11-94 Jl. Nusa Jaya Rt. 0402 Pondok Ranji NUDIN BURUH SITI HRLINA IRT BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Temuan

lembaga Panti Asuhan Baiturrahman ini, kita berupaya menjadi pengganti orang tua untuk membina anak-anak asuh, anak akan memperoleh pendidikan formal dan pendidikan non formal, mendapatkan bimbingan keagamaan, mendapatkan sopan santun, mendapatkan bimbinbgan prilaku dan etika, mempunyai keterampilan menjadikan anak yang mandiri, tentunya anak asuh punya harkat martabat serta harga diri sperti anak lainnya, juga dia mempunnyai masa depan yang lebih baik. 1 Program pemberdayaan melalui kemandirian anak asuh di Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Bintaro Jaya yang membuat anak-anak asuh dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, bakat dan minatmereka dapat tersalurkan serta dapat menciptakan jiwa dan kreatif dan mandiri untuk anak asuh. Karena kemandirian merupakan hasil dari proses dari perilaku yang kita jalani dari waktu kewaktu hingga menjadi kebiasaan, hanya manusia yang menghargai kemampuan dirinya yang akan mandiri. Dari sini dapat kita lihat, adanya manfaat yang secara tidak langsung diperoleh oleh Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya 1 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 12 Mei 2010 74 dengan terlaksananya program tersebut, walaupun hal itu tidak dapat dijadikan dasar motivasi awal terlaksannya program pemberdayaan anak asuh tersebut, karena ini mungkin dapat dikatakan sebagai sebab akibat dari pelaksanaan program tersebut. Oleh karena itu, upaya pemberdayaan tersebut diperlukan adanya sebauah langkah atau strategi untuk mencapainya. Strategi itu sendiri menurut Bintoro Tjokroamidjojo dan mustapadidjaja dalam bukunya “Teori dan Strategi Pembangunan Nasional” memjelaskan definisi bahwa strategi adalah keseluruhan langkah dengan perhitungan yang pasti guna mencapai suatu tujuan atau untuk mengatasi suatu persoalan. 2 Hal ini yang menjadi dasar dari strategi pemberdayaan anak asuh yang dilakukan Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya secara garis besar mempunyai tujuan untuk mengembangkan anak asuh.

1. Startegi Aras Mikro

Menurut penulis, pada prakteknya strategi yang dijalankan oleh Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro jaya sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Edi Soeharto, yang menyatakan bahwa strategi pemberdayaan itu dapat didekati melalui aras mikro, aras mezzo dan aras makro. 3 Dalam hal ini penulis melihat Panti Asuhan Baiturrahman dalam menjalankan pemberdayaan masyarakat baru 2 Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional, Jakarta: Haji MasAgung, cet. Ke -6, 1988, h. 13 3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyar, Bandung: Refika Aditama, 2006, h. 66 mencapai aras mikro dan aras mezzo. Sedangkan untuk aras makro belum kelihatan. Secara sederhana, strategi aras mikro memiliki titik tekannya pada individu dan keluarga, salah satunya melalui bimbingan. Strategi pemberdayaan anak asuh sebagaimana yang dipahami oleh pengurus Panti Asuhan Baiturrahman adalah program yang dijalankan dengan maksud dan tujuan akhir untuk membantu anak asuh keluar dari kemiskinan, kebodohan dan masalah-masalah sosial yang lain. dengan harapan, melalui program yang dijalankan anak asuh agar bisa membantu kedua orang tuanya. Yang dilakukan Panti Asuhan Baiturrahman dalam pemberdayaan adalah ingin meningkatkan kemandirian dan kemampuan anak asuh disekitar ini, sehingga mereka tidak lagi terjepit dalam kesusahan dan kelak, mereka diharapkan mampu mandiri dan dapat membantu yang lain. untuk itu cara yang kita tempuh dalam rangka melaksanakan semua itu adalah melalui pembinaan, pembinaan yang dimaksud adalah melalui kemandirian dan pemahaman kembali tentang agama Islam. Dari keterangan diatas, program-program pemberdayaan anak asuh yang dijalankan oleh Panti Asuhan Baiturrahman yang termasuk kedalam strategi aras mikro meliputi:

a. Pengembangan Bidang Pendidikan

Pengembangan bidang pendidikan Panti Asuhan Baiturrahman menyelenggarkan pendidikan formal dan non formal terhadap anak asuhnya. Tetapi mereka menyekolahkan anak asuhnya dimana saja yang sesuai dengan jenjang pendidikan anak asuh tersebut. Alasan: Panti Asuhan Baiturrahman menyekolahkan anak asuhnya di luar Panti Asuhan Baiturrahman karena belum tersedianya fasilitas lembaga pendidikan didalam Panti Asuhan Baiturrahman semua biaya serta keperluan sekolah lainnya ditanggung oleh Panti Asuhan Baiturrahman. 4 Adapun tingkat pendidikan anak asuhnya di mulai dari SMP, MTS, samapai SLTA. Panti Asuhan Baiturrahman tidak mewajibkan atau mengkhususkan anak asuhnya agar memilih sekolah baik sekolah umum maupun sekolah agama. Pihak Panti Asuhan Baiturrahman memberikan kebebasan terhadap anak asuhnya untuk memilih sekolah mana saja sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Walaupun Panti Asuahn Baiturrahman menyelenggarakan pendidikan formal, ada pula pendidikan non formal, pihak panti mengadakan bimbingan pembelajaran setiap seminggu dua kali yang diwajibkan pada seluruh anak asuh dengan dibawah bimbingan 4 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 13 Mei 2010 pengurus atau pembina Panti Asuhan. Setelah adanya bimbingan pembelajaran, terus adanya belajar pribadi, yaitu mengulang atau mempelajari pelajaran yang telah mereka dapatkan di sekolahnya. Apabila mereka mendapat kesulitan dalam pelajaran mereka dapat menyanyakannya lanngsung pada para pembina. Bagi anak yang telah menyelesaikan sekolahnya sampai tingkat SLTA sederajat, pihak panti tidak lepas tangan begitu saja melainkan mereka diberikan kesempatan untuk kuliah, mereka dibebaskan memilih tempat kuliah sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Setelah menyelesaikan semuanya dari pihak Panti Asuhan memberikan kebebasan kepada mereka untuk bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan denngan cara bekerja sesuai dengan keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki. Table 1 Data Pendidikan Anak Asuh No Tingkat Kelas Umur Jumlah 1. SMP VII 13 1 orang 2. SMP VIII 14 1 orang 3. MTS VII 13 1 orang 4. MTS VIII 15 1 orang 5. MTS IX 15 6 orang 6. SMK X 15 2 orang Data pendidikan anak asuh, masing-masing anak memilki tingkatan pendidikan yaitu ada yang SMP, MTS dan SMK. Mereka berbeda tempat sekolahnya, yang menetukan sekolah adalah anak asuh sendiri, bukan kemauan Panti Asuhan. Pengembangan masyarakat pada hakekatnya mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang luas dengan berbagai dimensi yang berkiatan erat dengan yang lainnya dalam satu susunan yang terintegrasi. Oleh karena itu perlu upaya untuk pengembangan masyarakat tersebut. Dalam kondisi negara yang kurang pasti ini salah satu upaya untuk meningkatkan manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

b. Pengembangan Bidang Kerohanian

Selain diberikan pengembangan bidang pendidikan, pihak Panti Asuhan Baiturrahman juga memberikan pengembangan bidang kerohanian pada anak asuhnya, pengembangan bidang kerohanian yang telah berjalan samapi saat ini adalah: a Shalat tahajud dan shalat subuh berjamaah yang dilakukan tiap malam. b Shalat berjamaah khususnya untuk shalat magrib, isya dan subuh. c Yasinan setiap malam jumat, selain malam jumat mengaji sesuai dengan jud mereka ngaji. d Diberikan Tausiah e Program penghafalan surat-surat pendek, ayat-ayat yang telah ditentukan dari bacaan-bacaan shalat. Mereka ditargetkan untuk menghafal tersebut sesuai dengan target yang telah di tentukan. 5 Melalui pengembangan bidang kerohanian yang diberikan Panti Asuhan Baiturrahman kepada anak asuhnya diharapkan mereka memiliki kemampuan keagamaan yang lebih mantap lagi sehingga setelah mereka keluar dari Panti Aduhan ini mereka mampu membentengi diri mereka dengan landasan iman yang sangat kuat. Dengan, pengembangan masyarakat yang kompeten yang berkualitas adalah sosok individu yang di samping memiliki kualifikasi IPTEK dan IMTAQ juga memiliki nilai sosial yang tinggi, keterampilan yang fungsional serta mampu berkiprah dalam kontek dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan secara luas serta mampu mandiri.

c. Pengembangan Bidang Fisik

Melihat begitu pentingnya kesehatan fisik bagi anak-anak asuh sehubungan dengan semboyan men sano in corpora yang artinya 5 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 13 Mei 2010 didalam jiwa yang kuat terdapat akal yang sehat, tentunya perlu diadakan kegiatan pembinaan fisik. Pembinaan fisik yang telah diadakan oleh Panti Asuhan sampai saat ini yaitu kegiatan olahraga berupa renang. Setiap hari minggu anak asuh diwajibkan lari pagi, sedangkan sore hari mereka boleh melakukan kegiatan olahraga sepak bola atau olahraga yang lainnya. Pada bidang olahraga akan lebih baik apabila pihak Panti Asuhan melengkapi sarana olahraga yang dimiliki seperti olahraga yang bersifat umum, bulu tangkis, bola voly, basket dan lain-lain. bahkan apabila pihak Panti Asuhan mampu menyediakan lapangan olahraga yang sesuai dengan alat yang telah disebutkan tadi, maka hal itu akan lebih bermanfaat lagi bagi anak asuh, karena dengan demikian anak asuh dapat mencukupi kebutuhan kesehatan mereka secara maksimal melalui olahraga. 6 Dengan demikian masalah pengembangan masyarakat tidak hanya melalui pendidikan sebagai lembaga sekolah tetapi meliputi aspek- aspek fisik, intelektual dan moral. Jadi, bukan hanya satu aspek saja dalam proses pengembangan manusia tersebut tetapi harus seimbang dan berkembang dengan baik berupa pengetahuan atau keahlian individu tersebut. 6 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 12 Mei 2010

d. Pengenbangan Bidang Bantuan Sosial

Kiris yang menerpa Indonesia pada pertengahan tahun 2007 dan kenaikan harga bahan bakar minyak yang berulang kali memberikan sumbangan yang cukup besar dalam meningkatkan angkat penduduk miskin. Dengan sendirinya keluarga anak asuh yang menderita juga maningkat. Melihat kondisi tersebut Panti Asuhan Baiturrahman memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang mampu. Di dalam system keuangan, proses pengelolaannnya dilakukan dengan prinsip-prinsip akuntabilitas yang disesuaikan dengan sistema keuangan modern, salah satu proses yang ditetapkan antara lain adalah Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya menetapkan mekanisme antara lain: 1. Seluruh pengurus yang mengkomunikasikan keberadaan Panti Asuhan Baiturrahman kepada para jemaah dan Islam, dan mereka bersedia menjadi donatur, maka bantuan para donatur yang berupa uang langsung dimasukan ke dalam Rekening Yayasan Masjid Jami’ Bintaro Jaya. Hal ini dimaksudkan agar seluruh uang yang diterima Yayasan dapat diaudit secara transparan. 2. Setiap bantuan yang masuk ditanggapi Yayasan Masjid Jami’ Bintaro Jaya dengan surat ucapan terima kasih, serta disebutkan jumlah bantuan yang diberikan pada Panti Asuhan “Baiturrahman”. 3. Untuk laporan bulanan Panti Asuhan “Baiturrahman” dilakukan dengan secara teratur sesuai dengan poin-poin yang telah ditetapkan di dalam rencana anggaran, dan seluruh pencatatan pada setiap poin pengeluaran harus dilampirkan kwitansi atau dokumen pengganti kwitansi. 4. Setiap pencairan bulanan dikeluarkan Yayasan Masjid Jami’ Bintaro Jaya dengan sebuah cek. 5. Setiap pengajuan aggaran di setiap bulan didasarkan pada rencana anggaran yang telah ditetapkan. 6. Menggunakan surat khusus, jika ada tambahan biaya yang diperlukan di luar ketentuan yang ditetapkan pada rencana anggaran bulanan. 7. Setiap kebutuhan peserta asuh akan dipenuhi oleh Yayasan Masjid Jami’ Bintaro Jaya, mulai dari kebutuhan pendidikan SPP, studi toor, praktikum, tugas sekolah, oleh raga, transportasi, uang saku dan lain sebagainya, biaya makan, rekreasi dan lain sebagainya. 8. Jika dana lebih, beberapa pun jumlahnya, maka dana itu harus dikembalikan secara cash, dan jika deficit, maka ditambahkan pada pencairan di bulan berikutnya. 7 7 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 13 Mei 2010

2. Srategi Aras Mezzo

Sasaran strategi ini adalah peroranngan yang ada disekitar Binaro Jaya, yang terdiri dari 12 orang anak asuh yang berada di Panti Asuhan Baiturrahman. walaaupun pemberian bantuan secara individu namun, anak asuh yang ingin mendapat bantuan bagi anak-anak yang tidak bisa melanjukan sekolahnya terlebih dahulu di haruskan bergabung dengan Panti Asuhan ini. Program kemandirian merupakan upaya anak asuh terbiasa hidup yang mandiri jauh dari orang tua mereka, kalau mereka bersama kedua orang tuanya, mereka tidak bisa hidup yang namanya mandiri, seperti cuci baju, cuci piring, bersih-bersih, mempin doa, shalat berjamaah, belajar dan lain-lain.dari situlah mereka dapat merasakan gimana hidup yang mandiri jauh dari orang tua. Secara tidak langsung juga sebagai langkah dan melatih kedepan anak asuh agar terbiasa dengan kemandiriannya. Tujuan program ini merupakan rangsangan untuk mengembangkan anak asuh agar mandiri melalui mereka tinggal di Panti Asuhan ini. Membentuk suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala Panti Asuhan Baiturrahman. Table 2 Jadwal Tugas Harian No Nama Tugas 1 M. Nur Al- Floresi Membersihkan halaman depan dan nyiapin sejadah buat shalat berjamaah 2 Citra Saputra Membersihkan kamar mandi timur dan membersihkan kulkas 3 Yudha Triswandy Membersihkan kamar mandi barat dan membersihkan kulkas 4 Shamtidar Membersihkan lantai, komputer, dan tv 5 Ahmad Mukmin Nyuci piring 6 Didi Membersihkan kaca jendela 7 Abdul Aziz Buang sampah dan masak air 8 Wahyu Eka Merapihkan dan membersihkan kamar luar 9 Cecep Mulyana D Membersihkan kipas angin dan halaman samping 10 Fazrin Yusuf T Buang sampah dan nyiram bunga 11 Zulkifli Merapihkan dan membersihkan kamar dalam 12 M. Khadavi Ngisi air dan buang sampah Menurut penulis dengan adanya jadwal kegiatan ini anak asuh supaya lebih produktif dalam menjalankan tugasnya, bukan tujuan utama program kemandirian. Kemandirian hanya sekedar agar anak asuh terbiasa mandiri tanpa tergantung ma orang lain serta membangkitkan kesadaran anak asuh sasaran akan pentingnya membangun kemandirian. Apalagi mereka semua laki-laki semua, wajar agar terlatih buat masa depannya. Hasil yang dicapai dari strategi ini adalah lahirnya anak-anak asuh yang kurang mampu, mereka dalam kelangsungan kehidupan dan kebutuhan sehari-hari telah dijamin oleh Panti Asuahn agar terhindar dari kemiskinan dan anak-anak yang telantar dan putus sekolah karena krisis ekonomi. Sementara hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi pengembangan kemandirian adalah belum meratanya pemahaman pembagian tugasnya yang berada disekitar Panti Asuhan ini. Namanya anak-anak sulit untuk diatur dan dibimbing,mereka masih ada yang bermales-malesan.

B. Analisis

1. Tahap Perencanaan

Pada awal pembentukan Rumah Pendidikan Baiturrahman adalah sebuah program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan dengan metode pemberian pendidikan dan pendampingan bagi anak-anak kurang mampu di kawasan Bintaro dan sekitarnnya. kemudian dalam upaya mengembangkan masyarakat, Rumah Pendidikan Baiturrahman berupaya untuk menegmbangkan dari aspek spiritual dan kemandirian anak. Dimana di dalam rumah pendidikan ini mereka selalu diperkaya dengan kemampuan-kemampuan spiritual, seperti kemampuan memimpin doa, memimpin shalat berjamaah, dan menghapal surat-surat pendek, serta kemampuan untuk aktif di masyarakat. Metode yang digunakan oleh Rumah Pendidikan Baiturrahman adalah metode Top Down. Yaitu metode yang dalam pelaksanaannya dari atas ke bawah. Karena Rumah Pendidikan ini melihat permasalahan yang ada di masyarakat, seperti kondisi kemiskinan masyarakat yang tidak jarang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya putus sekolah pada anak-anak usia pendidikan. Belum lagi adanya konflik-konflik keluarga yang mengakibatkan keterlantaran anak. Maka disusunlah sebuah program oleh para pengurus yayasan Mesjid Jami Bintaro Jaya yang bertujuan untuk menyelamatkan kasus-kasus yang menimpa anak-anak usia pendidikan, agar mereka mampu meneruskan pendidikan dan mendapatkan bimbingan dan dampingan sebagaimana mestinya. Pendirian Panti Asuhan ini diinfokan atau disosialisasikan kepada banyak pihak, agar menjadi mitra lokal yang bisa sama-sama membantu dan mengontrol agar tujuan mulia didirikannya panti asuhan ini bisa terwujud. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: Para pengurus Masjid Jami Bintaro Jaya mengadakan rapat untuk merealisasikan keinginan membangun pesantren Dhuafa dan yatim. Sampai akhirnya diputuskan untuk didirikanlah Panti Asuhan Baiturrahman ini dengan Kordinator Bapak Supriadi dan KA Pantinya Bapak Jufri. Untuk mensosialisasikan program ini Bapak M Jufri Halim mempresentasikan visi misi dan strategi pengelolaan Panti Asuhan Baiturrahman ini dihadapan pengurus-pengurus dan banyak pihak lainnya. Selanjutnya diinfokan pada para pengurus yang lain dan masyarakat, sampai masing-masing merekomendasikan anak-anak yang akan direkrut menjadi anak asuh, tentunya harus memenuhi berbagai persyaratan yang telah disepakati. Mulai menerima anak asuh pada bulan Juni 2008, pertama 6 orang, lalu aktivitas kegiatan di Panti Asuhan ini dimulai sejak Juli 2008. 8 Permasalahan yang terjadi dalam pengkajian kebutuhan adalah: 8 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 12 Mei 2010 a Sekolah Pemilihan lokasi sekolah menjadi suatu permasalahan karena pelaksana harus menyesuaikan waktu sekolah anak dengan kegiatan pendidikan di dalam Rumah Pendidikan Baiturrahman. Pelaksana tidak menginginkan sianak bersekolah di sekolah yang waktu sekolahnya siang semntara anak-anak yang lain pagi. Karena pada sore hari banyak kegiatan pendidikan di Rumah Pendidikan Baiturrahman, dan jangan sampai kegiatan itu tidak diikuti oleh anak-anak asuh. b Nama Lembaga Sebenarnya nama lembaga ini adalah Panti Asuhan Baiturrahman, namun Panti Asuhan sering dilabelkan oleh masyarakat sebagai lembaga peminta bantuan. Oleh karena itu agar tidak terjadi pelabelan negatif di masyarakat, maka nama Panti Asuhan Baiturrahman ini lebih sering disebut sebagai Rumah Pendidikan Baiturrahman. Dalam menetukan lokasi dilakukan oleh para pengurus serta tergantung kepada siapa yang merekomendasikan. Rumah Pendidikan Baiturrahman ini menentukan lokasi atau wilayah asal anak-anak yang boleh dihimpun dalam Rumah Pendidikan ini berasal dari daerah Bintaro. Adapula anak-anak yang berasal dari luar daerah, namun itu juga hasil dari rekomendasi yang dipercaya. Sementara mengenai lokasi Asrama yang akan ditempati anak asuh, dalam hasil rapat lokasinya ditetapkan untuk mengontrak sebuah rumah di Jalan Kebon Kopi Gang Benda No 70 RT 02O4, Pondok Betung, Pondok Aren. 9

2. Tahap Pelaksanaan

Untuk tahap awal yaitu dengan mempresentasikan visi misi dan strategi pengelolaan panti asuhan ini kepada banyak pihak. Persentasi ini dilakukan oleh Bapak M Jufri Salim selaku Ketua Panti Asuhan Baiturrahman. Secara teknis pelaksanaan yang dilakukan oleh para pengurus Panti Asuhan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Rekruitmen

Sosialisasi dilakukan kepada masyarakat luas agar proses rekruitmen bisa dilakukan dengan mudah, disamping itu pengurus lain juga merekomendasikan anak-anak yang bisa direkrut menjadi anak asuh di Panti Asuhan Baiturrahman ini. Oleh karena itu diperlukan ketegasan tentang kualifikasi peserta didik. Baik berkaitan dengan usia SD 10 thn sampai SMP 14 thn, jumlah 12 anak, tingkat kepribadian tidak cacat mental, berpenyakit seperti kleptomania dll, yang akan berdampak pada yang lainnya dan kometmen keluarga hal ini penting sebab pengalaman banyak ditunggangi oleh LSM yang sebenarnya 9 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 14 Mei 2010 mengganggu program pengembangan anak kurang mampu terhadap program dimaksud. Haus diikat dalam sebuah kontrak atau perjanjian antara Yayasan dan keluarga. Masalah yang dihadapi saat merekrut anak asuh, adalah sebagai berikut: • Kepercayaan masyarakat terhadap kelembagaan panti cenderung berkurang, sebab maraknya fenomena kepemimpinan pengelola panti sebelumnya yg tidak dapat dipertanggungjawabkan atau cenderung menjadi komuditas. • Pemilihan lokasi sekolah menjadi suatu permasalahan karena pelaksana harus menyesuaikan waktu sekolah anak dengan kegiatan pendidikan di dalam Rumah Pendidikan Baiturrahman. Pelaksana tidak menginginkan sianak bersekolah di sekolah yang waktu sekolahnya siang semntara anak-anak yang lain pagi. Karena pada sore hari banyak kegiatan pendidikan di Rumah Pendidikan Baiturrahman, dan jangan sampai kegiatan itu tidak diikuti oleh anak-anak asuh.

b. Tahap pengelolaan dan pendampingan anak

Pengelola harus tinggal bersama di panti asuhan dimaksud, kecuali juru masak. Dalam tahap pengelolaan ini para pengurus harus meyakini bahwa melayani mengelola, membimbing dan mendidik anak yatim dan dhuafa’ adalah ibadah kepada Allah SWT. Hal yang harus dipahami bahwa anak adalah manusia yg unik maka anak harus dipahami sesuai dengan kondisi dan pertumbuhan kepribadiannya. Pengurus harus tanggung jawab, idealisme, kometmen, dedikasi, prospektif dan inovatif terhadap pengembangan, dalam rangka membangun kepribadian anak yang mandiri, jujur, terbuka, inovatif, bertanggung jawab, penuh kasih sayang, dan kerja sama. Mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga dalam rumah pendidikan yatim piatu. Segala bentuk aturan yang dibuat harus berbasis pembinaan dan pendidikan terhindar dari tekanan dan penindasan semua ini di buat untuk mewujudkan kemandirian dan pengembangan anak. Didalam rumah panti asuhan ini anak asuh dididik dari berbagai aspek yang meliputi mental, spiritual, dan kemandirian mereka. Anak- anak dilatih mandiri dan bertanggungjawab akan diri mereka dan lingkungan mereka. Mereka dibiasakan mencuci dan menstrika baju sendiri, bekerjasama membersihan rumah, mereka juga memiliki aktivitas rutin seperti shlat berjamaah, ngaji, menyetor hapalan surat pendek, dan dilatih untuk bisa memimpin doa dan menjadi Imam shalat. 10 10 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 14 Mei 2010

3. Tahap Pelestarian Program

Pada tataran proses pelestarian program, sosialisai Panti Asuhan Baiturrahman kepada anak asuh tentang apa, mengapa, siapa, dan lain- lainnya relatif kurang, sedangkan Panti Asuhan Baiturrahman dikelola berdasrkan manajemen kebutuhan. Dampak dari itu adalah kurang optimalnya ketentuan yang seharusnya dipenuhi dalam pemberdayaan anak asuh disekitar Bintaro Jaya. Pelestarian program dalam Panti Asuhan Baiturrahman ini adalah pengurus, donator, dan anak asuh. Untuk donator, pada awalnya Panti Asuhan Baiturrahman ini memberikan proposal kepada para donator. Sedangkan para pengurus adalah orang-orang yang memiliki sosial tinggi dan memiliki kemampuan untuk mengelola dan mendiik anak-anak asuh yang ada didalamnya. Dan pelestarian program lainnya adalah anak asuh, maka disini Panti Asuhan Baiturrahman berusa mengasuh, mendidik, dan membimbing mereka agar berkembang dan mandiri. Supaya bisa menjalani kehidupan dengan baik. Dengan kata lain, Panti Asuhan Baiturrahman berjalan seadanya karena tidak ada target khusus yang hendak dicapai, mencoba terus melakukan pelestarian program melalui diskusi bersama anak-anak asuh dengan diselangi menjelaskan hidup yang mandiri.

C. Hasil Program

Pada bagian ini dilakukan analisis, berdasrkan tujuan program, kerangka piker, dan hasil yang dicapai: a Tujuan Program Upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya melalui Panti Asuhan Baitirrahman terhadap anak-anak asuh melalui kemandirian supaya anak tersebut bisa hidup yang tidak menganandalkan orang lain. b Kerangka pikir 1 Bahwa sasaran pemberdayaan adalah individu dan masyarakat yang mengalami disfungsi sosial khususnya masyarakat yang kurang mampudhua’fa. 2 Sesungguhnya anak-anak asuh disana membutuhkan tempat yang memadai sebagi sarana penunjang proses belajar dan pemandirian mereka. 3 Ditingkatkan lagi kinerjanya. Karena memang yang mereka tangani adalah anak-anak yang benar-benar membutuhkan bimbingan jadi dibutuhkan totalitas untuk membimbing mereka. 4 Adanya proses belajar menuju penyadaraan tentang permasalahan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, serta timbulnya semangat untuk memecahkan masalah tersebut c Hasil yang dicapai Hasil dari program Yayasan Mesjid Jami Bintaro Jaya khususnya Panti Asuhan Baiturrahman ini dalam upayanya untuk menyelamatkan pendidikan anak-anak dhuafa kini telah ada 12 orang anak yang diselamatkan pendidikannya dan diberdayakan kemandiriannya. Masing- masing dari mereka antara lain: 2 orang siswa kelas X SMK, 6 orang siswa kelas IX MTsSLTP, 2 orang kelas VIII MTs, 2 orang kelas VII MTsSLTPN. Kedua aras startegi tersebut merupakan cara-cara yang bagus dalam upaya pemberdayaan anak asuh di sekitar Panti Asuhan Baiturrahman. namun demikian, dalam proses pelaksanaan program kemandirian anak asuh, masih belum ditemukan belum maksimal pelaksanaan program, hal ini terlihat dari kurang efektifnya program yang djalankan. Dari hasil penelitian ini ditemukan tidak terjadi, kurang terlihat adanya proses pemberdayaan dalam meningkatkan kemandirian program Panti Asuhan Baiturrahman. hal tersebut terlihat dari masih lemahnya sosialisasi program yang dilakukan pelaksana program, dan program bukan sebagai proses penyadaran masyarakat terhadap visi dan misi proram Panti Asuhan Biaturrahman dalam meningkatkan kemandirian anak asuh. BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Kompetensi interpersonal remaja yang tinggal di panti asuhan dan yang tinggal dengan keluarga

1 46 147

Gambaran Status Gizi Anak di Panti Asuhan Yayasan Terima Kasih Abadi Kecamatan Medan Barat Tahun 2010

7 80 57

STRATEGI MASJID DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT (Studi Pada Masjid Raya Pondok Indah dan Masjid Jami' Bintaro Jaya)

17 114 116

Kepuasan anak asuh terhadap pelayanan sosial bagi anak yatim dan dhua'fa di Panti Asuhan Islam Ratna Jaya ds.Mangun Jaya kec.Tambun kab.Bekasi

0 24 102

Pola asuh positif pengasuh dan kedisiplinan anak asuh dalam Panti Soaial Asuhan Anak Putra Utama 3 Tebet

0 9 75

Strategi Komunikasi Pengasuh dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Panti Asuhan ( Studi Kasus tentang Strategi Komunikasi Pengasuh dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Panti Asuhan Usia 6 – 12 Tahun di Panti Asuhan Putri St. Angela Deli Tua )

1 40 184

PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK ANAK ASUH Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013.

0 2 15

Peran Pengurus Panti Asuhan Sebagai Agen Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian Anak Asuh.

0 0 6

Strategi Branding Air Minum Dalam Kemasan Q-Jami’ Produksi CV Masjid Agung Jami’ Malang

0 0 17

BAB II PELAKSANAAN PENYERAHAN ANAK ASUH PADA PANTI ASUHAN ANAK YATIM MUHAMMADIYAH CABANG GANDAPURA BIREUEN A. Pengertian Anak dan Anak Asuh - Analisis Pencantuman Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Penyerahan Anak Asuh Kepada Panti Asuhan (Suatu Penelit

1 5 51