16
e. Apakah usaha itu berkaitan dengan industri senjata yang ilegal atau orientasi pada
pengembangan senjata pembunuh massal? f.
Apakah proyek dapat merugikan syiar Islam, baik secara langsung maupun tidak langsung?
Sementara dalam perbankan konvensional, apabila setiap ketentuan ataupun persyaratan baik secara yuridis hukum positif, keuangan dan ketersediaan
agunan, maka bisnis atau usaha yang dibiayai dapat dilakukan tanpa harus memastikan apakah proyek tersebut halal atau haram sesuai atau tidaknya dengan
syariah. d.
Lingkungan kerja dan Corporate Culture Setiap karyawan pada bank syariah harus memiliki sifat dapat dipercaya amanah,
jujur shiddiq, skillful dan professional yang baik fathanah dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi
tabligh. Dalam hal berpakaian dan tingkah laku, para karyawan merupakan cerminan bahwa mereka bekerja dalam lembaga keuangan yang membawa nama
besar Islam, sehingga tidak ada aurat yang terbuka dan tingkah laku yang kasar akhlak selalu terjaga.
2.3 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil.
Bunga merupakan harga yang harus dibayarditerima untuk meminjammenyimpan uang selama periode tertentu dan biasanya dinyatakan dalam persentase uang yang
dipinjamdisimpan, hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitur-debitur. Sementara bagi hasil adalah hasil untungrugi yang diperoleh atas suatu proyek yang
dibiayai oleh bank maupun peminjam dibagi sesuai dengan ketentuan atau akad yang telah
Universitas Sumatera Utara
17
disepakati bersama. Jadi pada perbankan syariah antara bank dan nasabah mempunyai hubungan dalam bentuk kemitraan Antonio, 2004:30
Tabel 1.3 Perbedaan Antara Bunga Dan Bagi Hasil No
Bunga Bagi Hasil
1 Penentuan bunga dibuat pada waktu akad
dengan asumsi harus selalu untung Penentuan besarnya rasionisbah bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung
rugi
2 Besarnya persentase berdasarkan pada
jumlah uang modalyang dipinjamkan Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
jumlah keuntungan yang diperoleh.
3 Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi Bagi hasil bergantung pada keuntungan
proyek dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.
4 Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan yang berlipat atau ekonomi sedang
”booming”. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan.
5 Eksistensi bunga diragukan kalau tidak
dikecam oleh semua agama, termasuk Islam
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
Universitas Sumatera Utara
18
2.4. Fungsi Produksi
Perkembangan atau pertambahan produksi dalam kegiatan ekonomi tidak lepas dari peranan faktor-faktor produksi atau input. Untuk menaikkan jumlah output yang diproduksi
dalam perekonomian dengan faktor-faktor produksi, para ahli teori pertumbuhan neoklasik menggunakan konsep produksi Dernberg, 1992; Dornbusch dan Fischer, 1997. Menurut
Soedarsono 1998, fungsi produksi adalah hubungan teknis yang menghubungkan antara faktor produksi input dan hasil produksi output. Disebut faktor produksi karena bersifat
mutlak, supaya produksi dapat dijalankan untuk menghasilkan produk. Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang dapat ditunjukan melalui hubungan
antar kurva TPP Total Physical Product atau kurva TP Total Produk, kurva MPP Marginal Physical Product atau Marjinal Produk MP, dan kurva APP Average Physical
Product atau produk rata-rata dalam grafik fungsi produksi Miller dan Meiners, 2000. Fungsi produksi pada suatu perusahaan menggambarkan hubungan antara jumlah keluaran
output dengan variabel masukan input pada suatu waktu tertentu diperusahaan tersebut. Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = f X
1
, X
2
, X
3
, ... , X
n
Dimana: Y = Output
X
1
= Input ke–1 X
2
= Input ke-2 X
3
= Input ke-3 X
n
= Input ke-n Menurut Nicholson 2005, fungsi produksi tersebut memiliki asumsi-asumsi
yang harus diperhatikan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
19
1. Nilai input X
1
, X
2
, X
3
, ... , X
n
dan output Q adalah positif non negative values. 2.
Kuantitas dari input tetap fixed input sudah tertentu jumlahnya dan tidak dapat diubah oleh industri selama periode tertentu.
3. Industri dapat memilih dan menggunakan berbagai kombinasi dari input X1, X2 dan
X3 untuk dapat memproduksi tingkat output tertentu, dan jumlah dari kombinasi ini adalah tidak terbatas.
4. Teknologi dalam industri adalah semua informasi teknik tentang semua kombinasi
input untuk memproduksi output. Teknologi menyatakan bahwa semua kombinasi input X1, X2 dan X3 dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dan karenanya dapat
menghasilkan tingkat output yang berbeda-beda. Fungsi produksi di atas dapat dispesifikasi lebih lanjut dalam bentuk fungsi Produksi:
Q = f K,L Dimana:
Q = output K = input modal
L = input tenaga kerja Dari fungsi produksi di atas, dapat dihitung total produksi yang dihasilkan TP = Q,
tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi Marginal Physical Product MP dan rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi Average
Physical Product AP. Jika diasumsikan bahwa salah satu input adalah konstan dalam jangka pendek, fungsi
produksi dapat disederhanakan. Diumpamakan input modal dianggap konstan, maka fungsi produksinya menjadi: Q = TP = f L
Universitas Sumatera Utara
20
Secara matematis TP akan maksimum jika turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan TP adalah MP, maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.
MP
L
= TP’= Perusahaan dapat menambah jumlah tenaga kerja selama MP 0. Jika MP 0,
penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi terjadinya the Law of Diminishing Return LDR.
Sementara itu, AP akan maksimum pada saat AP’ = 0. Ini terjadi pada saat AP = MP, dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP maksimum.
AP
L
= TPL Ini merupakan prinsip umum dalam menganalisis proses alokasi faktor produksi yang efisien.
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 2.7. : Kurva TP, MP, dan AP
Output
MP=0 TP
Tenaga Kerja MP maks
AP
0 1 2 3
4 5
6 7
8 9
10
0 1 2 3
4 5
6 7
8 9
10 Tenaga Kerja
Tahap I Tahap II
Tahap III
Produk Rata-rata Produk Marginal
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.7. menunjukkan 3 tahapan dalam proses produksi suatu perusahaan. Tahap I terjadi sampai pada saat kondisi AP maksimum. Pada tahap ini, penambahan tenaga kerja
akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu, hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari pada tambahan upah yang harus
dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti berproduksi pada tahap ini Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marginal maupun produksi
rata-rata mengalami penurunan. Namun nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum.
Sedangkan pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi lagi karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan
mengalami kerugian. Oleh karena itu, perusahaan akan berproduksi pada tahap II.
2.5. Efisiensi