Waktu Pengerjaan Kecepatan Pemakanan f

309 Pada mesin bubut, tabel kecepatan pemakanan f dinyatakan dalam satuan milimeter perputaran sehingga f = f . n. Besarnya kecepatan pemakanan dipengaruhi oleh: • jenis bahan pahat yang digunakan; • jenis pekerjaan yang dilakukan, misalnya membubut rata, mengulir, memotong, mengkartel, dan lain-lain; • menggunakan pendinginan atau tidak; • jenis bahan yang akan dibubut, misalnya besi, baja, baja tahan karat stainless steel, atau bahan-bahan nonfero lainnya; serta • kedalaman pemakanan. Sebagai pedoman umum untuk mengetahui besarnya kecepatan pemakanan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kecepatan Pemakanan untuk pahat HSS Pekerjaan kasar yang dimaksud adalah pekerjaan pendahuluan di mana pemotongan atau penyayatan benda kerja tidak diperlukan hasil yang halus dan presisi, sehingga kecepatan pemakanannya dapat dipilih angka yang besar dan selanjutnya masih dilakukan pekerjaan penyelesaian finising. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan gerakan otomatis ataupun gerakan manual, namun demikian tidak boleh mengabaikan kemampuan pahat dan kondisi benda kerja. Semakin tebal penyayatan hendaknya semakin rendah putarannya untuk menjaga umur pahat dan tidak terjadi beban lebih terhadap motor penggeraknya. Sedangkan pekerjaan penyelesaian yang dimaksud adalah pekerjaan penyelesaian finishing akhir yang memerlukan kehalusan dan kepresisian ukuran tertentu, sehingga kecepatan pemakanannya harus menggunakan angka yang kecil dan tentunya harus menggunakan putaran mesin sesuai perhitungan atau data dari tabel kecepatan potong. Pemakaian yang disarankan untuk pahat HSS MATERIAL Pekerjaan kasar Pekerjaan Penyelesaian Milimeter per menit Inch per menit Milimeter per menit Inch per menit Baja mesin Baja perkakas Besi tuang Perunggu Aluminium 0,25–0,50 0,25–0,50 0,40–0,65 0,40–0,65 0,40–0,75 0,010–0,020 0,010–0,020 0,015–0,025 0,015–0,025 0,015–0,030 0,70–0,25 0,07–0,25 0,13–0,30 0,07–0,25 0,13–0,25 0,003–0,010 0,003–0,010 0,005–0,012 0,003–0,010 0,005–0,010 310 b. Frekuensi Pemakanan i Yang dimaksud dengan frekuensi pemakanan adalah jumlah pengulangan penyayatan mulai dari penyayatan pertama hingga selesai. Frekuensi pemakanan tergantung pada kemampuan mesin, jumlah bahan yang harus dibuang, sistem penjepitan benda kerja, dan tingkat finishing yang diminta.

c. Panjang Benda BerjarakJarak Tempuh Alat Potong L

Pada proses pembubutan, jarak tempuh pahat sama dengan panjang benda kerja yang harus dibubut ditambah kebebasan awal Gambar 56. Gambar 56. Jarak tempu pahat bubut d. Perhitungan Waktu Pengerjaan Mesin Bubut T Pada proses pembubutan perhitungan waktu pengerjaan = Jarak tempuh pahat x frekuensi pemakanan dibagi Kecepatan pemakanan kali kecepatan putaran mesin. T = L . F i menit jam Di mana F = f. n f = kecepatan pemakanan n = putaran mesin L = l + la Contoh: Diketahui panjang benda kerja yang akan dibubut l 96 mm, kebebasan awal pahat dari permukaan benda kerja la 4 mm, putaran mesin n 420 rpm dan frekuensi pemakanan i 1 kali, serta kecepatan pemakanannya 0,25 mmmenit. Maka waktu pengerjaannya adalah: T = L . F i = 96 4 . 2 0.25 . 400 = 2 menit 311 1.11 Cara Membubut

1.11.1 Membubut Muka

Membubut permukaan Gambar 57 hendaklah diperhatikan beberapa hal berikut ini. a. Jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam. b. Pahat harus setinggi senter. c. Gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran benda kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu benda kerja dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam putaran mesin harus berlawanan dengan arah mata sayat alat potong. Gambar 57. Membubut permukaan Gambar 58. Arah gerak pahat dan benda kerja