c. Tanggal diterimanya SPT masa PPh pasal 21 dan jumlah setoran
yang dilaporkan d.
Jumlah setoran masa menurut segi pembayaran SSP lembar ke-2 yang telah ditera oleh KPKN
B. Analisa Tingkat Kepatuhan Pemotong PPh Pasal 21
Untuk mengukur tingkat kepatuhan Pemotong Pajak Penghasilan PPh pasal 21, penulis menganalisa tingkat kepatuhan Pemotong Pajak Penghasilan pasal 21
dalam kaitannya dengan SPT Tahunan PPh pasal 21. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Pemotong Pajak Penghasilan pasal 21
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh pasal 21 dalam jangka waktu tiga bulan setelah masa akhir tahun pajak. Jadi Pemotong Pajak
Penghasilan pasal 21 disamping berkewajiban untuk menyetor dan melapor PPh pasal 21 yang dipotongnya untuk setiap masa pajak dalam tahun berjalan juga
berkewajiban untuk menghitung kembali jumlah PPh pasal 21yang terutang setelah berakhirnya tahun pajak. Apabila berdasarkan hasil perhitungan kembali, ternyata
jumlah PPh pasal 21 yang terhutang lebih besar daripada yang telah dipotong selama dalam tahun berjalan, maka Pemotong Pajak Penghasilan pasal 21 harus menyetor
PPh pasal 21 yang masih harus disetor tersebut sebelum SPT Tahunan PPh pasal 21 disampaikan ke KPP Pratama. Atas keterlambatan Pemotong Pajak Penghasilan pasal
21 dalam menyetorkan PPh pasal 21 yang masih harus disetor setelah berakhirnya tahun pajak atau dalam melaporkan SPT Tahunan PPh pasal 21, maka terhadap
Universitas Sumatera Utara
pemotong Pajak Penghasilan pasal 21 dapat dikenakan sanksi administrasi yaitu denda sebesar Rp. 100.000
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pemotongan Pajak Penghasilan PPh pasal 21 dalam kaitannya dengan SPT Tahunan PPh pasal 21, maka dapat diketahui
dari data-data berikut:
Data Mengenai Pengiriman Dan Penerimaan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Periode 2006-2007
No. Perihal 2007
2006 1 2
3 4
1 2
3 4
Jumlah Wajib Pajak epektif SPT Kurang Bayar
SPT Lebih Bayar SPT Nihil
2793 489
2 2302
2774 532
1 2241
Informasi dalam tabel diatas penulis sajikan berdasarkan data-data yang penulis peroleh mengenai pengiriman dan penerimaan SPT Tahunan PPh pasal 21 tahun
pajak 2007 yang diterbitkan oleh KPP Pratama Medan Kota.
Universitas Sumatera Utara
Hal-hal yang dapat dianalisa dari data-data yang disajikan dalam tabel tersebut yaitu:
Tingkat kepatuhan Pemotong Pajak Penghasilan PPh pasal 21 di KPP Pratama Medan Kota dalam menyampaikan SPT Tahunan tahun 2007 ternyata
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2006. Jumlah Wajib pajak epektif atau yang menyampaikan SPT pada tahun 2007 adalah sebanyak 2793 sedangkan pada
tahun 2006 hanya sebanyak 2774, itu berarti tingkat kepatuhan pemotong pajak PPh pasal 21 tahun 2007 mengalami peningkatan sebanyak 19 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2006 SPT Kurang Bayar berjumlah 532 sedangkan pada tahun 2007 hanya sebanyak 489, ini berarti pada tahun 2006 masyarakar Wajib Pajak
masih enggan untuk membayar kewajiban pajaknya atau berusaha memperkecil jumlah pajaknya sehingga menyebabkan jumlah pajak yang Kurang Bayar, ini juga
menunjukkan bahwa kepatuhan Wajib Pajak pada tahun 2007 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006.
C. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi KPP Pratama Medan Kota Terhadap