Pelayanan farmasi klinis yang dapat dilakukan sesuai SK Menkes No. 1197MenkesSKX2004 meliputi:
1. Pengkajian resep
2. Dispensing
3. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat ESO
4. Pelayanan Informasi Obat PIO
5. Konseling
6. Pemantauan kadar obat dalam darah
7. Rondevisite pasien
8. PengkajianEvaluasi Penggunaan Obat EPO
2.7.2.1 Pengkajian resep
Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan administarasi, persyaratan farmasi, dan persyaratan klinis baik untuk
pasien rawat inap maupun rawat jalan. Persyaratan administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien
b. Nama, nomor ijin, alamat, dan paraf dokter
c. Tanggal resep
d. Ruanganunit asal resep
Persyaratan farmasi meliputi: a.
Bentuk dan kekuatan sediaan b.
Dosis dan Jumlah obat c.
Stabilitas dan ketersediaan d.
Aturan, cara, dan tekhnik penggunaan
Universitas Sumatera Utara
Persyaratan klinis meliputi: a.
Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan obat b.
Duplikasi pengobatan c.
Alergi, interaksi, dan efek samping obat d.
Kontra indikasi e.
Efek aditif
2.7.2.2 Dispensing
Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi, menyiapkanmeracik obat, memberikan labeletiket, penyerahan obat
dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem dokumentasi. Tujuan dispensing meliputi:
a. Mendapatkan dosis yang tepat dan aman
b. Menyediakan nutrisi bagi penderita yang tidak dapat menerima makanan secara
oral atau emperal c.
Menyediakan obat kanker secara efektif, efisien, dan bermutu d.
Menurunkan total biaya obat. Dispensing dibedakan berdasarkan atas sifat sediaannya yaitu:
1. Dispensing sediaan farmasi khusus
a. Dispensing sediaan farmasi parenteral nutrisi
Merupakan kegiatan pencampuran nutrisi parenteral yang dilakukan oleh tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan
menjaga stabilitas sediaan, formula standar, dan kepatuhan terhadap prosedur yang menyertai.
b. Dispensing sediaan farmasi pencampuran obat steril
Universitas Sumatera Utara
Melakukan pencampuran obat steril sesuai kebutuhan pasien yang menjamin kompatibilitas dan stabilitas obat maupun wadah sesuai dengan
dosis yang ditetapkan. 2.
Dispensing Sediaan Farmasi Berbahaya Merupakan penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap
pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan
obatnya dari efek toksik dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada saat pencampuran, distribusi, maupun
proses pemberian kepada pasien sampai pembuangan limbahnya. Secara operasional dalam mempersiapkan dan melakukan harus sesuai
prosedur yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang memadai, sehingga kecelakaan terkendali.
2.7.2.3 Pemantauan dan pelaporan efek samping obat