Pengaruh GajiInsentif terhadap Kelengkapan Pengisian Dokumentasi

biasanya tercermin dari berbagai lambang baik gelar jabatan, yang penggunaanya sering di pandang sebagai hak seseorang di dalam dan di luar organisasi . Andrew 1996, perawat yang dewasa dan berhasil akan memiliki maksud dan rasa puas dalam hubungan dengan pekerjaan dan dengan kehidupan pada umumnya. Ia akan mendapatkan bahwa apa pun yang telah diabdikannya dalam pekerjaan akan lebih daripada sekedar memperoleh imbalan. Mengacu kepada hasil penelitian dan dan pendapat di atas maka dapat dijelaskan bahwa penghargaan yang diberikan manajemen rumah sakit kepada tenaga perawat akan memotivasi perawat tersebut dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai perawat, termasuk dalam melengkapi dokumentasi asuhan keperawatan dalam rekam medis.

5.2.2. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kelengkapan Pengisian

Dokumentasi Asuhan Keperawatan pada Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Motivasi ekstrinsik dalam hal ini meliputi gaji, kondisi kerja dan hubungan antar pribadi dengan pembahasan sebagai berikut:

a. Pengaruh GajiInsentif terhadap Kelengkapan Pengisian Dokumentasi

Asuhan Keperawatan pada Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Mengacu kepada hasil penelitian tentang aspek gaji dari 138 orang, hanya 56 orang 40,6 dengan gajiinsentif kategori tinggi, hal ini hal ini menunjukkan bahwa dengan gaji yang tidak begitu tinggi dan mereka bekerja hanya karena merasa sudah digaji dan enggan berbuat lebih dari pekerjaan mereka dan tidak berusaha Universitas Sumatera Utara mengembangkan kinerjanya, sehingga kualitas pengisian rekam medis tergolong rendah Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda menunjukkan aspek gaji berpengaruh p0,05 terhadap kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan pada rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan. Stamps 1997, bahwa faktor intrinsik kerja meliputi: otonomi, status profesional, tuntutan tugas, hubungan interpersonal, interaksi dan gajiupah. GajiUpah adalah pembayaran dalam bentuk barang atau uang dan keuntungan- keuntungan yang diterima oleh individu karena telah bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Upah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang termotivasi untuk bekerja. Umar 2005, kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Proses administrasi upah atau gaji kadang disebut kompensasi melibatkan pertimbangan atau keseimbangan perhitungan. Kompensasi merupakan sumber penghasilan dan status sosial bagi karyawan dan keluarganya. Tingkat penghasilan sangat berpengaruh dalam menentukan standar kehidupan. Memotivasi seseorang untuk bekerja utamanya berasal dari dalam diri bawahan yang sulit dilihat secara sekilas oleh pemimpin. Oleh karena itu, dalam memotivasi bawahan, seorang pemimpin keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai aspek yang dapat memotivasi bawahan baik secara internal maupun eksternal, termasuk didalamnya menetapkan insentif Swansburg RC, 2000. Universitas Sumatera Utara Penelitian Zulkarnaen 2008, insentif merupakan indikator utama pembentuk kompensasi finansial, oleh karena itu perlu ditingkatkan efektifitas pemberian insentif dalam upaya untuk meningkatkan motivasi dan komitmen organisasi karyawan. Upaya peningkatan efektifitas pemberian insentif dapat dilakukan dengan memberikan basis yang kompetitif dan memadai untuk gaji dan tunjangan sehingga insentif dapat memberikan penghasilan tambahan yang dapat mendorong karyawan bekerja secara optimal. Insentif harus didasarkan pada kinerja, para karyawan harus meyakini bahwa ada hubungan antara apa yang mereka kerjakan dengan apa yang mereka terima. Mengacu kepada hasil penelitian dan dan pendapat di atas maka dapat dijelaskan bahwa kesesuaian gaji atau insentif yang diterima perawat akan menentukan kemauan perawat dalam melengkapi dokumentasi asuhan keperawatan dalam rekam medis.

b. Pengaruh Kondisi Kerja terhadap Kelengkapan Pengisian Dokumentasi