BAB III ANALISIS FUNGSI
GENKAN
Genkan adalah area pintu masuk tradisional Jepang untuk
rumah, apartemen, atau bangunan. Fungsi umum dari genkan adalah
tempat untuk melepaskan sepatu sebelum memasuki bagian utama dari rumah atau bangunan. Lantai genkan
disebut tataki 三 和 土 . Setelah masuk, sepatu biasanya diletakkan berbalik menghadap pintu atau diletakkan di
getabako lemari untuk sepatu. Dan biasanya setelah melepas sepatu, seseorang melangkah ke genkan
hanya memakai kaus kaki atau dengan kaki telanjang, untuk menghindari membawa kotoran ke dalam rumah. Setelah
masuk, biasanya sepatu akan dilepas dan diganti dengan sandal, atau sepatu yang dapat dipakai dalam ruangan uwabaki 上 履 き . Kebiasaan melepas
sepatu seseorang sebelum memasuki rumah diyakini lebih dari seribu tahun
Dilihat dari sudut pandang konsep secara tata ruang, genkan dan uchi-soto memiliki suatu hubungan yang sangat erat yang tidak terlepaskan dari fungsi
keduanya terhadap perkembangan psikologi masyarakat Jepang baik dalam diri mereka sebagai individu pribadi, dalam berkeluarga maupun bermasyarakat. Hal
inilah yang mampu menjelaskan mengapa dirumah Jepang dilengkapi dengan yang
lalu. Bahkan tidak hanya dalam melepaskan sepatu saja di genkan namun, dari genkan pun kita dapat mengetahui watak dari pemilik rumah menurut fengsui
yang di percaya oleh masyarakat Jepang.
3.1 Analisis Fungsi Genkan dalam Prespektif Uchi – Soto
Universitas Sumatera Utara
genkan. Jika dilihat dari sudut pandang secara umum, genkan hanya merupakan tempat untuk menerima tamu dan tempat melepaskan sepatu sebelum masuk
kedalam rumah. Namun jika dianalisa dari sudut uchi-soto, peranan genkan
memiliki arti yang lebih dalam, bahkan pada fungsinya secara umum.
Menurut Yamaga-Karns dalam Pence, 2007:12 orang Jepang mempunyai kecenderungan untuk melihat semua orang dalam kelompok-kelompok. In group
dalam kelompok dan out-group di luar kelompok. Orang Jepang adalah dalam uchi dan orang asing selalu luar soto. Menurut Davies dan Ikeno 2003: 217
pembagian ini merefleksikan cabang dasar dalam pola pikir orang Jepang yang juga dikenal dengan Uchi-Soto. Kata Uchi bisa didefinisikan sebagai di dalam,
rumahku, grup yang kita miliki, suamiku atau istriku. Sebaliknya, Soto berarti luar, di luar, kelompok lain, di luar rumah. Meskipun pembagian seperti ini bisa dilihat
di belahan dunia yang lain, tetapi konsep ini fundamental dan menyebar di seluruh Jepang, selain itu juga mempunyai pengaruh yang hebat di masyarakat Jepang,
terutama dalam konteks hubungan sesama manusia. Kuatnya kesadaran masyarakat Jepang akan konsep in-group dan out-group sering dideskripsikan
sebagai kesadaran akan uchi dalam - soto luar, hal ini sudah menjadi karakter
masyarakat Jepang sejak dahulu kala.
Jhon Benjamins 2004 : 22 dalam “Gender, Language and Culture”
menyatakan :
“The concept of uchi ‘inside, in-group’ and soto ‘outside out-group’ is another basic nation that shapes japanese society. Uchi is the self and
member of the self. Interactions that occur within the uchi domain area intimate and informal. soto Interactions take place with out-group
speakers. That is the formal domain.”
Terjemahan :
Universitas Sumatera Utara
“konsep uchi ‘dalam-kelompok’ dan soto ‘luar-kelompok’ merupakan dasar negara yang membentuk masyarakat Jepang. Uchi adalah diri
sendiri dan anggota diri sendiri. Interaksi yang terjadi dalam wilayah uchi intim dan informal. Interaksi soto berlangsung
dengan liaukelompok. Itu termasuk wilayah resmi
Rata-rata dari masyarakat Jepang berpendapat bahwa uchi merupakan suatu pola keruangan yang memungkinkan hubungan yang lebih bersahabat, santai
dan lebih intim dalam berinteraksi. Jika konsep uchi merupakan tempat tinggal yang hanya ditemukan satu diseluruh dunia dan didasarkan pada pandangan
masyarakat Jepang, maka dapat disimpulkan bahwa konsep uchi-soto merupakan
bentuk pengembangan kebudayaan masyarakat Jepang. .
Desain dari arsitektur rumah Jepang, terutama pada rumah tradisional Jepang, merefleksikan pentingnya konsep uchi-soto dalam pembentukan psikologi
masyarakat Jepang. Contoh dari konsep uchi-soto ini juga merupakan dasar yang menjadi faktor pembentuk tata-bahasa dalam bahasa Jepang yang digunakan
dalam interaksi masyarakat Jepang sehari-hari, yang memiliki tingkatan dalam
penggunaannya.
Pada struktur arsitektur dalam tata ruang rumah Jepang, tanpa harus terpaku oleh ukuran luas rumah, rumah Jepang dikelilingin oleh tembok yang
memiliki tinggi kira-kira 1-2 meter yang terbuat dari bata maupun pembatas tradisional yang terbuat dari bambu atau kayu. Pada rumah ini, terdapat pula
gerbang masuk yang memungkinkan kita untuk masuk ke dalam suatu tempat yang berada tepat di depan bangunan rumah. Begitu memasuki gerbang tersebut,
hal yang pertama kali akan rasakan adalah suasana uchi. Hal ini dapat dirasakan karena kita merasa sudah masuk kedalam bagian rumah tanpa dihalangin atau
Universitas Sumatera Utara
dibatasi oleh pagar rumah. Namun bagian mengenai batasan atara uchi-soto masih
tetap bias jika hanya berhenti di tempat ini.
Genkan menandakan adanya perbedaan antara uchi dan soto. Hal tersebut dikarenakan bahwa lingkungan dalam bersih tidak boleh bercampur dengan
lingkungan luar yang kotor. Teori-teori tentang “kekotoran” dan “ kebersihan” itu adalah sebuah sistem klasifikasi yang berhubungan dengan teori-teori tentang
“kekotoran” dan “ kebersihan” yang dipertahankan lebih dalam, seperti yang dijelaskan oleh Mary Douglas 1970 bahwa di dalam masyarakat Jepang
perbedaan antara uchi dan soto adalah sebuah contoh dari klasifikasi yang dipertahankan begitu dalam Understanding Japanese Society : 44. Dan teori
tentang “kekotoran” dan “kebersihan” juga dijelaskan oleh Ohnuki-Tierney 1984 : Chapter 2, Emiko menjelaskan bahwa lingkungan luar dianggap kotor
karena dilingkungan tersebut adalah tempat kuman-kuman. Ketika orang luar masuk ke dalam lingkunganya konsep tentang “kekotoran” langsung terekpresikan.
Lingkungan luar itu adalah tempat dimana orang luar berbeda, Emiko menambahkan orang-orang dari lingkungan tersebut dikatakan hitogomi 人ごみ
yang artinya seperti “ manusia kotor atau sampah” akan tetapi arti dari ungkapan
tersebut yaitu orang banyak yang berada diluar lingkungannya.
Secara fisik, batasan bagian uchi-soto dalam tata ruang bangunan Jepang disimbolkan pada bagian genkan. Untuk masuk ke dalam uchi yang sesungguhnya,
diperlukan waktu untuk dapat masuk kedalam ruang lingkup uchi dalam suatu
keluarga pada suatu rumah.
Universitas Sumatera Utara
Perlu diperhatikan bahwa pemikiran masyarakat Jepang terhadap konsep uchi-soto merupakan suatu hal yang dinamis tidak mengacu pada fisik, karena
dapat berubah sesuai keadaan. Walaupun secara nyata, uchi dapat diartikan
sebagai bagian dalam, namun sebenarnya tidak selalu demikian.
3.2 Analisis Fungsi Genkan dalam Presfektif Religi