iv
3.4 Produksi Perkebunan……………………………………………………….36
3.5 Pemasaran Tembakau……………………………………………………….40
BAB IV EKSISTENSI PERKEBUNAN BULU CINA……………………………51
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………57 5.2 Saran………………………………………………………………………..59
DAFTAR SUMBER..………………………………………………………………………...61 DAFTAR INFORMAN……………………………………………………………………....63
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
v
Daftar Tabel Tabel 1
Curah Hujan Bulu Cina ……………………………………………………13 Tabel 2
Keadaan Tanah di Sumatera Timur……………………………………….14 Tabel 3
Penggunaan Luas Lahan Kecamatan Hamparan Perak…………………25
Universitas Sumatera Utara
vi
Daftar Diagram Diagram 1
Produksi Ekspor Tembakau Sumatera Tahun 1974 - 1981 ………………42 Diagram 2
Produksi Ekspor Tembakau Sumatera Tahun 1982 - 1989 ………………43 Diagram 3
Produksi Ekspor Tembakau Sumatera Tahun 1990 - 1996 ………………44
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Perkebunan Tembakau Deli di Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak 1974-1996”. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk menjelaskan bagaimana keadaan
tanaman tembakau Deli di Bulu Cina sebelum proses nasionalisasi, menjelaskan keadaan tanaman tembakau Deli perkebunan Bulu Cina dalam naungan P.T. Perkebunan IX, serta
menjelaskan faktor-faktor yang mendukung perkebunan Bulu Cina tetap bertahan dalam penanaman tembakau Deli. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode sejarah yaitu, melalui proses heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi lapangan.
Dari hasil penelitian ini maka perkebunan Bulu Cina ini ialah milik pengusaha Belanda yang berada di bawah naungan Deli Maatschapij. Perkebunan ini terletak di Kecamatan
Hamparan Perak. Kebun Bulu Cina inilah salah satu kebun yang pada waktu itu mengubah wajah Sumatera Timur menjadi wilayah yang potensial akan tembakaunya. Setelah memasuki masa
nasionalisasi, Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1958. Kemudian tahun 1974 merupakan tonggak sejarah bagi Kebun Bulu Cina, karena kebun ini dikelola oleh pemerintah
Republik Indonesia. Melalui proses pada tahun 1869 Kebun Bulu Cina di bawah Deli Maatschapij
, tahun 1910 berada di bawah naungan NV. VDM, tahun 1959 di bawah naungan PPN Baru, 1960 Kebun Bulu Cina dikelola oleh PPN Cabang Sumatera Utara cabang Sumut-I,
tahun 1961 di bawah naungan PPN Tembakau Deli-II, tahun 1968 oleh PNP IX, tahun 1974 lah Kebun Bulu Cina resmi dikelola oleh PTP-IX dan 1996 PTP IX berubah menjadi PTP Nusantara
II.
Setelah di bawah naungan pengelolaan PTP IX, perkebunan ini banyak mengalami perubahan. Perubahan terjadi pada luas areal perkebunan, produksi perkebunan, juga pemasaran
perkebunan. Banyak terjadi kemerosotan pada perkebunan ini setelah nasionalisasi dilancarkan. Namun walaupun terjadi kemerosotan, tanaman tembakau tetap konsisten diproduksi, karena ada
pasar yang menampung hasil dari tembakau Deli, juga menjaga nama Indonesia khususnya Sumatera Utara sebagai penghasil tembakau Deli. Tidak hanya itu kesejahteraan tenaga kerja
juga turut diperhatian oleh pihak PTP IX. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkebunan Bulu Cina merupakan perkebunan warisan kolonial yang masih tetap bertahan sampai saat ini.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN