Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan spesifikasi produk yang dibuat.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah persoalan yang khas dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pendidikan dapat diartikan dari sudut pandang yang luas yaitu segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui suatu hal yang ingin diketahui. Selain itu, pendidikan juga dapat diartikan dengan pendekatan dalam arti sempit, yaitu seluruh kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di dalam lembaga pendidikan sekolah Suhartono, 2009: 43-46. Pendidikan yang baik, idealnya dapat memberikan pembelajaran yang efisien, sehingga tujuan dari pendidikan itu dapat tercapai. Oleh karena itu, pendidikan yang ada di bangku sekolah, khususnya sekolah dasar, perlu mengetahui mengenai perkembangan anak. Perkembangan anak menurut Piaget dibagi menjadi empat tahap, yaitu 1 sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia dua tahun, 2 tahap praoperasional yang berlangsung dari usia dua tahun sampai usia 7 tahun, 3 tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia tujuh tahun sampai 12 tahun, 4 tahap operasional formal yang berlangsung pada usia 12 tahun sampai dengan dewasa Salkind, 2009: 328. Dari tahap-tahapan tersebut diharapkan dalam pembelajaran bisa menggunakan perangkat pembelajaran yang memuat suatu pengalaman yang utuh dan tak terpisahkan, sehingga dalam prosesnya peserta didik mampu menyerap pengalaman belajar dengan baik. Melalui pengalaman belajar yang baik, pengetahuan yang didapatkan oleh peserta didik dapat bertahan lebih lama. Guru dihadapkan pada kenyataan yang sulit, seperti keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah menjadikan guru cenderung lebih sering menggunakan metode yang cepat saji seperti ceramah walaupun metode ini hanya menjadikan siswa pasif, tidak kreatif apalagi menyenangkan. Tingkat perhatian siswa tidak optimal, siswa hanya dianggap sebagai obyek. Hal ini jelas tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku sekarang ini, dimana siswa diberdayakan dalam proses pembelajaran optimal. Siswa bukannya obyek tetapi subyek pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai motivator, fasilitator, dan mediator Suhartono, 2009: 43- 46. Pendidikan seharusnya diarahkan pada tujuan yang mendasar terlebih dahulu sebelum tujuan yang lebih kompleks diajarkan, seperti pengajaran membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Fokus utama tujuan pengajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yaitu ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan menulis. Keempat aspek kemampuan berbahasa tersebut saling berkaitan erat, sehingga merupakan satu kesatuan, artinya keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berbahasa yang lain. Di sekolah, pembelajaran Bahasa Indonesia memang memiliki peranan yang sangat penting dibandingkan dengan pembelajaran yang lain. Seperti yang dikemukakan Akhadiah dalam Darmiyati dan Budiasih 2001: 57. Kemampuan membaca sangat menunjang didalam siswa mengenal dan memahami huruf, dari kemampuan membaca juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami berbagai konsep disiplin ilmu dengan mudah. Namun, apabila keterampilan membaca siswa kurang maka dapat berpengaruh pada terhambatnya proses kegiatan belajar mengajar. Akhadiah dalam Darmiyati dan Budiasih, 2001: 57 kemampuan membaca sangat menunjang didalam siswa mengenal dan memahami huruf, dari kemampuan membaca juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami berbagai konsep disiplin ilmu dengan mudah. Namun, apabila keterampilan membaca siswa kurang maka dapat berpengaruh pada terhambatnya proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2016 dengan guru kelas 3 SDN Tlacap. Guru tersebut mengatakan bahwa siswa kelas bawah masih belum bisa membaca, namun ada beberapa siswa yang sudah bisa membaca. Siswa yang sudah bisa membaca tetapi masih bingung dengan isi bacaan yang mereka baca. Menurut, guru kelas 3 SDN Tlacap, siswa yang masih bingung dengan isi bacaan yang dibacanya dan siswa yang belum bisa membaca disebabkan karena media penyampaiannya kurang kreatif dan membuat siswa menjadi malas dan bosan, seharusnya media yang digunakan harus lebih kreatif, interaktif, dan menarik minat baca para siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca siswa adalah tidak adanya media pembelajaran. Mitchell dalam Nurgiyantoro, 2005: 153 menjelaskan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin, baik gambar maupun teks secara sendiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi. Di lingkungan semua kebutuhan manusia sudah tersedia sehingga manusia berupaya mengeksploitasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya hubungan manusia dengan alam, maka dapat dipastikan bahwa kondisi alam sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia. Terkadang manusia tidak sadar dengan perilakunya terhadap alam akan berdampak terhadap dirinya. Pendidikan yang dimulai sejak dini tentang lingkungan hidup akan menghasilkan individu yang peduli dengan lingkungan hidupnya. Pemberian materi tentang pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar sangat penting karena akan membuat siswa mengerti seluk beluk lingkungannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan Research and Development penggunaan buku media cerita bergambar untuk pendidikan sekolah dasar. Media cerita bergambar merupakan upaya efektif sebagai media pembelajaran membaca serta media pendidikan lingkungan hidup bagi siswa . Penelitian yang dikembangkan berjudul : “Pengembangan Buku Cerita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Kelas III Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah