Kasus Posisi ANALISIS HUKUM TERHADAP PENUNDAAN EKSEKUSI ASET

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PENUNDAAN EKSEKUSI ASET

BADAN USAHA MILIK NEGARA STUDI KASUS PENUNDAAN EKSEKUSI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 4008 K PDT 2001 ANTARA PT. PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN DENGAN SAKDYMAH DKK OLEH PENGADILAN NEGERI MEDAN

A. Kasus Posisi

Bahwa alm. Ali Umar suami dan orang tua ParaPenggugat memiliki sebidang tanah yang berasal dari pembelian dan ganti rugi yang terletak di Lingkungan X-B sekarang di kenal dengan nama lingkungan X – A Kel. Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan Kodati 11 Medan , semula luas 23.538 M2 duapuluh tiga ribu limaratus tigapuluh delapan meter persegi , dengan batas batas sebagaimana tersebut dalam surat gugatan, kemudian tanah tersebut terkena proyek pelebaran Sungai Deli 2.398 M2 duaribu tigaratus sembilanpuluh delapan meter persegi , sisanya lebih kurang 21.140 M2 duapuluh satu ribu seratus empatpuluh meter persegi , selanjutnya disebut sebagai tanah sengketa . Bahwa pada tanggal 28 Agustus 1968 diadakan perjanjian jual beli atas tanah sengketa antara Pemohon Eksekusi selaku penjual dengan Termohon Eksekusi selaku pembeli , namun uang harga ganti rugi tanah sengketa belum dibayar lunas oleh Termohon Eksekusi karena masih menunggu persetujuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Jakarta, sebagaimana termaktub dalam “Surat Keterangan “ Dirjen. Perhubungan Laut No. 8201PP.K-5568. Bahwa meskipun Termohon Eksekusi belum membayar lunas harga tanah sengketa kepada Pemohon Eksekusi, Termohon Eksekusi membangun rumah dinas rumah pegawainya dan fasilitas-fasilitas lain dan atas hal tersebut alm. Ali Umar melakukan protes dan menghalangi pembangunan rumah dinas rumah pegawai dan fasilitas-fasilitas lain milik dari Termohon Ekseskui namun Termohon Eksekusi tidak mengindahkannya dan pembangunan berjalan terus. Bahwa sebelum perkara ini diajukan ke Pengadilan Negeri Medan , alm. Ali Umar telah berulang kali mengadakan musyawarah dengan Termohon Eksekusi , Namur hingá saat ini Termohon Eksekusi tidak membayar harga tanah sengketa tersebut kepada Pemohon Eksekusi ; Bahwa Pemohon Eksekusi selaku Penggugat kemudian mengajukan gugatan terhadap Termohon Eksekusi di Pengadilan Negeri Medan terdaftar dibawah Reg. Pekara No. 420Pdt.G1998PN., dengan petitum tuntutan yang berbunyi sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya 2. Menyatakan syah dan berharga sita jaminan tersebut diatas ; 3. Menyatakan Penggugat adalah satu satunya yang berhak atas tanah terpekara ; 4. Menyatakan bahwa Tergugat menguasai objek perkara dengan cara melawan hukum ; 5. Menghukum tergugat membayar ganti rugi materil yang diderita Penggugat sebasar Rp. 560.000.000,- lima ratus enam puluh juta rupaih ; 6. Menghukum Tergugat untuk segera merealisasi pembelian tanah Penggugat objek perkara dengan harga sekarang total Rp. 3.171.000.000,- tiga milyar seratus tujuh puluh satu juta rupiah ; 7. Menghukum Tergugat untuk membayar Rp. 1.000.000,- satu juta rupiah perhari apabila terlambat melaksanakan putusan ini ; 8. Menyatakan tidak syah segala surat surat yang terlanjur dikeluarkan oleh instansi pemerintah atas tanah terpekara ini atas nama Tergugat dan siapa saja yang mendapatkan hak atas tanah tersebut dari Tergugat ; 9. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta walaupun ada perlawanan, banding maupun kasasi Uitvoerbaar Heid Bij Voorraad ; Menghukum Tergugat membayar semua ongkos perkara ; Atau : Mohon putusan yang seadil adilnya ex aequo et bono; Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Medan telah mengambil putusan yaitu putusannya tanggal 22 Maret 1999 No. 420Pdt.G1998PN. Mdn. Yang amarnya berbunyi sebagai berikut dalam eksepsi: menolak eksepsi Tergugat tersebut ; dan Dalam Pokok Perkara: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian ; 2. Menyatakan Penggugat Penggugat adalah yang berhak atas tanah terpekara ; 3. Menyatakan bahwa tergugat menguasai tanah objek perkara dengan cara melawan hukum ; 4. Menghukum Tergugat untuk segera merealisasi pembelian tanah Penggugat Penggugat objek perkara dengan harga sekarang total Rp. 2.002.800.000,- dua milyard dua juta delapan ratus ribu rupiah ; 5. Menghukum tergugat pula untuk membayar ongkos perkara sejumlah Rp. 38.000,-tiga puluh delapan ribu rupiah 6. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya ; Putusan mana dalam tingkat banding atas Permohonan Tergugat telat dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medan dengan putusannya tanggal 19 Juli 2000 No. 501Pdt1999PT. Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada kedua belah pihak pada tanggal 4 Desember 2000 kemudian terhadapnya olehTergugat pembanding dengan perantaraan kuasanya khusus,berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 8 Desember 2000 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 157PdtKasasi2004PN.Mdn yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan, permohonan mana kemudian disusul oleh memori kasasi yang memuat memuat alasan yang diterima di Kepaniteran Pengadilan Negeri Medan tersebut pada tanggal 21 Desember 2000; Bahwa setelah itu oleh para Termohon Kasasi yang pada tanggal 5 Februari 2001 terlah diberitahukan tentang memori kasasi dari Pemohon Kasasi dan diajukan jawaban memori kasasi yang diterima pada tanggal 16 Februari 2001 ; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan pada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ; Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah : 1. Bahwa judex facti salah menerapkan hukum karena mengabulkan gugatan para Penggugatpara Termohon Kasasi dan menyatakan TergugatPemohon Kasasi menguasai tanah yang menjadi objek sengketa dengan cara melawan hukum. Hal ini tidak terbukti karena Pemohon Kasasi menguasai objek sengketa berdasarkan jual beli sesuai akta jual beli tertanggal 28 Agustus 1968 dan belum dibatalkan serta bukti ini dibenarkan sesuai dengan putusan Pengadilan Negeri halaman 29 2. Bahwa judex facti telah mengakui adanya jual beli sebagaimana terbukti dengan adanya Akta Jual beli tertanggal 28 Agustus 1968 tidak dibatalkan dan adanya butir putusan yang menyebutkan menghukum TergugatPemohon Kasasi untuk merealisasikan pembelian tanah terpekara yang dalam hal ini jual beli adalah sah ; 3. Bahwa sesuai dengan keberatan butir 2 tersebut diatas maka penguasaan tanah oleh Pemohon Kasasi adalah tidak melawan hukum dan karenanya,seharusnya gugatannya mengenai hutang piutang ; 4. Bahwa sebenarnya kalau gugatannya mengenai hutang piutang juga tidak tepat karena dalam jual beli tertanggal 28 Agustus 1968 telah terang dan jelas bahwa Sdr. Mohd Ali Umar telah menerima lunas uang harga tanah tersebut. Dengan adanya kalimat ini tidak menjadi kewajibab adanya kwintasi ; 5. Bahwa Pemohon Kasasi keberatan dikarenakan judex berperasangka bahwa proses pengeluaran uang negara rumit sehingga tidak mungkin secepat itu padahal jual beli tanah tersebut menggunakan dana dari kas Usaha Karya Berdikari yang sampai saat ini pembukuannya belin ditemukan ; 6. Bahwa judex facti mengabaikan azas kepatutan dan norma keadailan karena tidak didahului pemeriksaan sidang lapangan terhadap tanah perkara oleh karenanya cenderung judex facti mengeluarkan putusan yang keliru dan tidak adil ; 7. Bahwa judex facti mengabaikan azas kepatutan dan norma keadilan karena menerima saksi yang dihadirkan para Penggugatpara Termohon kasasi dengan tidak mengalami sendiri serta tidak melihatnya sendiri tetapi hanya mendengar dari orang lain ; 8. Bahwa saksi saksi yang diajukan para Penggugat Para Termohon Kasasi terlalu dipaksakan dan diatur memberikan keterangan yang telah diajarkan sehingga tidak logis misalnya saksi Sukiran yang berumur 85 tahun masih ingat dengan persis tanggal, bulan dan tahun ; Menimbang, bahwa terhadap keberatan keberatan tersebut Mahkamah Agung berpendapat ; Mengenai keberatan ad 1, Bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan karena Pengadilan Tinggi dapat mengambil alih pertimbangan hukum Pengadilan Negeri ; Mengenai keberatan keberatan ad. 2, ad. 3, ad. 6, ad. 7, ad.8 : Bahwa keberatan keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan karena mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam pelaksanakaan hukum, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 Undang Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang Undang No. 5 Tahun 2004 ; Mengenai keberatan keberatan ad. 4, ad. 5 Bahwa keberatan keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan karena tidak mengenai pokok persoalan dalam perkara ini irreelevant ; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas lagi pula ternyata bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dalam hukum dan atau Undang Undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi Pemerintah RI.Cq.Menteri Perhubungan RI. Cq. Dikertorat Perhubungan Laut, Cq.PT. Persero Pelabuhan 1 Belawan, tersebut harus ditolak ; Menimbang, oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak, maka dibebani membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang Undang No. 4 Tahun 2004, Undang-undang No. 14 Tahun1985 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang Undang No. 5 Tahun 2004 serta Undang Undang dan peraturan lain yang bersangkutan ; Namun dalam kenyataan Pengugat tidak mendapatkan haknya seperti yang telah diputuskan oleh Mahkamah Agung. Tindakan hukum yang dilakukan keluargaahli waris penggugat adalah mengirimkan surat pengaduan kepada Presiden RI mengenai permohonan eksekusi ganti rugi atas tanah yang menjadi objek gugatan. Atas dasar hal tersebut Sekretariat Negara berdasarkan Surat Nomor B- 1664SetnegDD-5042008 mengirimkan surat kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan untuk meneruskan pengaduan dari penggugat mengenai kemungkinan langkah tindak anjut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya pada tanggal 15 juli 2009 kembali penggugat melalui ahli waris melayangkan surat pengaduan kepada Presiden RI terkait objek gugatan dan kembali ditindak lanjuti oleh sekretariat negara dengan meneruskan kepada Menteri BUMn untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut. Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 25 Februari memberikan pemberitahuan kepada Dirut PT Persero Pelabuhan Indonesia I Belawan untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran ganti rugi tanah warisan milik pengugat. Namun surat pemberitahuan ini juga tidak ditindak anjuti dengan eksekusi ganti rugi tanah. Selanjutnya Pengadilan negeri Medan kembali memberikan surat peneguran agar PT Persero Pelabuhan Indonesia I Belawan untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran ganti rugi tanah warisan milik pengugat. Atas tertudanya beberapa kali eksekusi walaupun telah di keluarkannya surat teguran dari Pengadilan Negeri Medan maka Ahli Waris Alm Mohd. Ali Umar membuat surat pengaduan kepada Mahkamah Agung. Surat ini di tindak lanjuti dengan Surat Mahkamah Agung kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan untuk memberikan klarifikasi tentang penyemab tersendatnya eksekusi tersebut. Dalam surat Pengadilan Negeri Medan menanggapi pengaduan ahli waris alm. Mohd Ali Umar maka Pengadilan Negeri Medan pada point dua surat tersebut menjelaskan bahwa Pengadilan Negeri Medan tidak dapat melaksanakan eksekusi lebih lanjut karena termohon EksekusiPT Pelabuhan Indonesia adalah termasuk Badan Usaha Milik Negara yang menurut pasal 50 UU No 1 Tahun 2004 tentang pembendaharaan Negara dilarang untuk disita oleh pihak manapun.

B. Analisa Kasus