12
Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa layanan sirkulasi adalah suatu tempat yang melayani kegiatan yang ada di perpustakaan untuk melayani
peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Layanan sirkulasi merupakan layanan pokok yang dimiliki oleh perpustakaan, karena berhubungan langsung
dengan koleksi perpustakaan.
2.2.2 Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan kegiatan layanan di perpustakaan. Keberadaan koleksi harus dibina, dirawat, diatur secara tepat
sehingga memudahkan pengguna perpustakan dalam mencari bahan pustaka. Jumlah koleksi harus selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Menurut Wiji Suwarno 2007 : 41 koleksi bahan pustaka ialah “Sejumlah
bahan pustaka yang telah ada di perpustakaan dan telah diolah diproses, sehingga siap dipinjamkan atau digunakan oleh pengguna perpustakaan”.
Sedangkan menurut Soeatminah 1992 : 30 adalah “Kumpulan buku atau non buku yang disimpan secara sistematis, karena mempunyai kegunaan agar
setiap kali diperlukan dan dapat ditemukan kembali”.
2.2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi perpustakaan merupakan unsur penting dalam mewujudkan fungsi perpustakaan dengan baik. perpustakaan menyediakan koleksi yang disesuaikan
dengan tujuan dan kebutuhan pengguna perpustakaan. Beberapa jenis koleksi perpustakaan sebagai berikut :
Menurut Soeatminah 1992 : 10 buku teks atau buku pelajaran adalah “suatu buku tentang satu bidang ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan sistematika
dan organisasi tertentu sehingga memudahkan proses pembelajaranya baik oleh guru maupun murid.
Sedangkan Menurut Wiji Suwarno 2011 : 64 buku teks penunjang adalah sebagai berikut :
1. Buku pegangan.
Universitas Sumatera Utara
13
Merupakan jenis buku yang termasuk buku rujukan yang berisi ikhtisar pokok bahasan atau subyek tertentu mengenai suatu ilmu pengetahuan
yang digunakan untuk petunjuk dalam penerapan praktiknya atau dalam pemberian pelajaran.
2. Buku pedoman.
Merupakan jenis buku yang termasuk sebagai buku rujukan yang berisi informasi cara melakukan suatu kegiatan.
2.2.4 Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka
Dalam pengadaan koleksi bahan pustaka perlu meninjau kesesuaian koleksi dengan kebutuhan pengguna. Sedangkan menurut Darmono 2007 : 58 ,
secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan mencakup 3 kegiatan utama yaitu :
1. Pemilihan atau seleksi bahan pustaka.
2. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar menukar, penerimaan
hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan.
3.
Inventarisasi bahan yang telah diadakan serta statistik pengadaan bahan p
ustaka.
Agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna maka dalam pengadaan koleksi harus dilakukan pemilihan.
2.2.4.1 Pemilihan Koleksi
Pemilihan bahan pustaka merupakan langkah yang akan menjaga dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Menurut Soetminah 1992:76 ada empat prinsip dalam pemilihan bahan pustaka yang harus di pilih secara cermat dan disesuaikan dengan cara sebagai
berikut : 1.
Minat dan kebutuhan masyarakat pemakai. 2.
Tujuan fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan. 3.
Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti yang positif. Sedangkan menurut Noerhayati 1988 : 294, prinsip-prinsip yang harus
dipedomani dalam memilih bahan pustaka yaitu : 1.
Pilih buku yang tepat untuk pembaca perpustakaan. 2.
Permintaan merupakan suatu faktor utama dalam seleksi bahan pustaka.
Universitas Sumatera Utara
14
3. Pilih buku-buku yang benar-benar dapat mengembangkan dan
memperkaya kehidupan masyarakat yang kita layani. 4.
Setiap koleksi perpustakaan seharusnya dibina menurut suatu rencana yang tertentu atas dasar fundasi umum yang luas.
5. Kualitas bahan-bahan haruslah dihubungkanada sangkut pautnya
dengan dua standar pokok lainnya dari penyeleksian tujuan dan kebutuhan.
Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa prinsip dalam memilih bahan pustaka yang harus dipedomani berlandasan pada kebutuhan pengguna,
berorientasi pada pengguna, sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan, dan informasi yang akan disediakan merupakan informasi yang terbaru dan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menyesuaikan bahan pustaka dengan koleksi, pemilihan bahan
pustaka harus mempedomani prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka. Menurut Darmono 2007 : 71 prinsip-prinsip pemilihan koleksi adalah sebagai berikut :
1. Semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan
keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan untuk perpustakaan sekolah umumnya perbandingan jenis bahan pustaka adalah
60 koleksi penunjang kurikulum baik buku paket, baik buku wajib maupun buku penunjang, dan 40 adalah koleksi umum baik fiksi
maupun buku-buku tentang pengetahuan umum lainnya.
2. Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang
merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh penanggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung. Untuk
sekolah harus disahkan oleh kepala sekolah.
Sedangkan menurut Soeatminah 1992 : 67, prinsip pemilihan koleksi di perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Relevansi, Pembinaan koleksi seharusnya relevan dengan tujuan
perpustakaan. Karena setiap jenis perpustakaan mempunyai tujuan tersendiri yang berbeda satu sama lain.
2. Prinsip Individual berorientasi kepada kebutuhan pemakai, pembinaan
koleksi hendaknya berorientasi pada minat dan kebutuhan pemakai secara individualpribadi agar dapat membantu perkembangannya.
3. Prinsip Kelengkapan, Koleksi perpustakaan diusahakan agar lengkap dan
setiap jenis pustaka mendapat perhatian yang seimbang agar perawatan dan pemanfaatannya merata.
4. Prinsip Kemutakhiran, Bahan pustaka yang dihimpun hendaknya dipilih
yang mutakhir sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar pemakai dapat memperoleh informasi yang selalu sesuai
dengan perkembangan zaman.
Universitas Sumatera Utara
15
Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa prinsip dalam memilih bahan pustaka yang harus dipedomani berlandasan pada kebutuhan pengguna,
berorientasi pada pengguna, sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan, dan informasi yang akan disediakan merupakan informasi yang terbaru dan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolog
2.2.4.2 Cara Pengadaan Koleksi
Pengadaan koleksi bahan pustaka sebagai pengisian perpustakaan dengan sumber-sumber informasi, maka perpustakaan perlu cara pengadaaan bahan
koleksi bahan pustaka. Menurut Sutarno NS 2006 : 177 pengadaan koleksi bahan pustaka dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Pembelian baik langsung maupun melalui pihak ketiga.
2. Melakukan tukar menukar.
3. Mendapatkan bantuan atau sumbangan.
4. Mengadakan seperti membuat foto kopi, membuat duplikasi, membuat
CD, dan lain sebagainya. 5.
Menerbitkan, termasuk di dalamnya membuat kliping Koran.
Sedangkan menurut Darmono 2007 : 58 secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan mencakup 3 kegiatan utama yaitu :
1. Pemilihan atau seleksi bahan pustaka.
2. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar menukar,
penerimaan hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan. 3.
Inventarisasi bahan yang telah diadakan serta statistik pengadaan bahan p
ustaka.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa Pengadaan koleksi proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi
yang diadakan suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir agar tidak mengecewakan pengguna
yang dilayani.
2.2.5 Penerimaan Bahan Pustaka
Penerimaan bahan pustaka adalah pendataan bahan pustaka yang menjadi koleksi perpustakaan dalam proses pengolahan bahan pustaka. Pendataan tersebut
Universitas Sumatera Utara
16
dilakukan pada buku induk inventarisasi atau komputer jika perpustakaan sudah terautomasi.
Inventarisasi pendataan ini merupakan kegiatan yang mencatat koleksi bahan pustaka yang menjadi hak milik perpustakaan dengan spesifik mulai dari
nomor induk, judul, pengarang, jenis, jumlah, harga dan informasi yang ada dalam buku induk.
Menurut Soetminah 1992 : 81 inventarisasi adalah sebagai berikut : 1.
Mencatat setiap eksemplar buku dalam buku induk. 2.
Memberi nomor indukinventarisasi setiap eksemplar buku dan mencatatnya dalam buku yang bersangkutan.
3. Majalah di catat dalam kartu majalah dalam kartu majalah agar mudah
diketahui volume dan nomor edisi yang diterima. 4.
Majalah yang dijilid diperlakukan sebagai buku. 5.
Member capstempel milik pada setiap buku pada halaman tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangakn menurut Sutarno 2006 : 182 keterangan yang dicatat dalam buku inventarisasi atau induk adalah :
1. Nama pengarang
2. Judul buku
3. Tanggal diterima di perpustakaan
4. Tahun terbit
5. Judul buku
6. Edisi
7. Nama penerbit
8. Bahasa yang dipakai: IndonesiaInggris dan lain-lain
Dengan dilakukannya pendataan atau buku induk inventarisasi, maka kita dapat mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan, jumlah
eksemplar dan judul, jumlah eksemplar yang berbahasa Indonesia, asing dan lain- lain. Kegiatan inventarisasi pendataan bertujuan untuk mengontrol kepemilikan
koleksi dan jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan. Dengan inventarisasi ini perpustakaan dapat menyusun statistic bahan pustaka yang sudah atau belum
dimiliki perpustakaan. 2.3 Pengertian Membaca
Membaca mengandung pengertian sebagai suatu proses penafsiran dan pemberian makna tentang lambang-lambang oleh seorang pembaca dalam
Universitas Sumatera Utara
17
usahanya untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Dari membaca juga salah satu keterampilan dalam
berkomunikasi. Membaca merupakan suatu kegiatan yang terpadu dan mencangkup
beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud
bacaan. Farida Rahim 2005 : 3 sehubungan dengan hal diatas bahwa definisi membaca mencakup antara lain ialah :
1. Membaca merupakan suatu proses, dimaksudkan informasi dari teks
dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
2. Membaca adalah strategis, pembaca yang efektif menggunakan
berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.
3. Membaca merupakan interaktif, orang yang senang membaca suatu
teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami
sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
Sedangkan menurut Mulyati 2009 : 12 membaca adalah : Keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Tetapi pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang
telah berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terinregrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
2.3.1 Prinsip-Prinsip Membaca