PENDAHULUAN, DESKRIPSI PROYEK, ELABORASI TEMA, ANALISA, KONSEP, GAMBAR KERJA DAN FOTO MAKET ELABORASI TEMA

8

I.7. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN,

membahas mengenai latar belakang pemilihan judul, permasalahan yang ada, maksud dan tujuan, pendekatan masalah, ruang lingkup dan batasan masalah, kerangka berpikir, asumsi dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK,

membahas mengenai deskripsi, pengertian dan batasan proyek, studi lokal, tinjauan khusus, gambaran umum lokasi proyek, lingkup dan batasan proyek, dan studi tipologi bentuk pasar tradisional dan bangunan pusat perbelanjaan.

BAB III ELABORASI TEMA,

mengemukakan mengenai tinjauan teoritis pengertian tema, interpretasi tema, dan studi banding tema sejenis.

BAB IV ANALISA,

membahas dan mempelajari masalah yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya secara terperinci berdasarkan fakta-fakta data serta standar-standar yang sudah ada, dimulai dengan analisa mikro yang berkaitan dengan lingkungan dan analisa mikro yang berkaitan dengan tapak dan bangunan.

BAB V KONSEP,

menguraikan konsep dasar perancangan pasar tradisional dan pusat perbelanjaan yang terdiri dari konsep dasar perencanaan tapak dan konsep dasar perencanaan bangunan.

BAB VI GAMBAR KERJA DAN FOTO MAKET

Universitas Sumatera Utara

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Universitas Sumatera Utara 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.1. Terminologi Judul

Judul kasus yang diambil pada proyek Tugas Akhir ini adalah “Redevelopment Kawasan Pasar Marelan”, untuk memudahkan dalam memahami judul yang diambil maka akan dibahas masing-masing kata yang membentuk judul tersebut.

II.1.1. Pengertian Judul Redevelopmen

bisa berupa pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut. Maksud dari proses pembangunan kembali tergantung kepada kondisi wilayah yang akan diremajakan, pada dasarnya menyangkut tiga hal pokok : 1. Memberikan vitalitas baru 2. Meningkatkan vitalitas yang ada 3. Menghidupkan kembali vitalitas yang lama telah pudar Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat menyumbang kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari segi ekonomi, sosial budaya, fisik, dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi ekonomi yang paling besar untuk dikembangkan. Selain dari dampak yang bersifat membangun, redevelopmen juga dapat menimbulkan dampak-dampak negatif, antara lain : 1. Aspek fisik : lenyapnya unsur-unsur fisik kota yang tadinya telah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat dapat menimbulkan dampak psikologis pada masyarakat, misalnya hilangnya sumber-sumber fisik yang biasa dipakai sebagai patokan untuk berorientasi dalam kota. Universitas Sumatera Utara 8 2. Aspek ekonomis : tergusurnya sarana ekonomi yang masih berfungsi kendati dianggap kurang memadai terutama yang menyangkut kehidupan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah 3. Aspek budaya : hilangnya bangunan tua yang memiliki arti sejarah maupun nilai-nilai arsitektur yang biasa menjadi landmark kota 4. Aspek sosial : tergusurnya masyarakat penghuni ke tempat yang lebih jauh dari sumber mata pencaharian semula. 5. Aspek politis : penanganan yang kurang baik dalam hal pembebasan tanah dan proses relokasi penduduk sering menimbulkan kegiatan- kegiatan yang secara politis sangat peka. Pengertian pasar berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”, ada beberapa, antara lain : 1. Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan dan sebagainya dengan maksud mencari derma. 2. Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya Medan Marelan , merupakan salah satu Kecamatan di bagian utara Kota Medan. Jadi dapat simpulkan pengertian dari ”Redevelopmen Kawasan Pasar Marelan” adalah ”Pembangunan kembali Kawasan Pasar Marelan dengan menambah luasan, yang diperuntukkan sebagai tempat berjual beli kawasan Marelan yang bertujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan pasar serta lingkungan di Sekitar Pasar. ”

II.1.2. Klasifikasi Pasar

Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Berikut merupakan jenis-jenis pasar berdasarkan klasifikasinya. Universitas Sumatera Utara 9 - Menurut sifatnya pasar di bagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a. Pasar nyata konkret. Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-barang dagangan secara langsung. Contoh : pasar buah, ikan, sayur, dll b. Pasar abstrak. Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh : pasar bursa, obligasi, dll - Menurut pelayanan dan area administrasi pemerintahan pasar dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a. Pasar lingkungan . Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas satu kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar tersebut dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari. b. Pasar wilayah . Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan permukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari pasar lingkungan. c. Pasar kota . Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana barang-barang yang diperjualbelikan lengkap. d. Pasar regional. Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan sekitarnya. e. Pasar perumahan . Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT. Universitas Sumatera Utara 10 - Menurut sifat barang yang dijual pasar dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a. Pasar induk. Pasar yang merupakan pusat pengumpulan, pusat pelelangan dan pusat penyimpanan bahan-bahan sandang pangan untuk disalurkan kepada grosir-grosir dan pusat-pusat. b. Pasar Eceran. Pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang atau jasa secara kecil atau eceran. c. Pasar khusus. Pasar yang menjual atau sejenis barang tertentu, mis : pasar tekstil, bunga, buah, dll - Menurut waktu berlangsungnya jual beli waktu operasinya pasar dibagi kedalam beberapa jenis, diantaranya: a. Pasar siang hari Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 sd 18.00 WIB b. Pasar malam hari Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 sd 05.00 WIB c. Pasar siang malam Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari d. Pasar pagi Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari e. Pasar mingguan Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu. - Secara operasional, pasar dibagi menjadi beberapa bagian, diantaanya: a. Pasar perusahaan daerah b. Pusat pertokoan perdagangan perseroan terbatas c. Pasar tidak resmi : pasar yang belum diakui oleh pemerintah d. Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan koperasi f. Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi Universitas Sumatera Utara 11 g. Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta - Berdasarkan jenis pelayanannya, pasar dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a. Pasar Tradisional. Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa. b. Pasar Khusus : • Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang tertentu saja. • Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang dipasarkan adalah penunjang dari produk utama. • Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata. • Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat fungsi pasar yang merupakan bangunan umum • Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah munculnya kriminalitas pada lokasi. c. Pasar Modern. Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang terencanan sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal. d. Pasar wisata. Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu : • Potensi wisata pada kawasan wisata • Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut • Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata Universitas Sumatera Utara 12 • Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata

II.1.3. Unsur-Unsur Pokok Yang Terdapat Dalam Pasar

A. Konsumen Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik suatu barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali. Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain : a. Daya beli atau tingkat pendapatan b. Daya mobilitas untuk mencapai tempat belanja c. Waktu yang tersedia d. Tingkah laku adat dan kebiasaan B. Lembaga PerdaganganWadah Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen Dari pihak pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain: a. Keuntungan yang relatif baik b. Harga dan biaya penjualan c. Cara pelayanan d. Suplai barang yang diperdagangkan C. Barang Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya Bersama dengan LPEM F.E. UI 1971 : a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang kebutuhan sehari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan. Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik. c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi ukuran pembeli masyarakat Indonesia. Contohnya : tv, kamera foto, dll Universitas Sumatera Utara 13 d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli hanya sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Misalnya : mebel, onderdil mobil , dll

II.1.4. Materi Yang Diperjual Belikan Di Dalam Pasar

Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya : A. Jenis materi yang diperjual belikan a. bahan kebutuhan rohani pemuas diri b. bahan sandang tekstil c. kebutuhan rekreasi B. Sifat barang yang diperjual belikan: a. Basah b. Kering c. Tahan lama C. Tingkat urgensi materi perdagangan a. barang kebutuhan sehari-hari demand good b. barang kebutuhan berkala convinience good

II.1.5. Unsur-Unsur Penunjang Pasar

Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di pasar, unsur-unsur ini meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta : A. Pemerintah Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan dan kelancaran ekonomi, diantaranya dengan menguasai sektor perpasaran dalam bentuk mengelola dan menarik pajak pasar, menentukan klasifikasi pasar dalam wilayah kekuasaannya, pembangunan fisik pasar yang biasanya dilakukan dengan menggunakan anggaran daerah atau instruksi presiden. B. Pengelola Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk : a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau Universitas Sumatera Utara 14 b. Perusahaan daerah yang memberi otorita untuk mengelola pelayanan umum di bidang perpasaran Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain: a. Memelihara kebersihan b. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar c. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari. C. Bank Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll D. Swasta Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk lain. Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.

II.2. Pelaku dan Kegiatannya

Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari : a. Kelompok pengunjung Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung disini ada yang datang dengan tujuan membeli barang, melihat-lihat, mencari hiburan, berekreasi atau hanya berjalan-jalan. b. Kelompok pedagang Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual barang kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer akhir, yang Universitas Sumatera Utara 15 memanfaatkan ruang toko atau pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola c. Kelompok Pengelola Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya kegiatan tersebut, termasuk administrasi penyewaan ruang kepada para pedagang atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan, kenyamanan, kemudahan dan keamanan Universitas Sumatera Utara 16

II.3. Lokasi

Lokasi proyek Tugas Akhir “Redevelopment Kawasan Pasar Marelan” ini terletak di Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara.

II.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Namun dalam proyek ini, lokasi sudah ditentukan, karena merupakan redevelopmen dari kompleks pasar yang sudah ada. Sehingga tidak diperlukan adanya kriteria tertentu dalam pemilihan Gambar 2.1. Peta Kota Medan Gambar 2.2. Peta Lokasi Kecamatan Gambar 2.3. Peta Kawasan Universitas Sumatera Utara 17 lokasi. Adapun hal yang diperlukan mengenai permasalahan lokasi ini adalah alasan apa yang bisa disampaikan sehingga lokasi tersebut memang memenuhi kelayakan untuk di-redevelopmen sebagai proyek pasar dan pusat perbelanjaan yang lebih modern dan masih mempertahankan konsep berbelanja secara tradisional.

II.3.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi 5 wilayah pengembangan dan pembangunan WPP, berikut akan disajikan arah pengembangan dari masing-masing WPP : Tabel Wilayah Pembangunan dan Pengembangan kota Medan WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan Peruntukan Lahan Program Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan BELAWAN Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim. Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman. B M. Deli TJ. MULIA Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman. Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas AKSARA Permukiman, Perdagangan, Rekreasi. Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesahatan. D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon INTI KOTA CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana Universitas Sumatera Utara 18 M. Polonia Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman. pendidikan. E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan SEI SIKAMBING Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota. Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dankesehatan. Tabel 2.1 Pembagian WPP Kota Medan Sumber: RUTRK Medan 2005 Kawasan Pasar Marelan berada pada WPP A. Arah pengembangan pada wilayah ini adalah sebagai wilayah Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, dan Maritim. Keberadaan Pasar Marelan sangat tepat karena berada di wilayah yang berorientasi pada wilayah Perdagangan dan dekat dengan permukiman penduduk. Retail + Permukiman Gambar 2.4. Pertimbangan Pemilihan Lokasi Retail + Permukiman Permukiman Penduduk Permukiman penduduk SITE Universitas Sumatera Utara 19

II.3.1.2. Pencapaian

Lokasi site berada di jalan Marelan Raya, sangat efisien untuk pencapaian karena banyak dilalui oleh angkutan umum, kendaraan, maupun truk barang. Untuk para pejalan kaki, site sangat mudah dijangkau karena banyak dilalui oleh berbagai jenis angkutan umum. Site Kawasan Pasar Marelan ini dilalui oleh 2 jalur utama: 1. Jalan Marelan Raya 2. Jalan Rahmad Buddin

II.3.1.3. Area Pelayanan Pasar Marelan

Berdasarkan jenis pasar yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa Pasar Marelan adalah pasar kecamatan , tepatnya adalah Pasar Kecamatan Medan Marelan . Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan Pasar Marelan memiliki kriterial sebagai berikut : Gambar 2.5. Peta Pencapaian Lokasi Jalan Rahmad Buddin Jalan Marelan Raya Jalan M.Basir Gang rusdi Site Site Jalur Utama KETERANGAN: Jalur Skunder Universitas Sumatera Utara 20 - Fasilitas pelayanan : pertokoan, perpasaran, kantor-kantor pelayanan umum dan civic center. - Poupulasi pelayanan : 20.000 – 70.000 jiwa - Skala radius pelayanan : 0 - 1,5 km - Perkiraan kepadatan : 80-100 ha - Status pasar lingkungan Pasar Marelan Gambar 2.6. Peta Area Pelayanan Pasar Simpang Atap Super Market Irian Pasar Pagi Titipapan Universitas Sumatera Utara 21

II.3.2. Analisa Pemilihan Lokasi

Pada site ini, lokasi merupakan lokasi tunggal, dikarenakan ini termasuk ke dalam proses redevelopmen. Sehingga tidak akan ada site lainnya sebagai pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi lokasi sebuah pasar dan pusat perbelanjaan, antara lain : 1. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen yang tetap. 2. Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak 3. Dilalui oleh lintasan angkutan umum, sehingga dapat diakses oleh para pejalan kaki 4. Memiliki sarana dan utilitas yang baik di sekitar kawasannya. Sehingga nantinya tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Gambar 2.7. Analisa Pemilihan Lokasi Merupakan kawasan permukiman penduduk sehingga pasar ini memiliki pelanggan yang tetap. Dilalui oleh Jl.Marelan Raya dan Jl.Rahmad Buddin yang banyak dilalui oleh banyak Jenis Angkutan Umum. Universitas Sumatera Utara 22

II.3.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi II.2.3.1 Luas lahan

Pasar Marelan yang ada saat ini bukan seutuhnya dikelola oleh Perusahaan Daerah Kota Medan tetapi juga sebagiannya dikelola oleh pihak Swasta. Luas gabungan dari keduanya mencapai ± 18.958 m 2 , tetapi yang dikelola pleh PD. Pasar hanya seluas 2400 m 2 . Site ini terletak pada kecamatan Medan Marelan. Termasuk kedalam wilayah pengembangan yang berorientasi sebagai area Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim. Adapun site ini memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu antara lain : Gambar 2.8. Dimensi Site 62 M 58 M 95 M 69 M 61 M 180 180 M 126 M Universitas Sumatera Utara 23 - Kelebihan: 1. Berada pada salah satu jalan utama di kecamatan Medan Marelan yaitu jalan Marelan raya. 2. Pencapaian yang mudah karena banyak dilalui oleh berbagai jenis kendaraan maupun angkutan umum. 3. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga target pasar dapat dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah pembeli yang memadai. 4. Dekat dengan lahan pertanian sehingga kebutuhan pasar dapat terpenuhi dengan baik. - Kelemahan 1. Memiliki arus lalu lintas yang padat sehingga sangat sulit memarkirkan kendaraan di sekitar site. 2. Lahan parkir yang sangat terbatas mengakibabkan banyak kendaraan di badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan. 3. Tidak tersedianya pemberhentian angkutan umum maupun selter becak yang tetap mengakibabkan mereka berhenti dan menunggu penumpang di sembarang tempat. 4. Utilitas bangunan yang tidak terawat menimbulkan bau yang tidak sedap. Dan kadang menimbulkan banjir dan genangan air.

II.3.3.2. Peraturan Site 1. Land Use RDTRK

: rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat-syarat lain tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.

2. GSB = Garis Sempadan Bangunan : Mengatur jarak batas bangunan

dengan batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 12 x lebar jalan atau 12xlebar jalan + 1. Universitas Sumatera Utara 24 GSB ideal yang seharusnya ideal untuk sebuah site adalah seperti yang diutarakan dalam penjelasan di atas, yaitu : GSB sebelah Utara Jl.M.Basir 12x 0m + 1 = 0m GSB sebelah Timur Gg.Rusdi: 12x 0m + 1 = 0m GSB sebelah barat Jl.Marelan Raya 12x 0m+1=0m GSB sebelah Selatan 12x 0m + 1 =0m Namun GSB yang terdapat pada kawasan perancangan pada saat ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.9. GSB Eksisting GSB 2 – 8m GSB 1.5 – 6m GSB 1.5-10m GSB 1 - 3.5m GSB 3 – 8m GSB 1 – 2m GSB 2 – 15m Universitas Sumatera Utara 25

3. BC = Building Coverage Koefisien Dasar Bangunan. Yakni

perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Sebagai kawasan pusat perbelanjaan dan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 - 90 Maka koefisen dasar bangunan adalah : 90 x 18.958 m2 = 17.062 m2

4. FAR = Floor Area Ratio Koefisien Lantai Bangunan

. Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100 untuk bangunan bertingkat. Untuk daerah di sekitar Pasar Sei Sikambing, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 90 maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 - 300 .

II.3.3.3. Ketinggian Bangunan

Berdasarkan survey yang telah dilakukan, maka dapat diketahui ketinggian bangunan di kawasan Pasar marelan. Penyajiannya adalah sebagai berikut: 1. Ketinggian Bangunan Pasar marelan Ketinggian bangunan Pasar Marelan adalah bangunan 1 lantai. Mulai dari kios hingga loods semuanya hampir sama ketinggiannya. 2. Ketinggian Bangunan di sekitar Pasar Marelan Bangunan di sekitar pasar Marelan rata-rata adalah bangunan rumah toko dan permukiman penduduk. Ketinggiannya bervariasi, mulai dari 1 hingga yang paling tinggi adalah 3 lantai. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam gambar berikut. Universitas Sumatera Utara 26 Gambar 2.8. Peta Ketinggian Bangunan Keterangan : Ketinggian 3 lantai Ketinggian 2 lantai Ketinggian 1 lantai Universitas Sumatera Utara 27

II.3.3.4. Eksisting

Tapak terletak di Jl. Marelan Raya, di samping Jl. M.Basir. Tapak terletak di Kecamatan Medan Marelan dengan KDB di kawasan tersebut sebesar 73, dengan luasan site sekitar 18.958 m 2 . Berikut akan dijelaskan kondisi tapak di sekitar site. Gambar 2.9. Kondisi Eksisting Sumber: Survey Lapangan Keadaan lalulintas disekitar site yang cukup padat dsebabkan site dilalui oleh 2 jalan utama,yakni Jl.Marelan Raya dan Jl.Rahmad Buddin Disekitar site dipenuhi rumah toko dengan ketinggian 2-3 lantai Kondisi PKL ditepi Jl.M.Basir.Masalah PKL merupakan masalah yang banyak ditemui dipasar ini. Keadaan PKL disekitar site yang kurang tertata mengakibatkan kemacetan. Universitas Sumatera Utara 28 II.4. Tinjauan Fungsi II.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Pengguna pasar ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian demikian juga dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar. Penggunanya antara lain : • Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar dalam kota, maupun dari luar kota bisa pengunjung pasar. • Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar. • Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas kepada para pedagang baik di pasar. Kegiatannya antara lain : • Berdagang yang merupakan fungsi utama dari komplek bangunan ini. Merupakan kegiatan menjajakan barang kepada para pengunjung, baik dalam bentuk kios, lods, retail, maupun pameran. • Pembelian yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini pembeli akan membayar untuk barang yang diinginkan. Secara lebih lengkap akan dibahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku yang terdapat di komplek bangunan ini :

II.4.2. Dekripsi Kegiatan pasar Marelan

Dikarenakan oleh lokasi pasar yang berada pada pusat Kecamatan Marelan, maka pasar termasuk daerah yang hidup mulai dari pagi jam 04.00 sd 18.00 WIB. Sedangkan untuk wilayah sekitarnya terdapat pedagang kaki lima yang beroperasi hingga malam hari, seperti pedagang VCDCD serta pedagang makanan. - Pada pukul 04.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar Marelan. Kebanyakan merupakan barang dagangan yang berupa sayur dan daging. - Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga suasana pasar mulai ramai. Universitas Sumatera Utara 29 - Pukul 06.30-18.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang dilaksanakan. - pukul 18.00 pasar ditutup

II.4.2. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Dalam perancangan pasar, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut : 1. Fleksibilitas Secara harfiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : a. Pemilihan sistem struktur b. Pembagian ruang c. Ketinggian ruang d. Tata letak stan, kios, dan lods 2. Kenyamanan Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusat perbelanjaan dan pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran. 3. Sirkulasi Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi servis bangunan. Universitas Sumatera Utara 30 Kebutuhan ruang dari pasar tradisional dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu ruang utama, pendukung, pelengkap, dan servis, dimana pembagian masing-masing kelompok diuraikan sebagai berikut: 1. Ruang Utama, termasuk didalamnya kios dan lods. 2. Ruang Pendukung, yakni Kantor Pengelola dan Pusat Jajanan Serba Ada Pujasera. 3. Pelengkap, yakni Ruang Terbuka Hijau, Toilet, Mushalla, ATM Center, Pelayanan Kesehatan, dan Tempat Penitipan Anak. 4. Servis, yakni Loading deck, Ruang kontrol Panel, Tempat Sampah Sementara, Ruang Genset, Pos Jaga, Parkir. Berdasaran data dan survey yang dilakukan, diperolehlah jumlah pedagang yang terdapat di Kawasan Pasar Marelan. Pasar yang merupakan milik swasta terdiri dari kios, lods, dan PKL. Kios berukuran 2 x 2m dan lods berukuran 1 x 2m. Pedagang di dalam area pasar No. Jenis Dagangan Jumlah 1. Sayur Mayur 56 2. Ikan 56 3. Ayam 15 4. Rempah-Rempah 7 5. Kain 13 6. Emas 2 7. Buah-Buahan 2 8. Bumbu 15 9. Ikan Asin 6 10. Kue 3 11. Daging 8 12. Makanan Minuman 7 13. Gilingan 4 14. Sepatu Tas Sandal 2 15. Barang Sampah 16 Universitas Sumatera Utara 31 16. Mainan Anak 1 17. Kelapa 3 18. Pecah Belah 2 Jumlah 218 Pedagang di luar area pasar Jl.Marelan Raya PKL No. Barang Dagangan Jumlah 1. Sayur - mayur 46 2. Ayam 1 3. Kain 5 4. Buah - Buahan 12 5. Ikan Asin 2 6. MakananMinuman 4 7. Gilingan 1 8. Kelapa 8 JumlahTotal 79 Jl.M. Basir No. Jenis Dagangan Jumlah 1. Sayur - Mayur 27 2. Ikan 8 3. Ayam 7 4. Rempah - Rempah 1 5. Kain 3 6. Buah - Buahan 5 7. Ikan Asin 5 8. Daging 1 9. MakananMinuman 2 10. Gilingan 1 11. Sepatu Tas Sandal 1 Universitas Sumatera Utara 32 12. Kelapa 6 JumlahTotal 67 Jl.Rahmad Buddin No. Jenis Dagangan Jumlah 1. Sayur - Mayur 52 2. Kue 3 JumlahTotal 55 Tabel 2.4. Tabel jenis Dagangan Pasar Marelan Sumber: PD. Pasar II.5. Studi Banding Fungsi Sejenis II.5.1. Pasar Beringharjo Yogyakarta Pasar Beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Yogyakarta. Dalam pasar ini, diatur dengan jelas pengelompokan jenis barang dagangan yang dijual. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan. Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang dapat diambil dari pasar ini sebagai contoh studi banding, karena desain pasar yang akan dihasilkan adalah suatu pasar tradisional yang bebas dari Gambar 2.10. Peta Satelit Pasar Beringharjo Sumber: Website Gambar 2.11. Tampak Depan Pasar Beringharjo Sumber: Website Universitas Sumatera Utara 33 stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional. Pembangunan pasar ini merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang biasa disebut pola Catur Tunggal dengan cakupan empat hal, yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. Secara penempatan, Pasar Beringharjo berada di bagian luar bangunan Keraton Yogyakarta njobo keraton, tepatnya di utara Alun-alun Utara. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Dinas pasar Beringharjo Yogyakarta, luas tanah pasar Beringharjo Timur 12,502 M2, luas bangunan pasar 27,721,49 M2, dan luas lahan dasaran 10,696,32 M2. Dengan luas yang sebanyak itu pasar Beringharjo Timur menanpung pedagan sejumlah 2.730 orang. Dari sejumlah pedagang tersebut, kebanyakan pedagang berasal dari Yogyakarta, tetapi sebagian para pedagang juga berasal dari luar jogja, seperti Bandung, Jakarta, Jawa Timur, dan lain-lain. Pasar Beringharjo Timur di buka setiap hari pada waktu 05:00 sampai dengan 17:00 WIB. Para pedagang pasar Beringharjo Timur menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, emping, krupuk, daging, ayam dan lain-lain. Selain itu terdapat penjual tas dan sepatu. Gambar 2.12. Interior Pasar Beringharjo Sumber: Website Universitas Sumatera Utara 34 Pasar Beringharjo Timur mempunyai terdapat fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain: • Tempat parkir • Mushola • Kamar mandi atau WC sejumlah 15 unit • Kios • Tempat dagang losd sebanyak 3.006 unit • Tempat penitipan anak • Kantor pengelolaan pasar • Tempat layanan kesehatan • Alat pemadam kebakaran

II.5.2. Pasar BSD Bumi Serpong Damai Jakarta

Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif. Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari Gambar 2.13. Peta Satelit Pasar BSD Sumber: Website Gambar 2.14. Tampak Depan Pasar BSD Sumber: Website Universitas Sumatera Utara 35 sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan suatu sistem utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu perhatian dari studi banding ini. Gambar 2.15. Situasi Loods di Pasar BSD Sumber: Website Gambar 2.16. Kondisi atap dan Sirkulasi Di Pasar BSD Sumber: Website Universitas Sumatera Utara

BAB III ELABORASI TEMA

Universitas Sumatera Utara

BAB III ELABORASI TEMA

Universitas Sumatera Utara 35

BAB III ELABORASI TEMA

III.1. Pengertian Pendekatan tema Pengembangan Kawasan Pasar Marelan adalah melalui pendekatan Arsitektur Hijau Green Architecture. Kata Green, berasal dari bahasa Inggris yang berarti “Hijau”, hijau adalah suatu simbol warna yang mewakili daun tumbuhan yang berklorofil, atau mewakili lingkungan dan alam. Kata Green dalam arsitektur pada awalnya dianggap sebagai hal yang tabu sama seperti ketika kata postmodernisme dan dekonstruksi muncul beberapa tahun lebih awal. Pada saat kemunculan istilah green menimbulkan kesalahpahaman. Hal ini memancing respon untuk membicarakan masalah green itu sendiri. Namun setelah muncul beberapa kelompok atau lembaga yang melakukan pendekatan dalam Green Movement dengan menekankan dan mengaplikasikannya sesuai dengan kemampuan dan interesnya masing-masing. Salah satunya dengan merancang sebuah rumah sementara yang menunjukkan manusia tidak menjadi asing dengan lingkungannya yang dilakukan oleh Walden Pond. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa Green Architecture adalah gerakan untuk pelestarian alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi arsitektur ramah lingkungan. Ciri-ciri Green Architecture diantaranya: • Peka terhadap lingkungan. • Konservasi energi mengkonsumsi energi seminim mungkin. • Mengusahakan pencahayaan alami. • Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri. • Mengusahakan penghawaan alami. • Memakai material daur ulang atau material yang ekologis. Universitas Sumatera Utara 36 Dalam penerapan Green Architecture lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya: penentuan tapak bangunan, pengolahan limbah yang muncul akibat kegiatan yang terjadi di kawasan proyek. Terdapat 6 prinsip Green Architecture sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Brenda dan Robert Vale tentang Green Architecture, yakni: 1. Konservasi energi • Meminimalkan penggunaan energi. • Perlindungan terhadap sumber daya alam. • Pendayagunaan alam sebagai sumber energi sebagai keperluan studi dan rekreasi. • Memanfaatkan limbah dengan sebaik-baiknya. • Penentuan lokasi yang tepat guna dengan cara memilih penggunaan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bangunan atau proyek. 2. Bekerja sama dengan iklim • Bekerja sama dalam pengunaan energi dari alam. • Memanfaatkan energi yang tersedia dengan sebaik-baiknya. • Pencahayaan alami pada siang hari. • Penghawaan alami. 3. Meminimalisir sumber-sumber daya baru • Penggunaan material daur ulang. • Penggunaan material yang dapat diperbaharui. • Merancang bangunan dari sisa bangunan sebelumnya. • Penggunaan material yang ramah lingkungan. 4. Ramah menghargai pengguna di dalamnya • Menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun tetap selaras dengan prinsip-prinsip Green Architecture. Universitas Sumatera Utara 37 5. Menghargai site • Seminimal mungkin merubah tapak yang sudah ada. Memberi pori- pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara. • Interaksi bangunan terhadap site. 6. Holistik • Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang akan dibangun. Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam melakukan proses desain. Green Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor-faktor lingkungan. Tujuan dari Green Architecture adalah menghasilkan suatu bangunan yang bersahabat dengan lingkungannya dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan konsep-konsep Green Architecture pada bangunan yang akan dirancang. Dengan menerapkan prinsip Green pada bangunan, maka akan dapat menjawab beberapa isu global mengenai kerusakan lingkungan dan pemanasan global yang sedang terjadi saat ini. III.2. Interpretasi Tema Dengan maraknya permasalahan golobal yang ada saata ini , banyak negara menghadapi masalah-masalah lingkungan hidup. Hal ini banyak disebabkan karena kerusakan lingkungan yang akibatnya fatal bagi kehidupan manusia. Sala satu contohnya adalah kerusakan fisik bumi seperti rusaknya hutan yang mengakibatkan ketersediaan lahan hijau berkurang, otomatis oksigen yang diproduksi akan mengalami gangguan. Untuk memecahkan permasalahan diatas maka ada beberapa solusi yang bisa dilakukan, yakni mengembangkan konsep-konsep kota yang berwawasan hijau Green City. Selain itu polusi yang timbul juga menimbulkan dampak yang Universitas Sumatera Utara 38 buruk terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain keberlangsungan suatu kota sangat tergantung pada kualitas lingkungan perkotaan tersebut. Di beberapa negara maju telah dikeluarkan beberapa peraturan yang berkaitan tentang lingkungan hidup seperti pembangunan suatu kawasan yang harus ramah lingkungan, kontrol terhadap emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor, hingga pembatasan jumlah kendaraan bermotor yang mengakibatkan polusi terhadap lingkungan. Departemen Lingkungan hidup merupakan lembaga yang harus bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pembangunan kawasan perkotaan. Green Architecture Dalam Konteks Kota Medan Pemerintah kota Medan telah menetapkan Rencana Strategik Restra Kota Medan sesuai dengan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2002, dengan visi: “Mewujudkan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan bercirikan Masyarakat Madani yang menguasai Iptek, dan bermuatan Imtaq serta berwawasan Lingkungan Hidup” Selai visi tersebut, terdapat beberapa isu lingkungan hidup di kota Medan yang menyebabkan diperlukannya konsep pendekatan “Green” terhadap perencanaan dan perancangan arsitektur kotanya. Isu-isu tersebut diantaranya: pencemaran akibat limbah industri, rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan, restoran, sampah perkotaan, krisis persediaan air tawar, degradasi tanah dan lahan pertanian, pencemaran udara, konflik sosial, lingkungan, transportasi, dan ruang terbuka hijau. Dengan mempertimbankan isu tersebut, maka dalam pengembangan Kawasan Pasar Marelan akan diterapkan konsep Green Architecture. Penerapan tema Green Architecture pada bangunan dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut: • Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan lahan hijau dengan lahan terbangun yang sesuai. Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06PRTM2007 tanggal 16 Maret 2007 tentang Pedoman Umum Universitas Sumatera Utara 39 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dijelaskan bahwa perbandingan antara lahan hijau dengan lahan terbangun adalah 40:60 . Hal tesebut tercantum dalam KDH koefisien Dasar Hijau yaitu persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka diluar bangunan gedung diperuntukkan bagi pertamanan penghijauan dan luas tanah perpetakan daerah perencanaan yang dikuasai. • Mengembangkan Tata Vegetasi yang baik Tata vegetasi suatu kawasan juga sangat mempengaruhi kondisi lingkungan bangunan yang terdapat pada kawasan tersebut. Dengan adanya tata vegetasi yang baik diharapkan dapat memperbaiki iklim makro dan mengurangi polusi udara terutama pada bangunan tempat manusia beraktivitas. Dengan adanya tata vegetasi yang baik dapat mengurangi emisi gas karbondioksida yang secara otomatis akan mengurangi dampak pemanasan global. • Mengembangkan bangunan hijau Green Building Dalam konsep green building pada bangunan dapat dilakukan berbagai cara sebagai berikut: - Membuat atap Hijau Roof-Garden - Menempatkan bukaan sebagai tempat masuknya cahaya dan udara pada tempat yang tepat - Menggunakan teknologi Photovoltaic, water filtration, air filtration, dan sebaginya. - Menghadirkan taman pada bangunan. - Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan - Melakukan penanganan limbah yang efektif - Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi dan hemat pemakaian air - Menerapkan sistem utilitas pada bangunan yang hemat energy. • Melakukan Proses recycle dan reuse untuk air dan limbah Untuk mewujudkan konsep green pada bangunan perlu dilakukan proses pendaur ulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Universitas Sumatera Utara 40 III.3. Keterkaitan Tema dengan Judul Pasar tradisional merupakan salah satu topik yang sangat hangat saat ini. Banyaknya masalah yang disebabkan ketika beroperasi seperti kemacetan hingga limbah,dan sebab itu perlunya perhatian khusus dalam pemecahan masalahnya. Sebagai salah satu tempat publik, dimana berlangsungnya transaksi jual beli maka diperlukan suatu pasar yang nyaman bagi pengguna maupun pengunjung serta ramah terhadap lingkungan. Selain itu isu krisis energi dan isu kerusakan lingkungan yang ada saat ini mengharuskan Kota Medan memerlukan banguan-bangunan yang hemat energi dan dapat memanfaatkan sumber energi alamiah. “Pengembangan Kawasan Pasar Marelan” merupakan suatu alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kondisi pasar yang ada saat ini. Dengan menerapkan kosep Green Architecture, desain yang ada akan mampu memecahkan berbagai permasalahan lingungan, seperti penghematan energi sampai pengolahan limbah. Sesuai dengan rencana pemerintah yang ingin memperbaiki kondisi pasar tradisional menjadi tempat yang dapat menjadi alternatif bukan hanya untuk masyarakat menengah ke bawah melainkan juga dapat menjadi alternatif bagi masyarakat menegah ke atas. Dengan adanya Pengembangan Pasar Marelan yang menerapkan konsep green architecture ini, diharapkan akan dapat menciptakan suatu suasana yang alami, yang dapat membuat nyaman para pengguna baik itu pedagang maupun pembeli. Serta dapat memberi kontribusi dalam pemecahan permasalahan lingungan. Universitas Sumatera Utara 41 III.4. Studi banding Tema Sejenis III.4.1. Heping Park, Tianjin, Cina Ini adalah proyek Perkins Will untuk Heping Park di Tianjin, China. Melukiskan pita tumbuh-tumbuhan yang melukiskan zona atap. Proyek diberi tanda oleh 3 menara besar. Seperti halnya ruang parkir, ruang hijau di buat dengan menciptakan suatu langit-langit dengan benih tumbuh- tumbuhan setinggi level jalan. Pengembangan kembali rencana Lingkungan meliputi konstruksi kediaman bertingkat baru yang akan menekankan suatu yang lebih tinggi mutu hidup sampai pengintegrasian ruang hijau. Pita ruang hijau yang menggelombang ke seberang, memudahkan cahaya, ventilasi, dan akses ke parkiran bawah. Pada proyek ini terlihat jelas bagaimana ruang-ruang terbangun digantikan oleh ruang ruang hijau pada atap Green Roof, terlihat jelas bagaimana bangunan juga menjadi tempat hidup tumbuh-tumbuhan. Selain itu Green roof ini juga berfungsi sebagai ruang-ruang publik, sehingga pemanfaatan lahan menjadi sangat efektif. Gambar 3.1. Bentuk Bangunan Heping Park Sumber: Website Gambar 3.2. Layout Denah dan Sirkulasi Heping Park Sumber: Website Gambar 3.3. Roof Garden Sebagai Public Space Heping Park Sumber: Website Universitas Sumatera Utara 42 III.4.2. Green Rings City of Gwanggyo Korea Selatan Grup arsitektur asal Belanda, MVRDV. Telah memenangkan kompetisi untuk merancang sebuah bangunan pusat kota untuk Gwanggyo, sebuah kota baru yang akan dibangun di selatan Seoul, Korea. Direncanakan untuk menjadi swasembada kota bagi 77.000 jiwa penduduk korea. Arsitek mengatakan bahwa semua elemen dari pusat kota akan desain seperti cincin, dan “dengan mendorong cincin ini ke arah luar, setiap bagian dari bangunan akan menerima teras untuk kehidupan diluar ruangan.” Program dan kebutuhan ruang berbeda, membutuhkan peletakan serta ukuran ruang yang berbeda-beda. Pemecahan masalahnya adalah dengan memfasilitasi semua elemen dengan membentuknya kedalam bentuk cincin. Setiap bagian dari cincin-cincin tersebut akan ditanami tumbuh-tumbuhan yang juga berfungsi sebagai teras outdoor. Bangunan ini nantinya akan difungsikan sebagai Residensial 200.000m 2 , Perkantoran 48.000m 2 , retail sebesar 200.000m 2 , serta pusat rekreasi dan sarana edukasi sebesar 200.000m 2 . Gambar 3.4. Potongan Bangunan Green Ring City Sumber: Website Gambar 3.5. Bentuk Bangunan Green Ring City Sumber: Web Universitas Sumatera Utara 43 III.4.3. River Frontage Green Building Uzbekistan Ini adalah konsep dari bangunan perumahan yang akan dibangun di Uzbekistan, bangunan ini sungguh mengagumkan. Dengan konsep bangunan hijau, dan outdoor looks, yang tidak hanya indah di mata, tetapi juga memberikan kualitas tinggi kalangan masyarakat. Selain perumahan, bangunan ini juga akan digunakan sebagai gedung kantor dan spa. Bangunan ramah lingkungan ini dirancang oleh arsitek llewelyn- Davies. Pemandangannya sangat menarik, penuh dengan tampilan hijau. Dengan bentuk geometris hampir seperti labirin, seperti kita menemukan sesuatu selama di dalam gedung dan menciptakan suasana segar. Gambar 3.6. Eksterior Bagunan River Frontage Sumber: Web Gambar 3.7. Pintu Masuk River Frontage Sumber: Web Universitas Sumatera Utara 44 III.4.4. Fukuoka ACROS Jepang Di Kota Fukuoka di Jepang, mereka memiliki sebuah bangunan yang disebut “Fukuoka ACROS” terlihat sangat berbeda dari dua sisi: satu sisi seperti sebuah bangunan kantor konvensional dengan dinding kaca, namun di sisi lain terdapat atap yang besar dan bertingkat dengan sebuah taman. Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi, arsitek mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap unsur lingkungan, bangunan ini turut menurunkan suhu mikro di sekitarnya Teras taman yang mencapai hingga sekitar 60 meter di atas tanah, berisi 35.000 tanaman yang mewakili 76 spesies. Pada proyek ini hadirnya atap-atap hijau yang ditanami vegetasi berfungsi untuk menurunkan suhu mikro. Hadirnya atap hijau juga berfungsi menjadi taman untuk tiap lantainya yang menjadi ruang relaksasi. Gambar 3.8. Eksterior Fukuoka ACROSS Sumber: Website Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA

Universitas Sumatera Utara 45

BAB IV ANALISA