Pelaku dan Kegiatannya Konservasi Energi Bekerjasama Dengan Alam

14 b. Perusahaan daerah yang memberi otorita untuk mengelola pelayanan umum di bidang perpasaran Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain: a. Memelihara kebersihan b. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar c. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari. C. Bank Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll D. Swasta Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk lain. Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.

II.2. Pelaku dan Kegiatannya

Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari : a. Kelompok pengunjung Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini untuk mencari dan membeli barang kebutuhannya. Kegiatan pengunjung disini ada yang datang dengan tujuan membeli barang, melihat-lihat, mencari hiburan, berekreasi atau hanya berjalan-jalan. b. Kelompok pedagang Yaitu sekelompok orang atau perorangan yang melakukan kegiatan menjual barang kebutuhan atau jasa, sebagai pengecer akhir, yang Universitas Sumatera Utara 15 memanfaatkan ruang toko atau pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola c. Kelompok Pengelola Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta mengatur semua jalannya kegiatan tersebut, termasuk administrasi penyewaan ruang kepada para pedagang atau pemilik usaha, sehingga dapat dicapai suatu kelancaran kegiatan, kenyamanan, kemudahan dan keamanan Universitas Sumatera Utara 16

II.3. Lokasi

Lokasi proyek Tugas Akhir “Redevelopment Kawasan Pasar Marelan” ini terletak di Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara.

II.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Namun dalam proyek ini, lokasi sudah ditentukan, karena merupakan redevelopmen dari kompleks pasar yang sudah ada. Sehingga tidak diperlukan adanya kriteria tertentu dalam pemilihan Gambar 2.1. Peta Kota Medan Gambar 2.2. Peta Lokasi Kecamatan Gambar 2.3. Peta Kawasan Universitas Sumatera Utara 17 lokasi. Adapun hal yang diperlukan mengenai permasalahan lokasi ini adalah alasan apa yang bisa disampaikan sehingga lokasi tersebut memang memenuhi kelayakan untuk di-redevelopmen sebagai proyek pasar dan pusat perbelanjaan yang lebih modern dan masih mempertahankan konsep berbelanja secara tradisional.

II.3.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi 5 wilayah pengembangan dan pembangunan WPP, berikut akan disajikan arah pengembangan dari masing-masing WPP : Tabel Wilayah Pembangunan dan Pengembangan kota Medan WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan Peruntukan Lahan Program Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan BELAWAN Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim. Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman. B M. Deli TJ. MULIA Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman. Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas AKSARA Permukiman, Perdagangan, Rekreasi. Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesahatan. D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon INTI KOTA CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana Universitas Sumatera Utara 18 M. Polonia Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman. pendidikan. E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan SEI SIKAMBING Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota. Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dankesehatan. Tabel 2.1 Pembagian WPP Kota Medan Sumber: RUTRK Medan 2005 Kawasan Pasar Marelan berada pada WPP A. Arah pengembangan pada wilayah ini adalah sebagai wilayah Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, dan Maritim. Keberadaan Pasar Marelan sangat tepat karena berada di wilayah yang berorientasi pada wilayah Perdagangan dan dekat dengan permukiman penduduk. Retail + Permukiman Gambar 2.4. Pertimbangan Pemilihan Lokasi Retail + Permukiman Permukiman Penduduk Permukiman penduduk SITE Universitas Sumatera Utara 19

II.3.1.2. Pencapaian

Lokasi site berada di jalan Marelan Raya, sangat efisien untuk pencapaian karena banyak dilalui oleh angkutan umum, kendaraan, maupun truk barang. Untuk para pejalan kaki, site sangat mudah dijangkau karena banyak dilalui oleh berbagai jenis angkutan umum. Site Kawasan Pasar Marelan ini dilalui oleh 2 jalur utama: 1. Jalan Marelan Raya 2. Jalan Rahmad Buddin

II.3.1.3. Area Pelayanan Pasar Marelan

Berdasarkan jenis pasar yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa Pasar Marelan adalah pasar kecamatan , tepatnya adalah Pasar Kecamatan Medan Marelan . Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan Pasar Marelan memiliki kriterial sebagai berikut : Gambar 2.5. Peta Pencapaian Lokasi Jalan Rahmad Buddin Jalan Marelan Raya Jalan M.Basir Gang rusdi Site Site Jalur Utama KETERANGAN: Jalur Skunder Universitas Sumatera Utara 20 - Fasilitas pelayanan : pertokoan, perpasaran, kantor-kantor pelayanan umum dan civic center. - Poupulasi pelayanan : 20.000 – 70.000 jiwa - Skala radius pelayanan : 0 - 1,5 km - Perkiraan kepadatan : 80-100 ha - Status pasar lingkungan Pasar Marelan Gambar 2.6. Peta Area Pelayanan Pasar Simpang Atap Super Market Irian Pasar Pagi Titipapan Universitas Sumatera Utara 21

II.3.2. Analisa Pemilihan Lokasi

Pada site ini, lokasi merupakan lokasi tunggal, dikarenakan ini termasuk ke dalam proses redevelopmen. Sehingga tidak akan ada site lainnya sebagai pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi lokasi sebuah pasar dan pusat perbelanjaan, antara lain : 1. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga mempunyai konsumen yang tetap. 2. Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak 3. Dilalui oleh lintasan angkutan umum, sehingga dapat diakses oleh para pejalan kaki 4. Memiliki sarana dan utilitas yang baik di sekitar kawasannya. Sehingga nantinya tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Gambar 2.7. Analisa Pemilihan Lokasi Merupakan kawasan permukiman penduduk sehingga pasar ini memiliki pelanggan yang tetap. Dilalui oleh Jl.Marelan Raya dan Jl.Rahmad Buddin yang banyak dilalui oleh banyak Jenis Angkutan Umum. Universitas Sumatera Utara 22

II.3.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi II.2.3.1 Luas lahan

Pasar Marelan yang ada saat ini bukan seutuhnya dikelola oleh Perusahaan Daerah Kota Medan tetapi juga sebagiannya dikelola oleh pihak Swasta. Luas gabungan dari keduanya mencapai ± 18.958 m 2 , tetapi yang dikelola pleh PD. Pasar hanya seluas 2400 m 2 . Site ini terletak pada kecamatan Medan Marelan. Termasuk kedalam wilayah pengembangan yang berorientasi sebagai area Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim. Adapun site ini memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu antara lain : Gambar 2.8. Dimensi Site 62 M 58 M 95 M 69 M 61 M 180 180 M 126 M Universitas Sumatera Utara 23 - Kelebihan: 1. Berada pada salah satu jalan utama di kecamatan Medan Marelan yaitu jalan Marelan raya. 2. Pencapaian yang mudah karena banyak dilalui oleh berbagai jenis kendaraan maupun angkutan umum. 3. Dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga target pasar dapat dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah pembeli yang memadai. 4. Dekat dengan lahan pertanian sehingga kebutuhan pasar dapat terpenuhi dengan baik. - Kelemahan 1. Memiliki arus lalu lintas yang padat sehingga sangat sulit memarkirkan kendaraan di sekitar site. 2. Lahan parkir yang sangat terbatas mengakibabkan banyak kendaraan di badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan. 3. Tidak tersedianya pemberhentian angkutan umum maupun selter becak yang tetap mengakibabkan mereka berhenti dan menunggu penumpang di sembarang tempat. 4. Utilitas bangunan yang tidak terawat menimbulkan bau yang tidak sedap. Dan kadang menimbulkan banjir dan genangan air.

II.3.3.2. Peraturan Site 1. Land Use RDTRK

: rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat-syarat lain tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan lahan pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.

2. GSB = Garis Sempadan Bangunan : Mengatur jarak batas bangunan

dengan batas kapling, bisa batas depan, samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja, 12 x lebar jalan atau 12xlebar jalan + 1. Universitas Sumatera Utara 24 GSB ideal yang seharusnya ideal untuk sebuah site adalah seperti yang diutarakan dalam penjelasan di atas, yaitu : GSB sebelah Utara Jl.M.Basir 12x 0m + 1 = 0m GSB sebelah Timur Gg.Rusdi: 12x 0m + 1 = 0m GSB sebelah barat Jl.Marelan Raya 12x 0m+1=0m GSB sebelah Selatan 12x 0m + 1 =0m Namun GSB yang terdapat pada kawasan perancangan pada saat ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.9. GSB Eksisting GSB 2 – 8m GSB 1.5 – 6m GSB 1.5-10m GSB 1 - 3.5m GSB 3 – 8m GSB 1 – 2m GSB 2 – 15m Universitas Sumatera Utara 25

3. BC = Building Coverage Koefisien Dasar Bangunan. Yakni

perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Sebagai kawasan pusat perbelanjaan dan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 - 90 Maka koefisen dasar bangunan adalah : 90 x 18.958 m2 = 17.062 m2

4. FAR = Floor Area Ratio Koefisien Lantai Bangunan

. Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100 untuk bangunan bertingkat. Untuk daerah di sekitar Pasar Sei Sikambing, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 90 maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 - 300 .

II.3.3.3. Ketinggian Bangunan

Berdasarkan survey yang telah dilakukan, maka dapat diketahui ketinggian bangunan di kawasan Pasar marelan. Penyajiannya adalah sebagai berikut: 1. Ketinggian Bangunan Pasar marelan Ketinggian bangunan Pasar Marelan adalah bangunan 1 lantai. Mulai dari kios hingga loods semuanya hampir sama ketinggiannya. 2. Ketinggian Bangunan di sekitar Pasar Marelan Bangunan di sekitar pasar Marelan rata-rata adalah bangunan rumah toko dan permukiman penduduk. Ketinggiannya bervariasi, mulai dari 1 hingga yang paling tinggi adalah 3 lantai. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam gambar berikut. Universitas Sumatera Utara 26 Gambar 2.8. Peta Ketinggian Bangunan Keterangan : Ketinggian 3 lantai Ketinggian 2 lantai Ketinggian 1 lantai Universitas Sumatera Utara 27

II.3.3.4. Eksisting

Tapak terletak di Jl. Marelan Raya, di samping Jl. M.Basir. Tapak terletak di Kecamatan Medan Marelan dengan KDB di kawasan tersebut sebesar 73, dengan luasan site sekitar 18.958 m 2 . Berikut akan dijelaskan kondisi tapak di sekitar site. Gambar 2.9. Kondisi Eksisting Sumber: Survey Lapangan Keadaan lalulintas disekitar site yang cukup padat dsebabkan site dilalui oleh 2 jalan utama,yakni Jl.Marelan Raya dan Jl.Rahmad Buddin Disekitar site dipenuhi rumah toko dengan ketinggian 2-3 lantai Kondisi PKL ditepi Jl.M.Basir.Masalah PKL merupakan masalah yang banyak ditemui dipasar ini. Keadaan PKL disekitar site yang kurang tertata mengakibatkan kemacetan. Universitas Sumatera Utara 28 II.4. Tinjauan Fungsi II.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Pengguna pasar ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian demikian juga dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar. Penggunanya antara lain : • Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar dalam kota, maupun dari luar kota bisa pengunjung pasar. • Pedagang pasar yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar. • Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas kepada para pedagang baik di pasar. Kegiatannya antara lain : • Berdagang yang merupakan fungsi utama dari komplek bangunan ini. Merupakan kegiatan menjajakan barang kepada para pengunjung, baik dalam bentuk kios, lods, retail, maupun pameran. • Pembelian yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini pembeli akan membayar untuk barang yang diinginkan. Secara lebih lengkap akan dibahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku yang terdapat di komplek bangunan ini :

II.4.2. Dekripsi Kegiatan pasar Marelan

Dikarenakan oleh lokasi pasar yang berada pada pusat Kecamatan Marelan, maka pasar termasuk daerah yang hidup mulai dari pagi jam 04.00 sd 18.00 WIB. Sedangkan untuk wilayah sekitarnya terdapat pedagang kaki lima yang beroperasi hingga malam hari, seperti pedagang VCDCD serta pedagang makanan. - Pada pukul 04.00 WIB barang dagangan mulai berdatangan ke pasar Marelan. Kebanyakan merupakan barang dagangan yang berupa sayur dan daging. - Pada pukul 06.30 WIB, pembeli mulai berdatangan. Sehingga suasana pasar mulai ramai. Universitas Sumatera Utara 29 - Pukul 06.30-18.00 WIB merupakan waktu dimana kegiatan berdagang dilaksanakan. - pukul 18.00 pasar ditutup

II.4.2. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Dalam perancangan pasar, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut : 1. Fleksibilitas Secara harfiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : a. Pemilihan sistem struktur b. Pembagian ruang c. Ketinggian ruang d. Tata letak stan, kios, dan lods 2. Kenyamanan Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusat perbelanjaan dan pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran. 3. Sirkulasi Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi servis bangunan. Universitas Sumatera Utara 30 Kebutuhan ruang dari pasar tradisional dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu ruang utama, pendukung, pelengkap, dan servis, dimana pembagian masing-masing kelompok diuraikan sebagai berikut: 1. Ruang Utama, termasuk didalamnya kios dan lods. 2. Ruang Pendukung, yakni Kantor Pengelola dan Pusat Jajanan Serba Ada Pujasera. 3. Pelengkap, yakni Ruang Terbuka Hijau, Toilet, Mushalla, ATM Center, Pelayanan Kesehatan, dan Tempat Penitipan Anak. 4. Servis, yakni Loading deck, Ruang kontrol Panel, Tempat Sampah Sementara, Ruang Genset, Pos Jaga, Parkir. Berdasaran data dan survey yang dilakukan, diperolehlah jumlah pedagang yang terdapat di Kawasan Pasar Marelan. Pasar yang merupakan milik swasta terdiri dari kios, lods, dan PKL. Kios berukuran 2 x 2m dan lods berukuran 1 x 2m. Pedagang di dalam area pasar No. Jenis Dagangan Jumlah 1. Sayur Mayur 56 2. Ikan 56 3. Ayam 15 4. Rempah-Rempah 7 5. Kain 13 6. Emas 2 7. Buah-Buahan 2 8. Bumbu 15 9. Ikan Asin 6 10. Kue 3 11. Daging 8 12. Makanan Minuman 7 13. Gilingan 4 14. Sepatu Tas Sandal 2 15. Barang Sampah 16 Universitas Sumatera Utara 31 16. Mainan Anak 1 17. Kelapa 3 18. Pecah Belah 2 Jumlah 218 Pedagang di luar area pasar Jl.Marelan Raya PKL No. Barang Dagangan Jumlah 1. Sayur - mayur 46 2. Ayam 1 3. Kain 5 4. Buah - Buahan 12 5. Ikan Asin 2 6. MakananMinuman 4 7. Gilingan 1 8. Kelapa 8 JumlahTotal 79 Jl.M. Basir No. Jenis Dagangan Jumlah 1. Sayur - Mayur 27 2. Ikan 8 3. Ayam 7 4. Rempah - Rempah 1 5. Kain 3 6. Buah - Buahan 5 7. Ikan Asin 5 8. Daging 1 9. MakananMinuman 2 10. Gilingan 1 11. Sepatu Tas Sandal 1 Universitas Sumatera Utara 32 12. Kelapa 6 JumlahTotal 67 Jl.Rahmad Buddin No. Jenis Dagangan Jumlah 1. Sayur - Mayur 52 2. Kue 3 JumlahTotal 55 Tabel 2.4. Tabel jenis Dagangan Pasar Marelan Sumber: PD. Pasar II.5. Studi Banding Fungsi Sejenis II.5.1. Pasar Beringharjo Yogyakarta Pasar Beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Yogyakarta. Dalam pasar ini, diatur dengan jelas pengelompokan jenis barang dagangan yang dijual. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan. Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang dapat diambil dari pasar ini sebagai contoh studi banding, karena desain pasar yang akan dihasilkan adalah suatu pasar tradisional yang bebas dari Gambar 2.10. Peta Satelit Pasar Beringharjo Sumber: Website Gambar 2.11. Tampak Depan Pasar Beringharjo Sumber: Website Universitas Sumatera Utara 33 stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional. Pembangunan pasar ini merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang biasa disebut pola Catur Tunggal dengan cakupan empat hal, yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. Secara penempatan, Pasar Beringharjo berada di bagian luar bangunan Keraton Yogyakarta njobo keraton, tepatnya di utara Alun-alun Utara. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Dinas pasar Beringharjo Yogyakarta, luas tanah pasar Beringharjo Timur 12,502 M2, luas bangunan pasar 27,721,49 M2, dan luas lahan dasaran 10,696,32 M2. Dengan luas yang sebanyak itu pasar Beringharjo Timur menanpung pedagan sejumlah 2.730 orang. Dari sejumlah pedagang tersebut, kebanyakan pedagang berasal dari Yogyakarta, tetapi sebagian para pedagang juga berasal dari luar jogja, seperti Bandung, Jakarta, Jawa Timur, dan lain-lain. Pasar Beringharjo Timur di buka setiap hari pada waktu 05:00 sampai dengan 17:00 WIB. Para pedagang pasar Beringharjo Timur menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, emping, krupuk, daging, ayam dan lain-lain. Selain itu terdapat penjual tas dan sepatu. Gambar 2.12. Interior Pasar Beringharjo Sumber: Website Universitas Sumatera Utara 34 Pasar Beringharjo Timur mempunyai terdapat fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain: • Tempat parkir • Mushola • Kamar mandi atau WC sejumlah 15 unit • Kios • Tempat dagang losd sebanyak 3.006 unit • Tempat penitipan anak • Kantor pengelolaan pasar • Tempat layanan kesehatan • Alat pemadam kebakaran

II.5.2. Pasar BSD Bumi Serpong Damai Jakarta

Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif. Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari Gambar 2.13. Peta Satelit Pasar BSD Sumber: Website Gambar 2.14. Tampak Depan Pasar BSD Sumber: Website Universitas Sumatera Utara 35 sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, penulis mengharapkan mendapatkan suatu sistem utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu perhatian dari studi banding ini. Gambar 2.15. Situasi Loods di Pasar BSD Sumber: Website Gambar 2.16. Kondisi atap dan Sirkulasi Di Pasar BSD Sumber: Website Universitas Sumatera Utara

BAB III ELABORASI TEMA

Universitas Sumatera Utara

BAB III ELABORASI TEMA

Universitas Sumatera Utara 35

BAB III ELABORASI TEMA

III.1. Pengertian Pendekatan tema Pengembangan Kawasan Pasar Marelan adalah melalui pendekatan Arsitektur Hijau Green Architecture. Kata Green, berasal dari bahasa Inggris yang berarti “Hijau”, hijau adalah suatu simbol warna yang mewakili daun tumbuhan yang berklorofil, atau mewakili lingkungan dan alam. Kata Green dalam arsitektur pada awalnya dianggap sebagai hal yang tabu sama seperti ketika kata postmodernisme dan dekonstruksi muncul beberapa tahun lebih awal. Pada saat kemunculan istilah green menimbulkan kesalahpahaman. Hal ini memancing respon untuk membicarakan masalah green itu sendiri. Namun setelah muncul beberapa kelompok atau lembaga yang melakukan pendekatan dalam Green Movement dengan menekankan dan mengaplikasikannya sesuai dengan kemampuan dan interesnya masing-masing. Salah satunya dengan merancang sebuah rumah sementara yang menunjukkan manusia tidak menjadi asing dengan lingkungannya yang dilakukan oleh Walden Pond. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa Green Architecture adalah gerakan untuk pelestarian alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi arsitektur ramah lingkungan. Ciri-ciri Green Architecture diantaranya: • Peka terhadap lingkungan. • Konservasi energi mengkonsumsi energi seminim mungkin. • Mengusahakan pencahayaan alami. • Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri. • Mengusahakan penghawaan alami. • Memakai material daur ulang atau material yang ekologis. Universitas Sumatera Utara 36 Dalam penerapan Green Architecture lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya: penentuan tapak bangunan, pengolahan limbah yang muncul akibat kegiatan yang terjadi di kawasan proyek. Terdapat 6 prinsip Green Architecture sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Brenda dan Robert Vale tentang Green Architecture, yakni: 1. Konservasi energi • Meminimalkan penggunaan energi. • Perlindungan terhadap sumber daya alam. • Pendayagunaan alam sebagai sumber energi sebagai keperluan studi dan rekreasi. • Memanfaatkan limbah dengan sebaik-baiknya. • Penentuan lokasi yang tepat guna dengan cara memilih penggunaan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bangunan atau proyek. 2. Bekerja sama dengan iklim • Bekerja sama dalam pengunaan energi dari alam. • Memanfaatkan energi yang tersedia dengan sebaik-baiknya. • Pencahayaan alami pada siang hari. • Penghawaan alami. 3. Meminimalisir sumber-sumber daya baru • Penggunaan material daur ulang. • Penggunaan material yang dapat diperbaharui. • Merancang bangunan dari sisa bangunan sebelumnya. • Penggunaan material yang ramah lingkungan. 4. Ramah menghargai pengguna di dalamnya • Menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun tetap selaras dengan prinsip-prinsip Green Architecture. Universitas Sumatera Utara 37 5. Menghargai site • Seminimal mungkin merubah tapak yang sudah ada. Memberi pori- pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara. • Interaksi bangunan terhadap site. 6. Holistik • Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang akan dibangun. Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam melakukan proses desain. Green Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor-faktor lingkungan. Tujuan dari Green Architecture adalah menghasilkan suatu bangunan yang bersahabat dengan lingkungannya dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan konsep-konsep Green Architecture pada bangunan yang akan dirancang. Dengan menerapkan prinsip Green pada bangunan, maka akan dapat menjawab beberapa isu global mengenai kerusakan lingkungan dan pemanasan global yang sedang terjadi saat ini. III.2. Interpretasi Tema Dengan maraknya permasalahan golobal yang ada saata ini , banyak negara menghadapi masalah-masalah lingkungan hidup. Hal ini banyak disebabkan karena kerusakan lingkungan yang akibatnya fatal bagi kehidupan manusia. Sala satu contohnya adalah kerusakan fisik bumi seperti rusaknya hutan yang mengakibatkan ketersediaan lahan hijau berkurang, otomatis oksigen yang diproduksi akan mengalami gangguan. Untuk memecahkan permasalahan diatas maka ada beberapa solusi yang bisa dilakukan, yakni mengembangkan konsep-konsep kota yang berwawasan hijau Green City. Selain itu polusi yang timbul juga menimbulkan dampak yang Universitas Sumatera Utara 38 buruk terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain keberlangsungan suatu kota sangat tergantung pada kualitas lingkungan perkotaan tersebut. Di beberapa negara maju telah dikeluarkan beberapa peraturan yang berkaitan tentang lingkungan hidup seperti pembangunan suatu kawasan yang harus ramah lingkungan, kontrol terhadap emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor, hingga pembatasan jumlah kendaraan bermotor yang mengakibatkan polusi terhadap lingkungan. Departemen Lingkungan hidup merupakan lembaga yang harus bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pembangunan kawasan perkotaan. Green Architecture Dalam Konteks Kota Medan Pemerintah kota Medan telah menetapkan Rencana Strategik Restra Kota Medan sesuai dengan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2002, dengan visi: “Mewujudkan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan bercirikan Masyarakat Madani yang menguasai Iptek, dan bermuatan Imtaq serta berwawasan Lingkungan Hidup” Selai visi tersebut, terdapat beberapa isu lingkungan hidup di kota Medan yang menyebabkan diperlukannya konsep pendekatan “Green” terhadap perencanaan dan perancangan arsitektur kotanya. Isu-isu tersebut diantaranya: pencemaran akibat limbah industri, rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan, restoran, sampah perkotaan, krisis persediaan air tawar, degradasi tanah dan lahan pertanian, pencemaran udara, konflik sosial, lingkungan, transportasi, dan ruang terbuka hijau. Dengan mempertimbankan isu tersebut, maka dalam pengembangan Kawasan Pasar Marelan akan diterapkan konsep Green Architecture. Penerapan tema Green Architecture pada bangunan dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut: • Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan lahan hijau dengan lahan terbangun yang sesuai. Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06PRTM2007 tanggal 16 Maret 2007 tentang Pedoman Umum Universitas Sumatera Utara 39 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dijelaskan bahwa perbandingan antara lahan hijau dengan lahan terbangun adalah 40:60 . Hal tesebut tercantum dalam KDH koefisien Dasar Hijau yaitu persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka diluar bangunan gedung diperuntukkan bagi pertamanan penghijauan dan luas tanah perpetakan daerah perencanaan yang dikuasai. • Mengembangkan Tata Vegetasi yang baik Tata vegetasi suatu kawasan juga sangat mempengaruhi kondisi lingkungan bangunan yang terdapat pada kawasan tersebut. Dengan adanya tata vegetasi yang baik diharapkan dapat memperbaiki iklim makro dan mengurangi polusi udara terutama pada bangunan tempat manusia beraktivitas. Dengan adanya tata vegetasi yang baik dapat mengurangi emisi gas karbondioksida yang secara otomatis akan mengurangi dampak pemanasan global. • Mengembangkan bangunan hijau Green Building Dalam konsep green building pada bangunan dapat dilakukan berbagai cara sebagai berikut: - Membuat atap Hijau Roof-Garden - Menempatkan bukaan sebagai tempat masuknya cahaya dan udara pada tempat yang tepat - Menggunakan teknologi Photovoltaic, water filtration, air filtration, dan sebaginya. - Menghadirkan taman pada bangunan. - Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan - Melakukan penanganan limbah yang efektif - Menggunakan perabot dalam bangunan yang hemat energi dan hemat pemakaian air - Menerapkan sistem utilitas pada bangunan yang hemat energy. • Melakukan Proses recycle dan reuse untuk air dan limbah Untuk mewujudkan konsep green pada bangunan perlu dilakukan proses pendaur ulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Universitas Sumatera Utara 40 III.3. Keterkaitan Tema dengan Judul Pasar tradisional merupakan salah satu topik yang sangat hangat saat ini. Banyaknya masalah yang disebabkan ketika beroperasi seperti kemacetan hingga limbah,dan sebab itu perlunya perhatian khusus dalam pemecahan masalahnya. Sebagai salah satu tempat publik, dimana berlangsungnya transaksi jual beli maka diperlukan suatu pasar yang nyaman bagi pengguna maupun pengunjung serta ramah terhadap lingkungan. Selain itu isu krisis energi dan isu kerusakan lingkungan yang ada saat ini mengharuskan Kota Medan memerlukan banguan-bangunan yang hemat energi dan dapat memanfaatkan sumber energi alamiah. “Pengembangan Kawasan Pasar Marelan” merupakan suatu alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kondisi pasar yang ada saat ini. Dengan menerapkan kosep Green Architecture, desain yang ada akan mampu memecahkan berbagai permasalahan lingungan, seperti penghematan energi sampai pengolahan limbah. Sesuai dengan rencana pemerintah yang ingin memperbaiki kondisi pasar tradisional menjadi tempat yang dapat menjadi alternatif bukan hanya untuk masyarakat menengah ke bawah melainkan juga dapat menjadi alternatif bagi masyarakat menegah ke atas. Dengan adanya Pengembangan Pasar Marelan yang menerapkan konsep green architecture ini, diharapkan akan dapat menciptakan suatu suasana yang alami, yang dapat membuat nyaman para pengguna baik itu pedagang maupun pembeli. Serta dapat memberi kontribusi dalam pemecahan permasalahan lingungan. Universitas Sumatera Utara 41 III.4. Studi banding Tema Sejenis III.4.1. Heping Park, Tianjin, Cina Ini adalah proyek Perkins Will untuk Heping Park di Tianjin, China. Melukiskan pita tumbuh-tumbuhan yang melukiskan zona atap. Proyek diberi tanda oleh 3 menara besar. Seperti halnya ruang parkir, ruang hijau di buat dengan menciptakan suatu langit-langit dengan benih tumbuh- tumbuhan setinggi level jalan. Pengembangan kembali rencana Lingkungan meliputi konstruksi kediaman bertingkat baru yang akan menekankan suatu yang lebih tinggi mutu hidup sampai pengintegrasian ruang hijau. Pita ruang hijau yang menggelombang ke seberang, memudahkan cahaya, ventilasi, dan akses ke parkiran bawah. Pada proyek ini terlihat jelas bagaimana ruang-ruang terbangun digantikan oleh ruang ruang hijau pada atap Green Roof, terlihat jelas bagaimana bangunan juga menjadi tempat hidup tumbuh-tumbuhan. Selain itu Green roof ini juga berfungsi sebagai ruang-ruang publik, sehingga pemanfaatan lahan menjadi sangat efektif. Gambar 3.1. Bentuk Bangunan Heping Park Sumber: Website Gambar 3.2. Layout Denah dan Sirkulasi Heping Park Sumber: Website Gambar 3.3. Roof Garden Sebagai Public Space Heping Park Sumber: Website Universitas Sumatera Utara 42 III.4.2. Green Rings City of Gwanggyo Korea Selatan Grup arsitektur asal Belanda, MVRDV. Telah memenangkan kompetisi untuk merancang sebuah bangunan pusat kota untuk Gwanggyo, sebuah kota baru yang akan dibangun di selatan Seoul, Korea. Direncanakan untuk menjadi swasembada kota bagi 77.000 jiwa penduduk korea. Arsitek mengatakan bahwa semua elemen dari pusat kota akan desain seperti cincin, dan “dengan mendorong cincin ini ke arah luar, setiap bagian dari bangunan akan menerima teras untuk kehidupan diluar ruangan.” Program dan kebutuhan ruang berbeda, membutuhkan peletakan serta ukuran ruang yang berbeda-beda. Pemecahan masalahnya adalah dengan memfasilitasi semua elemen dengan membentuknya kedalam bentuk cincin. Setiap bagian dari cincin-cincin tersebut akan ditanami tumbuh-tumbuhan yang juga berfungsi sebagai teras outdoor. Bangunan ini nantinya akan difungsikan sebagai Residensial 200.000m 2 , Perkantoran 48.000m 2 , retail sebesar 200.000m 2 , serta pusat rekreasi dan sarana edukasi sebesar 200.000m 2 . Gambar 3.4. Potongan Bangunan Green Ring City Sumber: Website Gambar 3.5. Bentuk Bangunan Green Ring City Sumber: Web Universitas Sumatera Utara 43 III.4.3. River Frontage Green Building Uzbekistan Ini adalah konsep dari bangunan perumahan yang akan dibangun di Uzbekistan, bangunan ini sungguh mengagumkan. Dengan konsep bangunan hijau, dan outdoor looks, yang tidak hanya indah di mata, tetapi juga memberikan kualitas tinggi kalangan masyarakat. Selain perumahan, bangunan ini juga akan digunakan sebagai gedung kantor dan spa. Bangunan ramah lingkungan ini dirancang oleh arsitek llewelyn- Davies. Pemandangannya sangat menarik, penuh dengan tampilan hijau. Dengan bentuk geometris hampir seperti labirin, seperti kita menemukan sesuatu selama di dalam gedung dan menciptakan suasana segar. Gambar 3.6. Eksterior Bagunan River Frontage Sumber: Web Gambar 3.7. Pintu Masuk River Frontage Sumber: Web Universitas Sumatera Utara 44 III.4.4. Fukuoka ACROS Jepang Di Kota Fukuoka di Jepang, mereka memiliki sebuah bangunan yang disebut “Fukuoka ACROS” terlihat sangat berbeda dari dua sisi: satu sisi seperti sebuah bangunan kantor konvensional dengan dinding kaca, namun di sisi lain terdapat atap yang besar dan bertingkat dengan sebuah taman. Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi, arsitek mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap unsur lingkungan, bangunan ini turut menurunkan suhu mikro di sekitarnya Teras taman yang mencapai hingga sekitar 60 meter di atas tanah, berisi 35.000 tanaman yang mewakili 76 spesies. Pada proyek ini hadirnya atap-atap hijau yang ditanami vegetasi berfungsi untuk menurunkan suhu mikro. Hadirnya atap hijau juga berfungsi menjadi taman untuk tiap lantainya yang menjadi ruang relaksasi. Gambar 3.8. Eksterior Fukuoka ACROSS Sumber: Website Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA

Universitas Sumatera Utara 45

BAB IV ANALISA

IV.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Site Berikut ini akan dipaparkan data serta keterangan informasi yang berhubungan dengan site: Batas-Batas Site: Utara : Jalan M.Basir Selatan : Lahan Kosong dan Pemukiman Penduduk Barat : Jalan Marelan Raya Timur : Gg.Rusdi dan Pemukiman Penduduk Berdasarkan data-data site di atas, maka dapat dikatakan bahwa site terletak di sekitar pemukiman penduduk, sehingga letak site ini sangat mendukung terhadap persentase penjualan pasar, karena memiliki konsumen yang tetap. Namun keadaan ini tidak hanya bersifat menguntungkan, tetapi juga mempunyai efek negatif, antara lain dengan dekatnya pasar dengan pemukiman penduduk menyebabkan padatnya lalu lintas di sekitar pasar yang berujung kepada kemacetan. Gambar 4.1. Kondisi Eksisting Tapak Perancangan Pemukiman Penduduk Jl.Marelan Raya Ruko Jl.Rahmad Buddin Jl.M.Basir Pemukiman Penduduk Site Universitas Sumatera Utara 46 Peraturan-Peraturan Site: 1. GSB Garis Sempadan Bangunan Garis sempadan bangunan yang ada di sekitar site ini berhubungan erat dengan peraturan lainnya, yaitu koefisien dasar bangunan. Dikarenakan KDB yang besar di daerah ini sekitar 80 - 90 menyebabkan lebar GSB juga menjadi lebih kecil, karena lahan kebanyakan dipakai menjadi bangunan. Gambar 4.2. Kondisi GSB Eksisting GSB 2-8m GSB 1.5-6m GSB 1.5-10m GSB 1-3.5m GSB 3-8m GSB 1-2m GSB 2-15 Universitas Sumatera Utara 47 2. KLB Koefisien Lantai Bangunan Koefisien Lantai Bangunan : Yaitu perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100 untuk bangunan bertingkat. Untuk daerah di sekitar Pasar Marelan, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 90 maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 - 300. Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa ketinggian rata-rata bangunan di sekitar site adalah 1-3 lantai. Sehingga berdasarkan data tersebut hal yang dapat disimpulkan antara lain : a. Bangunan yang akan didesain nantinya tidak boleh memiliki ketinggian yang terlalu jauh dari rata-rata bangunan, sehingga memiliki keharmonisan dengan lingkungan sekitar. b. Karena bangunan yang akan didesain merupakan bangunan Pasar Tradisional, maka jumlah lantai yang akan dirancang harus diperhatikan. Gambar 4.3. Kondisi Ketinggian Bangunan Eksisting Keterangan : Ketinggian 1 lantai Ketinggian 2 lantai Ketinggian 3 lantai Universitas Sumatera Utara 48 3. KDB Koefisien Dasar Bangunan Building Coverage Koefisien Dasar Bangunan. Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini akan semakin kecil untuk kawasan perdagangan, bisa berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Sebagai kawasan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 - 90 . Maka koefisen dasar bangunan adalah : 90 x 18.958 m2 = 17.062 m2 4. Kondisi Eksisting Gambar 4.4. Kondisi Eksisting Tapak Kondisi eksisting bagian barat site berupa ruko dan pkl yang kurang tertata yang mengakibatkan kemacetan Kondisi eksisting bagian selatan site berupa pemukiman penduduk, lahan pertanian warga dan kebun pisang. Kondisi eksisting bagian timur site berupa permukiman penduduk dan lahan pertanian warga. Kondisi eksisting disebelah utara site merupakan jl.M.basir yang dipenuhi oleh PKL dan sering mengakibatkan kemacetan. Universitas Sumatera Utara 49

IV.1.2. Analisa Pencapaian

Untuk analisa pencapaian, maka akan dibagi 2 bagian besar,antara lain: A. Kendaraan 1. Kendaraan Pribadi Kendaraan Roda 2 dan Roda 4 Lokasi site yang berada di Jalan Marelan Raya, sangat efisien untuk pencapaian dari kendaraan, angkutan umum, maupun truk barang. Selain itu untuk para pejalan kaki, juga mudah dicapai, dikarenakan letak site yang dekat dengan jalur angkutan umum. Site sangat dekat dengan 3 jalur : 1.Jalan Marelan Raya 2.Jalan M.Basir 3.Jalan Rahmad Buddin 2. Angkutan Umum List angkutan umum yang melewati site berdasarkan jalan utama yang ada di sekitar site, antara lain : - Angkutan umum yang melalui Jl. Marelan Raya • KPUM 90 • PT.Rahayu Medan Ceria 105 • Cv.hikmah 62 • Cv.hikmah 26 - Angkutan umum yang melalui Jl. Rahmad buddin • KPUM 40, 90 • CV.Mitra Transport 146 Universitas Sumatera Utara 50 Potensi: Site merupakan kawasan yang banyak dilalui oleh berbagi jenis kendaraan, baik itu kendaraan pribadi maupu segala jenis angkutan umum. Sehingga sangat mudah bagi masyarakat untuk mencapai kawasan Pasar Marelan ini. Masalah: Banyaknya kendaraan yang melalui kawasan ini kerap menimbulkan kemacetan, karena angkutan umum yang melintas di kawasan ini sering berhenti sembarangan untuk menaikkan penumpang. Solusi: Untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan angkutan umum tersebut dapat dirancang halte ataupun jalur khusus angkutan umum yang menjorok kedalam site sehingga para pengguna kendaraan lain yang melintas di kawasan ini tidak terganggu. Gambar 4.5. Jalur Pencapaian Menuju Site Perancangan Jl.Marelan Raya Jl.Rahmad Buddin Jl.M.Basir Gg.Rusdi Site KETERANGAN: Jalur Utama Jalur Skunder Site Universitas Sumatera Utara 51 B. Pejalan Kaki Kawasan ini cukup banyak dilalui pejalan kaki,terutama dimulai dari pagi hingga sore hari.karena pada saat itu merupakan puncak dari kegiatan belanja didaerah tersebut. Potensi: Site merupakan kawasan yang banyak dilalui oleh berbagi jenis angkutan umum. Sehingga sangat mudah bagi masyarakat untuk mencapai kawasan Pasar Marelan ini. Masalah: - Pemberhentian angkutan umum yang tidak teratur, sering mengakibatkan kemacetan. - Sering terjadi konflik antara pejalan kaki dan kendaraan karena tidak terdapat jalur pedestrian yang layak bagi pejalan kaki sehingga keduanya terkesan saling berebut. Gambar 4.6. Jalur Pedestrian Sekitar Site Jalur Pejalan Kaki di sisi JL.Marelan Raya Jalur Pejalan Kaki di sisi Gg. Rusdi Universitas Sumatera Utara 52 Solusi: - Merancang jalur berbeda antara pejalan kaki dan pengendara mobil. - Pemisahan tempat angkutan umum dengan kendaraan lain,sehingga dapat mengaasi kemacetan.

IV.1.3. Analisa Sirkulasi

Analisa sirkulasi pada kawasan pasar Marelan ini akan dibagi kedalam dua bagian. Yakni kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut. A. Kendaraan Jalan yang dilalui oleh kendaraan pada kawasan ini, baik itu Jl. Marelan Raya maupun Jl.Rahmad Buddin merupakan jalan dua arah yang sangat padat. Jl.Marelan Raya memiliki lebar ± 12 meter, dan Jl. Rahmad Buddin selebar ±12 meter. B. Pejalan Kaki Pada Pasar Marelan Gambar 4.7. Zoning kondisi Eksisting Loods Basah dan Kering Kios Lahan kosong Parkir Universitas Sumatera Utara 53 Sirkulasi di dalam lods kering maupun lods basah merupakan sirkulasi 2 arah, namun ukuannya yang terlalu kecil menyebabkan pengunjung kesulitan melewatinya ketika kondisi pasar sedang ramai dikunjungi. Gambar 4.8. Sirkulasi Dalam Loods Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.9. Sirkulasi Antar Kios Masalah: - Sirkulasi pejalan kaki di pasar marelan sangat tidak terater,karena banyaknya pedagang yang berjualan dipinggir jalan,bahkan tidak sedikit menepati badan jalan,sehingga para pejalan kaki juga menggunakan badan jalan. - Para pengunjung naik turun kendaraan umum ditempat yang tidak sewajarnya contoh:dipersimpangan jalansehingga menyebabkan kendaraan lain terganggu dan mengakibatkan kemacetan. Sama halnya seperti loods, sirkulasi antar kios pada pasar Marelan ini juga sangat sempit, karena sebagian pemilik kios juga meletakkan barang dagangannya dengan memakai sebagian jalur sirkulasi. Kios Kios Universitas Sumatera Utara 55 Solusi: - Memperjelas orientasi sirkulasi pada pasar yang akan di desain - Menyediakan halte untuk tempat turun dan naiknya penumpang angkutan umum. - Sirkulasi di Area Parkir Sebagian besar kendaraan yang parkir di Area ini adalah kendaraan roda dua, kondisinya cukup teratur.sedangkan untuk becak tidak tersedianya area parkir sehingga sering mengakibatkan kemacetan. Potensi: Jumlah pengunjung yang mengunjungi Pasar ini masih cukup banyak, hal ini terbukti dari padatnya masyarakat, umumnya menegah kebawah, yang masih mau berbelanja di tempat ini mengingat harganya yang masih merakyat. Masalah: - Kondisi sirkulasi yang ada saat ini tidak begitu memadai, mengingat jumlah pengunjung yang datang pada waktu-waktu tertentu cukup banyak. - Tidak menyediakan parkir untuk kendaraan roda 3 dan roda 4. Solusi: - Merancang sirkulasi yang baik di dalam bangunan guna memberi kenyamanan bagi pengunjung pasar. - Memberi parkir bagi roda 3 dan roda 4. Gambar 4.10. Kondisi Sirkulasi Parkir pasar merelan Universitas Sumatera Utara 56

IV.1.4. Analisa View Bangunan

Untuk analisa view bangunan, maka akan dibagi menjadi 2 bagian besar, antara lain : A. View ke Arah Bangunan Ke dalam Site Diketahui bahwa site dilalui oleh satu jalan utama, yaitu jalan Marelan Raya. Sehingga bagian dari site yang lansung tampak dari jalan, harus diekspos sehingga mampu menarik minat masyarakat yang melintasinya. B. View ke Luar Bangunan Ke arah luar site Pada sekitar site, tidak ada bagian tertentu dari kawasan yang cukup menarik, sehingga bangunan tidak perlu diorientasikan ke satu arah tertentu. Maka bangunan direncanakan berorientasi pada jalan Marelan Raya sebagai akses utama. Potensi: - Site dilalui jalan yang cukup padat serta dikelilingi pemukiman penduduk, sehingga gampang untuk dilihat. Gambar 4.11. Gambar Analisa Orientasi Bangunan KETERANGAN: Bagian site yang tampak dari jalan. Arah view Universitas Sumatera Utara 57 - Ketinggian bangunan sekitar relatif rendah 1-3 lantai, sehingga tidak menggangu view dari luar menuju bangunan. Masalah: Degradasi Penurunan kualitas lingkungan sekitar, sehingga juga memperburuk citra kawasan sekitar, termasuk site. Solusi: - Pada bagian site yang terlihat langsung dari jalan sekitar, maka fasade bangunan di desain semenarik mungkin agar dapat menarik minat masyarakat untuk datang. - Memperbaiki kualitas kawasan sekitar, sehingga nantinya bangunan yang akan didesain memiliki keharmonisan dengan kawasan sekitarnya, serta dapat memberi kenyamanan bagi warga sekitar

IV.1.5. Analisa Matahari

Untuk memahami permasalahan yang ada pada bagian analisa matahari ini, maka akan dijelaskan melalui peta pergerakan matahari pada kawasan yang akan dirancang, sebagai berikut : Gambar 4.12. Gambar Analisa Kondisi Matahari Sinar matahari pagi yang bagus untuk kesehatan kerena mengandung vitamin D. Sinar matahari sore yang kurang bagus bagi kesehatan Barat Timur Universitas Sumatera Utara 58 Berdasarkan gambar pergerakan matahari pada site di atas, maka dapat diketahui: - Bagian yang ditampilkan dengan warna kuning gelap merupakan bagian dari site yang paling banyak terkena sinar matahari secara langsung. - Bagian yang berwarna kuning yang memudar menunjukkan bahwa intensitas matahari semakin berkurang, karena kebanyakan posisi matahari adalah berada tepat di atas site, sehingga sisi terlebar bangunan tidak terlalu banyak terkena radiasi langsung. Hal ini sangat baik, karena dengan demikian bidang bangunan yang terkena sinar berkurang dan menyebabkan suhu bangunan tidak begitu tinggi. Potensi: - Site telah memiliki orientasi yang cukup baik, dengan demikian suhu dalam bangunan tidak akan terlalu panas karena sebagian besar sisi bangunan tidak terkena radiasi secara langsung. - Sinar matahari yang ada secara terus-menerus dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif sehingga mengurangi penggunaan energi yang berasal dari bahan bakar fosil Masalah: Tidak terdapat masalah yang signifikan, karena orientasi bangunan yang akan dirancang sudah cukup bagus, namun suhu yang tinggi pada waktu siang hari juga perlu diperhatikan mengingat disekitar site tidak terdapat buffer yang dapat mengurangi radiasi matahari langsung. Solusi: - Merancang sistem pencahayaan yang baik agar dapat menghemat energi, disesuaikan dengan tema perancangan. - Memasang photovoltaic sebagai alternatif enrgi tambahan yang low maintenance. - Memberi vegetasi di sisi timur dan barat sebagai bufer sinar matahari langsung. Universitas Sumatera Utara 59

IV.1.6. Analisa Ruang Terbuka Hijau

Potensi: Site yang ada saat ini merupakan site yang terdapat dalam zona area tropis, sehingga sangat banyak jenis tanaman dan pepohonan yang dapat tumbuh pada kawasan ini. Masalah: Vegetasi yang terdapat di kawasan ini sangat minim, mengingat cuaca di siang hari sangat panas tidak terdapat pepohonan yang berfungsi sebagai buffer secara maksimal. Solusi: Menambahkan Vegetasi di sekitar site, termasuk pepohonan yang berfungsi sebagai peneduh maupun sebagai Buffer radiasi matahari dan kebisingan yang ditimbulkan kendaraan bermotor. Gambar 4.13. Gambar Kondisi Vegetasi Sekitar Site Pada pinggir site terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh,tapi kondisi vegetasi kurang terawat. Terdapat vegetasi didalam kawasan site berupa perpohonan dan semak berlukar. Universitas Sumatera Utara 60

IV.1.7. Analisa Sarana dan Prasarana

1.Pola drainase Site -Drainase utama pada site terdapat sepanjang jalan Marelan Raya dengan lebar sekitar 1 meter. IV.2. Analisis Fungsional IV.2.1. Analisa Kegiatan dan kebutuhan Ruang

IV.2.1.1. Pengelompokan Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Untuk pengelompokan ruang serta kegiatannya akan dipaparkan dalam tabel berikut. Di dalamnya sudah termasuk Pasar Marelan, Pasar Swasta dan ruko dalam kawasan perancangan. No. Nama Ruang Pemakai Kegiatan Kriteria Ruang Utama 1. Kios Pedagang, Pembeli Mempersiapkan Barang Dagangan, Menawarkan barang Dagangan, Transaksi jual beli, Menyimpan barang Gambar 4.14. Gambar Eksisting drainase pasar Jalur Sirkulasi utama Universitas Sumatera Utara 61 Dagangan 2. Loods Pedagang, Pembeli Mempersiapkan Barang Dagangan, Menawarkan barang Dagangan, Transaksi jual beli Pendukung 1. Pusat makanan Food Court Pedagang, Pembeli Mepersiapkan Dagangan, Memasak, Mencuci Piring, makan, Menyimpan barang dagangan. 2. Informal Place PKL Pedagang, Pembeli Mempersiapkan barang dagangan, Menawarkan Barang dagangan. 3. Kantor Pengelola Pegawai PD Pasar Mengawasi berlangsungnya kegiatan pasar, melakukan pembukuan. 4. Lavatory Pedagang, Pembeli Buang Air Besar, buang Air Kecil. Pelengkap 1. Ruang terbuka Open space Pengunjung Pembeli Duduk sambil istirahat 2. Mushalla Pengelola pasar, Pedagang, pembeli Sholat 3. Parkir Pengelola pasar, Pedagang, pembeli Parkir Kendaraan Universitas Sumatera Utara 62 4. Dock Bongkar muat Pedagang Bongkar muat barang dagangan 5. Tempat Pengelolaa n Sampah Petugas Kebersihan 6. Gudang 7. Pos Satpam

IV.2.1.2. Aliran Kegiatan

Berikut akan dideskripsikan masing-masing perilaku kegiatan masing- masing pengguna yang ada di Kawasan Pasar Marelan. A. Pedagang Kios B. Pedagang Loods C. Pedagang InformalPKL Datang Membongk ar Barang Menggelar Dagangan Berjualan Membereskan Dagangan Simpan Pulang Datang Membuka Kios Menyiapkan Barang Dagangan Berjualan Menutup Kios Pulang Datang Menggelar Dagangan Berjualan Membereskan Dagangan Pulang Belanja Tabel 4.1. Tabel Pengelompokan Ruang Universitas Sumatera Utara 63 D. Pengunjung Pembeli E. Pengelola Pasar F. Petugas Kebersihan Datan Mencari Barang Menawar Harga Belanja Menunggu Angkutan Pulan Datang Masuk Ke Kantor Memantau pasar Mengecek Pembukuan Pulang Datang Mengecek Kebersihan Mengelola Sampah Di Mengumpulkan Sampah Pulang Universitas Sumatera Utara 64

IV.2.1.3. Analisa Daya Tampung Pasar Terhadap Jumlah Pedagang

Untuk mengetahui jumlah pengunjung keseluruhan pada kawasan ini, maka terlebih dahulu harus diketahui jumlah penduduk dan jumlah pasar dalam kecamatan Medan Marelan. Jumlah penduduk kecamatan Medan Area : 132.584 Jiwa Jumlah keluarga di kecamatan Medan Area : 29.589 Kepala Keluarga Jumlah Pasar di kecamatan Medan Area : 2 Pasar Jumlah Pengunjung Pasar Asumsi - Dianggap dalam satu keluarga, ada satu anggota keluarga yang berbelanja - Dianggap tiap keluarga berbelanja 1 kali untuk kebutuhan 2 hari. - Setiap pasar memiliki jumlah pengunjung yang sama. Maka : - Jumlah yang berbelanja per pasar : 29.589 : 2 Pasar = 14.794 Jiwa - Jumlah pengunjung per hari : 14794 : 2 = 7.397 Jiwa Pertumbuhan Penduduk Medan Area Tahun 2009 : 125.487 Jiwa Tahun 2010 : 126.619 Jiwa Tahun 2011 : 129.086 Jiwa Tahun 2009 sampai dengan 2010 : 126.619 Jiwa – 125.487 Jiwa = 1132 Jiwa 0.90 Tahun 2010 sampai dengan 2011 : 129.086 Jiwa – 126.619 Jiwa = 2467 Jiwa 1,92 Rata – Rata pertambahan penduduk = 1,41 per Tahun Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Jumlah pengunjung tahun 2012 = 1,41 x 7397 = 104 = 7.397 + 104 = 7.501 Jiwa Jumlah pengunjung 2014 = 1.41 x 7.606 = 107 = 7.606 + 107 = 7.713 Jiwa Universitas Sumatera Utara 65 Jumlah pengunjung tahun 2013 = 1,41 x 7.501 = 105 = 7.501 + 105 = 7606 Jiwa Jumlah pengunjung 2015 = 1.41 x 7.713 = 108 = 7.713 + 108 = 7.821 Jiwa Jumlah pengunjung 2016 = 1.41 x 7.821 = 110 = 7.821 + 110 = 7.931 Jiwa Jumlah pengunjung 2017 = 1.41 x 7931 = 111 = 7931 + 111 = 8042 Jiwa Tabel 4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Maka, Jumlah Pengunjung Pasar Marelan per hari pada tahun 2017 = 8.042 Jiwa Pengunjung per jam nya = 804 Jiwa Jumlah Pedagang Pertumbuhan Pedagang Medan Marelan Tahun 2009 : 580 Pedagang Tahun 2010 : 600 Pedagang Tahun 2011 : 670 Pedagang Tahun 2012 : 870 Pedagang Tahun 2009 sampai dengan 2010 : 600 Pedagang – 580 Pedagang = 20 0.03 Tahun 2010 sampai dengan 2011 : 670 Pedagang – 600 Pedagang = 70 0.10 Tahun 2011 sampai dengan 2012 : 870 Pedagang – 670 Pedagang = 200 0.22 Rata – rata pertambahan pedagang = 0.11 per Tahun

IV.2.2 Ruang

IV.2.2.1 Besaran Ruang Setelah mendapatkan jenis – jenis ruang yang di butuhkan maka selanjutnya akan di sajikan besaran ruang dari masing – masing ruang, antara lain : A. Proyeksi Jumlah Kios dan Stand Universitas Sumatera Utara 66 Pada bangunan pasar ini, maka bagian terpenting yang harus memiliki kalkulasi sendiri adalah bagian kios dan loosd. Harus ada perkiraan pertambahan jumlah kios dan loosd yang terjadi. Jumlah kios pada awal pertama kali dibangun tahun 1985, terdiri dari : Kios : 91 Loods : 118 Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2012, maka di ketahui : Jumlah kios yang terpakai : 125 Jumlah Loosd yang terpakai : 140 Perhitungan perkiraan pertambahan kios dari pasar Marelan, yaitu : Pertambahan penduduk per tahun : 1.41 tahun Jangka waktu efektifitas bangunan : 5 Tahun Maka dari hasil perhitungan jumlah kios dan loods dengan proyeksi sampai tahun , adalah : Jumlah pedagang tahun 2012 Kios : 1.41 x 125 + 125 = 126 Los : 1.41 x 140 + 140 = 142 Jumlah pengunjung 2013 Kios : 1.41 x 126 + 126 = 127 Los : 1.41 x 142 + 142 =144 Jumlah pengunjung tahun 2014 Kios : 1.41 x 127 + 127 = 128 Los : 1.41 x 144 + 144 = 146 Jumlah pengunjung 2015 Kios : 1.41 x 128 + 128 = 129 Los : 1.41 x 146 + 146 = 148 Jumlah pengunjung 2016 Kios : 1.41 x 128 + 128 = 129 Los : 1.41 x 148 + 148 = 150 Jumlah pengunjung 2017 Kios : 1.41 x 129 + 129 = 130 Los : 1.41 x 150 + 150 = 152 Tabel 4.3 Pertumbuhan Pedagang Jangka Waktu 5 Tahun Universitas Sumatera Utara 67 Karena, Pasar Marelan dimulai dari pagi hingga sore hari. Minimal pengunjung berbelanja paling lama 2 jam. Maka jumlah pengunjung dibagi 5 menurut waktunya, karena pasar mulai ramai pukul 08.00 – 18.00 Setiap 2 jam berganti pembeli. b. Perhitungan Jumlah Parkir Pengunjung Di asumsikan 30 Jumlah Pengunjung berjalan kaki Parkir Mobil : 10 x Jumlah Pengunjung : 10 x 8042 jiwa per hari : 804 mobil : 5 : 160 mobil Parkir Motor : 30 x Jumlah Pengunjung : 30 x 8042 jiwa per hari : 2412 motor : 5 : 482 motor Sepeda : 5 x Jumlah Pengunjung : 5 x 8042 Jiwa per hari : 402 sepeda : 5 : 80 Pengguna Becak : 10 x Jumlah Pengunjung : 10 x 8042 jiwa per hari : 804 orang : 5 : 160 80 becak hanya mengantar penumpang saja. : 160 x 80 : 8 Angkutan Umum : 15 x 8042 jiwa per hari : 1206 orang : 5 : 241 Universitas Sumatera Utara 68 No. Nama Ruang Jumlah Dimensi Luas Satuan m 2 Luas Total m 2 Sumber Ruang Utama 1 Kios 130 2 x 2 m 4 m 2 520 m 2 Asumsi Loods 152 2 x 1,5 m 3 m 2 456 m 2 Asumsi sirkulasi 40 292 m 2 Asumsi Jumlah 1268m 2 Pendukung 2 Pusat makanan 13 3 x 4 m 12 m 2 156 m 2 Asumsi Sirkulasi 30 47 m 2 Jumlah 203 m 2 3 Kantor Pengelola Ruang Pimpinan 1 3 x 3 m 9 m 2 9 m 2 Data Arsitek Ruang Pegawai 10 org 1,65x1,4 m 2,31 m 2 23,1 m 2 Data Arsitek Ruang Arsip 1 2 x 2 m 4 m 2 4 m 2 Asumsi KMWC 1 2org 2,15x 1,7 3,65 m 2 3,65 m 2 Data Arsitek Sirkulasi 25 9,9 m 2 Jumlah 49,6 m 2 4 Toilet Umum 4 buah 2,1x3,4 untuk 4 org 7,1 m 2 28,5 m 2 Data Arsitek Universitas Sumatera Utara 69 Sirkulasi 25 7,1 m 2 Jumlah 35,6 m 2 Pelengkap 5 Mushalla Ruang Sholat 50 org 1,25 m 2 62,5 m 2 Asumsi Tempat Wudhu 2 Buah 8 m 2 16 m 2 Asumsi Sirkulasi 25 19,6 m 2 Jumlah 98,1 m 2 6 Dok Bongkar muat Truk 1 Buah 3,5 x 7 m 24,5 m 2 24,5 m 2 Data Arsitek Pick Up 3 Buah 2,5 x 5 m 37,5 m 2 112,5 m 2 Data Arsitek Ruang Penerina 1 2 x 2 m 4 m 2 4 m 2 Asumsi Sirkulasi 30 42,3 m 2 Jumlah 183,3 m 2 Tambahan 7 Pengolahan Sampah KantorRuang Kontrol 1 3 x 4 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Penampungan 3 2 x 2 m 4 m 2 12 m 2 Asumsi Pengolahan Biogas 1 4 x 3 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Universitas Sumatera Utara 70 Pengolahan Sampah Organik 1 4 x 3 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Sirkulasi 30 14,4 m 2 Jumlah 62,4 m 2 8 Gudang 1 3 x 3 m 9 m 2 9 m 2 Asumsi 9 Keamanan Pos Satpam 2 3 x 3 m 9 m 2 18 m 2 Asumsi Sirkulasi 25 4,5 m 2 Jumlah 22,5 m 2 10 Ruang Mesin Ruang Panel 1 3 x 4 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Ruang Genset 1 3 x 4 m 12 m 2 12 m 2 Asumsi Ruang Pompa 1 3 x 3 m 9 m 2 9 m 2 Asumsi Sirkulasi 30 9,9 m 2 Jumlah 42,9 m 2 Tabel 4.4. Tabel Kebutuhan Ruang Universitas Sumatera Utara 71 Kebutuhan Parkir No. Parkir Jumlah Dimensi Luas Satuan m 2 Luas Total m 2 Sumber 1 Mobil 160 2,5 x 5 m 12,5 m 2 2000 m 2 Data Arsitek 2 Sepeda Motor 482 1 x 2 m 2 m 2 964 m 2 Data Arsitek 3 Becak 160 1,5x1,6 m 2,5 m 2 400 m 2 Asumsi 4 Jalur Angkot Sirkulasi 40 1065 m 2 Total 3729m 2 Tabel 4.5. Tabel Kebutuhan Parkir R. Utama : 5670.6 R. Pendukung : 238.25 R. Pelengkap : 631.34 R. Servis : 418.75 Parkir : 2613.65 + 9572.59 M² Total Kebutuhan Pasar Tradidisional = 5695 M² Luas Lahan Pasar yang tersedia adalah 18540 M² Universitas Sumatera Utara 72 IV.2.3. Bentuk IV.2.3.1. Penentuan Pola Massa Bangunan Penentuan pola massa bangunan akan diambil berdasarkan tema bangunan yankni Green Architecture. Pola Massa Bangunan nantinya akan mengikuti kaidah guna memenuhi kriteria Green Architecture yang mampu menghemat energi se-efisien mungkin. Bentuk bangunan nantinya akan mengikuti konsep-konsep hijau yang akan diterapkan pada bangunan.

IV.2.3.2. Modul Bangunan

Satuan modul yang digunakan pada perencanaan dan perancangan pasar ditentukan dengan pertimbangan terhadap beberapa faktor yaitu : • Modul kegiatan, penentuan modul kegiatan didasarkan pada fungsi utama bangunan sebagai pusat belanja baik tradisional maupun modern yaitu dengan menggunakan modul kios 2m x 2m atau 3m x 4m dengan sirkulasi sebesar 40 . • Modul struktur, pemilihan modul struktur dipengaruhi dimensi, kekuatan, dan bentangan dari sistem struktur yang digunakan • Modul bahan, pemilihan modul bahan terutama ditekankan pada dimensi material alami, namun tidak tertutup kemungkinan digunakan material sintesis sesuai dengan fungsi dari bagian bangunannya.

IV.2.3.3. Ketinggian Bangunan

Ketinggian bangunan ditentukan dari : • Jarak pandang manusia skala intim. Yaitu : 1 DH 2, dimana D = jarak pengamat terhadap objek dan H = ketinggian objek • Sudut elevasi pandang manusia yaitu 27” DH = 2 pada sudut pandang 27” • Berdasarkan peraturan pemerintah setempat • Ketinggian bangunan di lingkungan sekitar skyline kawasan Universitas Sumatera Utara 73 Berdasarkan hal tersebut, maka diketahui bahwa dengan tinggi bangunan pusat perbelanjaan yang kurang lebih 20 m, maka jarak antara bangunan dengan pedestrian pejalan kaki minimal kurang lebih 20 m juga. Namun hal ini juga akan disesuaikan dengan keadaan site.

IV.2.4. Utilitas

Seperti kasus pasar yang ada pada umumnya, sistem utiltas yang ada pada Pasar Marelan juga sangat buruk. Tidak adanya perawatan dan sistem pengolahan sampah yang bagus menyebabkan banyaknya saluan utilitas yang tersumbat dan akhirnya menyebabkan banjir pada pasar ini..

IV.2.4.1. Sistem Air Bersih

Terdapat dua jenis sistem pendistribusian air bersih, yaitu secara Down Feed Dengan memanfaatkan gaya grafitasi, dan dengan sistem Up Feed dengan bantuan pompa. Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem tersebut: Universitas Sumatera Utara 74 Sistem Kelebihan Kelemahan Sistem Down Feed - penyaluran air digunakan dengan memanfaatkan bantuan system gravitasi, sehingga menghemat biaya operasional bangunan - system pemipaan lebih sedikit - penyaluran air tidak merata - diperlukan ruang untuk perletakan tangki pada bagian atas bangunan Sistem Up Fedd - penyaluran air dapat merata di setiap tempat - air pada bagian plumbing terus bergerak sehingga mengurangi peristiwa korosi pada pipa-pipa besi - biaya operasional lebih mahal - sistem pemipaan lebih banyak - dapat terjadi ledakan akibat tekanan dari mesin pompa

IV.2.4.2. Sistem Air Buangan Kotor

Dari hasil survey yang diperoleh, sumber air buangan yang terdapat pada Pasar Marelan bersumber dari: • Air buangan toilet • Air hujan • Sisa air yang berasal dari loods basah Sistem distribusinya sendiri sangat buruk, karena banyak saluran buangan tersumbat dan rusak sehingga menimbulkan bau yang tidak enak. Banyaknya saluran yang rusak mengganggu kenyamanan para pejalan kaki yang sedang berbelanja, karena umumnya saluran pembuangan air kotor berada tepat di atas jalur pejalan kaki. Tabel 4.6. Jenis Sistem Pendistribusian Air Bersih Universitas Sumatera Utara 75 Sesuai degan prinsip Green Architecture, menghargai site maka sebisa mungkin limbah cair yang dproduksi oleh pasar jangan sampai mencemari lingkungan. Oleh sebab itu pada pasar ini dirancang sebuah area peresapan yang dilengkapi dengan filter agar limbah cair yang diproduksi oleh pasar dikembalikakn kedalam tanah dalam keadaan bersih. Potensi: - Sebagai Negara beriklim tropis, curah hujan di Indonesia sangat tinggi. Masalah: - Ketika hujan datang, sering menimbulkan genangan dan bahkan banjir, selain itu sampah yang menumpuk di saluran buangan air kotor dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Solusi: - Curah hujan yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih yang sebelumnya dapat diolah atau di filterisasi agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan Air bersih yang ada di pasar Gambar 4.15. Kondisi Saluran Pembuangan Air Kotor Universitas Sumatera Utara 76

IV.2.4.3. Sampah

Sampah merupakan permasalahan yang umumnya sangat banyak dijumpai pada pasar-pasar tradisional. Hal yang sama terjadi pada Pasar Sei Sikambing, bak sampah pada pasar ini diletakkan tepat di depan pasar, sehingga apabila sampah tidak diangkut dalam jangka waktu satu hari, dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Sampah yang dipoduksi oleh pasar tradisonal sangat banyak sekali, umumnya adalah sampah organic berupa sisa sayuran, menurut data pasar jumlah sampah yang dihasilkan bisa mencapai 17-33 m 3 hari. Dengan mengambil nilai tengahnya maka sampah yang dihasilkan pasar Marelan dapat mencapai 25m 3 perharinya. Dengan nilai tersebut maka 80 dari jumlah tersebut yang merupakan sampah kering dapat diolah menjadi kompos dengan menggunakan komposter dengan kapasitas 1 ton. Dengan jumlah sampah yang tersedia yakni sebesar 1,9 ton diperlukan 3buah mesin dengan kapasitas yang sama. Potensi: - Sampah yang berasal dari pasar umumnya adalah sampah organic yang sangat potensial, dan dapat dimanfaatkan kembali - Gambar 4.16. Jenis Sampah Yang Umumnya Berasal Dari Pasar Sampah Organik Universitas Sumatera Utara 77 Masalah: - Bak sampah yang ada sekarang diletakkan di depan pasar, hal ini sangat tidak bagus karena posisinya tepat berada didepan pasar yang merupakan citra dari pasar itu sendiri. - Pengelolaan sampah pada pasar ini sangat tidak bagus, banyak tumpukan sampah yang dapat terlihat secara langsung dan sangat menggangu. Solusi: - Merancang bak sampah dengan memisahkan jenis sampah berdasarkan sifatnya sehingga lebih mudah dikelola. - Meletakkan bak sampah pada posisi yang tepat sehingga apabila terjadi keterlambatan pengangkutan dari pihak dinas kebersihan tidak terlhat secara langsung di depan bangunan. Universitas Sumatera Utara BAB V KONSEP PERANCANGAN Universitas Sumatera Utara 73

BAB V KONSEP

Sesuai dengan tema yang diambil, yakni Green Architecture, maka pada proses perancangan yang dibuat nantinya akan dirancang sesuai dengan prinsip dan teori green yang dikemukakan oleh Brenda dan Robert Vale. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan setiap poin dan penerapannya dalam desain bangunan perancangan

V.1. Konservasi Energi

Sampah organic yang dihasilkan oleh pasar diolah kembali menjadi energy baru yang dapat dimanfaatkan kembali, sehingga tidak mencemari lingkungan. Dalam hal ini sampah organic yang banyak dihasilkan oleh pasar dikonservasi menjadi energy biogas yang bias dimanfaatkan sebagai sumber listrik yang dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan malam hari dan untuk menggerakkan pompa air pada water tower. Gambar 5.1. Dimensi Untuk Biogas Universitas Sumatera Utara 74

V.2. Bekerjasama Dengan Alam

Sinar matahari yang cukup dan curah hujan yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan bangunan. Seperti menerapkan Rainwater harvesting untuk menampung air hujan yang dapat menghemat penggunaan air tanah. Serta memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami pada bangunan guna menghemat penggunaan listrik di siang hari. Konsep penerapan Rainwater Harvesting bias dilihat pada gambar dibawah ini. Untuk konsep pengudaraan dalam ruang digunakan diding yang tidak masiv agar angin dapat masuk dari segala arah, sehingga sirkulasi udara dalam ruang berjalan dengan lancar. Gambar 5.2. Konsep Rainwater Harvesting Universitas Sumatera Utara 75

V.3. Meminimalisir Sumber Daya Baru