Pengertian Anak PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK

BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK

SEBAGAI KORBAN KEKERASAN

1.1 Pengertian Anak

Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan, yaitu generasi yang di persiapkan sebagai subjek pelaksana pembangunan yang berkelanjutan dan pemegang ke adilan masa depan suatu negara, tidak kecuali di Indonesia. Perlindungan anak di Indonesia berarti melindungi potensi sumber daya insani dan membangun manusia Indonesia seutuhnya, menuju masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Upaya-upaya perlindungan anak harus telah dimulai sedini mungkin, agar kelak dapat berpastisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam Pasal 2 3 dan 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak , di tentukan bahwa: “Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa kandungan maupun sesudah di lahirkan. Anak berhak atas perlindungan-perlindungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar ”. Kedua ayat tersebut memberikan dasar pemikiran bahwa perlindungan anak dimaksudkan mengupayakan perlakuan yang benar dan adil, untuk mencapai kesejahteraan anak. 18 Perlu diketahui bahwa sebenarnya citra dan pengertian tentang manusia dan kemanusian merupakan faktor yang dominan dalam menghadapi dan penyelesaian permasalahan perlindungan terhadap anak yang merupakan permasalahan kehidupan manusia juga. Disini yang manjadi objek dan subjek pelayan dan kegiatan perlindungan anak sama-sama mempunyai hak-hak dan kewajiban ; motivasi sesorang untuk ikut serta secara tekun dan gigih dalam setiap kegiatan perlindungan anak; pandangan bahwa setiap anak itu wajar dan berhak mendapatkan perlindungan mental, fisik, dan sosial dari orang tua, anggota masyarakat dan Negara. 1 Perlindungan terhadap anak pada suatu masyarakat bangsa,merupakan tolak ukur peradaban bangsa tersebut, kegiatan perlindungan hukum merupakan suatu tindakan hukum yang berkaitan dengan hukum oleh karena itu di perlukan adanya jaminan hukum bagi kegiatan tentang perlindungan anak. 2 Kepastian hukum perlu diusahakan demi kegiatan kelangsungan perlindungan anak dan mencegah terjadinya penyelewengan yang membawa akibat negatip anak. Untuk itu kegiatan perlindungan anak setidaknya memiliki dua aspek. Aspek pertama berkaitan dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perlidungan hak-hak anak. Aspek kedua menyangkut pelaksanaan kebijakan dan peraturan tersebut. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, anak adalah keturunan kedua. Dalam konsideran UU No. 23 Tahun 2002 sudah dirubah dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dikatakan bahwa 1 Nashriana, 2011, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak Di Indonesia, Rajawali Peres, Jakarta,h. 2. 2 Ibid,h. 3. anak adalah amanah dari karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa anak adalah tunas potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara pada masa depan. Oleh karena itu agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh secara optimal, baik fisik ataupun mental maupun sosial, maupun perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk menunjukan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi. Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa pembuat undang-undang DPR dan Pemerintah memiliki politik hukum yang responsif terhadap perlindungan anak. Anak ditempatkan pada posisi yang mulai sebagai amanah Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki peran strategis dalam menjamin kelangsungan eksistensi Negara ini. Melalui UU No. 23 Tahun 2002 sudah dirubah menjadi UU No. 35 Tahun 2014 tersebut, jaminan hak anak dilindungi,bahkan dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI yang memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan efektivitas perlindungan anak. Betapa pentingnya posisi anak bagi bangsa ini, menjadikan kita harus bersikap responsif dan progresif dalam menata peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila kita melihat difinisi anak sebagaimana diungkapkan di atas, kita dapat bernafas lega karena dipahami secara komprehensif. Namun, untuk menentukan batas usia dalam hubungannya adalah difinisi anak, maka kita akan mendapatkan berbagai macam batasan usia anak misalnya : 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Berdasarkan ketentuan Pasal 47 ayat 1 dan Pasal 50 ayat 1 UU No. 1Tahun 1974, maka batasan untuk tersebut anak adalah belum mencapai 18 delapan belas tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan. 2. Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Menurut ketentuan Pasal 1 ayat 2 UU No. 4 Tahun 1979, maka anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah kawin. 3. Udang-undang No. 3 Tahun tentang Pengadilan Anak mendefinisikan anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah berusia delapan tahun, tetapi belum mencapai 18 tahun dan belum pernah kawin. 4. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dalam Pasal 1 sub 5 menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dan belum pernah menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut demi kepentingannya. 5. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan membolehkan usia bekerja 15 tahun. 6. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiolal memberlakukan Wajib belajar 9 Tahun, yang dikonotasikan menjadi anak berusia 7 sampai 15 tahun. Berbagai macam definisi tersebut, menunjukkan adanya disharmonisasi perundang-undangan yang ada. Sehingga, pada peraktiknya di lapangan akan bayak kendala yang terjadi akibat dari perbedaan tersebut. Sementara itu, mengacu pada Konvensi PBB tentang Hak Anak Convention no the Right of the Child , maka definisi “Anak berati setiap manusia di bawah umur 18 tahun,kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada anak, kedewasaan di capai lebih awal”. Untuk itu, UU No. 23 Tahun 2002 sudah dirubah menjadi UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlidungan Anak memberikan definisi anak adalah seorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Hadi Supeno mengungkapkan bahwa semestinya setelah lahir UU Perlindungan Anak yang dalam hukum dikatagorikan sebagai lek specialist, semua ketentuan lainnya tentang definisi anak harus disesuaikan, termasuk kebijakan yang dilahirkan serta berkaitan dengan pemenuhan hak anak. Hal tersebut, karena memang sudah seharusnya peraturan perundang-undangan yang ada memiliki satu definisi sehingga tidak akan menimbulkan tumpang tindih peraturan perundang-undang. Untuk itu, UU Perlindungan Anak memang menjadi penentuan kebijakan yang berhubungan dalam pemenuhan hak anak. 3 Pengertian Anak menurut hukum secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seseorang perempuan dengan seorang laki-laki. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Anak adalah asset bangsa. Semakin baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa. Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan buruk pula kehidupan bangsa yang akan datang. Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dalam rentang kehidupan. Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali dianggap 3 Hadi Supeno, 2010, Kriminalisasi Anak Tawaran Gagasan Radikal Peradilan Anak Tanpa Pemidanaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h. 41. tidak ada akhirnya, sehingga mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yaitu pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan lagi anak-anak tapi orang dewasa. 4 Dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian tidak saja dalam bidang ilmu pengetahuan the body of knowledge tetapi dari sisi pandang kehidupan. Misalnya agama, hukum dan sosiologi menjadikan pengertian anak semakin rasional dan aktual dalam lingkungan sosial. Untuk meletakan anak kedalam ruang lingkup untuk menggolongkan status anak tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: Unsur internal pada diri anak. Subjek Hukum: sebagai manusia anak juga digolongkan sebagai yang terkait dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan dimaksud diletakkan pada anak dalam golongan orang yang belum dewasa, seseorang yang berada dalam perwalian, orang yang tidak mampu melakukan perbuatan hukum. Ketentuan hukum atau persamaan kedudukan dalam hukum equality before the low dapat memberikan legalitas formal terhadap anak sebagai seorang yang tidak mampu untuk berbuat peristiwa hukum yang ditentukan oleh ketentuan peraturan-peraturan hukum itu sendiri, atau meletakan ketentuan hukum yang memuat perincian tentang klasifikasi kemampuan dan kewenangan berbuat. Hak-hak yang diberikan Negara atau pemerintah yang timbul dari UUD dan peraturan perundang-undangan. Untuk dapat memahami pengertian tentang anak itu sendiri sehingga mendekati makna yang benar, diperlukan suatu pengelompokan yang dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan, yaitu aspek agam, ekonomi, sosiologis dan hukum. 4 www. andibooks. wordpress. com . Definisi-anak. Selasa,15 Mei 2012. 08:23:01

1.2 Hak-Hak Anak