Negeri Denpasar. Adapun sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh narasumber wawan cara tersebut.
b. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data diperoleh dengan melakukan penelitian kepustakaan
library research yang terdiri dari:
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum
mengikat seperti : Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2002 sebagai mana telah diubah menjadi UU 35 Tahun 2014. tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
1.8.5 Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumber data di atas maka tehnik pengumpulan data yang di gunakan adalah sebagai berikut:
1. Dalam data primer digunakan tehnik wawancara atau interview,yaitu suatu metode untuk
memperoleh data baik dari informasi maupun responden agar mendapat jawaban yang relevan dengan masalah yang diteliti.
2. Dalam data sekunder yang dilakukan adalah studi dokumen dan pemilihan secara selektif
pendapat-pendapat dari para ahli hukum dari bahan hukum yang relevan, yang dimana merupakan tehnik awal dalam melakukan sebuah penelitian.
1.8.6 Pengolahan Dan Analisis Data
Pengolahan data adalah kegiatan merapikan data hasil dari pengumpulan data sehingga siap dipakai untuk dianalisa. Teknik pengolahan data dilakukan secara kwalitatif,
dimana dalam pengolahannya tidak menggunakan angka-angka, tabel ataupun grafik. Dalam menganalisa data yang telah dikumpulkan maka dipergunakan teknik analisis kwalitatif yaitu
data yang dikumpulkan baik yang bersumber dari data primer maupun data sekunder adalah
merupakan data naturaistik yang terdiri atas kata-kata yang tidak diolah menjadi angka- angka. Dari keseluruhan data yang terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan cara
menyusun data secara sistematis, digolongkan dalam pola dan tema, dikatagorisasikan dan diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya. Setelah dilakukan alalisis
secara kwalitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistematis untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang dikemukakan.
8
Lengkap aspek-aspek hukum permasalahan yang diteliti dan selanjutnya di analisa kebenarannya serta menyusun
dan memilih data yang berkualitas untuk dapat menjawab permasalahan yang diajukan.
8
Wirjono Prodjodikoro,2008,Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Refika Aditama,Bandung, hal. 70
BAB II PEGERTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUMTERHADAP ANAK
SEBAGAI KORBAN KEKERASAN
1.1 Pengertian Anak
Berbicaran tentang anak dan perlindungan tidak akanpernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan
penerus pembangunan, yaitu generasi yang di persiapkan sebagai subjek pelaksana pembangunan yang berkelanjutan dan pemegang ke adilan masa depan
suatu negara, tidak kecuali di Indonesia. Perlindungan anak di Indonesia berarti melindungi potensi sumber daya insani dan membangun manusia Indonesia
seutuhnya, menuju masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Upaya-upaya perlindungan anak harus telah dimulai sedini mungkin, agar kelak dapat berpastisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara.
Dalam Pasal 2 3 dan 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
, di tentukan bahwa: “Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa kandungan maupun sesudah di
lahirkan. Anak berhak atas perlindungan-perlindungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan
wajar ”. Kedua ayat tersebut memberikan dasar pemikiran bahwa perlindungan
anak dimaksudkan mengupayakan perlakuan yang benar dan adil, untuk mencapai kesejahteraan anak.
18