Nilai semakin besar adalah semakin diinginkan log
n ∑ Y
i r
i
Dimana: n = jumlah pengulangan dari suatu percobaan
y =data yang diperoleh dari percobaan
3.6.4. Intrepretasi Hasil Eksperimen
Interpretasi hasil eksperimen delakukan dengan menghitung persen kontribusi dan interval kepercayaan.
1. Persen kontribusi
Persen kontribusi merupakan fungsi jumlah kuadrat untuk masing-masing item yang signifikan.Persen kontribusi mengindikasikan kekuatan relatife dari
suatu faktor danatau interaksi dalam mengurangi variasi. A’ A-vA.Ve
Dimana: SA = jumlah kuadrat deviasi dari target
A’ jumlah kuadrat sesungguhnya dari faktor A vA =derajad kebebasan A
Ve varian σ
2
ilai ρ rho sebagai persentase dari jumlah kuadrat suatu sumber yang sesungguhnya terhadap jumlah kuadrat total, St:
Universitas Sumatera Utara
ρA A
t Dimana:
ρA persentase dari jumlah kuadrat A yang sesungguhnya terhadap jumlah kuadrat total
A’ jumlah kuadrat sesungguhnya dari faktor A St = jumlah kuadrat total
Persen kontribusi dari semua sumber termasuk error berjumlah 100.
2. Interval kepercayaan
Estimasi dari nilai rata-rata µ didasarkan pada nilai rata-rata yang diperoleh dari eksperimen. Interval kepercayaan merupakan nilai maksimum dan
minimum di mana diharapkan nilai rata-rata sebenarnya akan tercakup dengan beberapa persentase kepercayaan tertentu.
Ada tiga jenis interval kepercayaan
Convidence Interval, CI
yang berbeda, bergantung pada sasaran estimasi, yaitu: Disekitar nilai rata-rata
untuk kondisi perlakuan tertentu dalam eksperimen yang ada. Disekitar estimasi nilai rata-rata dari kondisi perlakuan yang diperkirakan dari
eksperimen. Disekitar nilai estimasi rata-rata dari kondisi perlakuan yang digunakan di dalam eksperimen konformasi untuk memperjelas perkiraan
Ada tiga kasus dimana kita perlu menghitung interval kepercayaan: a.
Interval kepercayaan untuk level faktor Perhitungan interval kepercayaan untuk level faktor digunakan rumus:
Universitas Sumatera Utara
√F ,v ,v
Ve n
Dimana: CI
= Interval kepercayaan F ,v
1
,v
2
=Nilai F-ratio dari tabel =Resiko, level kepercayaan = 1- resiko
v
1
=Derajat kebebasan
untuk pembilang
yang berhubungan dengan suatu rata-rata dan selalu sama
dengan 1 untuk suatu interval kepercayaan. V
2
=Derajat kebebasan untuk penyebut yang berhubungan dengan derajad kebebasan dari variansi
pooled error
V
e
=Variansi
pooled error
N =Jumlah
pengamatan yang
digunakan untuk
menghitung rata-rata
mean
Sehingga jika rata-rata sesungguhnya adalah µ ̅̅̅̅, maka:
µ ̅̅̅̅ = ̅1 ± CI..............................1
̅1 – ≤ µ ̅̅̅̅ ≤ ̅1 + CI..........................................2
Dimana: µ
̅̅̅̅ = rata-rata sesungguhnya ̅1
= interval kepercayaan b.
Interval kepercayaan untuk Perkiraan rata-rata Perhitungan interval kepercayaan untuk perkiraan rata-rata proses
optimum adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
√F ,v ,v
Ve n
eff
Dimana: CI
= Interval kepercayaan F ,v
1
,v
2
=Nilai F-ratio dari tabel =Resiko, level kepercayaan = 1- resiko
v
1
=Derajat kebebasan
untuk pembilang
yang berhubungan dengan suatu rata-rata dan selalu sama
dengan 1 untuk suatu interval kepercayaan. V
2
=Derajat kebebasan untuk penyebut yang berhubungan dengan derajad kebebasan dari variansi
pooled error
V
e
=Variansi
pooled error
n
eff
jumlah total eksperimen jumlah derajad kebebasan dalam perkiraan rata rata
c. Interval kepercayaan untuk Perkiraan rata-rata eksperimen konfirmasi
Eksperimen konfirmasi digunakan untuk verifikasi bahwa rata-rata yang ditaksir untuk faktor dan level yang telah dipilih dari eksperimen matriks
ortogonal adalah valid. Sehingga terlalu sedikit contoh yang diambil akan sulit untuk menentukan validitas dari rata-rata yang diperkirakan.
3.7.
Failure Mode and Effect Analysis
FMEA
15
15
Dyadem, Guidelines for Failure Mode and Effects Analysisfor Automotive, Aerospace and General Manufacturing Industries
. Florida : CRC Press, 2003. Hal 5-1 – 5-2.
Universitas Sumatera Utara
Pentingnya perbaikan terus menerus untuk meningkatkan kualitas produk, kehandalan dan keamanan muncul dari penarikan kembali produk, aturan
pemerintah, rekomendasi agensi, persyaratan resmi dan lain-lain adalah semua yang dibutuhkan perusahaan untuk meningkatkan posisi produk di pasar dan
kepuasan pelanggan. Hal ini menuntut pelaku industri untuk melakukan analisis resiko yang mengidentifikasi dan meminimumkan kesalahan pada bagian produk
dan sistem produk maupun manufaktur atau proses untuk memperpanjang siklus hidup produk.
Metode FMEA adalah salah satu teknik menganalisi resiko yang direkomendasikan oleh standar international. FMEA adalah proses sistematik
untuk mengidentifikasi kegagalan potensial untuk memenuhi fungsi yang dimaksud untuk mengidentifikasi kegagalan yang mungkin karena kesalahan yang
bisa dieliminasi dan meletakkan akibat kesalahan sehingga dampaknya dapat dikurangi. FMEA memiliki tiga fokus utama yaitu:
1. Mengenali dan mengevaluasi kegagalan potensial dan efeknya.
2. Mengidentifikasi dan memprioritaskan kegiatan yang dapat mengeleminasi
kegagalan potensial, mengurasi kesempatan terjadinya atau mengurangi resikonya.
3. Dokumentasi dari identifikasi yang dilakukan, evaluasi dan aktifitas perbaikan
agar dapat meningkatkan kualitas produk. FMEA merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengevaluasi desain
sistem dengan mempertimbangkan bermacam-macam mode kegagalan dari sistem yang terdiri dari komponen-komponen dan menganalisis pengaruh-pengaruhnya
terhadap keandalan sistem tersebut.
Risk Priority Number
RPN merupakan
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara tiga buah variabel yaitu
Severity
Keparahan,
Occurrence
Frekuensi Kejadian,
Detection
Deteksi Kegagalan yang menunjukkan tingkat risiko yang mengarah pada tindakan perbaikan.
1.
Severity Severity
adalah tingkat keparahan atau efek yang ditimbulkan oleh kegagalan terhadap keseluruhan mesin.
2.
Occurrence Occurrence
adalah tingkat keseringan terjadinya kerusakan atau kegagalan.
Occurrence
berhubungan dengan
estimasi
jumlah kegagalan
kumulatif
yang muncul akibat suatu penyebab tertentu dalam mesin.
3.
Detection
Deteksi diberikan pada sistem pengendalian yang digunakan saat ini yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyebab atau mode kegagalan
sebelum sampai ke tangan konsumen. Secara umum FMEA dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1.
Design
FMEA FMEA pada tahapan ini akan difokuskan pada rancangan produk dan
pengembangannya sebelum diproduksi secara masal sehingga lebih dikenal dengan
Design
FMEA DFMEA. 2.
Process
FMEA
Universitas Sumatera Utara
FMEA pada tahapan ini akan berorientasi pada rancangan proses dan pengembangannya dimana sudah berlangsung produksi secara masal yang di
dalamnya terdapat beberapa potensi kegagalan FMEA pada tahapan ini dikenal sebagai
Process
FMEA. Tahapan pembuatan FMEA secara umum yaitu:
1. Penentuan mode kegagalan yang potensial
Dampak kegagalan potensial adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu kegagalan terhadap konsumen.
2. Penentuan nilai
Severity
S
Severity
adalah peringkat yang menunjukkan tingkat keseriusan efek dari suatu mode kegagalan. Severity berupa angka 1 hingga 10, di mana 1
menunjukkan keseriusan terendah resiko kecil dan 10 menunjukkan tingkat keseriusan tertinggi sangat beresiko. Kriteria
severity
dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. menunjukkan dampak yang dirangking mulai skala 1
sampai 10.
Tabel 3.8. Penentuan Nilai
Severity
Efek Kriteria
Ranking
Berbahaya tanpa ada
peringatan Dapat membahayakan konsumen
10 Tidak sesuai dengan peraturan pemerintah
Tidak ada peringatan Berbahaya
dan ada peringatan
Dapat membahayakan konsumen 9
Tidak sesuai dengan peraturan pemerintah Ada peringatan
Sangat tinggi Mengganggu kelancaran lini produksi
8 Sebagian besar menjadi
scrap
, sisanya dapat disortir apakah sudah baikbisa
rework
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.8. Penentuan Nilai
Severity
Lanjutan Efek
Kriteria Ranking
Pelanggan tidak puas
Tinggi Sedikit mengganggu kelancaran lini produksi
7 Sebagian besar menjadi
scrap
, sisanya dapat disortir apakah sudah baikbisa
rework
Sedang Pelanggan tidak puas
6 Sebagian kecil menjadi
scrap
, sisanya tidak perlu disortir sudah baik
Rendah 100 produk dapat di-
rework
5 Produk pasti dikembalikan oleh konsumen
Sangat rendah Sebagian besar dapat di-
rework
dan sisanya sudah baik
4 Kemungkinan
produk dikembalikan
oleh konsumen
Kecil Hanya sebagian kecil yang dapat di-
rework
dan sisanya sudah baik
3 Rata
– rata pelanggan komplain Sangat kecil
Komplain hanya diberikan oleh pelanggan tertentu
2
Tidak ada Mungkin disadari oleh operator.
1 Mungkin tidak disadari oleh konsumen
Sumber : Dyadem, Guidelines for Failure Mode and Effects Analysisfor Automotive, Aerospace
and General Manufacturing Industries
3. Penentuan nilai
Occurence
O
Occurrence
adalah kemungkinan bahwa penyebab tersebut akan terjadi dan menghasilkan bentuk kegagalan selama penggunaan produk. Dengan
memperkirakan kemungkinan
occurrence
pada skala 1 sampai 10 pada Tabel 3.9. mendeskripsikan proses sistem peringkat. Karena peringkat kegagalan
Universitas Sumatera Utara
jatuh antara dua angka skala. menilai dengan cara interpolasi dan pembuatan nilai
Occurrence
.
Occurrence
dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9.
Occurrence
dalam FMEA
Process
Lanjutan
Occurence
Rangking Kriteria
Sangat tidak mungkin 1
Kegagalan sangat tidak mungkin
Kemungkinannya jarang 2
Kemungkinan kegagalan jarang
Kemungkinannya sangat rendah
3 Sangat sedikit kegagalan
yang mungkin Kemungkinannya rendah
4 Kemungkinan kegagalan
kadang-kadang Kemungkinannya cukup
rendah 5
Kemungkinan gagal sedang
Kemungkinannya sedang 6
Kemungkinan kegagalan yang cukup tinggi
Kemungkinannya cukup tinggi
7 Tingginya kemungkinan
angka kegagalan Kemungkinannya tinggi
8 Kemungkinan kegagalan
sangat tinggi Kemungkinannya yang
sangat tinggi 9
Kegagalan mungkin Sangat mungkin
10 Kegagalan hampir pasti
Sumber : Dyadem, Guidelines for Failure Mode and Effects Analysisfor Automotive, Aerospace
and General Manufacturing Industries
4. Penentuan nilai
Detection
D
Detection
adalah pengukuran terhadap kemampuan mengendalikan atau mengontrol kegagalan yang dapat terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Proses penilaian ditunjukkan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10.
Detection
dalam FMEA
Process
Keterangan Ranking
Sudah jelas, sangat mudah untuk diketahui 1
Jelas bagi indera manusia 2
Memerlukan inspeksi 3
Inspeksi yang hati – hati dengan indera manusia
4 Inspeksi yang sangat hati
– hati dengan indera manusia 5
Memerlukan bantuan danatau pembongkaran sederhana 6
Diperlukan inspeksi danatau pembongkaran 7
Diperlukan inspeksi dan atau pembongkaran yang kompleks 8
Kemungkinan besar tidak dapat dideteksi 9
Tidak dapat dideteksi 10
Sumber : Dyadem, Guidelines for Failure Mode and Effects Analysis for Automotive, Aerospace
and General Manufacturing Industries
5. Penentuan nilai
Risk Priority Number
RPN
Risk Priority Number
adalah suatu bentuk nilai yang akan menunjukkan prioritas yang harus dilakukan
improvement
perbaikan dari suatu sistem supaya tidak terjadi kegagalan.
Adapun nilai RPN diperoleh dengan rumus sebagai berikut. RPN =
Severity
x
Occurrence
x
Detection
6. Menentukan tindakan untuk meminimumkan resiko kegagalan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian