yang didapatkan dari suatu sistem kendali. Tanggapan ini bisa sama dengan masukan atau mungkin juga tidak sama dengan tanggapan pada masukannya.
Pendekatan sistem terhadap kualitas dimulai dari prinsip dasar pengendalian kualitas, yaitu bahwa kepuasan pelanggan tidak dapat dicapai dengan
berkonsentrasi pada salah satu pabrik atau perusahaan saja kerekayasaan rancangan, analisis keterandalan, perlengkapan pemeriksa kualitas, pencarian
gangguan penyebab penolakan, pendidikan operator dan telaah tentang kemampuan pemeliharaan yang terpenting dalam setiap fase, tetapi pencapaian
lebih bergantung pada seberapa baik dan saksama tindakan-tindakan kualitas ini bekerja secara sendiri dan bekerja sama Prihantoro, 2012.
2.1.7 Manajemen Pengendalian Kualitas
Menurut Prihantoro 2012 manajemen pengendalian kualitas merupakan aktifitas dari keseluruhan fungsi manajemen yang menetapkan kebijakan kualitas,
tujuan dan tanggungjawab perusahaan, serta melaksanakannya dengan cara seperti perencanan kualitas, pengendalian kualitas, pemastian kualitas dan peningkatan
kualitas di dalam sistem kualitas.
Manajemen kualitas merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan kualitas yang konstan melalui setiap
aspek dalam kegiatan organisasi. Manajemen kualitas membutuhkan pemahaman mengenai sifat kualitas dan sifat sistem kualitas serta komitmen manajemen untuk
bekerja dalam berbagai cara. Manajemen kualitas sangat memerlukan figur pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisasi dapat
memberikan kontribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Manajemen kualitas memang sangat dibutuhkan dalam menjaga kualitas produk yang
dihasilkan sehingga produk tersebut dapat bersaing di pasaran Prihantoro, 2012.
Prinsip manajemen kualitas sebagaimana yang dikemukakan Masaake Imae dalam Nasution, 2005 yang ditulis dalam bukunya berjudul 10 QC Maxims yang
kemudian juga menjadi acuan dalam standar ISO 9001. Inti sari dari sepuluh prinsip itu dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
a. Terapkan PDCA dalam setiap tindakan.
b. Kendalikan kegiatan sejak awal. c. Jangan menyalahkan orang lain.
d. Bertindak berdasarkan Prinsip Prioritas. e. Proses berikutnya adalah pelanggan.
f. Setiap tindakan perbaikan diikuti pencegahan. g. Berbicara berdasarkan data.
h. Perbaikan diawali dengan penetapan sasaran. i. Konsep Pasar Market in Concept.
j. Biasakan mencatat, membuat prosedur, dan menetapkan standar.
2.1.8 Peningkatan Standar
Standar, atau lengkapnya standar teknis, adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan suatu
kriteria, metode, proses dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula berupa suatu artefak atau perangkat formal lain yang digunakan
untuk kalibrasi Prawirosentono, 2002.
Menurut Prihantoro 2012 suatu standar teknis dapat dikembangkan baik secara sendiri-sendiri atau unilateral, misalnya oleh suatu perusahaan, atau militer.
Standar juga dapat dikembangkan oleh suatu kelompok seperti persekutuan atau asosiasi perdagangan.
Peningkatan standar tidak bisa dilepaskan dari kata inovasi. Dimana proses inovasi terdiri dari tahap identifikasi, perumusan ide, penyelesaian masalah,
solusi, pengembangan, difusi, dan utilisasi. Peningkatan kualitas produk sudah barang tentu menjadi nilai tambah bagi produkjasa yang kita jual Prihantoro,
2012.
2.1.9 Konsep echnovation