Profil Penderita Asma pada Anak di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2009

(1)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK

DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK TAHUN 2009

Oleh :

YASMIN BINTI MD.ALI

070100465

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK

DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

YASMIN BINTI MD.ALI

070100465

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Profil Penderita Asma pada Anak di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2009 Nama: Yasmin binti Md. Ali

NIM: 070100465

Pembimbing Penguji I

………. ….……… (dr. Selvi Nafianti, Sp. A) (dr. Dewi Masyithah Darlan, DAP&E, MPH)

NIP: NIP: 19740730 2001 12 2 003

Penguji II

………. ( dr. Tridyawati, MSi )

NIP: 19760709 2003 12 2 001

Medan, 24 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

...

(Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, sp.PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang menyerang salur pernafasan. Penyakit ini lebih banyak menyerang anak. Prevalensi kejadian asma pada anak semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil penderita asma di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan dilakukan pengambilan data Rekam Medis mulai tanggal 1 Januari sampai 31 Desember 2009. Populasi penelitian adalah semua pasien anak yang datang berobat ke Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak RSUP H. Adam Malik yang didiagnosa asma dan sampel yang digunakan adalah total sampling.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26 orang pasien asma yang terdiri dari 13 orang (50%) pasien laki – laki dan 13 orang (50%) pasien perempuan. Asma paling banyak adalah pada usia 6 – 9 tahun dan 10 – 14 tahun yaitu sebanyak 9 orang (34,6 %) manakala onset asma yang paling banyak adalah pada usia 4-6 tahun yaitu sebanyak 13 orang (50%). Terdapat 19 orang (73,1%) pasien mempunyai riwayat keluarga dan riwayat alergi rinitis,10 orang pasien (38,5%) dengan riwayat eksema, 23 orang (88,5%) pasien mempunyai alergen, 25 orang (96,2%) pasien mengalami kekambuhan dan 17 orang (46,2%) pasien mempunyai status gizi baik.

Antara saran bagi penelitian yang selanjutnya adalah mengkaji faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya asma pada anak, mengkaji faktor yang dapat menghalangi anak yang mempunyai riwayat atopi daripada menderita asma dan memberikan panduan dan pedoman kepada pasien asma dalam melakukan aktivitas seharian agar asma tidak mengganggu aktivitas serta dapat hidup normal seperti orang lain.


(5)

ABSTRACT

Asthma is a chronic inflammatory disease that attacks the respiratory airway. The disease is more common in children. Prevalence and incidence of asthma in children has increased from year to year.

The purpose of this study is to determine the profile of children with asthma at Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. This research method is descriptive with data collection conducted from Medical Record from 1 January to 31 December 2009. The study population is all pediatric patients who come to the Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan , who was diagnosed with asthma and the sample used is total sampling.

From the results of this study concluded that 26 people with asthma patients consisted of 13 patients (50%) were boys and 13 girls (50%) . Asthma is the most widely at the age of 6-9 years and 10-14 years as many as 9 patients (34.6%) where the onset of asthma is the most at the age of 4-6 years as many as 13 patients (50%). There are 19 (73.1%) patients had a family history and history of allergic rhinitis, 10 patients (38.5%) with a history of eczema, 23 patients (88.5%) experienced an allergen, 25 patients (96.2%) relapsed and 17 patients (46.2%) had good nutritional status

Among the suggestions for further research is to evaluate other risk factors that could trigger asthma in children, examines the factors that may hinder a child who had a history of atopy from having an asthma attack and draw up guidelines and recommendations for asthma patients in their daily activities so that they can live a normal life.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah karena atas izinNya, penelitian ini bisa diselesaikan dengan judul ’Profil Penderita Asma pada Anak di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2009’. Terima kasih tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada dosen pembimbing, dr.Selvi Nafianti, Sp.A atas bimbingan dan tunjuk ajar yang diberikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah turut membimbing melalui perkuliahan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada staf Rekam Medis RSHAM yang sudi membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

Rasa terima kasih juga kepada kedua orang tua, keluarga serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dan nasehat yang tidak putus-putus kepada penulis. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis memohon saran dan masukan untuk menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga penelitian ini memberi manfaat bagi kita semua.

Kepala Batas, 20 November 2010


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN...i

ABSTRAK ...ii

ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...2

1.3. Tujuan Penelitian ...2

1.4. Manfaat Penelitian ...3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1. Definisi Asma ...4

2.2. Patogenesis Asma ...4

2.3. Etiologi Asma ...5

2.4. Klasifikasi Asma ...6

2.4. Manifestasi Klinis Asma ...9


(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...13

3.2. Definisi Operasional ...13

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ...16

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...16

4.3. Populasi dan Sampel ...16

4.4. Teknik Pengumpulan Data ...17

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ...17

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN...18

5.1 Hasil Penelitian……….18

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………18

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden……….18

5.1.3. Hasil Analisa Statistik……….19

5.2 Pembahasan………...22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….25

6.1. Kesimpulan………..25

6.2. Saran………25

DAFTAR PUSTAKA ...26 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Klasifikasi derajat asma pada anak 7

2.2 Klasifikasi asma menurut derajat serangan 8

5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin dan usia 18

5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan onset asma 19

5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat keluarga 19

5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat alergi rinitis 20

5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat eksema 20

5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan alergen 21

5.7 Distribusi frekuensi berdasarkan kekambuhan 21


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 3.1 Kerangka konsep 13


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Izin

Lampiran 3 Data Induk


(12)

ABSTRAK

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang menyerang salur pernafasan. Penyakit ini lebih banyak menyerang anak. Prevalensi kejadian asma pada anak semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil penderita asma di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan dilakukan pengambilan data Rekam Medis mulai tanggal 1 Januari sampai 31 Desember 2009. Populasi penelitian adalah semua pasien anak yang datang berobat ke Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak RSUP H. Adam Malik yang didiagnosa asma dan sampel yang digunakan adalah total sampling.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26 orang pasien asma yang terdiri dari 13 orang (50%) pasien laki – laki dan 13 orang (50%) pasien perempuan. Asma paling banyak adalah pada usia 6 – 9 tahun dan 10 – 14 tahun yaitu sebanyak 9 orang (34,6 %) manakala onset asma yang paling banyak adalah pada usia 4-6 tahun yaitu sebanyak 13 orang (50%). Terdapat 19 orang (73,1%) pasien mempunyai riwayat keluarga dan riwayat alergi rinitis,10 orang pasien (38,5%) dengan riwayat eksema, 23 orang (88,5%) pasien mempunyai alergen, 25 orang (96,2%) pasien mengalami kekambuhan dan 17 orang (46,2%) pasien mempunyai status gizi baik.

Antara saran bagi penelitian yang selanjutnya adalah mengkaji faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya asma pada anak, mengkaji faktor yang dapat menghalangi anak yang mempunyai riwayat atopi daripada menderita asma dan memberikan panduan dan pedoman kepada pasien asma dalam melakukan aktivitas seharian agar asma tidak mengganggu aktivitas serta dapat hidup normal seperti orang lain.


(13)

ABSTRACT

Asthma is a chronic inflammatory disease that attacks the respiratory airway. The disease is more common in children. Prevalence and incidence of asthma in children has increased from year to year.

The purpose of this study is to determine the profile of children with asthma at Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. This research method is descriptive with data collection conducted from Medical Record from 1 January to 31 December 2009. The study population is all pediatric patients who come to the Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan , who was diagnosed with asthma and the sample used is total sampling.

From the results of this study concluded that 26 people with asthma patients consisted of 13 patients (50%) were boys and 13 girls (50%) . Asthma is the most widely at the age of 6-9 years and 10-14 years as many as 9 patients (34.6%) where the onset of asthma is the most at the age of 4-6 years as many as 13 patients (50%). There are 19 (73.1%) patients had a family history and history of allergic rhinitis, 10 patients (38.5%) with a history of eczema, 23 patients (88.5%) experienced an allergen, 25 patients (96.2%) relapsed and 17 patients (46.2%) had good nutritional status

Among the suggestions for further research is to evaluate other risk factors that could trigger asthma in children, examines the factors that may hinder a child who had a history of atopy from having an asthma attack and draw up guidelines and recommendations for asthma patients in their daily activities so that they can live a normal life.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada salur pernafasan yang menyebabkan obstruksi aliran udara episodik (Nelson, 2007). Insidens pasien asma adalah sebanyak 300 juta orang dan diperkirakan pasien asma menjangkau 400 juta orang pada tahun 2025 ( GINA, 2004). Menurut National Center for Health Statistics of the Centers for Disease Control and Prevention (2002), asma lebih banyak menyerang pada anak dan jumlahnya adalah sebanyak 8,9 milyar orang. Angka kejadian asma pada anak meningkat 50% per dekade dan survei yang dijalankan oleh International Study of Asthma and Allergies in Childhood menunjukkan peningkatan prevalensi asma dari 1,6% kepada 36,8 % (Nelson, 2007). Diperkirakan hampir 80% onset dari kejadian asma adalah pada usia 6 tahun. Namun hanya sebilangan kecil sahaja yaitu satu pertiga yang tetap menghidap asma walaupun setelah usia meningkat dan dua pertiga yang lainnya mengalami perbaikan. (Nelson, 2007). Walaupun asma mempunyai kadar kematian yang lebih rendah berbanding penyakit kronis yang lain namun angka kematian pada pasien asma adalah seramai mencecah 255 000 orang (WHO, 2005).

Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (Internationl Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 prevalensi asma masih 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Hasil survei asma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Denpasar) menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7%-6,4%, sedangkan pada anak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8% tahun 1995 dan tahun 2001 di Jakarta Timur


(15)

sebesar 8,6%. Berdasarkan gambaran tersebut di atas, terlihat bahwa asma telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian secara serius. Pengamatan di 5 propinsi di Indonesia (Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan) yang dilaksanakan oleh Subdit Penyakit Kronik dan Degeneratif Lain pada bulan April tahun 2007, menunjukkan bahwa pada umumnya upaya pengendalian asma belum terlaksana dengan baik dan masih sangat minimnya ketersediaan peralatan yang diperlukan untuk diagnosis dan tatalaksana pasien asma difasilitas kesehatan ( Departemen Menteri Kesehatan, 2008).

Terdapat beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya asma. Antara lain adalah orang tua yang mengidap asma, eksczema, alergi rinitis dan sensitisasi alergen makanan (Nelson, 2007). Beberapa penelitian epidemiologi membuktikan bahwa terdapat asosiasi dalam perkembangan asma dengan riwayat alergi atau perennial rinitis. Beberapa studi juga telah mengidentifikasi alergi rinitis sebagai faktor resiko terjadinya asma dengan prevalensi alergi rinitis pada pasien asma sebanyak 80% sampai 90% (Bousquet et al, 2000).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui profil penderita asma pada anak di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan, Indonesia.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat dikembangkan adalah :

Bagaimanakah profil penderita asma pada anak yang datang berobat ke Rumah Sakit Haji Adam Malik?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui profil penderita asma pada anak yang datang berobat ke Rumah Sakit Haji Adam Malik.


(16)

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui pada usia berapa anak sering mengidap asma dan onset anak mulai terkena serangan asma

2. untuk mengetahui jenis kelamin yang lebih banyak mengidap asma

3. untuk mengetahui proporsi penderita asma yang mempunyai riwayat keluarga asma 4. untuk mengetahui proporsi penderita asma yang mempunyai riwayat alergi rinitis dan riwayat eksema

5. untuk mengetahui jenis alergen yang bisa mencetuskan asma pada pasien 6. untuk mengetahui proporsi penderita asma yang mengalami kekambuhan 7.untuk mengetahui status gizi penderita asma

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. informasi dan panduan kepada petugas kesehatan dalam upaya menurunkan angka kejadian asma pada anak di Medan

2. panduan khususnya kepada orang tua dalam menangani faktor risiko yang memicu terjadinya asma


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Asma

Menurut Nelson (2007) asma didefinisikan sebagai penyakit inflamasi kronis yang terjadi di salur pernafasan sehingga menyebabkan penyempitan pada salur pernafasan tersebut. Asma merupakan sindrom yang kompleks dengan karakteristik obstruksi jalan nafas, hiperresponsif bronkus dan inflamasi pada salur pernafasan (Busse dan Lemanske, 2001). Asma menyerang kesemua bangsa dan etnik di seluruh dunia dan pada semua peringkat usia, dengan prevalensi anak laki-laki lebih banyak berbanding anak perempuan dan setelah pubertas, asma lebih banyak menyerang wanita berbanding pria (Fanta, 2009).

2.2 Patogenesis Asma

Asma secara konsistennya berhubungan dengan lokus yang pro-alergik dan proinflamatori. Sel inflamatori bisa menginflitrasi dan menyumbat salur pernafasan sehingga mengakibatkan kerusakan pada epitel dan deskuamasi pada lumen salur pernafasan. Inflamasi yang terjadi menyebabkan salur pernafasan menjadi hiperresponsif yaitu cenderung untuk berkonstriksi apabila terpapar kepada alergen. Batuk, rasa sesak di dada dan mengi adalah akibat dari obstruksi bronkus yang didasari oleh inflamasi kronik dan hiperaktivitas bronkus. Penyempitan saluran napas yang terjadi pada pasien asma merupakan suatu hal yang kompleks. Hal ini terjadi karena lepasnya mediator dari sel mast yang banyak ditemukan di permukaan mukosa bronkus, lumen jalan napas dan di bawah membran basal. Bermacam faktor pencetus dapat mengaktifkan sel mast. Selain sel mast, sel lain yang juga dapat melepaskan mediator adalah sel makrofag alveolar, eosinofil, sel epitel jalan napas, neutrofil, platelet, limfosit dan monosit. Inhalasi alergen akan mengaktifkan sel mast intralumen, makrofag alveolar, nervus vagus dan mungkin juga epitel saluran napas. Peregangan vagal menyebabkan refleks bronkus, sedangkan mediator inflamasi yang


(18)

dilepaskan oleh sel mast dan makrofag akan membuat epitel jalan napas lebih permeabel dan memudahkan alergen masuk ke dalam submukosa, sehingga memperbesar reaksi yang terjadi. Mediator inflamasi secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan serangan asma, melalui sel efektor sekunder seperti eosinofil, netrofil, platelet dan limfosit. Sel-sel inflamasi ini juga mengeluarkan mediator yang kuat seperti leukotrien. Tromboksan, PAF dan protein sitotoksis yang memperkuat reaksi asma. Keadaan ini menyebabkan inflamasi yang akhirnya menimbulkan hipereaktivitas bronkus (Nelson, 2007).

2.3 Etiologi Asma

Menurut Patino dan Martinez (2001) dalam Martinez (2003) faktor lingkungan dan faktor genetik memainkan peran terhadap kejadian asma. Menurut Strachan dan Cook (1998) dalam Eder et al (2006) pada kajian meta analisis yang dijalankan menyimpulkan bahwa orang tua yang merokok merupakan penyebab utama terjadinya mengi dan asma pada anak. Menurut Corne et al (2002) paparan terhadap infeksi juga bisa menjadi pencetus kepada asma. Infeksi virus terutamanya rhinovirus yang menyebabkan simptom infeksi salur pernafasan bagian atas memicu kepada eksaserbasi asma. Gejala ini merupakan petanda asma bagi semua peringkat usia (Eder et al, 2006). Terdapat juga teori yang menyatakan bahwa paparan lebih awal terhadap infeksi virus pada anak lebih memungkinkan untuk anak tersebut diserang asma (Cockrill et al, 2008).

Selain faktor linkungan, faktor genetik juga turut berpengaruh terhadap kejadian asma. Kecenderungan seseorang untuk menghasilkan IgE diturunkan dalam keluarga (Abbas et al, 2007). Pasien yang alergi terhadap alergen sering mempunyai riwayat keluarga yang turut menderita asma dan ini membuktikan bahwa faktor genetik sebagai faktor predisposisi asma (Cockrill et al, 2008).

Menurut Tatum dan Shapiro (2005) dalam Eder et al (2006) ada juga bukti yang menyatakan bahwa udara yang tercemar berperan dalam mengurangkan fungsi


(19)

paru, mencetuskan eksaserbasi asma seterusnya meningkatkan populasi pasien yang dirawat di rumah sakit.

Mekanisme patogenik yang menyebabkan bronkokonstriksi adalah disebabkan alergen yang memicu kepada serangan asma. Walaupun telah dikenal pasti alergen outdoor sebagai penyebab namun alergen indoor turut memainkan peran seperti house dust mites, hewan peliharaan dan kecoa. Apabila pasien asma terpapar dengan alergen, alergen tersebut akan menempel di sel mast. Sel mast yang telah teraktivasi akan melepaskan mediator. Mediator- mediator ini yang akan menyebabkan bronkokonstriksi dan meningkatkan permeabilitas epitel jalan nafas sehingga membolehkan antigen menempel ke IgE-spesifik yang mempunyai sel mast. Antara mediator yang paling utama dalam implikasi terhadap patogenesis asma alergi adalah histamin dan leukotrien (Cockrill et al, 2008).

Histamin merupakan mediator yang menyebabkan kontraksi otot polos bronkus, augmentasi permeabilitas vaskuler dan pembentukan edema salur pernafasan serta menstimulasi reseptor iritan yang bisa memicu bronkokonstriksi sekunder (Cockrill et al, 2008).

Menurut Drazen et al (1999) dalam Kay A.B. (2001) sel mast turut memproduksi sisteinil leukotriene yaitu C4, D4 dan E4. Leukotriene ini akan menyebabkan kontraksi otot polos, vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas vaskuler dan hipersekresi mukus apabila berikatan dengan reseptor spesifik.

2.4Klasifikasi Asma

2.4.1 Asma saat tanpa serangan

Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) mengklasifikasikan derajat asma menjadi:

1) Asma episodik jarang 2) Asma episodik sering 3) Asma persisten


(20)

Tabel 2.1 . Klasifikasi derajat asma pada anak Parameter klinis,

kebutuhan obat dan faal paru asma

Asma episodik jarang

Asma episodik sering

Asma persisten

1 Frekuensi serangan

<1 kali/bulan >1 kali/bulan Sering

2 Lama serangan <1minggu >1minggu Hampir sepanjang tahun, tidak ada periode bebas serangan

3 Intensitas serangan

Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat 4 Diantara

serangan

Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam

5 Tidur dan aktifitas

Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu 6 Pemeriksaan

fisik diluar serangan

Normal ( tidak ditemuka n kelainan) Mungkin tergganggu (ditemukan kelainan) Tidak pernah normal

7 Obat

pengendali(ant i inflamasi)

Tidak perlu Perlu Perlu

8 Uji faal paru(diluar

serangan)

PEFatauFEV1>80

%

PEFatauFEV1<60

-80%

PEVatauFEV<60 %

9 Variabilitas faal paru(bila ada serangan)

Variabilitas>15% Variabilitas>30% Variabilitas 20-30%.

Variabilitas >50% PEF=Peak expiratory flow (aliran ekspirasi/saat membuang napas puncak), FEV1=Forced expiratory volume in second (volume ekspirasi paksa dalam 1 detik)

Keterangan :

(Departemen Kesehatan, 2008 ) 2.4.2 Asma saat serangan

Global Initiative for Asthma (GINA) membuat pembagian derajat serangan asma berdasarkan gejala dan tanda klinis, uji fungsi paru, dan pemeriksaan laboratorium. Derajat serangan menentukan terapi yang akan diterapkan. Klasifikasi tersebut meliputi asma serangan ringan, asma serangan sedang dan asma serangan berat.


(21)

Tabel 2.2 Klasifikasi asma menurut derajat serangan

Parameter klinis, fungsi faal paru, laboratorium

Ringan Sedang Berat Ancaman

henti napas

Sesak (breathless) Berjalan Berbicara Istirahat Bayi : Menangis keras Bayi : -Tangis pendek dan lemah -Kesulitan minum/makan Bayi : Tidak mau makan/minum

Posisi Bisa

berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang lengan

Bicara Kalimat Penggal

kalimat

Kata-kata Kesadaran Mungkin

iritabel Biasanya iritabel Biasanya iritabel Kebingungan

Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata

Wheezing Sedang,

sering hanya pada akhir ekspirasi Nyaring, sepanjang ekspirasi ± inspirasi Sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop Sulit/tidak terdengar Penggunaan otot bantu respiratorik Biasanya tidak

Biasanya ada Ada Gerakan

paradok torako-abdominal Retraksi Dangkal,

retraksi interkostal Sedang, ditambah retraksi suprasternal Dalam, ditambah napas cuping hidung Dangkal / hilang

Frekuensi napas Takipnea Takipnea Takipnea Bradipnea Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar :

Usia Frekuensi napas normal per menit

< 2 bulan <60 2-12 bulan < 50


(22)

1-5 tahun < 40 6-8 tahun < 30

Frekuensi nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi Pedoman nilai baku frekuensi nadi pada anak

Usia Frekuensi nadi normal per menit

2-12 bulan < 160 1-2 tahun < 120 6-8 tahun < 110 Pulsus paradoksus (pemeriksaannya tidak praktis) Tidak ada (< 10 mmHg) Ada (10-20 mmHg) Ada (>20mmHg) Tidak ada, tanda kelelahan otot respiratorik PEFR atau FEV1

(%nilai dugaan/%nilai terbaik) Pra bonkodilator Pasca bronkodilator >60% >80% 40-60% 60-80% <40% <60%, respon<2 jam

SaO2 % >95% 91-95% ≤ 90%

PaO2 Normal

(biasanya tidak perlu diperiksa)

>60 mmHg <60 mmHg

PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg ( Departemen Kesehatan, 2008)

2.5 Manifestasi klinis asma

Batuk kering yang intermitten dan mengi merupakan gejala kronis yang sering dikeluhkan pasien. Pada anak yang lebih tua dan dewasa mengeluhkan sukar bernafas dan terasa sesak di dada. Pada anak yang lebih kecil sering merasakan nyeri yang nonfokal di bagian dada. Simptom respiratori ini bisa lebih parah pada waktu malam terutamanya apabila terpapar lebih lama dengan alergen. Orang tua sering mengeluhkan anak mereka yang asma mudah letih dan membatasi aktivitas fisik


(23)

mereka (Nelson, 2007). Manakala menurut Boguniewicz (2007), mengi merupakan karakteristik yang utama pada pasien asma. Jika bronkokonstriksi bertambah parah, suara mengi akan lebih jelas kedengaran dan suara pernafasan menghilang. Menurutnya lagi, sianosis pada bibir dan nail beds akan terlihat disebabkan oleh hipoksia. Takikardia dan pulsus paradoxus juga bisa terjadi. Agitasi dan letargi merupakan tanda-tanda permasalahan pada pernafasan. Menurut Abbas et al (2007), pada pasien asma terjadi peningkatan produksi mukus. Hal ini dapat menyebabkan obstruksi bronkus dan pasien mengeluhkan sukar bernafas.

Kebanyakan dari penderita asma juga mengalami alergi rinitis dan eksema (Sheffer, 2004). Alergi rinitis merupakan inflamasi pada mukosa nasal yang ditandai dengan nasal kongesti, rinorea, bersin dan iritasi konjuntiva. Rinorea, nasal kongesti, bersin paroxysmal dan pruritus pada mata, hidung, telinga dan palatum merupakan tanda yang sering dikeluhkan oleh pasien alergi rinitis. Anak yang alergi rinitis bisa juga terjadi gangguan tidur, aktivitas yang terbatas, irritabilitas dan gangguan mood dan kognitif yang bisa menggangu prestasi anak di sekolah. Hidung yang terasa gatal akan menyebabkan anak sering terlihat menggosok hidung dengan tangan (Nelson, 2007). Beberapa kajian telah menyatakan bahwa alergi rinitis merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya asma. Prevalensi alergi rinitis pada pasien asma diperkirakan sebanyak 80 % hingga 90% (B Leynaert, 2000).

Menurut Akdis et al (2006) dalam Bieber (2008) dermatitis atopik atau eksema adalah penyakit kulit yang sering dideritai oleh pasien dengan penyakit atopik yang lain seperti asma dan alergi rinitis. Lesi kulit dermatitis atopik memperlihatkan adanya edema dan infiltrasi sel mononuklear dan eosinofil serta penimbunan cairan dalam kulit(membentuk vesikel yang jelas terlihat secara klinis). Pecahnya vesikel kecil dalam jumlah yang banyak ini mengakibatkan terbentuknya krusta dan kulit menjadi bersisik. Perubahan ini dan pruritus berat yang mendahului dan menyertai erupsi, terjadi karena kulit sangat kering. Pada keadaan ini, terjadi hambatan


(24)

pengeluaran keringat dan retensi keringat seringkali menimbulkan gatal-gatal berat yang disebabkan oleh panas. Rasa gatal dan rasa sakit yang hebat akibat kulit yang pecah-pecah adalah keluhan utama pasien eksema ( Solomon, 2003). Eksema jarang terjadi pada orang dewasa. Eksema dimulai sejak usia 2 bulan sampai 6 bulan, sering terdapat pada wajah dan iritasi ini menyebabkan anak tidak dapat tidur. Hasil kajian juga menunjukkan 25% penderita eksema alergi terhadap telur, susu, kacang, tepung, ikan dan kerang (Pitaloka, 2002).

2.6 Penatalaksanaan Asma

Sasaran utama sebagai strategi pertahanan terhadap asma adalah zat – zat iritan dan alergen. Keduanya bisa merangsang timbulnya reaksi pada salur pernafasan. Penghindaran terhadap faktor lingkungan adalah saran yang paling ampuh dalam usaha menghadapi asma. Cara ini sangat alami, tidak perlu mengkonsumsi obat-obatan, tiada akibat sampingannya serta udara dan lingkungan yang bersih membawa manfaat bagi seluruh anggota keluarga yang lain (Iwan dan Syamsir, 2006).

Terdapat dua kategori obat untuk penyembuhan asma yaitu obat pelega yang bekerja dengan cepat (quick-relief) dan obat kontrol untuk jangka panjang (long-term control). Obat pelega yang digunakan adalah short-acting ß2 agonist (SABA), anti kolinergik dan kotikosteroid oral. SABA (seperti albuterol, levalbuterol dan pirbuterol) merupakan antara bronkodilator yang efektif. SABA bekerja dengan memberikan efek relaksasi pada otot polos bronkus dan mula bekerja 5 hingga 10 menit setelah administrasi. Ipratropium bromida merupakan antikolinergik bronkodilator yang mengurangkan hipersekresi mukus dan irritabilitas reseptor batuk dengan mengikat asetilkolin di reseptor muskarinik yang terdapat pada otot polos bronkus. Anak asma dengan eksaserbasi akut diberikan kortikosteroid untuk 3 hingga 10 hari. Dosis awal diberikan 1-2 mg/kg/hari dengan Prednison untuk 2 hingga 5 hari yang berikutnya. Untuk obat kontrol jangka panjang pula digunakan obat long-acting ß2 agonist (LABA), kortikosteroid inhalasi, teofilin dan leukotrien modifiers. LABA


(25)

(salmeterol, formoterol dan bambuterol) memberikan efek relaksasi otot polso bronkus dan bekerja selama 12 jam tapi obat ini tidak memberikan efek anti inflamatori yang signifikan. Leukotriene modifiers dibagi menjadi dua kelompok yaitu cysteinyl leukotriene reseptor antagonists(zafirlukast dan montelukast) dan leukotriene synthesis inhibitors (zileuton) (Nelson, 2006).

Leukotriene modifiers bekerja sebagai anti inflamasi dan bronkodilator. Manakala teofilin bekerja dengan cara menghambat fosfodiesterase seterusnya menghambat pemecahan cyclic-AMP. Teofilin merupakan terapi tambahan bagi kortikosteroid inhalasi (Gwilt et al, 2008).


(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 : Kerangka konsep profil penderita asma pada anak

3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Asma

Asma adalah suatu keadaan klinik yang ditandai oleh terjadinya penyempitan brokus yang berulang namun reversibel. Keluhan yang sering dialami pasien antara lain sesak nafas, mengi yang terdengar jelas semasa serangan asma dan batuk.

Cara ukur : observasi Alat ukur : Rekam medis

• onset asma • usia pasien • Jenis kelamin • Riwayat keluarga • Riwayat alergi rinitis • Riwayat eksema • Riwayat alergen • Kekambuhan • Status gizi

Asma pada anak


(27)

3.2.2. Riwayat alergi rinitis

Alergi rinitis adalah inflamasi pada nasal yang ditandai dengan sekresi hidung yang berlebihan (rinore), bersin yang berulang, pruritus pada mukosa hidung, tenggorokan serta telinga disertai kemerahan pada konjunktiva, pruritus mata dan lakrimasi.

Cara ukur : observasi Alat ukur : Rekam medis

3.2.3 Riwayat eksema

Eksema adalah suatu gangguan kulit kronik yang memperlihatkan adanya edema, infiltrasi sel mononuklear dan eosinofil serta penimbunan cairan dalam kulit (membentuk vesikel-vesikel yang jelas kelihatan secra klinis)

Cara ukur : observasi Alat ukur : Rekam medis

3.2.4 Riwayat Keluarga

Orang tua pasien yang turut menghidap asma. Cara ukur : observasi

Alat ukur : Rekam medis

3.2.5 Usia pasien

Pasien yang berusia di bawah 14 tahun Cara ukur : observasi

Alat ukur : Rekam medis

3.2.6 Onset asma

Pada usia berapa pasien mulai terkena serangan asma Cara ukur : observasi


(28)

3.2.7 Jenis kelamin

Jenis kelamin pasien asma laki-laki atau perempuan. Cara ukur : observasi

Alat ukur : Rekam medis

3.2.8 Alergen

Apa saja alergen yang bisa mencetuskan asma pada pasien Cara ukur : observasi

Alat ukur : Rekam medis

3.2.9 Kekambuhan

Serangan asma yang berulang setelah pertama kali terkena serangan asma Cara ukur : observasi

Alat ukur : Rekam medis

3.2.10 Status gizi

Status gizi diukur dengan menggunakan indeks BB/U (Berat badan mengikut Umur) menurut carta CDC sama ada status gizi kurang, baik atau lebih.

Cara ukur : observasi Alat ukur : Rekam medis


(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui profil penderita asma pada anak. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain studi cross-sectional secara retrospektif dengan memperoleh data sekunder dari catatan rekam medis.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama dari bulan Mei 2010 sehingga Juli 2010. Penelitian ini dimulai dari penelusuran daftar pustaka, penyusunan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, seminar proposal dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan mulai dari pengumpulan data hingga ke penulisan hasil pelaporan.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan. Pemilihan lokasi ini adalah karena rumah sakit ini mempunyai jumlah pengunjung atau pasien yang relatif banyak sehingga sampel dan populasi yang diperlukan untuk penelitian ini dapat ditentukan.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah semua pasien anak yang datang berobat di Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak Rumah Sakit H. Adam Malik, Medan yang


(30)

telah didiagnosa mengalami asma. Jumlah populasi tersebut diambil daripada rekam medis mulai tanggal 1 Januari sampai 31 Desember 2009.

Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu keseluruhan populasi adalah sampel karena perlu diketahui profil keseluruhan pendeita asma.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada pelaksanaan penelitian, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diambil dan dicatatkan daripada setiap pasien dari Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan dimasukkan ke dalam komputer dan dianalisa dengan menggunakan SPSS Windows 15.0.


(31)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, Medan yang merupakan rumah sakit tipe A. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan Rawat Jalan sedangkan untuk pelayanan Rawat Inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian adalah pasien asma yang datang berobat ke Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan yaitu sebanyak 26 orang. Penelitian bersifat deskriptif ini dilakukan dengan cara mengambil data rekam medis dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember 2009. Berikut merupakan distribusi pasien mengikut jenis kelamin dan umur.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan Tahun 2009

Karakteristik Frekuensi (%) Jenis Kelamin

Laki – laki 13 (50)

Perempuan 13 (50)

Usia ( tahun)

2 1(3,8) 3 4(15,4) 4 2(7,7)

5 1(3,8) 6 1(3,8) 7 2(7,7)


(32)

8 3(11,5) 9 3(11,5) 10 3(11,5) 12 4(15,4) 14 2(7,7)

Berdasarkan tabel 5.1 didapati jumlah pasien anak laki-laki dan perempuan yang didiagnosa asma masing- masing sebanyak 13 orang (50%). Manakala berdasarkan usia didapati yang paling banyak adalah yang berusia 3 tahun dan 12 tahun yaitu masing – masing sebanyak 4 orang (15,4%) dan yang paling sedikit adalah yang berusia 2 tahun, 5 tahun dan 6 tahun yaitu sebanyak seorang (3,8%).

5.1.3 Hasil Analisa Data

Onset asma anak yang paling banyak adalah pada usia 5 tahun yaitu sebanyak 6 orang (23,1%) sedangkan yang paling sedikit adalah pada usia setahun, 7 tahun dan 10 tahun yaitu sebanyak seorang (3,8%).

Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Onset Asma

Onset asma (tahun) Frekuensi (n) Persen(%)

1 1 3,8

2 3 11,5

3 5 19,2 4 2 7,7 5 6 23,1 6 5 19,2 7 1 3,8 8 2 7,7

10 1 3,8

Jumlah 26 100,0

Sebanyak 19 orang (73,1%) pasien asma mempunyai riwayat keluarga asma sedangkan sebanyak 7 orang (26,9%) tidak mempunyai riwayat keluarga asma.


(33)

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Keluarga

Frekuensi (n) Persen(%)

Riwayat keluarga

Ada 19 73,1 Tiada 7 26,9 Jumlah 26 100,0

Pasien asma yang mempunyai riwayat alergi rinitis adalah sebanyak 19 orang (73,1%) sedangkan sebanyak 7 orang (26,9%) tidak mempunyai riwayat alergi rinitis.

Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Alergi Rinitis

Frekuensi (n) Persen(%)

Alergi rinitis

Ada 19 73,1 Tiada 7 26,9 Jumlah 26 100,0

Sebanyak 10 orang (38,5%) pasien asma mempunyai riwayat eksema sedangkan sebanyak 14 orang (53,8%) tidak mempunyai riwayat eksema. Sebanyak 2 orang (7,7%) pasien tidak ditemukan data menyatakan pasien tersebut mempunyai riwayat eksema ataupun tidak.

Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Eksema

Frekuensi (n) Persen(%)

Eksema

Ada 10 38,5 Tiada 14 53,8 Tidak dinyatakan 2 7,7 Jumlah 26 100,0

Didapati sebanyak 23 orang (88,5%) pasien asma mempunyai alergen sedangkan tiada pasien asma yang tidak mempunyai alergen. Sebanyak 3 orang (11,5%) pasien tidak ditemukan data yang menyatakan pasien tersebut mempunyai alergen ataupun tidak.


(34)

Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alergen

Frekuensi (n) Persen(%)

Alergen

Ada 23 88,5 Tiada 0 0,0 Tidak dinyatakan 3 11,5 Jumlah 26 100,0

Diketahui bahwa terjadinya kekambuhan kepada 25 orang pasien asma dan hanya seorang (3,8%) pasien yang tidak didapatkan data samada pasien tersebut mengalami kekambuhan ataupun tidak

Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kekambuhan

Frekuensi (n) Persen(%)

Kekambuhan

Ada 25 96,2 Tiada 0 0,0 Tidak dinyatakan 1 3,8 Jumlah 26 100,0

Status gizi yang paling banyak adalah gizi baik yaitu sebanyak 17 orang (46,2%) sedangkan status gizi yang paling sedikit adalah gizi lebih yaitu sebanyak seorang (19,2%).

Tabel 5.8 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi

Frekuensi (n) Persen(%)

Status Gizi

Kurang 8 34,6 Baik 17 46,2 Lebih 1 19,2 Jumlah 26 100,0

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri rekam medis di Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan mulai tanggal


(35)

1 Januari sampai 31 Desember 2009. Setiap pasien anak yang datang berobat dan didiagnosa asma menjadi sampel penelitian.

Berdasarkan data yang didapatkan sebanyak 26 orang pasien asma datang berobat di Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik. Dari jumlah pasien tersebut sebanyak 13 orang (50%) merupakan pasien laki – laki dan bilangan pasien perempuan juga mencatatkan bilangan yang sama yaitu sebanyak 13 orang (50%). Hasil penelitian yang didapatkan tidak sama dengan teori Fanta (2009) yang mengatakan sebelum usia pubertas prevalensi asma pada anak laki – laki lebih banyak jika dibandingkan dengan perempuan. Namun setelah usia pubertas, perempuan lebih ramai yang menghidap asma berbanding laki – laki. Pada penelitian ini tiada perbedaan didapatkan antara jumlah pasien laki – laki dan perempuan. Data ini diperoleh sedemikian mungkin disebabkan populasi pasien yang sedikit yaitu hanya seramai 26 orang sehingga didapatkan perbedaan yang tidak begiru ketara.

Di Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik usia pasien yang dirawat adalah yang berusia sehari sehingga 14 tahun. Usia pasien asma yang dirawat mulai 1 Januari sampai 31 Desember 2009 juga bervariasi dari umur 2 tahun sehingga 14 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh pasien yang paling banyak dirawat adalah pada usia 3 tahun dan 12 tahun yaitu sebanyak 4 orang (15,4%). Manakala frekuensi onset asma yang paling tinggi bagi sampel penelitian ini adalah pada usia 5 yaitu sebanyak 6 orang (23,1%). Hasil penelitian ini menghampiri pernyataan dari Nelson (2007) yang diperkirakan bahwa hampir 80% onset dari kejadian asma adalah pada usia 6 tahun. Kebanyakan anak menghidap asma pada usia ini karena pada usia ini anak – anak sangat aktif. Mereka lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan cenderung untuk terpapar kepada alergen.

Pada data didapatkan sebanyak 23 orang (88,5 %) mempunyai alergen. Antara contoh alergen yang dicatatkan adalah debu, makanan laut dan cuaca. Alergen yang paling banyak dicatatkan adalah debu yaitu sebanyak 11 orang (42,3%). Debu adalah akibat dari udara yang tercemar. Hal ini bersesuaian dengan pernyataan Tatum dan Shapiro (2005) dalam Eder et al (2006) yang menyatakan udara yang tercemar


(36)

merupakan salah satu penyebab terjadinya asma. Apabila anak tersebut terpapar kepada alergen, hal ini dapat menyebabkan mereka mengalami kekambuhan. Berdasarkan data sebanyak 25 orang (96,2%) pasien mengalami kekambuhan dan hanya 1 data yang tidak menyatakan kekambuhan pasien ada ataupun tidak.

Selain dari faktor alergen, riwayat keluarga juga memainkan peran penting dalam kejadian asma pada anak. Dari data yang diperoleh, 19 orang (73,1%) pasien yang mempunyai riwayat dalam keluarga menderita asma yang kebanyakannya ibu pasien. Hasil penelitian ini didukung dengan jurnal dari Cockrill et al (2008) yaitu pasien asma yang alergi terhadap alergen sering mempunyai riwayat keluarga yang turut menderita asma dan ini membuktikan bahwa faktor genetik sebagai faktor predisposisi asma. Manakala sebanyak 7 orang (26,9%) pasien tidak mempunyai riwayat dalam keluarga namun mempunyai riwayat alergen yang menyebabkan kekambuhan asma pada pasien tersebut.

Berdasarkan data diperhatikan bahwa 19 orang (73,1%) pasien asma turut mempunyai riwayat menderita alergi rinitis. Studi dari Bousquet et al (2000) juga telah mengidentifikasi alergi rinitis sebagai faktor resiko terjadinya asma dengan prevalensi alergi rinitis pada pasien asma sebanyak 80% sampai 90%.

Menurut Akdis et al (2006) dalam Bieber (2008) dermatitis atopik atau eksema adalah penyakit kulit yang sering dideritai oleh pasien dengan penyakit atopik yang lain seperti asma. Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa sebanyak 10 orang (38,5%) pasien mempunyai riwayat mengalami eksema dan 14 orang (53,8%) tidak mempunyai riwayat eksema. Walaupun pasien dengan riwayat eksema adalah lebih sedikit berbanding dengan yang tidak mempunyai riwayat eksema namun nilai ini cukup signifikan untuk menghubungkan eksema dengan kejadian asma.

Dari penelitian ini juga dinilai status gizi anak. Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994). Metode yang dilakukan adalah dengan


(37)

mengukur indeks BB/U (Berat badan mengikut Umur) menurut carta CDC 2000. Berat badan digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran dan tidak semua pasien dicatatkan tinggi badannya. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 17 orang pasien (46,2%) mempunyai status gizi baik dan 8 orang (34,6%) mempunyai status gizi kurang. Manakala hanya seorang (19,2%) yang mempunyai status gizi lebih.


(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan di Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan mengenai Profil Penderita Asma pada Anak di Poliklinik Rawat Jalan Departemen Anak Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan tahun 2009 disimpulkan bahwa pasien laki – laki dan perempuan mempunyai bilangan yang sama yaitu masing – masing 50%. Paling banyak adalah pasien yang berusia 3 tahun dan 12 tahun yaitu masing – masing sebanyak 15,4%. Dari data yang diperoleh onset asma yang paling banyak adalah pada usia 5 tahun yaitu sebanyak 23,1%. Diperoleh 96,2% pasien mengalami kekambuhan. Sebanyak 88,5% pasien mempunyai alergen dengan 42,3 % alergi terhadap debu. Manakala sebanyak 46,2% pasien mencatakan status gizi baik. Selain itu, didapatkan juga sebanyak 73,1% pasien mempunyai riwayat keluarga asma dan riwayat alergi rinitis serta sebanyak 38,5% pasien mempunyai riwayat eksema.

6.2 Saran

Antara saran bagi penelitian yang selanjutnya adalah :

a) mengkaji faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya asma pada anak b) mengkaji faktor yang dapat menghalangi anak yang mempunyai riwayat atopi

daripada menderita asma

c) memberikan panduan dan pedoman kepada pasien asma dalam melakukan aktivitas seharian agar asma tidak mengganggu aktivitas serta dapat hidup normal seperti orang lain


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A.K., Lichtman, A.H., Pillai, S., 2007. Cellular and Molecular Immunology. 6th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Akdis, C.A., Akdis, M., Bieber, T., et al. Diagnosis and treatment of atopic

dermatitis in children and adults. 2006;118:152-169. Dalam : Bieber, T. Atopic Dermatitis. N Engl J Med. 2008;358:1483. Available from:

Alam, S., Hadibroto, I., 2006. Asma. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Boguniewicz, M., 2007. Allergic Disorders. In: Deterding, R.R., Hay, J.R., Levin, M.J., Sondheimer, J.M., 18th ed. Current Pediatric Diagnosis and Treatment. USA: McGraw-Hill, 1049-1060.

Boring, J.R., Daniels, S.R., Eley, J.W., Flanders, W.D., Greenberg, R.S., 2005. Medical Epidemiology. Fourth Edition. USA: McGraw-Hill.

Bousquet, J., Demoly, P., Leynaert, B., Neukirch, F. Epidemiologic evidence for asthma and rhinitis comorbidity. J Allergy Clin Immunol. 2000 Nov ;106 (5 Suppl):S201-5 11080732.

Busse, W.W., Lemanske, R.F. Asthma. N Engl J Med. 2001;344:350. Available

from:

2010]

Cockrill, B.A., Mandel, J., Weinberg, S.E., 2008. Principles of Pulmonary Medicine. Fifth Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Cook, D.G., Strachan, D.P. Health effects of passive smoking. 6. Parental smoking and childhood asthma: longitudinal and case-control studies. 1998;53:204-212. Dalam : Eder, W., Ege, M.J. dan Mutius, E.V. The Asthma Epidemic. Engl J Med. 2006;355:2226. Available from:

Covar R.A., Leung Y.M., Liu, A.H., Spahn, J.D., 2007. Childhood Asthma. In: Behrman, R.E., Jenson, H.B., Kliegman, R.M., Stanton, B.F., 18th ed. Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia: Saunders Elsevier, 953-969.


(40)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Available from:

Drazen, J.M., Israel, E., O'Byrne, P.M. Treatment of asthma with drugs modifying the leukotriene pathway.1999;340:197-206. Dalam : Kay, A.B. Allergy and Allergic Diseases— First of Two Parts. N Engl J Med. 2001;344:30-37.

Available from:

7 April 2010]

Fanta, C.H. Asthma. N Engl J Med. 2009;360:1002. Available from :

Global Initiative for Asthma (GINA), 2004. Global Burden of Asthma Report.

Available from :

[Accessed 3 April 2010]

Gwilt, C., McGowan, P., Patel, H., 2008. Respiratory System. Third Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier.

Ismael, S., Sastroasmoro, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Jakarta: Sagung Seto.

Lasley, M.V., 2006. Allergy. In: Behrman, R.E., Jenson, H.B., Kliegman, R.M., Marcdante, K.J., 5th ed. Nelson Essential of Pediatrics. Philadelphia: Saunders Elsevier, 393-412.

Martinez, F.D., Patino, C.M. Interactions between genes and environment in the development of asthma. 2001;56:279-286. Dalam : Martinez, F.D. Toward Asthma Prevention — Does All That Really Matters Happen before We Learn to Read? N Engl J Med. 2003;349:1473. Available from:

Pitaloka, A.D., 2002. Alergi. Jakarta: Dian Rakyat.

Shapiro, G.G., Tatum A.J. The effects of outdoor air pollution and tobacco smoke on asthma. 2005;25:15-30. Dalam : Eder, W., Ege, M.J. dan Mutius, E.V. The Asthma Epidemic. Engl J Med. 2006;355:2226. Available from:


(41)

Sheffer, A.L. Allergen Avoidance to Reduce Asthma-Related Morbidity. N Engl J Med. 2004;351:1134. Available from:

Solomon, W.R., 2003. Dermatitis Atopik dan Urtikaria. Dalam: Price, S.A., Wilson, L.M., Edisi Keenam. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 191-197.

World Health Organization (WHO), 2005. 10 Facts on Asthma. Available from :


(42)

Lampiran 1 : Halaman Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yasmin binti Md.Ali

Tempat / tanggal lahir : Negeri Sembilan, Malaysia / 19 September 1987 Agama : Islam

Alamat : No 208-C9 Seksyen 10 Wangsa Maju 53300 Kuala Lumpur Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Zon R10 Wangsa Maju

2. Sekolah Menengah Kebangsaan Seksyen 5 Wangsa Maju 3. MRSM Serting

4. Pre Medical ACMS

Riwayat Pelatihan : 1. Peserta Penyambutan Mahasiswa Baru 2007 FK USU, Medan

2. Peserta Minggu Suai Kenal Pelajar Malaysia 2007.

Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan PKPMI


(43)

Lampiran 2

Yasmin binti Md. Ali 070100465

“Profil Penderita Asma pada Anak di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2009”


(44)

Lampiran 3 : Data Induk

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK DI RSHAM TAHUN 2009

J K E E N L I A S M I N U S I A ONSET ASMA RIWAYAT KELUARGA RIWAYAT ALERGI RINITIS RIWAYAT EKSEMA ALERGEN B E R A T B A D A N STATUS GIZI KEKAMBUHAN

L 14 7thn Ayah asma

X √ Cuaca

dingin 35 Kurang √

P 8 5thn Ibu asma √ X Debu 19

Kurang

L 7 2thn Ayah

asma

√ _ Debu 22 Baik √

L 7 6thn Ibu asma √ X Cuaca

dingin


(45)

(46)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK DI RSHAM TAHUN 2009

J K E E N L I A S M I N U S I A ONSET ASMA RIWAYAT KELUARGA RIWAYAT ALERGI RINITIS RIWAYAT EKSEMA ALERGEN B E R A T B A D A N STATUS GIZI KEKAMBUHAN

P 10 10thn X √ X Sesak

saat aktivitas

20 Kurang √

L 3 2thn Kedua orang tua

√ X Debu 14 Baik √

L 10 6thn Ibu asma X _ _ 30 Baik √

P 9 5thn Kakek asma

X √ _ 26 Baik √


(47)

(48)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK DI RSHAM TAHUN 2009

J K E E N L I A S M I N U S I A ONSET ASMA RIWAYAT KELUARGA RIWAYAT ALERGI RINITIS RIWAYAT EKSEMA ALERGEN B E R A T B A D A N STATUS GIZI KEKAMBUHAN

P 14 6thn X √ X Debu,

seafood

50 Baik √

L 5 5thn X √ √ Debu 13 Kurang √

L 12 6thn Ibu asma X X Cuaca 31 Baik √

P 3 3thn X √ X Debu 15 Baik √


(49)

(50)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK DI RSHAM TAHUN 2009

J K E E N L I A S M I N U S I A ONSET ASMA RIWAYAT KELUARGA RIWAYAT ALERGI RINITIS RIWAYAT EKSEMA ALERGEN B E R A T B A D A N STATUS GIZI KEKAMBUHAN

P 2 1thn Ayah

asma

√ √ Susu 11 Baik √

L 4 4thn Ibu asma √ √ Debu 16 Baik √

P 8 4thn Ibu asma X X Ada 30 Baik √

L 8 5thn X X X Debu 18 Kurang √

L 4 3thn Kedua orang tua


(51)

(52)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK DI RSHAM TAHUN 2009

J K E E N L I A S M I N U S I A ONSET ASMA RIWAYAT KELUARGA RIWAYAT ALERGI RINITIS RIWAYAT EKSEMA ALERGEN B E R A T B A D A N STATUS GIZI KEKAMBUHAN

P 9 2thn Ayah

asma

X √ Cuaca 17 Kurang √

P 6 5thn X √ X Seafood 18 Baik √

L 10 8thn Ibu asma √ X Debu ,

cuaca dingin

30 Baik √

P 12 8thn X √ √ Ada 40 Baik √

P 9 6thn Ibu alergi rinitis

√ X Udara

dingin


(53)

(54)

Lampiran 4 : TABEL FREKUENSI SPSS

jenis kelamin responden

13 50.0 50.0 50.0

13 50.0 50.0 100.0

26 100.0 100.0

laki-laki perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

um ur responden

1 3.8 3.8 3.8

4 15.4 15.4 19.2

2 7.7 7.7 26.9

1 3.8 3.8 30.8

1 3.8 3.8 34.6

2 7.7 7.7 42.3

3 11.5 11.5 53.8

3 11.5 11.5 65.4

3 11.5 11.5 76.9

4 15.4 15.4 92.3

2 7.7 7.7 100.0

26 100.0 100.0

2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

onset asma responden

1 3.8 3.8 3.8

3 11.5 11.5 15.4

5 19.2 19.2 34.6

2 7.7 7.7 42.3

6 23.1 23.1 65.4

5 19.2 19.2 84.6

1 3.8 3.8 88.5

2 7.7 7.7 96.2

1 3.8 3.8 100.0

26 100.0 100.0

1 2 3 4 5 6 7 8 10 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(55)

riwayat keluarga

19 73.1 73.1 73.1

7 26.9 26.9 100.0

26 100.0 100.0

ada tiada Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

riwayat alergi rinitis

19 73.1 73.1 73.1

7 26.9 26.9 100.0

26 100.0 100.0

ada tiada Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

riw aya t eksem a

10 38.5 38.5 38.5

14 53.8 53.8 92.3

2 7.7 7.7 100.0

26 100.0 100.0

ada tiada

tidak dinyatakan Total

Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

alergen

23 88.5 88.5 88.5

3 11.5 11.5 100.0

26 100.0 100.0

ada

tidak dinyatakan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

kekambuhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ada 25 96.2 96.2 96.2

tidak dinyatakan 1 3.8 3.8 100.0


(56)

sta tus gizi

8 30.8 30.8 30.8

17 65.4 65.4 96.2

1 3.8 3.8 100.0

26 100.0 100.0

kurang baik lebih Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent


(57)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK DI RSHAM TAHUN 2009

PETUNJUK :

√ : Ada

X : Tiada

_ : Tidak ditemukan dalam Rekam Medis

J K E E N L I A S M I N U S I A ONSET ASMA RIWAYAT KELUARGA RIWAYAT ALERGI RINITIS RIWAYAT EKSEMA ALERGEN B E R A T B A D A N STATUS

GIZI KEKAMBUHAN

P 12 5thn Ibu asma √ X Debu,

seafood


(1)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK DI RSHAM TAHUN 2009

J K E E N L I A S M I N

U S I A

ONSET ASMA

RIWAYAT KELUARGA

RIWAYAT ALERGI RINITIS

RIWAYAT EKSEMA

ALERGEN B E R A T

B A D A N

STATUS GIZI

KEKAMBUHAN

P

9

2thn

Ayah

asma

X

Cuaca

17

Kurang

P

6

5thn

X

X

Seafood

18

Baik

L

10

8thn

Ibu asma

X

Debu ,

cuaca

dingin

30

Baik

P

12

8thn

X

Ada

40

Baik


(2)

(3)

Lampiran 4 : TABEL FREKUENSI SPSS

jenis kelamin responden

13 50.0 50.0 50.0

13 50.0 50.0 100.0

26 100.0 100.0

laki-laki perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

um ur responden

1 3.8 3.8 3.8

4 15.4 15.4 19.2

2 7.7 7.7 26.9

1 3.8 3.8 30.8

1 3.8 3.8 34.6

2 7.7 7.7 42.3

3 11.5 11.5 53.8

3 11.5 11.5 65.4

3 11.5 11.5 76.9

4 15.4 15.4 92.3

2 7.7 7.7 100.0

26 100.0 100.0

2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

onset asma responden

1 3.8 3.8 3.8

3 11.5 11.5 15.4

5 19.2 19.2 34.6

2 7.7 7.7 42.3

6 23.1 23.1 65.4

5 19.2 19.2 84.6

1 3.8 3.8 88.5

2 7.7 7.7 96.2

1 3.8 3.8 100.0

26 100.0 100.0

1 2 3 4 5 6 7 8 10 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

riwayat keluarga

19 73.1 73.1 73.1

7 26.9 26.9 100.0

26 100.0 100.0

ada tiada Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

riwayat alergi rinitis

19 73.1 73.1 73.1

7 26.9 26.9 100.0

26 100.0 100.0

ada tiada Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

riw aya t eksem a

10 38.5 38.5 38.5

14 53.8 53.8 92.3

2 7.7 7.7 100.0

26 100.0 100.0

ada tiada

tidak dinyatakan Total

Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

alergen

23 88.5 88.5 88.5

3 11.5 11.5 100.0

26 100.0 100.0

ada

tidak dinyatakan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

kekambuhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ada 25 96.2 96.2 96.2

tidak dinyatakan 1 3.8 3.8 100.0


(5)

sta tus gizi

8 30.8 30.8 30.8

17 65.4 65.4 96.2

1 3.8 3.8 100.0

26 100.0 100.0

kurang baik lebih Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent


(6)

PROFIL PENDERITA ASMA PADA ANAK DI RSHAM TAHUN 2009

PETUNJUK :

√ : Ada

X : Tiada

_ : Tidak ditemukan dalam Rekam Medis

J K E E N L I A S M I

N

U S I A

ONSET ASMA

RIWAYAT KELUARGA

RIWAYAT ALERGI RINITIS

RIWAYAT EKSEMA

ALERGEN B E R A T

B A D A N

STATUS

GIZI KEKAMBUHAN

P

12

5thn

Ibu asma

X

Debu,

seafood