Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan, pada apa yang diserukan, yakni Islam. Oleh karena itu, dakwah tidak hanya terbatas pada aktivitas lisan semata tetapi mencakup seluruh aktivitas manusia dan perbuatan yang ditunjukan dalam rangka menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan pada lisan. 1 Dakwah adalah seruan atau ajakan keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dan tingkah laku dan dipandang hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apabila pada sekarang ini, harus lebih efektif menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. 2 Di dalam Al-Qur’an sendiri telah menggambarkan bahwa bagaimana cara berdakwah dengan berbagai metode, termaktub dalam surah An-Nahl ayat:125 3  1 Ahmad Mahmud, Dakwah Islam Bogor:Pustaka Tahriqul, 2002, h. 13. 2 Tuti Alawiyah, Paradigma Baru Dakwah Islam: Pembedayaan Sosialisasi Mad’u. Dakwah : Jurnal Kajian dan Masyarakat, h.7. 3 Moh. Munir, Metode Dakwah, Jakarta:Prenada Media,2003 cet. ke-1 h.8 13 , -. 0123 4 5 6789 :; =5 ?79 6 : 6  A 9 =5 ?79 BC - D7, EF Artinya: “Serulah manusia kepda jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang paling baik ”. Menyeru manusia ke jalan Allah SWT, merupakan kewajiban sekaligus ibadah yang bisa mengantarkan pelakunya untuk dekat taqarrub dengan Tuhannya. Dakwah juga mengajarkan pelakunya bahwa kedudukannya di hadapan Allah adalah sangat tinggi; Allah akan mengangkat kedudukannya di dunia maupun di akhirat. 4 Analisa sudah jelas bahwa semua kewajiban merupakan ibadah. Di era komunikasi massa seperti ini dakwah tidak cukup disampaikan hanya melalui ceramah-ceramah di mimbar yang hanya dapat dinikmati oleh khalayak ta’lim atau tempat lainnya. Dalam kegiatan dakwah dewasa ini, tentunya seorang da’i tidak hanya menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi sebagai sarana untuk menyampaikan dakwahnya, akan tetapi dibutuhkan metode dan media lain untuk keefektifan dakwahnya. Kebanyakan orang-orang yang mau mendengarkan ceramah, misalnya di masjid, majlis taklim, atau pada acara khusus, adalah orang-orang yang memang sudah memiliki kecenderungan yang kuat terhadap nilai-nilai agama. Sedangkan sebaliknya, orang-orang yang memiliki kecenderungan lemah atau bahkan tidak 4 Ahmad Mahmud, Dakwah Islam, h. 14 14 memiliki simpati sama sekali terhadap nilai-nilai agama, mereka tidak mendatangi tempat-tempat tersebut. Akibatnya, nilai-nilai agama tidak akan pernah sampai terdengar sama sekali oleh mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukan, diantaranya melalui musik dan lagu, supaya pesan-pesan Islam akan sampai kepada mereka tanpa menganggu kegemaran mereka sekaligus mengalihkan nilai-nilai buruk kepada hal-hal yang positif, yakni dari lagu-lagu yang berbau kekerasan dan bahkan seksualitas teralihkan ke lagu-lagu yang bernuansa religi. Berdakwah pada zaman sekarang tidak bisa hanya dilakukan oleh para pendakwah di masjid saja, tetapi dapat juga dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat media yang bisa digunakan pada zaman sekarang. Media dakwah bermacam-mcam seperti, televisi, radio, koran, majalah, lagu dan internet. Seperti yang dilakukan oleh beberapa group band, nasyid, dangdut, marawis dan kasidah, mereka berdakwah menggunakan musik sebagai media dakwah. Musik merupakan salah satu media yang dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah yang mudah diterima oleh khalayak. Sifatnya yang menghibur dapat dimanfaatkan penyanyi atau seniman untuk memasukan pesan-pesan dakwah yang di dalamnya, sehingga secara tidak langsung khalayak telah menerimanya dengan suka hati dan tidak membosankan untuk didengar berulang-ulang kali bahkan menirukannya, karena musik merupakan kesenian 15 yang amat menarik untuk manusia dan sudah naluri manusia untuk menyukai hal- hal yang bersifat estetika dan keindahan. 5 KH Husnu Ma’ad adalah seorang da’i yang metode berdakwahnya tidak hanya dengan ceramah saja tetapi juga beliau berdakwah melalui musik. Beliau sangat mahir dalam memainkan alat musik khususnya piano, gambus dan alat-alat musik kesenian padang pasir lainnya. Beliau mempunyai pondok pesantren salaf yaitu Salafus Salihin yang beralamatkan di Limo - Depok, dan di tempat itulah beliau mengajarkan kepada santri-santrinya dalam memainkan alat musik dan juga terbuka untuk orang lain. Tidak sedikit lagu-lagu yang beliau telah ciptakan, sebagian lagu-lagunya dinyanyikan sendiri dan ada juga diberikan kepada orang lain untuk menyayikannya. Lagu-lagu beliau banyak syair-syairnya bertuliskan arab, dan tidak sedikit pula yang bertuliskan latin. KH Husnu Ma’ad bercita cita ingin mendirikan sekolah musik islami. Dan beliau mengharapkan dengan adanya sekolah musik islami ini banyak yang minat khususnya para generasi muda, agar tidak melupakan musik dan syair-syair islam dan menjadikan musik sebagai sarana dakwah. Kiprah beliau di dunia kesenian sudah lama, buktinya beliau selalu diundang untuk menjadi juri ketika ada festival kasidah diluar kota, dan juga beliau sudah pernah mengajarkan artis-artis dalam memainkan alat musik dan meminta lagu yang diciptakan beliau sendiri. Pada perayaan maulid Nabi Muhammad SAW tepatnya 11 April 2008, group debu diundang untuk menghibur jamaah maulid yang bertempat di pondok 5 Sidi Gazalba, Islam dan Kesenian Jakarta: Pustaka Al Husna, 1998, h. 186. 16 pesantren salafus shalihin yang dipimpin oleh KH Husnu Ma’ad, Musthafa vokalis debu menuturkan bahwa “group debu belajar musik khususnya gambus dengan KH Husnu ma’ad selama tujuh bulan, dan beliau mengatakan group Debu sudah lama mencari orang yang bisa mengajarkan gambus, dan mereka bersyukur telah menemukan sorang guru yang luar biasa ilmunya untuk mengajarkan group debu yaitu KH Husnu Ma’ad”. 1 Dari pernyataan Musthafa, keahlian dalam memainkan alat musik dan menciptakan lagu, KH Husnu Ma’ad tidak diragukan lagi. Walaupun banyak sekali orang awam yang tidak mengenalnya, tetapi beliau cukup dikenal oleh pencinta musik khususnya gambus atau kasidah. 2 Eksisitensi beliau dalam berdakwah melalui musik masih menunjukan kreatifitasnya sampai sekarang ini, oleh karena penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi ini yaitu “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu KH Husnu Ma’ad Pada Album Lagu-lagu Tingkat Nasional LASQI” Dengan pertimbangan bahwasanya musik merupakan media yang sangat efektif dalam dunia dakwah Islam. Khususnya album “Lagu-lagu Festival Tingkat Nasional LASQI” Husnu Ma’ad dalam memberikan tuntunan dalam kehidupan masyarakat.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah