Metode Dakwah Ruang Lingkup Dakwah 1. Pengertian Dakwah dan Hakikat Dakwah

37 yang telah disebutkan, tujuannya supaya dakwah lebih efektif dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. 18 Sebenarnya media dakwah ini bukan saja peranan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu system, yang mana system ini terdiri dari beberapa komponen unsur yang komponen satu dengan lainnya saling kait mengkait, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dibanding dengan komponen yang lain. Apalagi dalam penentuan strategi dakwah yang memiliki asas efektfitas dan efisiensi, media dakwah menjadi tampak jelas fungsinya.

5. Metode Dakwah

Metode menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah cara, aturan yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Dari segi bahasa metode berasal dari dua yaitu “meta” melalui dan “hodos” jalan, cara. 19 Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman Metodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq. 20 Di dalam Al Qur’an menjelaskan bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu: 21 18 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah , Jakarta: Logos,1997 cet-1,h.35 19 Ahm. Syafi’I Ma’arif, Islam dan Politik: Upaya membingkai peradaban, Jakarta: Pustaka Dinamika, 1999 h. 15 20 Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996 cet. ke-1 h. 35 21 M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta:Prenada Media,2003 cet. ke-1 h.8 38 a. Al - Hikmah Metode dakwah Al-Hikmah diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Dapat dipahami bahwa Al-Hikmah adalah da’i memilah-milih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objekif mad’u. Memang tidak semua orang mampu meraih sukses. Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang layak mendapatkan hikmah Insya Allah juga akan berimbas kepada para mad’unya, sehingga mereka termotivasi untuk diri dan mengamalkan apa yang disarankan da’i kepada mereka. Hikmah merupakan pokok awal yang harus dimiliki oleh seoran da’i dalam berdakwah. Karena dari hikmah ini akan lahir kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam menerapkan langkah-langkah dakwah baik secara metodologis maupun praktis. Oleh karena itu, hikmah yang memiliki multi definisi mengandung arti dan makna yang berbeda tergantung dari sisi mana melihatnya. b. Al-Mu’idzatil Hasanah Mau’idzatil Hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif wasiat yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan selamat dunia dan akhirat. 39 Jadi kalau dapat dipahami kesimpulan dari Mau’idzati Hasanah akan mengandung arti kata-kata yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan kelembutan. Dan apabila ditarik suatu pemahaman bahwa Mau’idzatil Hasnah merupakan salah satu manhaj dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan cara memberi nasihat. Memberikan nasihat kepada manusia sesuai kadar akal yang dimiliki masing-masing. Maka tentunya kita harapkan orang yang mendengarkan nasihat kita berbuat amal shaleh yang bermafaat, dan terkadang pula dalam memberikan nasihat harus dengan motivasi dan ancaman-ancaman. c. Al-Mujadlah Bi-al Lati Hiya Ahsan Pengertian al-mujadalah sebagai metode dakwah yang disampaikan Allah dan disepakati oleh para ulama dan mufassir bukanlah menunjukan mujadalah yang dalam arti sebenarnya yaitu debat akan tetapi dalam konteks al-hiwar yaitu dialog. Al-mujadalah dapat diartikan upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergi, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya. Bagaimana pun bentuk lawan kita hadapi dengan bantahan yang baik akan tetapi disisi lain kita membantahnya dengan bantahan yang tegas dan lugas demi mematahkan pendapat lawan. Oleh karena itu Islam pun mengajarkan agar dalam mempergunakan dialog dapat terarah dan berhasil dengan baik, yaitu pihak lawan mau menerima terhadap argumen-argumen yang 40 kita berikan dan akhirnya merubah ataupun mengikuti terhadap dakwah yang kita sampaikan. Jadi dapat diartikan al-mujadalah yaitu tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak, secara senergi yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Penyapaiannya dapat digolongkan menjadi lima, yakni: 22 1. Lisan, termasuk dalam bentuk ini ialah khotbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, pidato-pidato radio, ramah tamah dalam anjang sana, obrolan secara bebas setiap ada kesempatan yang kesemuanya dilakukan dengan lidah atau suara. 2. Tulisan, dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan seperti: buku- buku, majalah, surat kabar, bulletin, risalah, kuliah tertulis, pamplet, pengumuman tertulis, spanduk dan sebagainya. Dai yang spesial di bidang ini harus menguasai jurnalistik yakni keterampilan mengarang dan menulis. 3. Audio visual, yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk itu dilaksanakan dalam televisi, sandiwara, ketoprak wayang, VCD, dan lain sebagainya. 4. Akhlak, yaitu suatu cara penyampaian langsung ditunjukan dalam bentuk perbuatan yang nyata seperti: menziarahi orang sakit, kunjungan ke rumah atau bersilaturrahmi, pembangunan masjid dan sekolah, poliklinik, kebersihan, pertanian, peternakan dan lain sebagainya.

B. Musik 1. Pengertian Musik