Material Pembentukan Edible Film

dari bahan-bahan yang dapat diolah kembali sehingga lebih mudah diuraikan daripada bahan sintetik. 3. Edible film dapat digunakan pada beragam makanan ataupun diletakkan diantara permukaan komponen lapisan. Penggunaan edible film dapat disesuaikan untuk mencegah memburuknya kelembaban antara komponen dan migrasi padatan dalam makanan seperti jenis pizza, pastel, dan permen. 4. Edible film dapat berfungsi sebagai suplemen gizi pada makanan. 5. Edible film dapat berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat organoleptik makanan yang dikemas dengan memberikan variasi komponen pewarna, pemanis, dan pemberi aroma yang menyatu dengan makanan. 6. Edible film dapat digunakan sebagai pengemas satuan individu dari bahan makanan yang berukuran kecil, misalnya: kacang, biji-bijian dan strawberry. 7. Edible film dapat berfungsi sebagai pembawa antimikroba dan antioksidan. Edible filmdapat secara umum dapat digunakan pada permukaan makanan untuk mengontrol difusi substansi bahan pengawet dari permukaan ke interior makanan. 8. Edible film dapat digunakan sangat baik sekali sebagai microencapsulasi flavour makanan dan keasaman adonan untuk mengontrol efisiensi penambahan dan pembebasan ke dalam interior makanan. 9. Edible film dapat digunakan sebagai multilayer material kemasan makanan bersama-sama dengan nonedible film dapat sebagai pelapis internal permukaan yang berhubungan langsung dengan material makanan [19].

2.4.1 Material Pembentukan Edible Film

Komponen penyusun kemasan Edible Film terdiri atas 2 bagian. Komponen utama yang terdiri dari hidrokoloid, lipid dan komposit. Komponen tambahan terdiri dari plasticizer, zat anti mikroba, antioksidan, flavor dan pigmen. Pada penelitian ini, komponen utama yang digunakan adalah ekstrak kacang kedelai yangtermasuk dalam kelompok hidrokoloid, dan menggunakan gliserol sebagai plasticizer. 2.4.1.1 Hidrokoloid Universitas Sumatera Utara Hidrokoloid yang digunakan dalam pembuatan edible film adalah protein atau karbohidrat. Film yang dibentuk dari karbohidrat dapat berupa pati, gum seperti contoh alginat, pektin, dan gum arab, dan pati yang dimodifikasi secara kimia. Pembentukan film berbahan dasar protein antara lain dapat menggunakan gelatin, kasein, protein kedelai, protein whey, gluten gandum, dan protein jagung. Film yang terbuat dari hidrokoloid sangat baik sebagai penghambat perpindahan oksigen, karbondioksida, dan lemak, serta memiliki karakteristik mekanik yang sangat baik, sehinggga sangat baik digunakan untuk memperbaiki struktur film agar tidak mudah hancur [20]. Polisakarida sebagai bahan dasar edible film dapat dimanfaatkan untuk mengatur udara sekitarnya dan memberikan ketebalan atau kekentalan pada larutan edible film. Pemanfaatan dari senyawa yang berantai panjang ini sangat penting karena tersedia dalam jumlah yang banyak, harganya murah, dan bersifat nontoksik [3]. Beberapa jenis protein yang berasal dari protein tanaman dan hewan dapat membentuk film seperti zein jagung, gluten gandum, protein kedelai, protein kacang, keratin, kolagen, gelatin, kasein, dan protein dari whey susu, karena sifat dari protein tersebut yang mudah membentuk film. Albumin telur dapat digunakan sebagai bahan pembetuk film yang baik yang dikombinasikan dengan gluten gandum, dan protein kedelai [3]. 2.4.1.2 Lipida Film yang berasal dari lipida sering digunakan seagai penghambat uap air, atau bahan pelapis untuk meningkatkan kilap pada produk-produk kembang gula. Film yang terbuat dari lemak murni sangat terbatas dikarenakan menghasilkan kekuatan struktur film yang kurang baik [3]. Karakteristik film yang dibentuk oleh lemak tergantung pada berat molekul dari fase hidrofilik dan fase hidrofobik, rantai cabang, dan polaritas. Lipida yang sering digunkan sebagai edible film antara lain lilin wax seperti parafin dan carnauba, kemudian asam lemak, monogliserida, dan resin [6]. 2.4.1.3 Komposit Universitas Sumatera Utara Komposit film terdiri dari komponen lipida dan hidrokoloid. Penggunaan dari komposit film dapat dalam bentuk lapisan satu-satu bilayer, di mana satu lapisan merupakan hidrokoloid dan satu lapisan lain merupakan lipida, atau dapat berupa gabungan lipida dan hidrokoloid dalam satu kesatuan edible film. Gabungan dari hidrokolid dan lemak digunakan dengan mengambil keuntungan dari komponen lipida dan hidrokoloid. Lipida dapat meningkatkan ketahanan terhadap penguapan air dan hidrokoloid dapat memberikan daya tahan. Edible film yang dibuat dari gabungan antara lipida dan hidrokoloid ini dapat digunakan untuk melapisi buah- buahan dan sayuran [3].

2.4.2 Pembentukan Edible Film