Perlawanan Kapiten Pattimura smp8ips SudutBumi Kurtubi

63 Bab 4 | Proses Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia c membuka lapangan kerja bagi para penduduk yang tidak memiliki tanah. Akibat dari pelaksanaan politik pintu terbuka bagi rakyat Indonesia adalah: a tanam paksa dihapuskan; b rakyat mulai mengenal arti pentingnya uang; c usaha kerajinan rakyat mulai terdesak oleh barang impor; d pemerintah Hindia Belanda mulai membangun prasarana; dan e Hindia Belanda menjadi penghasil barang perkebunan yang penting. Sejak pemberlakuan UU Agraria terjadi kemerosotan kemakmuran di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena adanya kerja rodi, pemungutan pajak yang memberatkan, krisis pada perkebunan-perkebunan, dan peningkatan jumlah penduduk, terutama di luar Pulau Jawa. Rakyat menderita karena adanya Koeli Ordonantie, yang merupakan UU yang mengatur hubungan kerja antara buruh dan pengusaha. Dalam UU tersebut dituangkan poenale santie, yang artinya ancaman hukuman kepada para pekerja yang melarikan diri dengan cara menangkap, menyiksa, dan mengembalikannya ke tempat kerja. Itulah namanya penjajah, pada awalnya memang ada perubahan agak longgar dari tanam paksa, tetapi nafsu imperialisme dan kolonialisme untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya telah mengubah sifat kemanusiaan. Kaum penjajah menjadi binatang buas yang siap menerkam rakyat kita yang miskin dan kelaparan. UU Agraria dihapuskan pada 1890 oleh pemerintah Belanda setelah μ 30 tahun berlangsung dan telah banyak berpengaruh terhadap pola hidup bangsa Indonesia.

B. Reaksi Rakyat terhadap Pemerintah Kolonial Belanda

Ketika bangsa Indonesia ditindas, disiksa, rakyat pun harus bangkit untuk melawannya. Berikut ini adalah perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah kolonial Belanda.

1. Perlawanan Kapiten Pattimura

Ketika Inggris menggantikan Belanda 1811 - 1816, penduduk Maluku tidak merasa tertekan, karena Inggris membayar hasil bumi dengan harga yang tinggi dari pada Belanda, juga kapal-kapal Inggris sering datang membawa barang-barang yang berguna bagi penduduk, kerja paksa dikurangi, dan yang tak kalah penting bagi perjuangan bangsa adalah Inggris menghargai pemuda Maluku untuk ikut dinas angkatan perang Inggris sebagai prajurit penuh. Akan tetapi, Belanda kembali ke Maluku pada 1817. Timbul rasa gelisah di antara penduduk dan berniat menolak kembali Belanda ke tanah „ „ UU Agraria dihapuskan pada 1890 oleh pemerintah Belanda setelah μ 30 tahun berlangsung dan telah banyak berpengaruh terhadap pola hidup bangsa Indonesia. Gambar 4.8 Kapiten Pattimura Sumber: image.g oogle.com Di unduh dari : Bukupaket.com 64 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VIII Gambar 4.9 Christina Martha Tiahahu Gambar 4.10 Imam Bonjol Sumber: image.g oogle.com Sumber: image.g oogle.com Maluku. Pusat perlawanan mulai tumbuh, terutama di Saparua, dibawah pimpinan Thomas Matulessy Pattimura dan pemimpin-pemimpin lainnya, seperti Antonie Rhebox, Thomas Pattiweal, Lucas Lattumahina, Said Perintah, Paulus Tiahahu, dan Ulupoha. Rakyat bergerak menolak kembalinya Belanda. Perlawanan rakyat Maluku diawali dengan membakar perahu Pos di Porto pelabuhan pada 15 Mei 1817 dan mengepung Benteng Duurstede. Keesokan harinya rakyat berhasil menguasai benteng dan menembak mati Residen Maluku, Van De Berg. Pada 14 Mei 1817, Pattimura mulai memimpin perlawanan kepada Belanda, terutama di Porto. Belanda kesulitan, akhirnya Belanda meminta bantuan dari Ambon. Dikirimlah pasukan sebanyak 200 orang pada Juli 1817. Untuk kedua kalinya Belanda datang ke Saparua dan berhasil menguasai Benteng Duurstede pada Agustus 1817. Pejuang Maluku kemudian melanjutkan perjuangan dengan sistem gerilya. Belanda ingin secepatnya menangkap pemimpin-pemimpin perlawanan. Selain mengerahkan pasukan yang banyak, Belanda juga mengumumkan bahwa mereka akan diberi hadiah 100 Gulden bagi siapa saja yang dapat menangkap Pattimura dan 500 Gulden untuk pemimpin-pemimpin lainnya. Akan tetapi, rakyat Maluku tidak tergiur oleh hadiah tersebut. Pada Oktober 1817, Belanda berkeinginan untuk segera menyelesaikan perang. Untuk itulah pada bulan tersebut Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya, Pattimura dan pemimpin-peminpin lainnya dapat ditangkap Belanda, dan pada 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di Kota Ambon. Dalam Perang Maluku dikenal pula pahlawan wanita, Christina Martha Tiahahu dan sering dijuluki Mutiara dari Timur, yang ikut berjuang melawan Belanda sekalipun usia yang masih muda 17 tahun dan wafat 1 Januari 1818 dalam pengasingan pembuangan di Pulau Jawa.

2. Perlawanan Tuanku Imam Bonjol