Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ)

(1)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

DIAJUKAN OLEH :

NAMA : ZULKIFLI

NIM : 030503108

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : S1

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan universitas.

Medan, 27 Juni 2008

Yang Membuat

Pernyataan,

Z u l k i f l i NIM : 030503108


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan syafaatnya bagi kita semua. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Laporan Keuangan Debitur Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Sarana Sumut Ventura”.

Dengan semua keterbatasan yang penulis miliki, maka skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta dukungannya baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak., dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc,Ak. Selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu DR. Erlina, M.Si, Ak. dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak., selaku dosen pembanding dan penguji yang telah banyak memberikan pengarahan, kritik dan saran yang terbaik bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Katijo, MM, Ak. Selaku dosen wali yang telah banyak memberikan waktu dan nasehat kepada penulis.

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

7. Kedua orang tuaku yang terkasih dan tercinta, ayahanda Abdul Muis, dan ibunda Indrawaty. Terima kasih atas kasih sayang, doa, semangat dan pengorbanan yang tulus dan tiada habis-habisnya kepada penulis. Semoga Allah dapat membalas apa yang telah kalian berikan dan dapat mewujudkan yang telah kalian cita-citakan. Amin.

8. Sahabat-sahabatku yang tak henti-hentinya mendampingi dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, Yudha, Fauzul, Chair, Joy, Desta, Enita, Ayu, Echi, Chiqa, Ika, Nanda, Liza, Runi, Mala, Tamsir, hope our friendship never dies.. dan semua teman-teman lainnya di Jurusan Akuntansi stambuk 2003 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.


(5)

Adik-adik stambuk 04, dan teman-teman seperjuangan HMI Kom’s FE-USU, Yakin Usaha Sampai.

9. Rekan-rekan staf KAP. Syamsul Bahri TRB & rekan, Kak Munthe makasih buat dorongannya, Kak Selvi, Kak Cut, Bang Enda, Bang Iqbal, and especially for Pak Karim thank’s for your motivation sir..

10. Kak Yuniar Salehaty yang telah memberikan inspirasi bagi penulis untuk melanjutkan penelitiannya.

Sebagai manusia yang tidak akan pernah luput dari kekhilafan, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Akuntansi.

Medan, 27 Juni 2008

Penulis,

Zulkifli

NIM :030503108


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Adapun variabel yang digunakan untuk menelaah hubungan yang terjadi terhadap Dividend Payout Ratio adalah variabel cash position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, growth potential, firm size. Data yang digunakan berupa data time dan cross section selama periode 2004-2006. data-data yang dimaksud diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrik, dengan metode kuadrat kecil (OLS).

Dengan menggunakan analisis regresi, hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Dividend Payout Ratio adalah metode analisis deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji parsial (uji-t) dan uji serempak (uji-F), dengan tingkat signifikansi ( ) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS for windows.

Hasil uji parsial (uji-t) yang dilakukan adalah bahwa dari seluruh variabel independen yaitu cash position, Debt to Equity Ratio Return on Asset, growth potential, firm size hanya variabel growth potential yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil uji serempak (uji-F) menunjukkan bahwa semua varaibel independe (Cash Position, debt to Equity Ratio, Return on Asset, growth potential, firm size) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Dividend Payout Ratio).

Kata kunci : Dividend Payout Ratio (DPR), Cash Positiion (CP), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (RoA), Growth Potential (GP), Firm Size (FS).


(7)

ABSTRACT

This research intent to know factor that regards dividend Payout Ratio. There is variable even that is utilized to study happening relationship to dividend Payout Ratio is variable cash position, Debt to Equity Ratio, Return on is Revaluation, growth potential, firm size. Data that is utilized as time's data and cross section up to period 2004 2006. intended data acquired of Indonesian Capital Market directory . This research utilize econometrics approaching, with little square method (OLS).

By use of analisis regression, result observationaling to point out that analysis who is utilized for analysis factor that regards dividend Payout Ratio are methodic descriptive analysis and statistical. Hypthosts testing did by used partial test (t-test) and ssimultan test (f-test), with signifikansi's ( ) 5%. Data analysing utilizes statistical processing software which is SPSS for is windows.

Result tests partial (t-test) one that is done is that of all independent variable which is cash position, Debt to Equity Ratio Return on is Revaluation, growth potential, firm size just growth potential's variable and firm size that don't significant's ascendant to dividend Payout Ratio. Result simultan tests (f-test) point out that all variable independent (Cash Position, debt to Equity Ratio, Return on is Revaluation, growth potential, firm size) having for significant to dependent variable ( dividend Payout Ratio).

Key word : Dividend Payout Ratio (DPR), Cash Positiion (CP), Debt to Equity Ratio (DER), Return on is Revaluation (RoA), Growth Potential (GP), Firm Size (FS).


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Penelitian ... 4

C. Perumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dividend Payout Ratio Pengertian ... 7

B. Kebijakan dividen Pengertian kebijakan dividen ... 9


(9)

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 11

D. Kerangka Konseptual... 13

E. Hipotesis Penelitian... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Jadwal dan lokasi Penelitian ... 15

B. Jenis Penelitian... 15

C Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

D. Jenis Data... 17

E. Teknik Pengumpulan Data ... 18

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 18

G. Metode Analisis Data... 20

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat BEJ... 28

2. Perkembangan BEJ ... 29

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis deskriptif ... 31

2. Interpretasi Hasil Penelitian... 43

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 45


(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan... 66

C. Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA... 67


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 11

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 14

Tabel 3.2 Daftar Sampel Emiten 16

Tabel 4.1 Dividend Payout Ratio 29

Tabel 4.2 Cash Position 30

Tabel 4.3 Debt to Equity Ratio 32

Tabel 4.4 Return on Asset 34

Tabel 4.5 Growth Potential 36

Tabel 4.6 Firm Size 38

Tabel 4.7 Hasil Regresi 40

Tabel 4.8 Npar Test 44

Tabel 4.9 Nilai Korelasi Parsial Variabel Bebas 45 Tabel 4.10 Nilai Tolerance dan VIF 45

Tabel 4.11 Model Summary 46

Tabel 4.12 Nilai Korelasi Rank Spearman 48

Tabel 4.13 ANOVA 50


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

Gambar 3.1 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji F 23 Gambar 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji T 24

Gambar 4.1 Histogram 44

Gambar 4.2 Normal P-P Plot 44

Gambar 4.3 Kurva Daerah Pengambilan Keputusan D-W 47

Gambar 4.4 Scatterplot 49

Gambar 4.5 Kurva pengambilan Keputusan Uji F 51

Gambar 4.6 Kurva Pengambilan Keputusan Uji T (X1) 53 Gambar 4.7 Kurva Pengambilan Keputusan Uji T (X2) 54 Gambar 4.8 Kurva Pengambilan Keputusan Uji T (X3) 55 Gambar 4.9 Kurva Pengambilan Keputusan Uji T (X4) 57 Gambar 4.10 Kurva Pengambilan Keputusan Uji T (X5) 58


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran No. Judul

1 Hasil Pengolahan SPSS12,00 For Windows


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai pengaruh terhadap para pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Setiap perusahan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut dan juga dapat membayarkan dividen kepada pemegang saham. Setiap perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana untuk memenuhi kepentingan pemegang saham dan perusahaan itu sendiri karena keputusan tersebut mempunyai pengaruh yang menentukan nilai perusahaan.

Pasar modal merupakan suatu wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Melihat perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan pengaruh global, krisis yang melanda Indonesia saat ini, tantangan yang di hadapi semakin berat dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas (uncertainly), secara langsung mempengaruhi


(15)

perilaku pemodal dan kinerja emiten. Sehingga memberikan batas yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham perusahaan yangn dijual di bursa efek. Saham perusahaan sebagai komoditi investasi tergolong beresiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik diluar maupun didalam negeri. Perubahan dibidang politik, ekonomi, monoter, maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri perubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif.

Tingkat dividen yang semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya Dividen Payout Ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan, makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang ini akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:265).

Pertimbangan besarnya dividen payout ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus, diharapkan mampu unutuk menetapkan besarnya dividen payout yang mana besarnya sesuai dengan harapan pemegang saham yaitu mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar. Kinerja keuangan perusahaan dibaca melalui laporan keuangan, dengan menganalisis rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut. Menurut Wild,


(16)

Subramanyam, dan Halsey (2005:36), analisis rasio (ratio analisis) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular dan banyak digunakan.

Penelitian yang sebelumnnya dilakukan oleh Baruno dan Yeni tahun 2005, mereka menganalisis pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap dividen payout ratio

(DPR) pada industri telekomunikasi di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2000-2004. Variabel independen yang diteliti yaitu cash ratio (CR), return on assets (ROA),

return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), firm size (FS), dan deviden payout ratio satu tahun sebelumnya (DPRt-1). Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel tersebut digunakan F-test dan t-test. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada konsistensi hubungan yang signifikan dan positif.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEJ pada tahun 1991-1996 yang meneliti pengaruh posisi kas, DER, potensi pertumbuhan (growth potential), ukuran perusahaan (firm size), kepemilikan dan profitabilitas (ROA) terhadap DPR menunjukkan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi DPR perusahaan publik yang terdaftar di BEJ, sedangkan variabel lainnya tidak cukup signifikan.

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian penulis adalah perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ.


(17)

Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini yakni cash position, debt to equity ratio,

return on assets, firm size, dan growth potential.

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis rasio-rasio keuangan yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout. Maka penulis akan menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Analisis Faktor–faktor yang Mempengaruhi

Dividen Payout Ratio pada Perusahaaan Makanan dan Minuman Yang

Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.

2. Batasan Penelitian

a. Batasan Waktu

Penelitian ini mempunyai batasan data yang diambil yakni tahun 2004 – 2006 dengan sampel yang dikumpulkan baik secara cross section maupun

time series.

b. Batasan Daerah

Daerah penelitian mencakup seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

c. Batasan Aspek

Bidang kajian dari penelitian ini adalah manajemen keuangan dengan penekanan pada penetapan kebijakan terhadap dividen perusahaan.


(18)

Merupakan batasan bersifat teknis, yakni menyangkut waktu, biaya, dan tenaga. Penelitian ini hanya menggunakan variabel yang sifatnya kuantitatif dan belum memasukkan variabel-variabel yang bersifat kualitatif sehingga varibel yang diharapkan untuk lebih menentukan dalam

dividend payout ratio hanya dapat ditunjukkan oleh variabel yang bersifat kuantitatif.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada sub bab sebelumnya, rumusan pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah faktor posisi kas (Cash position), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets, potensi pertumbuhan (growth potential) dan ukuran perusahaan (Firm size)

berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh faktor posisi kas (cash position), debt to equity ratio (DER), Return on Assets (ROA), potensi pertumbuhan (growth potential) dan ukuran perusahaan. (Firm size) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta.


(19)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi penulis, dapat menambah dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan tentang pasar modal Indonesia.

b. Bagi Investor, dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan harapan para pemegang untuk mendapat dividen atas sejumlah dana yang diinvestasikan.

c. Bagi emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja manajemen.

d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dividen payout ratio.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dividend Payout Ratio Pengertian

Gitman (2003:570) mengatakan bahwa “dividen payout ratio indicates the percentage of each dollar earned that is distributed to the owners in the form of cash, it is calculated by dividing the firm’s cash dividend pershare by its earning per share.

Keown, et all (2005:607) mengatakan bahwa “dividend ratio is the amount of dividends relative to the company’s net income or earning per share.

Menurut Sudjaja dan Inge (2002:387), Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain:

1. Faktor hukum

a. Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa deviden dapat dibayar dari tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.

b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para kreditur, dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal membagikan investasinya bukan membagikan keuntungannya.

c. Peraturan mengenai tak mampu bayar, perusahaan boleh tidak membayar deviden jika tidak mampu (jumlah hutang lebih besar daripada jumlah harta).


(21)

2. Posisi likuiditas

Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk tunai.

3. Membayar pinjaman

Perusahaan jika telah mambuat keputusan untuk memperluas usahanya atau untuk membiayai lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan.

4. Kontrak pinjaman

Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang, seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai.

5. Pengembangan aktiva

Pertumbuhan perusahaan akan semakin besar kebutuhan dananya untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Dana semakin banyak dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan dibayarkan.

6. Tingkat pengembalian

Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam bentuk deviden yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun ditempat lain.


(22)

7. Stabilitas keuntungan

Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur sering kali dapat memperkirakan keuntungan dikemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.

9. Pasar modal

Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya. Perusahaan kecil yang masih baru atau agak gegabah adalah terlalu beresiko bagi calon debitur.

10. Kendali perusahaan

Perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern maka pembayaran deviden akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan atas pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham yang kini sedang berkuasa. 11. Keputusan kebijakan dividen

Perusahaan ingin mempertahankan dividen perlembar saham pada tingkat yang konstan tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan dengan naiknya keuntungan, artinya dividen itu baru akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan itu benar-benar mantap dan nampak cukup permanen


(23)

Menurut Riyanto (2001), faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:

1. Posisi likuiditas

2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang 3. Tingkat perluasan perusahaan

4. Pengawasan terhadap perusahaan

Kebijakan Dividen

Pengertian

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan dan juga merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan di masa yang akan datang. Rasio pembayaran deviden menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang sebagai sumber pendanaan.

Laba ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai deviden menjadi lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash Dividen Payout Ratio.

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan keseimbangan diantara dividen saat


(24)

ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham (Astuti, 2004:144).

Secara umum ada tiga kebijakan dividen, yaitu:

a. Kebijakan dengan persentase tetap pembayaran deviden tunai b. Kebijakan dividen biasa

c. Kebijakan dividen rendah plus ekstra

Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2001:84):

a. Tanggal pengumuman (declaration date)

b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date) c. Tanggal ex dividen (ex-dividend date)

d. Tanggal pembayaran (payment date)

Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen dikemukan oleh Suherli dan Harahap (2004:230) yang telah teruji secara empiris, yaitu:

a. Smoothing Theory

Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Lintner mengatakan bahwa jumlah dividen tergantung akan keuntungan perusahaan sekrang dan dividen tahun sebelumnya.

b. Dividend Irrelevance Theory

Teori ini diperkenalkan oleh miller dan modligani dalam makalahnya dividend irrelevance Preposition. Makalah tersebut menjelaskan bahwa dalam dunia tanpa pajak, dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalm kondisi pasar yag sempurna, maka kebijakan dividen tidak akan memberikan pengaruh apapun pada harga pasar saham tersebut.

c. Bird in the Hand Theory

Gordon mengemukakan bird in the hand theory. Gordon mengatakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut


(25)

mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai dividen di masa depan (it can fly)

d. Tax Preparance Theory

Teori ini diungkapkan oleh bhattacharya yang menjelaskan bahwa berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran dividen yang rendah dibandingkan dividen yang tinggi.

e. Clientele Effegt Theory

Teori ini diungkapkan oleh Black dan Scholes yang mengasumsikan jika perusahaan membayar dividen, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengakses dan memperoleh data referensi, maka penulis hanya melampirkan dua sampel penelitian terdahulu.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Sampel & variable Hasil penelitian Agung Baruno dan

Endriani (2005)

Pada industri

telekomunikasi di BEJ 2000-2004 dengan menggunakan variable independent posisi kas, ROA, ROE, DER, firm size, dan DPR satu tahun sebelumnya

Hasil penelitian

menunjukkan, untuk PT Telkom hanya posisi kas, ROI, dan FS yang berpengaruh terhadap DPR, sedangkan untuk PT Indosat, hanya posisi kas, ROE, DER, dan DPR satu tahun sebelumnya Sutrisno (2001) Perusahaan publik yang

terdaftar di BEJ 1991-1996 dengan variable posisi kas, DER, growth potensial, ukuran

perusahaan, ROA

Hasilpenelittian menunjukkan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor yang paling dominan


(26)

Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut :

Cash Position (posisi kas)

Debt to equity ratio (DER)

Return on Assets (ROA)

Growth Potential

Dividend Payout Ratio

(DPR)

Firm Size (Ukuran perusahaan)

Cash Position (CP) merupakan posisi kas suatu perusahaan dan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan.

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri. Peningkatan kewajiban akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih, termasuk dividen yang di bayarkan, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen.

Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang

diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan.

Firm Size (FS) mencerminkan ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yang tinggi dan


(27)

keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari pembiayaannya.

Growth Potensial (GP) merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin cepat, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.

Dividen Payout Ratio (DPR) yaitu yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran deviden setiap tahun kepada pemegang saham.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2003 : 51).

Penulis sesuai dengan kerangka pemikiran terdahulu merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Faktor Posisi Kas (Cash Position), Debt to Equity

Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Potensi Pertumbuhan (Growth Potential) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan oleh penulis sejak September 2007 sampai selesai. Penulis mengambil data dari Indonesian Capital Market Direction (ICMD) dan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di www.jsx.co.id.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Penelitian direncanakan sebagai berikut:

Tahapan bulan NO

Penelitian Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun 1 Pengajuan Judul/Outline

2 Bimbingan Proposal 3 Perbaikan Proposal 4 Seminar Proposal 5 Pengumpulan dan

Pengolahan Data 6 Penulisan Skripsi 7 Bimbingan Skripsi 8 Perbaikan Skripsi 9 Ujian Komprehensif

B. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif, untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi lain (Umar, 2003:30).


(29)

C.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Jakarta tahun 2007 sejumlah 342 perusahaan, sedangkan penarikan sampel yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan “non probablity random sampling” dengan metode “purposive sampling”. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria (pertimbangan tertentu) (Sugiyono, 2003: 78).

Kriteria (pertimbangan) penarikan sampel yang digunakan penulis adalah : 1. Emiten yang memiliki data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama tahun

2004- 2006.

2. Emiten yang terus menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya tahun 2004-2006.

3. Emiten yang terus listing di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2004-2006 (tidak pernah di-suspend).

4. Dividend Payout Ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan gulung tikar bagi emiten. 5. Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEJ selama tahun 2004 sampai

dengan 2006.


(30)

Tabel 3.2

Daftar Sampel Emiten

NO NAMA EMITEN

1 Aqua Golden Mississippi Tbk 2 Delta Djakarta Tbk

3 Indofood Sukses Makmur Tbk 4 Multi Bintang Indonesia Tbk 5 Mayora Indah Tbk

6 SMART Tbk

7 Siantar Top Tbk

8 Tunas Baru Lampung Tbk 9 Fast Food Indonesia Tbk 10 Ades Water Indonesia Tbk 11 Cahaya Kalbar Tbk

12 Davomas Abadi Tbk 13 Tiga Pilar Sejahtera Tbk

14 Pioneerindo Gourmet international Tbk 15 Prasidha Aneka Niaga Tbk

16 Sekar Laut Tbk 17 Sierad Produce Tbk 18 Suba Indah Tbk 19 Ultra Jaya Milk Tbk

Sumber : Indonesian Capital Market Directory

D.

Jenis Data

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data diukur dalam suatu skala numerik (Kuncoro, 2003:140), dan merupakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro, 2002:147), yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan dari lokasi penyimpanan data di mana saja di luar perusahaan. Data yang di butuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian.


(31)

E.

Teknik Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data sekunder eksternal yang disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan (Indriantoro, 2002;149). Metode pengumpulan data sekunder secara manual berdasarkan lokasi eksternal, yaitu penyimpanan data dimana saja di luar perusahaan.

F.

Defenisi Operasional

Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (variabel dependent ; Y) dan variabel bebas (variabel independen; X).

1. Variabel Independen

a. Posisi kas (Cash Position)

Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar kemampuan untuk membayar dividen. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geofrey, 1987 dalam Sutrisno, 2001:5).

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono, 2001: 66) :


(32)

Se d rn i i M Total Hutang Total DER odal =

c. Profitabilitas c. Profitabilitas

Penelitian profitabilitas ini diukur dari ROA. Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono, 2001 : 122)

Penelitian profitabilitas ini diukur dari ROA. Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan rumus (Sartono, 2001 : 122)

Laba Bersih Setelah Pajak Laba Bersih Setelah Pajak ROA =

ROA =

Total Aktiva

Total Aktiva

d. Growth Potensial (Potensi Pertumbuhan ) d. Growth Potensial (Potensi Pertumbuhan )

Potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin cepat, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.

Potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin cepat, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.

Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total asset (Chang dan Rhee, 1990 dalam Sutrisno, 2001 : 5 ) yaitu :

Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total asset (Chang dan Rhee, 1990 dalam Sutrisno, 2001 : 5 ) yaitu :

Total Hutang Total DER odal = 1 1 − − − = t t t TA TA TA GP


(33)

TA : Total Assets tahun t TA : Total Asssets tahun t-1 e. Ukuran Perusahaan (firm size)

Firm size mencerminkan ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai tingkat deviden yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil atau yang masih baru (Sudjaja dan Inge 2002: 389). Firm Size (ukuran perusahaan) diwakili oleh log natural dari total assets (Ali et al, 1993 dalam Sutrisno, 2001).

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat (variabel dependen) adalah dividen payout ratio (DPR) yaitu yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran deviden setiap tahun kepada pemegang saham. Rasio pembayaran deviden dapat diukur dengan membandingkan deviden kas perlembar saham dengan laba yang diperoleh perlembar saham (Sudjaja dan Inge, 2002 : 391).

Rumus dividen payout ratio (DPR) adalah :

saham lembar per

Laba

lembar per

tunai Dividen DPR =

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Analisis Deskriptif


(34)

yaitu suatu metode analisis dimana data-data yang ada dan digolong-golongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian data yaitu asumsi klasik, meliputi:

a. Uji Normalitas data

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika tidak normal, gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data bentuk lonceng (Bell Shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :

1) Nilai sign. Atau signifikan atau probabilitas < 0,5, maka distribusi data adalah tidak normal

2) Nilai sign. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

Selain melihat nilai signifikan dari uji kolmogorov Smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Zskewness. Berdasarkan uji skewness ini, maka suatu data dikatakan memiliki normal jika Zhitung lebih kecil dari Ztabel.


(35)

Zhitung =

n Skewness

/ 6

b. Uji multikolineritas

Multikolineritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sana dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel, maka konsekuensinya adalah: (1). Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat di taksir. (2). Nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinarietas.

Pengujian multikolinatietas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolinieritas diantara variabel independen. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinieritas, jika korelasi diantar variabel independen lebih besar dari 0,9 (Nugroho, 2005:58).

c. Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kerelasi antara variabel penganggu (et) pada periode tertentu dengan


(36)

variabel penganggu sebelumnya ((et-1). Model regresi linear berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autokorelasi penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen).

d. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pangamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual

nilai tersebut.

Cara memprediksi ada tidaknya Heterokedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat Heterokedastisitas jika:

1) Titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau sekitar angka 0 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja

3) Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pole bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Nugroho, 2005: 62). e. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien


(37)

Determinasi adalah 0 < R2 < 1. Kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen semakin baik bila nilai-nilai R2 semakin mendekati 1.

f. Pengujian Hipotesis

1) Uji Signifikansi Simultan (Uji – F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk Pengujiannya adalah:

Ho : 1 = 0, artinya secara bersamaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).

Ho : 1 ≠ 0, artinya secara bersamaan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada 5% Ho diterima jika Fhitung > Ftabel pada 5


(38)

Ha diterima

H0 diterima

0

Gambar 3.1

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji F

2) Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : 1 = 0, artinya secara bersamaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat)

Ho : 1 ≠ 0, artinya secara bersamaan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).

Pengujian menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada = 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-k).

Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika -ttabel < thitung < ttabel


(39)

0 Terima H0

df1/2α df1/2α

Terima Ha Terima Ha

Gambar 3.2

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji t

Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut : Log Y = a+ b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e Dimana : Y : Dividend payout ratio (DPR)

X1 = Posisi kas

X2 = Debt of Equity Ratio (DER) X3 = Return on Assets (ROA) X4 = Growth Potensial

X5 = Ukuran Perusahaan a = Konstanta

b1,2,3,4,5 = Koefisien Regresi Variabel X1, X2, X3, X4, X5 e = Error


(40)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Gambaran umum perusahaan

1. Sejarah Bursa Efek Jakarta

Bursa efek jakarta adalah salah satu saham yanng dapat memberi peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangnkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.

Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek Jakarta pada abad 19 Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial belanda, Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah belanda dan dikenak sebagai Jakarta saat ini.

Bursa Batavia sempat ditutup selama periode pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Pemerindah kolonial belanda juga mengoperasikan bursa paralel di surabaya dan semarang selain Bursa Batavia. Kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada


(41)

tahun 1956. Tidak sampai tahun 1977, Bursa saham kembali di buka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Modal (Bapepam), institusi baru di bawah departemen keuangan, kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham mulai meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.

Pada tanggal 13 juli 1992, Bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi Bursa saham menjadi PT. BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas pasar Modal (BAPEPAM).

Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada tanggal 22 mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading Sytem (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatis yangn menggantikan sistem dengan frekwensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan di banding sistem perdagangan manual (www.jsx.co.id).

2. Perkembangan Bursa Efek Jakarta

Pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan yang cepat dalam tempo yang relatif singkat. Perkembangan BEJ dapat dilihat dari perkembangan jumlah emiten yang menerbitkan sahamnya di BEJ. Berdasarkan data, jumlah emiten dan dana yang dihimpun dari penawaran umum (IPO) mengalami perkembangan yang bervariasi dari tahun ke tahun. Misalnya pada tahun 1978, 1985, 1986, dan


(42)

1987, sama sekali tidak ada pertambahan emiten baru yang melakukan emisi. Jumlah emisi saham yang paling banyak terjadi pada tahun 1990 yaitu sebanyak 65 emiten. Perkembangan ini diikuti dengan kapitalisasi pasar yang berkembang lebih cepat lagi. Volume rata-rata perdagangan saham perhari di BEJ dari dibawah seratus hingga menjadi miliaran rupiah. Pada data yang ada di BEJ diketahui bahwa jumlah saham yang tercatat di BEJ meningkat pesat, dari 24 saham pada tahun 1988 menjadi 331 pada tahun 2005.

Perkembangan teknologi informasi dan tujuan peningkatan kelancaran dan efisiensi perdagangan, BEJ mulai mengembangkan suatu sistem perdagangan yang dikenal dengan istilah Scripless trading atau sistem perdagangan tanpa warkat adalah sistem perdagangan yang penyelesaian transaksinya dilakukan hanya dengan pemindahanbukuan atau book-entry settlement. Artinya, tidak diperlukan lagi sertifikat sekuritas yang secara fisik berpindahtangan dari elektronik dan tersimpan dalam lembaga penyimpanan (custodian) secara terpusat. Pembeli sekuritas cukup mendapatkan catatan bahwa di rekeningnya sudah tersimpan sekuritas yang di belinya. Penjual disisi lain akan mendapatkan laporan tambahan dana dalam rekeningnya, senilai sekuritas yang di belinya.

Pasar modal Indonesia selama tahun 2003, mencatat kinerja yang menngesankan, perbaikan berbagai indikator ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, laju inflasi ataupun nilai tukar rupiah yang didukung oleh pasar modal


(43)

Indonesia dan mimicu peningkatan aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek jakarta.

Kinerja BEJ sepanjang tahun 2004 sangat memuaskan. Tingkat kepercayaan pemodal terus meningkat dan semua indikator perdagangan mengalami pertumbuhan signifikan. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata nilai transaksi perdagangan dari Rp 518 miliar untuk tahun 2003 menjadi Rp 1,024 triliun untuk tahun 2004 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik dari 691.895 pada akhir 2003 menjadi 1.000.233 pada akhir 2004.

Kinerja keunngan juga mengalami pertumbuhan yang menggembirakan bagi Bursa Efek Jakarta, dimana BEJ menunjukkan daya tahan yang lebih besar terhadap kondisi perekonomian yang penuh tantangan. Perdagangan saham di BEJ terus berkembang dan jumlah perusahaan yang memperdagangkan sahamnya di BEJ semakin bertambah. Llikuiditas pasar yang baik dari segi volume maupun nilai perdagangan mencatatkan prestasi yang baik sehingga mendukung tercapainya pendapatan operasional maupun hasil usaha yang baik.

B. Analisis hasil penelitian 1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan digolongkan/dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sacara objektif. Hasil estimasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(44)

Deskripsi dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006.

Tabel 4.1

Dividend Payout Ratio

No Kode Emiten 2004 2005 2006 Rata-rata

1 ADES n.a n.a n.a n.a

2 AQUA 16,9600 16,9600 n.a 16,9600

3 CEKA n.a n.a n.a n.a

4 DAVO n.a n.a n.a n.a

5 DLTA 14,4800 19,8700 12,9500 15,7667

6 FAST 21,5300 21,6100 49,9900 31,0433

7 INDF 43,9400 38,0800 0,2900 27,4367

8 MYOR 0,2300 0,4200 75,6000 25,4167

9 MLBI 72,3900 76,6400 n.a 74,5150

10 PTSP n.a n.a n.a n.a

11 PSDN n.a n.a n.a n.a

12 SKLT n.a n.a n.a n.a

13 STTP n.a n.a n.a n.a

14 SIPD n.a n.a n.a n.a

15 SMAR n.a n.a n.a n.a

16 SUBA n.a n.a n.a n.a

17 AISA n.a n.a n.a n.a

18 TBLA n.a n.a n.a n.a

19 ULTJ n.a 319,0000 n.a 319,0000

Sumber: Indonesian Capital Market Directory

Tabel 4.1 ini menggambarkan nilai variabel Dividend Payout Ratio pada masing-masing perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Jakarta selama periode penelitian yaitu tahun 2004-2006. nilai DPR diukur dari persentase dividen yang dibayarkan terhadap earning per share (EPS). Nilai rata-rata DPR tertinggi


(45)

dimiliki oleh PT Ultra Jaya Milk, Tbk( ULTJ ) yaitu sebesar 319 dan nilai rata-rata DPR terendah dimiliki oleh PT Delta Djakarta Tbk, ( DLTA) yaitu sebesar 15,76

Pada tahun 2004, nilai Dividend Payout Ratio (DPR) tertinggi dimiliki oleh PT, Multi Bintang Indonesia, Tbk (MLBI) yaitu sebesar 72,39. nilai growth potential terendah dimiliki oleh PT Mayora Indah, Tbk (MYOR) yaitu sebesar 0,23 .

Pada tahun 2005, nilai Dividend Payout Ratio (DPR) tertinggi dimiliki oleh PT Ultra Jaya Milk, Tbk (ULTA) yaitu sebesar 319. nilai Dividend Payout Ratio (DPR) terendah dimiliki oleh Matora Indah, Tbk (MYOR) yaitu sebesar 0,42.

Pada tahun 2006, nilai Dividend Payout Ratio (DPR) tertinggi dimiliki oleh PT Mayora Indah, Tbk (MYOR) yaitu sebesar 75,60. nilai growth potential terendah dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur , Tbk (PTSP) yaitu sebesar 0,29.


(46)

Deskripsi Cash position pada perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006.

Tabel 4.2 Cash Position

NO Kode Emiten 2004 2005 2006 Rata-rata

1 ADES -0,0153 -0,0140 -0,0038 -0,0110

2 AQUA 0,5131 0,9152 0,7487 0,7257

3 CEKA -0,1812 0,4588 1,0687 0,4487

4 DAVO 1,6840 4,7464 2,6262 3,0189

5 DLTA 3,0773 2,3965 2,7254 2,7331

6 FAST 2,2781 2,0028 1,5036 1,9282

7 INDF 3,6030 7,8288 2,7139 4,7152

8 MYOR 0,7193 2,4745 0,5798 1,2579

9 MLBI 0,8645 0,1208 0,0647 0,3500

10 PTSP -0,2555 0,9377 -3,4916 -0,9365

11 PSDN 28,3206 0,3283 2,8512 10,5000

12 SKLT -0,1512 0,0662 1,4587 0,4579

13 STTP 0,6482 1,3878 0,2947 0,7769

14 SIPD -0,0831 -0,0660 0,4073 0,0861

15 SMAR -2,0492 15,1124 8,4584 7,1739

16 SUBA -0,0731 -0,0119 -0,0169 -0,0340

17 AISA 136,0000 396,7429 107,6846 213,4758

18 TBLA 0,8134 2,8847 2,8665 2,1882

19 ULTA 36,5222 10,3322 5,1055 17,3200

Sumber: Indonesian Capital Market Directory

Tabel 4.1 ini menggambarkan nilai variabel Cash position pada masing-masing perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Jakarta selama periode penelitian yaitu tahun 2004-2006. Pada tabel ini dapat dilihat nilai Cash position mengalami kenaikan dan penuranan pada setiap tahun penelitian dan ada yang negatif. Nilai Cash position yang negatif menunjukkan adanya penurunan pertumbuhan perusahaan. Nilai rata-rata Cash position tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) sebesar 213,4758 dan nilai rata-rata terendah


(47)

Cash position dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0 (-34,34 %).

Pada tahun 2004, nilai Cash position tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Cash position terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2005, nilai Cash position tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. Cash position terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2006, nilai Cash position tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Cash position teendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).


(48)

Deskripsi Debt to Equity Ratio pada perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006.

Tabel 4.3 Debt to Equity Ratio

NO Kode Emiten 2004 2005 2006 Rata-rata 1 ADES 2,4000 0,0000 0,0000 0,8000 2 AQUA 0,8700 0,7800 0,7700 0,8067 3 CEKA 0,4300 0,8300 0,4400 0,5667 4 DAVO 1,2900 1,2400 1,7700 1,4333 5 DLTA 0,2800 0,3200 0,3100 0,3033 6 FAST 0,6500 0,6600 0,6800 0,6633 7 INDF 2,5600 2,3300 2,1300 2,3400 8 MYOR 0,4600 0,6100 0,5800 0,5500 9 MLBI 1,2200 1,5200 2,0800 1,6067 10 PTSP 0,0000 33,0500 832,6400 288,5633 11 PSDN 0,0000 2,3100 1,8700 1,3933 12 SKLT 0,0000 4,4500 3,0300 2,4933 13 STTP 0,4800 0,4500 0,3600 0,4300 14 SIPD 32,0200 0,2300 0,1300 10,7933 15 SMAR 0,0000 1,3800 1,0600 0,8133 16 SUBA 3,2500 -10,2600 -6,5800 -4,5300 17 AISA 2,6000 2,7600 2,8200 2,7267 18 TBLA 1,6500 1,8300 1,3700 1,6167 19 ULTA 0,6100 0,5400 0,5300 0,5600

Sumber: Indonesian Capital Market Directory

Tabel 4.3 ini menggambarkan nilai variabel Debt to Equity Ratio pada masing-masing perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Jakarta selama periode penelitian yaitu tahun 2004-2006. Pada tabel ini dapat dilihat nilai Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan dan penuranan pada setiap tahun penelitian dan ada yang negatif. Nilai Debt to Equity Ratio yang negatif menunjukkan adanya penurunan pertumbuhan perusahaan. Nilai rata-rata Debt to Equity Ratio tertinggi


(49)

dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) sebesar 4,3388 (433,88 %) dan nilai rata-rata terendah Debt to Equity Ratio dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,3434 (-34,34 %).

Pada tahun 2004, nilai Debt to Equity Ratio tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Debt to Equity Ratio terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2005, nilai Debt to Equity Ratio tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Debt to Equity Ratio terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2006, nilai Debt to Equity Ratio tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Debt to Equity Ratio terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).


(50)

Deskripsi Return on Asset pada perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006.

Tabel 4.4 Return on Asset

NO Kode Emiten 2004 2005 2006 Rata-rata 1 ADES -1,2618 -0,5677 -1,2087 -1,0128

2 AQUA 0,1365 0,0879 0,0728 0,0990

3 CEKA -0,0837 0,0658 0,0528 0,0116

4 DAVO 0,0627 0,0516 0,1244 0,0796

5 DLTA 0,0850 0,1049 0,0951 0,0950

6 FAST 0,1159 0,1093 0,2141 0,1464

7 INDF 0,0247 0,0084 0,0422 0,0251

8 MYOR 0,0665 0,0313 0,0731 0,0569

9 MLBI 0,1579 0,1512 0,1330 0,1474

10 PTSP -0,2480 0,0610 -0,0219 -0,0696

11 PSDN 0,0044 0,4165 0,0660 0,1623

12 SKLT -0,3793 0,9694 0,0413 0,2105

13 STTP 0,0608 0,0223 0,0307 0,0379

14 SIPD -0,1231 -0,1058 0,0327 -0,0654 15 SMAR -0,0275 0,0662 0,1599 0,0662 16 SUBA -0,1300 -0,3925 -0,0515 -0,1913

17 AISA 0,0003 0,0001 0,0004 0,0002

18 TBLA 0,0122 0,0043 0,0391 0,0185

19 ULTA 0,0034 0,0036 0,0113 0,0061

Sumber: Indonesian Capital Market Directory

Tabel 4.4 ini menggambarkan nilai variabel Return on Asset pada masing-masing perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Jakarta selama periode penelitian yaitu tahun 2004-2006. Pada tabel ini dapat dilihat nilai Return on Asset mengalami kenaikan dan penuranan pada setiap tahun penelitian dan ada yang negatif. Nilai Return on Asset yang negatif menunjukkan adanya penurunan pertumbuhan perusahaan. Nilai rata-rata Return on Asset tertinggi dimiliki oleh PT


(51)

Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) sebesar 4,3388 (433,88 %) dan nilai rata-rata terendah Return on Asset dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,3434 (-34,34 %).

Pada tahun 2004, nilai Return on Asset tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Return on Asset terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2005, nilai Return on Asset tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Return on Asset terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2006, nilai Return on Asset tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Return on Asset teendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).


(52)

Deskripsi Growth Potential pada perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006

Tabel 4.5 Growth Potential

NO Kode Emiten 2004 2005 2006 Rata-rata

1 ADES -0,4452 0,9713 0,1105 0,2122

2 AQUA 0,2825 0,0913 0,0859 0,1532

3 CEKA -0,1926 0,1329 -0,1445 -0,0681 4 DAVO -0,8969 0,1071 0,5501 -0,0799

5 DLTA 3,0962 0,1813 0,0737 1,1171

6 FAST -0,9113 0,1737 0,2796 -0,1527 7 INDF 12,9834 -0,0566 0,0897 4,3388

8 MYOR 1,5334 0,1400 0,0640 0,5791

9 MLBI -0,5097 0,0403 0,0609 -0,1361 10 PTSP -0,9267 -0,0951 -0,0085 -0,3434 11 PSDN -0,8602 0,5831 0,0132 -0,0880 12 SKLT -0,5996 -0,1593 0,0035 -0,2518 13 STTP -0,4741 0,0155 -0,0208 -0,1598 14 SIPD 1,5963 -0,0767 -0,0380 0,4938 15 SMAR 12,3030 0,1705 0,1555 4,2096 16 SUBA 0,0020 -0,1688 -0,0527 -0,0732 17 AISA -0,0088 0,0448 0,0172 0,0177

18 TBLA 6,7276 0,0735 0,4118 2,4043

19 ULTA 0,0274 -0,0352 -0,0043 -0,0040

Sumber: Indonesian Capital Market Directory

Tabel 4.5 ini menggambarkan nilai variabel growth Potential pada masing-masing perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian yaitu tahun 2004-2006. Pada tabel ini dapat dilihat nilai GP mengalami kenaikan dan penuranan pada setiap tahun penelitian dan ada yang negatif. Nilai growth Potential yang negatif menunjukkan adanya penurunan pertumbuhan perusahaan. Nilai rata-rata tingkat pertumbuhan tertinggi dimiliki oleh PT Indofood


(53)

Sukses Makmur, Tbk (INDF) sebesar 4,3388 (433,88 %) dan nilai rata-rata terendah tingkat pertumbuhan pertumbuhan perusahaan (Firm Size) dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,3434 (-34,34 %).

Pada tahun 2004, nilai growth potential tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai growth potential teendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2005, nilai growth potential tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai growth potential teendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2006, nilai growth potential tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai growth potential teendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).


(54)

Deskripsi Firm Size pada perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006.

Tabel 4.6 Firm Size

NO Kode Emiten 2004 2005 2006 Rata-rata 1 ADES -0,9600 -0,6800 -0,6400 -0,7600 2 AQUA -0,1700 -0,1400 -0,1000 -0,1367 3 CEKA -0,5400 -0,4800 -0,5500 -0,5233

4 DAVO 0,2000 0,2400 0,4300 0,2900

5 DLTA -0,3400 -0,2700 -0,2400 -0,2833 6 FAST -0,4900 -0,4200 -0,3200 -0,4100

7 INDF 1,2000 1,1700 1,2100 1,1933

8 MYOR 0,1100 0,1600 0,1900 0,1533

9 MLBI -0,2600 -0,2400 -0,2100 -0,2367 10 PTSP -1,1000 -1,1000 -1,1000 -1,1000 11 PSDN -0,7400 -0,5500 -0,5400 -0,6100 12 SKLT -0,9600 -1,0500 -1,0500 -1,0200 13 STTP -0,3300 -0,3200 -0,3300 -0,3267

14 SIPD 0,1000 0,0600 0,0500 0,0700

15 SMAR 0,5900 0,6600 0,7300 0,6600

16 SUBA 0,0000 -0,0800 -0,1000 -0,0600 17 AISA -0,4700 -0,4400 -0,4400 -0,4500

18 TBLA 0,1300 0,1600 0,3100 0,2000

19 ULTA 0,1100 0,1000 0,1000 0,1033

Sumber: Indonesian Capital Market Directory

Tabel 4.6 ini menggambarkan nilai variabel Firm Size pada masing-masing perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Jakarta selama periode penelitian yaitu tahun 2004-2006. Pada tabel ini dapat dilihat nilai Firm Size (ukuran perusahaan) mengalami kenaikan dan penurunan pada setiap tahun penelitian. Firm size diwakili oleh log natural dari total assets. Nilai rata-rata DPR tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk(INDF) yaitu sebesar 1,1933 dan terendah dimilki oleh PT


(55)

Pada tahun 2004, nilai Firm Size tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Firm Size terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2005, nilai Firm Size tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Firm Size terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

Pada tahun 2006, nilai Firm Size tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) yaitu sebesar 12,984. nilai Firm Size terendah dimiliki oleh PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk (PTSP) yaitu sebesar -0,9267 (-92,67).

2. Interpretasi Hasil Penelitian

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen cash position X1, debt to equity ratio X2, return on asset X3, growth potential X4, firm size X5 terhadap dividend payout ratio. Dari hasil regresi data yang ada diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut:


(56)

Tabel 4.7 Hasil Regresi variabel koefisien Regresi Standard error T Probabilitas X1 cash position

X2 debt to equity ratio X3 return on asset X4 growth potential X5 firm size

0,287 0,900 10,078 0,16 -0,060 0,078 0,378 4,354 0,057 0,060 3,664 2,380 2,315 0,273 -1,004 0,004 0,037 0,041 0,790 0,337 Konstanta F D-W R R2 -1,218 4,293 2,247 0,813 0,661 variabel terikat :

dividend payout ratio (Y)

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Koefisien Regresi cash position (posisi kas) sebesar 0,0287 menunjukkan besarnya pengaruh cash position terhadap dividend payout ratio dengan nilai t hitung sebesar 3,664. tanda positif menunjukkan adanya pengaruh yang searah antara besarnya cash position meningkat 1% akan menyebabkan kenaikan DPR sebesar 0,287 cateris paribus.

2) Koefisien Regresi Debt to equity ratio sebesar 0,900 menunjukkan besarnya pengaruh DER terhadap DPR dengan nilai t hitung 2,380. tanda positif menunjukkan adanya pengaruh yang searah antara DER dengan DPR. Dengan


(57)

kata lain jika DER meningkat 1% akan menyebabkan kenaikan DPR sebesar 2,380.

3) Koefisien Regresi return on asset sebesar 10,078 menunjukkan besarnya pengaruh yang dilakukan terhadap DPR dengan nilai t hitung sebesar 2,315. tanda positif menunjukkan adanya pengaruh yang searah antara besarnya ROA dengan DPR. Dengan kata lain jika ROA meningkat sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan DPR sebesar 2,315%

4) Koefisien Regresi growth potential sebesar 0,016 menunjukkan besarnya Gp yang dilakukan terhadap DPR dengan nilai t hitung sebesar 0,273. tanda positif menunjukkan adanya pengaruh yang searah antara besarnya GP dengan DPR. Dengan kata lain jiak GP meningkat sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan DPR sebesar 0,273%.

5) Koefisien Regresi firm size sebesar -0,060 menunjukkan besarnya pengaruh firm size yang dilakukan terhadap DPR dengan nilai t hitung sebesar -1,004. tanda negatif menunjukkan adanya pengaruh yang berlawanan antara FS dengan DPR. Dengan kata lain jika FS meningkat sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan sebesar -1,004%.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan hasil yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimated), maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang diantaranya harus memiliki distribusi


(58)

data normal, tidak terjadi masalah autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika tidak normal, gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data bentuk lonceng (Bell Shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :

f. Nilai sign. Atau signifikan atau probabilitas < 0,5, maka distribusi data adalah tidak normal

g. Nilai sign. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

Selain melihat nilai signifikan dari uji kolmogorov Smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Zskewness. Berdasarkan uji skewness ini, maka suatu data dikatakan memiliki normal jika Zhitung lebih kecil dari Ztabel.


(59)

Zhitung =

n Skewness

/ 6

Gambar 4.1 Sumber: hasil olahan SPSS


(60)

Gambar 4.2 Sumber : Hasil olahan SPSS

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa diagram batang cenderung dan berbentuk lonceng dan pada gembar 4.8 terlihat titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini model memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Mendapatkan tingkat uji Normalitas yang lebih signifikan maka dalam penelitian ini juga menggunakan uji Statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov. Pada tabel 4.8 dibawah ini diperoleh Asymp-Sig (2-tailed) > taraf nyata ( ) atau 0,370 > 0,05. Hal ini berarti data residual berasal dari distribusi normal.


(61)

Tabel 4.8

NPar Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

17 ,0000000 ,51641205 ,222 ,189 -,222 ,917 ,370 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber : hasil olahan SPSS

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Tabel 4.9 menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas, dimana hasil uji VIF (variance Inflation factor) menentukan nilai kurang dari 10 (VIF<10).


(62)

Tabel 4.9

Nilai Korelasi Parsial variabel bebas

Coefficient Correlationsa

1,000 -,117 -,226 ,466 -,798

-,117 1,000 ,180 ,539 ,085

-,226 ,180 1,000 ,140 -,034

,466 ,539 ,140 1,000 -,333

-,798 ,085 -,034 -,333 1,000 ,004 -,001 -,001 ,121 -,018

-,001 ,006 ,001 ,184 ,003

-,001 ,001 ,003 ,035 -,001

,121 ,184 ,035 18,955 -,549

-,018 ,003 -,001 -,549 ,143

Firm Size Cash potition Growth Potential Return on Asset Debt to Equity Rat Firm Size

Cash potition Growth Potential Return on Asset Debt to Equity Rat Correlations

Covariances Model

1

Firm Size Cash potition

Growth Potential Return on Asset Debt to Equity Ratio

Dependent Variable: Log Dividen Payout Ratio a.

sumber : Hasil olahan SPSS

Tabel 4.10 Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa

-1,218 ,594 -2,049 ,065

,287 ,078 ,886 3,664 ,004 ,527 1,899 ,900 ,378 ,765 2,380 ,037 ,298 3,353 10,078 4,354 ,660 2,315 ,041 ,379 2,639 ,016 ,057 ,056 ,273 ,790 ,724 1,382 -,060 ,060 -,393 -1,004 ,337 ,201 4,974 (Constant)

Cash potition Debt to Equity Ra Return on Asset Growth Potential Firm Size Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Log Dividen Payout Ratio a.

Sumber : Hasil olahan SPSS

Dari nilai korelasi parsial dari kelima variabel bebas yang terlihat pada tabel di atas menunjukkan tidak adanya korelasi yang kuat di antara variabel bebas. Dari hasil pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel cash position (X1) sebesar 1,899, debt to equity ratio (X2) sebesar 3,353, return on asset (X3) sebesar 2,639, growth potential (X4)


(63)

sebesar 1,382, firm size (X5) sebesar 4,974 sehingga dapat dikatakan nilai VIF kelima variabel bebas semuanya lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance dari kelima variabel tersebut lebih besar dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan pada model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas.

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini muncul karena kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. untuk mendeteksi masalah autokorelasi pada model regresi dapat diamati melalui uji Durbin-Watson (DW).

Tabel 4.11 Model Summary (b)

Model Summary b

,813a ,661 ,507 ,62282 2,247

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), Firm Size, Cash potition, Growth Potential, Return

on Asset, Debt to Equity Ratio a.

Dependent Variable: Log Dividen Payout Ratio b.

sumber: Hasil olahan SPSS

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka uji D-W adalah sebagai berikut :

= 0.05% k = 5 n = 17

dL = 0,67 4 - dL = 3,33


(64)

dU = 2,10 4 - dU = 1,90 DW statistik = 2,247

0,67 1,90 2,10 2,247

Gambar 4.3

Kurva Daerah Pengambilan Keputusan D-W Test

Kriteria pengambilan keputusan :

D-W statistik = 2,247 berarti dU < Dw < 4-dU (1,90<2,10<2,247)

Berdasarkan hasil di atas, dapat diambil kesimpulan tidak ada autokrelasi dalam model tersebut karena D-W statistik berada di antara dU dan 4-dU.

3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti adanya variasi residual yang tidak sama untuk semua pengamatan, atau terdapatnya variasi residaul yang semakin besar pada jumlah pengamatan yang semakin besar. Pengujian heterokedastisitas menggunakan metode

Ho accept

Negative autocorrelation Positive

autocorrelation


(65)

Rank Spearman Correlation antara residual dengan masing-masing variabel bebas pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05). Jika semua variabel bebas berkorelasi secara signifikan dengan residual maka dalam model regresi terdapat gejala heterokedastisitas.

Hasil pengujian korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Nilai Korelasi Rank Spearman Correlations

1,000 -,713** ,233 ,056 -,076 ,206

. ,001 ,368 ,830 ,772 ,428

17 17 17 17 17 17

-,713** 1,000 -,696** -,081 ,069 -,025

,001 . ,002 ,758 ,794 ,926

17 17 17 17 17 17

,233 -,696** 1,000 ,054 ,402 -,184

,368 ,002 . ,837 ,110 ,480

17 17 17 17 17 17

,056 -,081 ,054 1,000 -,233 -,039

,830 ,758 ,837 . ,368 ,881

17 17 17 17 17 17

-,076 ,069 ,402 -,233 1,000 -,130

,772 ,794 ,110 ,368 . ,619

17 17 17 17 17 17

,206 -,025 -,184 -,039 -,130 1,000

,428 ,926 ,480 ,881 ,619 .

17 17 17 17 17 17

Correlation Coefficien Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficien Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficien Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficien Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficien Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficien Sig. (2-tailed) N Cash potition

Return on Asset

Firm Size

Growth Potential

Debt to Equity Rati

residual Spearman's rho

Cash potition

Return on

Asset Firm Size Growth Potential

Debt to

Equity Ratio residual

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Sumber: Hasil olahan SPSS

Hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai signifikan koefisien korelasi masing-masing variabel bebas dengan nilai residualnya diperoleh nilai signifikansi korelasi masing-masing variabel adalah 0,428 untuk X1, 0,926 untuk X2, 0,480 untuk X3, 0,881 untuk X4, 0,619 untuk X5. Jadi kelima variabel tersebut mempunyai nilai


(66)

signifikan korelasi yang lebih besar dari 0,05 sehingga tidak ada korelasi signifikan terhadap residual dan dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.

gambar 4.4: scatterplot sumber: Hasil olahan SPSS

Pada gambar 4.9 tersebut terlihat bahwa penyebaran residual terakhir tidak teratur. Hal ini dapat dilihat pada plot yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas. Pada tabel 4.10 diatas diperoleh nilai signifikansi variabel-variabel independen lebih besar dari taraf nyata ( ) 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heterokedastisitas atau persamaan regresi tersebut memenuhi asumsi heterokedastisitas.


(67)

4. Pengujian Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Dari hasil regresi yang telah diolah diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0.661, artinya secara bersama-sama cash position, debt to equity ratio, return on asset, growth potential, firm size mampu menjelaskan variasi

dividend payout ratio sebesar 95% sedangkan sisanya 5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam estimasi model penelitian.

b. Pengujian Koefisien Regresi Secara Keseluruhan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk Pengujiannya adalah:

Ho : 1 = 0, artinya secara bersamaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).

Ho : 1 ≠ 0, artinya secara bersamaan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada 5% Ho diterima jika Fhitung > Ftabel pada 5


(68)

H0 :

β

1 =

β

2 =

β

3 =

β

4 =

β

5 =0 Ha :

β

1

β

2

β

3

β

4

β

5≠0

Tabel 4.13

ANOVAb

8,326 5 1,665 4,293 ,021a

4,267 11 ,388

12,592 16

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Firm Size, Cash potition, Growth Potential, Return on Asset, Debt to Equity Ratio

a.

Dependent Variable: Log Dividen Payout Ratio b.

Sumber : Hasil Olahan SPSS

α = 5 % ; N1 = k – 1 = 6 – 1 = 5

N2= n – k = 17 – 5 = 11

f-tabel = 3,20

Statistik penguji f-hitung = 4,293 Kriteria;

H0 diterima jika F hitung < F tabel Ha diterima jika F hitung > F tabel


(69)

Ha diterima

H0 diterima

0

3,20 4,293

Gambar 4.5

Kurva Daerah Pengambilan Keputusan Uji F

Keputusan:

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hitung > f-tabel. Dengan demikian, Ha diterima, artinya variabel X1, X2, X3, X4, X5 secara keseluruhan mempengaruhi besarnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan tingkat kepercayaan 95%.

c. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji t di gunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio dengan membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel.

Rumusan Hipotesis :

H0 : β = 0 Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio


(70)

Ha : β 0 Cash position berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Tabel 4.14

Coefficientsa

-1,218 ,594 -2,049 ,065

,287 ,078 ,886 3,664 ,004 ,527 1,899 ,900 ,378 ,765 2,380 ,037 ,298 3,353 10,078 4,354 ,660 2,315 ,041 ,379 2,639 ,016 ,057 ,056 ,273 ,790 ,724 1,382 -,060 ,060 -,393 -1,004 ,337 ,201 4,974 (Constant)

Cash potition Debt to Equity Rati Return on Asset Growth Potential Firm Size Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Log Dividen Payout Ratio a.

Sumber : Hasil Olahan SPSS

α = 0,05 % ; df = n – k = 17 – 6

= 11 t1/2α = 0.025 t tabel = 2.201

Kriteria pengambilan keputusan ;

Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel

Cash Position (X1) Rumusan Hipotesis:

H0 : β = 0 Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio


(71)

Ha : β 0 Cash position berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Kriteria pengujian:

α = 0,05 % ; df = n – k = 17 – 6 = 11 t1

/2α = 0.025

t tabel = 2.201

Kriteria pengambilan keputusan ;

Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel Keputusan:

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung = 3,664 sedangkan nilai t tabel = 2,201 sehingga t hitung > t tabel. Terima Ha karena 3,664 > 2,201, berarti variabel

X1 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y pada tingkat kepercayaan 95%

= 0,025 = 0,025

-3,664 3,664 0

Terima H0

-2,201 2,201

Terima Ha Terima Ha

Gambar 4.6


(72)

Debt to Equity Ratio (X2) Rumusan Hipotesis:

H0 : β = 0 Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Ha : β 0 Cash position berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Kriteria pengujian:

α = 0,05 % ; df = n –k = 17 – 6 = 11 t1/2α = 0.025

t tabel = 2.201

Kriteria pengambilan keputusan ;

Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel Keputusan:

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung = 2,380 sedangkan nilai t tabel

= 2,201 sehingga t hitung > t tabel. Terima Ha karena 2,380 > 2,201, berarti variabel


(73)

= 0,025 = 0,025

-2,380 2,380

Gambar 4.7

0

Kurva Daerah pengambilan Keputusan Uji t variabel (X2)

Terima H0

-2,201 2,201

Terima Ha Terima Ha

Return on Asset (X3) Rumusan Hipotesis:

H0 : β = 0 Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Ha : β 0 Cash position berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Kriteria pengujian:

α = 0,05 % ; df = n – k = 17 – 6 = 11 t1/2α = 0.025

t tabel = 2.201

Kriteria pengambilan keputusan ;

Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel Keputusan:


(74)

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung = 2,315 sedangkan nilai t tabel

= 2,201 sehingga t hitung > t tabel. Terima Ha karena 2,315 > 2,201, berarti variabel

X1 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y pad tingkat kepercayaan 95%

= 0,025 = 0,025

-2,315 2,315

Gambar 4.8

Kurva Daerah pengambilan keputusan Uji t variabel (X3) • Growth Potential (X4)

Rumusan Hipotesis:

H0 : β = 0 Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Ha : β 0 Cash position berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Kriteria pengujian:

α = 0,05 % ; df = n –k = 17 – 6 = 11 t1/2α = 0.025

t tabel = 2.201

Kriteria pengambilan keputusan : Terima H 0

-2,201 2,201


(1)

= 0,025 = 0,025

-2,380 2,380

Gambar 4.7 0

Kurva Daerah pengambilan Keputusan Uji t variabel (X2)

Terima H0

-2,201 2,201

Terima Ha Terima Ha

Return on Asset (X3)

Rumusan Hipotesis:

H0 : β = 0 Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Ha : β 0 Cash position berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Kriteria pengujian:

α = 0,05 % ; df = n – k = 17 – 6 = 11 t1/2α = 0.025

t tabel = 2.201

Kriteria pengambilan keputusan ;

Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel Keputusan:


(2)

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung = 2,315 sedangkan nilai t tabel

= 2,201 sehingga t hitung > t tabel. Terima Ha karena 2,315 > 2,201, berarti variabel X1 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y pad tingkat kepercayaan 95%

= 0,025 = 0,025

-2,315 2,315

Gambar 4.8

Kurva Daerah pengambilan keputusan Uji t variabel (X3)

Growth Potential (X4)

Rumusan Hipotesis:

H0 : β = 0 Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Ha : β 0 Cash position berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Kriteria pengujian:

α = 0,05 % ; df = n –k = 17 – 6 = 11 t1/2α = 0.025

t tabel = 2.201

Kriteria pengambilan keputusan : Terima H 0

-2,201 2,201


(3)

Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel Keputusan:

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung = 0,273 sedangkan nilai t tabel

= 2,201 sehingga t hitung < t tabel. Terima Ha karena 0,273 < 2,201, berarti variabel X4 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y pada tingkat kepercayaan 95%.

Terima H0

-2,201 -0,273 0,273 2,201

= 0,025 = 0,025

Gambar 4.9

Kurva Daerah pengambilan Keputusan Uji t variabel (X4)

Firm Size (X5)

Rumusan Hipotesis:

H0 : β = 0 Cash Position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Ha : β 0 Cash position berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Terima Ha Terima Ha


(4)

Kriteria pengujian:

α = 0,05 % ; df = n –k = 17 – 6 = 11

t1/2α = 0.025

t tabel = 2.201

Kriteria pengambilan keputusan ;

Ho diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel Keputusan:

Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung = -1,004 sedangkan nilai t tabel

= 2,201 sehingga t hitung < t tabel. Terima Ha karena -1,004 < 2,201, berarti variabel X5 memiliki pengaruh signifikan terhadap Y pada tingkat kepercayaan 95%

= 0,025 = 0,025

-1,004 1,004 Terima H0

Gambar 4.10 2,201

Terima Ha Terima Ha

-2,201


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Hasil uji parsial (uji-t) yang dilakukan adalah bahwa dari seluruh variabel independen yaitu Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Growth Potential, Firm size, hanya variabel Growth Potential dan Firm size yang tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada = 5%.

b. Hasil uji serempak (uji-F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Growth Potential, Firm size berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen ( Dividend Payout Ratio).

c. Nilai adjusted R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,507 yang berarti 50,7% variasi dari Dividend Payout Ratio bisa dijelaskan oleh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Growth Potential, Firm size, sedangkan 40,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya diluar model seperti tingkat inflasi, peraturan hukum, kontrak pinjaman, kepemilikan, pajak, dan faktor lainnya.


(6)

B. Keterbatasan Penelitian

1. Data dalam penelitian ini dibatasi pada sub kelompok emiten tertentu, sehingga diperoleh sampel yang terbatas yang menyebabkan hasil penelitian ini tidak akurat.

2. penelitian ini hanya mengambil lima variabel, sehingga hasil penelitian ini masih sangat sederhana dan tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya.

C. Saran

Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Hasil penellitian ditemukan bahwa faktor-faktor yang diteliti hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap Dividend Payout Ratio. Penulis menyarankan untuk penelitian lebih lanjut mengenai dividend Payout Ratio hendaknya menambah faktor-faktor lainyang diduga berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio misalnya tingkat pajak, peraturan hukum, kontrak pinjaman, pajak dan lainnya.

2. keterbatasan penelitian ini terletak pada penggunaan data hanya pada tahun 2004-2006, penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian.