Hasil uji analisa uji Chi Square dengan bantuan program komputer diperoleh nilai p sebesar 0,001, yang berarti terdapat hubungan antara stress dan
keteraturan siklus menstruasi.
5.9 Hubungan Olahraga Teratur dengan Keteraturan Siklus Menstruasi
Olahraga yang teratur akan mempengaruhi keteraturan siklus menstruasi melalui pengaruhnya terhadap perubahan kadar hormon yang signifikan.
Hubungan status olahraga responden dengan keteraturan siklus menstruasi ditampilkan dalam tabel 5.8.
Tabel 5.8 Hubungan Olahraga Teratur dengan Keteraturan Siklus Menstruasi
Siklus Menstruasi Responden Status Olahraga Responden Teratur Tidak teratur Jumlah nilai
p n
n n
Olahraga teratur 4
5,3 9 12
13 17,3
Olahraga tidak teratur 36
48 26 34,7
62 82,7
0,073 Jumlah
40 53,3 35 46,7 75 100
Dari tabel di atas, responden dengan olahraga teratur dan siklus menstruasi yang teratur yaitu sebanyak 4 orang 5,3, sedangkan responden dengan
olahraga teratur dan siklus menstruasi yang tidak teratur yaitu sebanyak 9 orang 12.
Selanjutnya, responden dengan olahraga yang tidak teratur dan siklus menstruasi yang teratur sebanyak 36 orang 48, sedangkan responden dengan
olahraga yang tidak teratur dan siklus menstruasi yang tidak teratur ada sebanyak 26 orang 34,7.
Hasil uji analisa uji Chi Square dengan bantuan program komputer diperoleh nilai p sebesar 0,073, yang berarti tidak terdapat hubungan antara
olahraga yang teratur dan keteraturan siklus menstruasi.
Universitas Sumatera Utara
5.10 Pembahasan a. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari siswi dalam rentang usia 14 sampai 17 tahun. Responden dengan jumlah terbanyak, yaitu responden dengan
usia 15 tahun, yaitu sebanyak 30 orang 40. Hal ini sesuai dengan penelitian Sarwono 2006 yang mengatakan bahwa gangguan pada siklus menstruasi 75
dialami oleh banyak wanita pada tahap remaja akhir, yaitu kisaran usia 15-18 tahun Sarwono, 2006.
Sebagian besar responden memiliki status gizi normal, yaitu sebanyak 51 orang 68. Terdapat 15 responden 20 dengan status gizi kurus dan 9
responden 12 dengan status gizi gemuk. Angka ini menunjukkan bahwa secara
umum status gizi responden adalah baik.
Supriasa 2002 mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi, yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan
dipengaruhi oleh pendapatan, tingkat pengetahuan terhadap gizi, budaya, dan ketersediaan bahan makanan.
Lokasi penelitian ini adalah SMA St. Thomas 2 Medan yang terletak di pusat kota Medan, dimana tidak terdapat permasalahan terhadap ketersediaan
bahan makanan. Sekolah ini juga merupakan sekolah kalangan menengah ke atas dengan pendapatan orang tua masing-masing siwa yang cukup memadai sehingga
tidak terdapat masalah dalam pemenuhan zat gizi, malah terdapat kecenderungan pemenuhan kebutuhan gizi yang berlebihan.
Untuk masalah keteraturan siklus menstruasi, didapatkan dari penelitian ini sebanyak 40 responden 53,3 mengalami siklus menstruasi yang teratur dan
35 responden 46,7 mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Semua responden sudah memenuhi kriteria inklusi, termasuk batasan yang
boleh menjadi responden dalam penelitian ini adalah sampel yang sudah mengalami menstruasi selama lebih dari dua tahun. Diharapkan dari kriteria
tersebut responden sudah memiliki siklus menstruasi yang teratur.
Universitas Sumatera Utara
b. Hubungan Status Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi