Pengujian Asumsi Klasik Metode Analisis Data

41 Pengujian ini mengikuti distribusi F–Statistic dimana jika F– Statistic nilai Chow lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak yang berarti model yang digunakan adalah model Fixed Effect. 2. Uji Haussman Haussman test. Haussman test adalah suatu uji statistik yang menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan pemilihan model yang akan digunakan, apakah menggunakan model fixed effect atau model random effect. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut : � = Random effect model � 1 = Fixed model effect Pertimbangan statistik chi-square dipergunakan untuk menetukan penolakan terhadap hipotesis nol H dimana jika probabilitas Haussman lebih kecil dari α hasil Haussman test signifikan maka H ditolak dan model fixed effect digunakan.

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi dari ordinary least squares OLS sehingga asumsi BLUE Best Linear Unbiased Estimator dapat terpenuhi, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : 3.6.2.1.Uji Heteroskedastisitas Pengujian Heterokedastisitas sebuah model regresi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah suatu regresi tersebut terjadi Universitas Sumatera Utara 42 ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Erlina, 2008. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas, maka dilakukan uji White . Dengan menggunakan tingkat α = 5, maka terdapat ketentuan sebagai berikut: • Jika ObsR-Square 0.05, maka terdapat masalah heteroskedastisitas • Jika ObsR-Square 0.05, maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas 3.6.2.2.Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain Autokorelasi menyatakan adanya kondisi yang berurutanantara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Metode regresi yang baik adalah tidak terdapat autokolerasi. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah: • angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. Universitas Sumatera Utara 43 • angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. • angka D-W di atas +2 sampai 5 berarti ada autokorelasi negatif. 3.6.2.3.Uji Normalitas Asumsi dalam OLS adalah nilai rata – rata dari faktor pengganggu adalah nol. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor penganggu maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Jarque – Bera Test J-B test. Apabila angka probability 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 3.6.2.4.Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mengidentifikasi masalah multikolinearitas dalam estimasi regresi terdapat beberapa gejala yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut Pratomo dan Hidayat, 2010 : • Nilai R 2 yang tinggi namun standar error dan tingkat signifikansi masing-masing variabel rendah. • Nilai koefisien variabel tidak sesuai dengan hipotesis. Universitas Sumatera Utara 44

3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian