31 c. Rasio Kemampuan Operasi
Rasio kemampuan operasi merupakan suatu indikator untuk mengukur seberapa efektif suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya.
Melalui perbandingan antara pendapatan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkannya, adalah mungkin untuk menentukan efisiensi
operasi. Rasio kemampuan operasi yang digunakan adalah: Total assets turnover ratio yaitu perbandingan antara penjualan dengan
total asset. Rumusnya adalah: Total assets turnover ratio = Penjualan x 100
Total asset
3.2. Skala Pengukuran Variabel
Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang definisi operasional dan skala pengukuran variabel yang diteliti:
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional
Pengukuran Skala
Independen Rasio total
hutang terhadap total
aktiva Rasio hutang terhadap total
aktiva merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio
ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang
dibelanjai oleh hutang jatuh tempo. Semakin tinggi rasio ini
semakin tinggi resiko keuangan perusahaan.
Rasio
total hutang terhadap total aktiva
= Total Hutang x 100
Total Aktiva
Rasio
Universitas Sumatera Utara
32 Independen
Rasio struktur
hutang
Rasio struktur hutang merupakan suatu indikator untuk
mengetahui seberapa cepat perusahaan harus melunasi
hutangnya dan apakah perusahaan memiliki cukup dana
untuk melunasinya. Semakin pendek jangka waktu kewajiban
finansial,
semakin besar kemungkinan harus
memperpanjang semakin besar biaya perpanjangan yang harus
dikeluarkan, dan kemungkinan mengalami kesulitan keuangan.
Rasio struktur hutang = Kewajiban lancar x 100
Kewajiban tak lancar
Rasio
Independen Rasio
perputaran
total aktiva
Rasio perputaran total aktiva mengukur efisiensi perusahaan
dalam pemakaian total aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
Rasio perputaran total aktiva= Penjualan x 100
Total asset Rasio
Dependen Resiko
Keuangan Resiko keuangan merupakan
tambahan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham sebagai
akibat penggunaan leverage keuangan. Artinya jika makin
besar penggunaan sekuritas yang berbiaya tetap dengan persentase
bunga tertentu hutang dan saham preferen, maka
pemegang saham biasa akan menanggung seluruh risiko
bisnis, sehingga risiko terhadap turunnya nilai saham ditanggung
oleh pemegang saham akan berlipat dua jika dibandingkan
kondisi awal. Resiko keuangan =
Modal kerja bersih x 100
Total aktiva Nominal
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2014 Merefleksi dari penelitian sebelumnya maka peneliti berusaha
mengembangkan penelitian ini dengan tetap berpijak pada penelitian yang terdahulu ada dengan tujuan untuk kesempurnaan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
33
3.3 Populasi dan Sampel