deskriptor menjadi butiran-butiran instrumen; 6. Melengkapi instrumen pedoman atau instruksi dan kata pengantar. Keseluruhan rincian variabel
menjadi subvariabel kemudian diteruskan menjadi indikator dan deskriptor ini dikenal dengan kisi-kisi penyusunan instrumen.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya jawab kepada narasumber dan responden untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan
akurat.
3.5. Metode Analisis data
Permintaan Kredit Pemilikan Rumah KPR di Kecamatan Medan Helvetia dipengaruhi oleh variabel bebas independent variable yang terdiri dari
Pendapatan, Suku Bunga Kredit, Uang Muka dan Lokasi Rumah. Metode analisis yang akan digunakan untuk menganalisis pemintaan Kredit Pemilikan Rumah
KPR di Kecamatan Medan Helvetia ini dengan menggunakan model analisis inferensial, yaitu analisis regresi berganda. Sebelum melakukan uji analisis regresi
berganda, kuesioner penelitian diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas untuk menilai apakah semua komponen pertanyaan yang tercantum di dalam kuessioner
konsisten dan valid kemudian diuji kembali dengan uji asumsi klasik untuk menilai apakah variabel memilki memiliki beberapa penyimpangan atau tidak.
3.6. Uji Validitas
Validitas mempunyai arti seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dengan kata lain, suatu tes atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
Universitas Sumatera Utara
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas dilakukan untuk melihat
butir-butir pertanyaan mana yang layak representative untuk digunakan mewakili variabel-variabel bebas dalam penelitian. Uji dilakukan dengan
menggunakan analisis faktor konfirmatori confirmatori factor analysis pada masing-masing variabel laten. Apabila nilai loading factor pada indikator lebih
besar dari 0,5; maka indikator dapat digunakan untuk mengukur variabel Chin,
dalam Ghozali dan Fuad, 2005. 3.7. Uji Reliabilitas
Selain harus valid, instrumen juga harus reliable dapat diandalkan. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat konsistensi instrumen yang
digunakan. Dengan demikian instrumen ini dapat dipakai dengan aman karena dapat bekerja dengan baik pada waktu yang berbeda dari kondisi yang berbeda.
Jadi reliabilitas menunjukkan seberapa besar pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek
yang sama. Uji reabilitas digunakan untuk menentukan apakah variable-variabel yang dinyatakan di dalam kuessioner konsistensinya konsisten atau tidak.
Reliabilitas merujuk pada pengembangan dimana sebuah skala
menghasilkan hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan secara berulang-ulang Malhotra,
1999. Untuk nilai coefficient alpha Cronbach’a Alpha dengan nilai 0,6 atau
kurang menunjukkan ketidakpuasan terhadap internal konsistensi reliabilitas
Universitas Sumatera Utara
Malhotra, 1999. Uji reliabilitas dapat diukur dengan dua cara yaitu repeated mesasure atau pengukuran secara berulang dan one shot. Uji reliabilitas yang
digunakan oleh penulis adalah one shot yaitu pengukuran yang hanya dilakukan satu kali.
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.8.1 Uji Normalitas data