Uji Analisis Regresi Berganda Definisi Operasional

3.8.3 Uji Heterokedastisitas

Ada tidaknya masalah heterokedastisitas dilihat dari pola grafik yang terbentuk pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu, maka mengindikasikan telah terjadi masalah heteroskesdastisitas, tetapi jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.

3.8.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada korelasi antar variabel dependen. Untuk melihat hasil uji ini digunakan uji Durbin Watson DW. Ketentuan pengambilan keputusan yaitu:  Jika DW batas atas d u , maka tidak ada autokorelasi  Jika DW batas bawah d l , maka terjadi autokorelasi  Jika d l DW d u , maka tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak.

3.9. Uji Analisis Regresi Berganda

Persamaan regresi linear berganda yang digunakan dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut: Y = β + β 1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + β 4 X4 + e dimana : Y = Jumlah Permintaan Kredit Pemilikan Rumah β = Konstanta β1 , β2 , β3 , β4 = Parameter yang akan di estimasi X1 = Pendapatan Universitas Sumatera Utara X2 = Suku Bunga Kredit X3 = Uang muka X4 = Lokasi rumah e = Error termadalah sisa untuk pengamatan ke – n yang diasumsikan bedistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata- rata 0 nol dab variansi σ 2 3.10. Uji Statistik 3.10.1. Uji Statistik T Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat hipotesis berikut: H0 : ß1 = 0 tidak berpengaruh, H1 : ß1 0 berpengaruh positif, H1 : ß1 0 berpengaruh negatif. Dimana ß1 adalah koefisien variabel independen ke-1 yaitu nilaiparameter hipotesis.Biasanya nilai ß dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variable X1 terhadap Y. Bila thitung t tabel maka Ho diterima signifikan dan jika thitung ttabel Ho diterima tidak signifikan. Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5.

3.10.2. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentasi variasi variabel bebas pada model dapat diterangkan oleh variable terikat Gujarati, 1995. Koefisien determinasi R2 dinyatakan dalam Universitas Sumatera Utara persentaseyang nilainya berkisar antara 0R21. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independenamat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang cross section relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi tinggi. 3.10.3. Uji F Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen tidak signifikan dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5.

3.11. Definisi Operasional

1. Permintaan kredit pemilikan rumah Y adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah atau untuk memenuhi kebutuhan konsumtif dengan jaminanagunan berupa rumah dalam Rupiah per tahun. 2. Pendapatan X1 adalah besarnya penerimaan yang diperoleh setiap individu dalam setiap bulan setelah dikurangi potongan-potongan lain yang diukur dalam satuan rupiah. Universitas Sumatera Utara 3. Suku Bunga Kredit X2 adalah besarnya rata-rata bunga yang harus dibayar atas pengambilan kredit dari perbankan yang dinyatakan dalam bentuk persen setiap tahun. 4. Uang Muka X3 adalah rata-rata rasio antara nilai agunan pada saat awal pemberian kredit terhadap nilai kredit yang diberikan oleh bank umum yang diukur dalam satuan rupiah. 5. Lokasi rumah X4 adalah keberadaan atau letak rumah yang dapat mempengaruhi keputusan masyarakat dalam membeli rumah yang diukur dengan jarak perumahan menuju tempat kerja atau tempat beraktivitas km. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Sektor Perumahan di Indonesia Setelah Tahun 1998

Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997-1998 adalah yang paling parah sepanjang orde baru. Ditandai dengan merosotnya kurs rupiah terhadap dolar yang luar biasa, serta menurunnya pendapatan per kapita yang sangat drastis.Menurut Fischer 1998, sesungguhnya pada masa kejayaan Negara-negara Asia Tenggara, krisis di beberapa negara, seperti Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia, sudah bisa diramalkan meski waktunya tidak dapat dipastikan. Misalnya di Thailand dan Indonesia, defisit neraca perdagangan terlalu besar dan terus meningkat setiap tahun, sementara pasar properti dan pasar modal di dalam negeri berkembang pesat tanpa terkendali. Selain itu, nilai tukar mata uang di dua Negara tersebut dipatok terhadap dolar AS terlalu rendah yang mengakibatkan ada kecenderungan besar dari dunia usaha didalam negeri untuk melakukan pinjaman luar negeri, sehingga banyak perusahaan dan lembaga keuangan di negara-negara itu menjadi sangat rentan terhadap risiko perubahan nilai tukar valuta asing. Dan yang terakhir adalah aturan serta pengawasan keuangan oleh otoriter moneter di Thailand dan Indonesia yang sangat longgar hingga kualitas pinjaman portfolio perbankan sangat rendah. Sementara menurut McLeod 1998, krisis rupiah di Indonesia adalah hasil dari akumulasi kesalahan- kesalahan pemerintah dalam kebijakan-kebijakan ekonomi selama orde baru, termasuk diantaranya kebijakan moneter yang mempertahankan nilai tukar rupiah pada tingkat yang overvalued. Universitas Sumatera Utara