Rasio Aktivitas ANALISA DAN EVALUASI

Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio cepat diperoleh sebesar 35,94 yang berarti setiap Rupiah hutang lancar dijamin Rp 0,3594,- aktiva cepat. Pada tahun 2010 rasio cepat diperoleh sebesar 96,40 yang berarti setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin dengan Rp 0,9640,- rasio cepat. Jika dibandingkan rasio cepat pada tahun 2010 dan 2012 maka dapat disimpulkan terjadi kenaikan rasio cepat sebesar 60,46 hal ini terjadi karena kenaikan piutang perusahaan yang dapat membantu dalam melunasi utang jangka pendeknya. Pada tahun 2012 rasio cepat diperoleh sebesar 79,80 yang berarti bahwa setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin dengan Rp0.7980,- rasio cepat. Jika dibandingkan tahun 2010 dengan tahun 2012 terjadi penurunan rasio cepat sebesar 10,4 hal ini terjadi karena penurunan piutang perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membiayai hutang-hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo.

B. Rasio Aktivitas

1. Rasio Perputaran Persediaan Inventory turnover ratio Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio perputaran persediaan selama 3 tahun terakhir 2010-2012 seperti yang disajikan pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Rasio Perputaran Persediaan Tahun 2010 2011 2012 Rasio Perputaran Persediaan 16,21 Kali 18,02 kali 9,19 Kali Sumber : Laporan keuangan PTPN III tahun 2010-2012 Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio perputaran persediaan diperoleh sebesar 16,21 kali yang berarti perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 16,21 kali dalam satu tahun Pada tahun 2011 rasio perputaran persediaan diperoleh sebanyak 18,02 kali yang berarti perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 18,02 kali dalam setahun. Jika dibandingkan rasio perputaran persediaan pada tahun 2010 dan 2011 maka dapat disimpulakan terjadi kenaikan rasio perputaran persediaan sebesar 1,81 hal ini disebabkan karena semakin tingginya rasio berarti semakin sering penjualan yang dihasilkan. Pada tahun 2012 rasio perputaran persediaan diperoleh sebesar 9,19 kali dalam setahun. Jika dibandingkan tahun 2010 dengan tahun 2012 terjadi penurunan rasio sebesar 8,83 hal ini terjadi rendahnya perputaran yang menyebabkan penurunan penjualan dan menurunkan pendapatan yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara 2. Rasio Perputaran Total Aktiva Total Asset Turnover Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio perputaran total aktiva selama 3 tahun terakhir 2010-2012 seperti yang disajikan pada tabel berikut : Tabel 3.4 Rasio Perputaran Total Aktiva Tahun 2010 2011 2012 Rasio Perputaran Total aktiva 0,89 Kali 0,99 Kali 0,93 Kali Sumber : Laporan keuangan PTPN III tahun 2010-2012 Total asset turnover pada tahun 2010 sebesar 0,89 kali, hal ini berarti bahwa pada tahun 2010 kemampuan dana yang tertanam atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan ”revenue” dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar sebanyak 0,89 kali. Sedangkan pada tahun 2011 total asset turnover sebesar 0,99 kali yang berarti bahwa kemampuan dana yang tertanam atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan ”revenue” dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,99 kali. Berdasarkan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan telah mengalami kenaikan total asset turnover sebesar 0,10 kali karena perusahaan efektif dalam mengelola asetnya dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki sangat baik. Sedangkan pada tahun 2012 total asset turnover sebesar 0,93 kali yang berarti bahwa kemampuan dana yang tertanam atau kemampuan Universitas Sumatera Utara modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan ”revenue” dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,93 kali. Berdasarkan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan telah mengalami penurunan total asset turnover jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 0,6 kali ini disebabkan karena perusahaan kurang efektif dalam mengelola asetnya dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki tidak begitu membaik.

C. Rasio Leverage