penarikan pengaduan setelah pemeriksaan dalam perkara kejahatan aduan yang lain.
Alasan ini juga dapat dibenarkan apabila dipandang bahwa penarikan pengaduan itu pada dasarnya adalah merupakan alasan peniadaan penuntutan
pidana khusus untuk kejahatan aduan. Dengan adanya penarikan pengaduan, maka hak penuntutan menjadi hapus. Dengan hapusnya hak penuntutan pidana,
maka penuntutan yang sedang berjalan menjadi gugur.
B. Bentuk Format Pencabutan Delik Aduan
Sesuai dengan ketentuan Pasal 5 dan Pasal 7 KUHAP dan bila dihubungkan pula dengan Pasal 108 KUHAP, pengaduan dapat disampaikan atau
diajukan kepada, yaitu : 1.
Penyelidik, 2.
Penyidik, 3.
Penyidik pembantu. Berdasarkan ketentuan pasal-pasal tersebut, pengadu dapat memilih
kepada siapa pengaduan diajukan. Boleh kepada penyelidik, atau langsung kepada penyidik atau penyidik pembantu.
Menurut ketentuan Pasal 103 dan Pasal 108 KUHAP, maka cara atau bentuk pengaduan, ada 2 dua macam, yaitu :
1. Pengaduan lisan,
2. Pengaduan dengan tulisan atau tertulis.
Kedua bentuk pengaduan tersebut memiliki waktu pengajuan pengaduan yang berbeda. Pada pengaduan lisan, pengaduan itu telah terjadi pada saat
diucapkan atau dinyatakan secara lisan, apabila pengaduan itu diajukan secara
Universitas Sumatera Utara
tertulis, maka pengaduan itu terjadi ialah pada waktu surat pengaduan itu dikirim, dan bukan pada saat pengaduan itu diterima oleh pejabat penyelidik atau ejabat
penyidik atau penyidik pembantu yakni kepolisian. Dalam praktik selama ini, apabila pengadu datang ke kantor kepolisian
untuk mengajukan pengaduan lisan, kemudian oleh pejabat kepolisian yang menerima pengaduan itu dibuat tanda penerimaan pengaduan tertulis dimana
didalamnya dimuat tanggal pengajuan pengaduan dan informasi atau keterangan tentang terjadinya tindak pidana dan permintaan untuk dilakukan
pemeriksaanpenyidikan dan penuntutan pidana. Lalu pengadu menandatanganinya, berikut juga pejabat kepolisian penerima pengaduan itu
menandatangani pengaduan tersebut. Dengan demikian pengaduan lisan itu pada dasarnya telah menjadi pengaduan tertulis atau dituliskan. Waktu melakukan
pengaduan adalah pada hari dan tanggal pengajuan pengaduan yang dituliskan dalam tanda penerima pengaduan itu.
Jika dalam hal pengadu tidak dapat menulis, hal itu harus dibuat catatan dalam pengaduan. Setelah pejabat kepolisian menerima pengaduan, pejabat
kepolisian tersebut memberikan surat tanda penerimaan pengaduan kepada yang bersangkutan.
Surat tanda terima penerimaan pengaduan, gunanya sebagai sarana pengawasan dari masyarakat atau dari pengaduan. Dengan adanya surat tanda
terima, dapat dipergunakan sebagai bukti pengaduan apabila pejabat kepolisian yang menerima pengaduan mendiamkan pengaduan peristiwa pidana tersebut.
Apabila pejabat kepolisian tidak menangani atau mendiamkan atau menyampingkan, yang bersangkutan dapat menyampaikan hal itu kepada pihak
atasan dengan memperlihatkan bukti tanda penerimaan pengaduan.
Universitas Sumatera Utara
Cara atau bentuk mengajukan pengaduan diatur didalam Pasal 103 dan Pasal 108 KUHAP, akan tetapi cara bagaimana dan kepada siapa pencabutan
pengaduan itu harus dilakukan, dalam KUHAP tidak ada ketentuan yang mengatur hal tersebut. Dalam prakteknya, hal ini dapat dilakukan dengan cara
seperti orang mengajukan pengaduan. Korban atau pihak yang dirugikan itu mencabut pengaduan tersebut, maka surat pencabutan pengaduan itu berisi
identitas si korban, alasan pencabutan pengaduan tersebut dan ditandatangani oleh korban dan ditandatangani oleh saksi-saksi yang merupakan saksi dicabutnya
pengaduan itu. Proses pelaksanaan pencabutan pengaduan dapat dilakukan pada tahap
penyidikan, pemeriksaan berkas perkara pra penuntutan dan pemeriksaan dimuka persidangan, selama jangka waktu pencabutan pengaduan masih berlaku.
Namun bagaimana format atau bentuk pencabutan delik aduan tidak diatur didalam KUHP atau KUHAP maupun dalam UUPKDRT. Oleh karena itu, format
pencabutan bebas, artinya tidak ada alasan menurut hukum yang menyatakan pencabutan delik aduan tidak sah karena tidak menurut format atau aturan
pencabutan. Pencabutan pengaduan yang dilakukan ditingkat penyidikan atau di
kepolisian harus disertai dengan surat perdamaian antara si istri atau korban dengan suaminya atau pelaku yang diketahui oleh kepala desa dan disaksikan oleh
orang-orang yang dituakan, disertai dengan surat tidak keberatan bahwa perkara tidak dilanjutkan pemeriksaanya dan si pelaku juga harus membuat surat
pernyataan bahwa si pelaku tidak akan mengulangi perbuatannya atau telah menyesali perbuatannya. Bila dalam hal ini si pelaku sudah ditahan, maka
keluarga pelaku tersebut membuat surat permohonan penangguhan penahanan dan
Universitas Sumatera Utara
surat pernyataan untuk tidak melakukan perbuatannya lagi setelah itu diberikan jaminan
34
Pencabutan pengaduan yang dilakukan di pengadilan dengan mengajukan atau menujukan surat pernyataan pencabutan pengaduan di depan majelis hakim
terhadap perkara itu .
35
C. Akibat Pencabutan Delik Aduan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam Peradilan Pidana