Lokasi dan Waktu Data Sekunder Data Primer Indeks Nilai Penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan TNGM Kabupaten Sleman propinsi D.I. Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Klaten, dan Boyolali Propinsi Jawa Tengah . Waktu penelitian di lapang selama 3 tiga bulan yaitu dari bulan Juni- Agustus 2010. Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Merapi Gambar 2 Peta lokasi penelitian TNGM.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dokumen atau laporan dari instasi tertentu, tumbuhan untuk pembuatan herbarium dan alkohol 70. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Peralatan pembuatan petak ukur : Kompas, tambang plastik 100 m dan golok. 2. Peralatan pengukur kondisi lapangan : GPS. 3. Peralatan pengukur dimensi pohon : pita diameter 4. Peralatan pembuatan herbarium : kertas koran, kantong plastik besar trash bag, gunting, label. 5. Thally sheet untuk analisis vegetasi, kamera digital dan alat tulis. 3 .3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer.

a. Data Sekunder

Data ini berupa informasi tentang kondisi umum lokasi penelitian Taman Nasional Gunung Merapi, yang meliputi sejarah kawasan, letak dan luas, geologi dan tanah dalam bentuk peta atau literatur, topografi, iklim, vegetasi dan satwa, sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat.

b. Data Primer

Data primer dilakukan dalam bentuk hasil survey lapangan yang meliputi data : jenis dan jumlah tingkat permudaan pohon semai, pancang, tiang, pohon, jumlah dan habitus tumbuhan bawah herba, semak, perdu serta liana dan epifit. 2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur terhadap dokumen-dokumen yang pernah ada sebelumnya, baik dari buku-buku maupun laporan penelitian yang pernah dilakukan di kawasan TNGM. b. Data Primer Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data primer, meliputi : 1. Orientasi Lapangan Orientasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan guna memverifikasi lokasi pengumpulan data yang telah direncanakan sebelumnya. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pengumpulan data, meliputi : tipe zonasi, tipe ekosistem, ketinggian tempat, panjang jalur dan jumlah plot seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Lokasi Pengumpulan Data Primer Tipe Zonasi Tipe Ekosistem Ketinggian tempat mdpl Panjang Jalur m Jumlah Plot Plot Zona Inti 1 Hutan Hujan Pegunungan atas 2.570 m dpl 100 5 Zona Inti 2 Hutan Hujan pegunungan bawah 1.200 m dpl 200 10 Zona Rimba Ngargomulyo Kemalang Gunung Bibi Selo Hutan Hujan Pegunungan bawah Hutan Hujan pegunungan tengah Hutan Hujan pegunungan tengah Hutan hujan Pegunungan atas 1.300 m dpl 1.400 m dpl 1.700 m dpl 1.600 m dpl 1.800 m pdl 2.100 m dpl 2.300 m dpl 200 200 200 200 200 200 100 10 10 10 10 10 10 5 Zona Pemanfaatan wisata alam Hutan hujan dataran rendah 930 m dpl 1.000 m dpl 100 100 5 5 2. Analisis Vegetasi Analisis vegetasi dalam plot pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode kombinasi jalur garis berpetak pada unit contoh berbentuk jalur sepanjang 100-200 m, dengan arah tegak lurus kontur atau aliran sungai. Metode analisis vegetasi mengikuti metode yang dikembangkan Kusmana 1997, yakni pengamatan vegetasi dilakukan pada suatu petak yang dibagi-bagi kedalam petak- petak berukuran 20x20 m 2 , 10x10 m 2 , 5x5 m 2 , dan 2x2 m 2 . Petak berukuran 20x20 m 2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat pertumbuhan pohon diameter ≥20 cm, epifit, dan liana; petak berukuran 10x10 m 2 untuk pengambilan data vegetasi tingkat tiang diameter 10-20 cm; petak berukuran 5x5 m 2 digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat pancang diameter 10 cm, tinggi 1.5 m; dan 2x2 m 2 . digunakan untuk pengambilan data vegetasi tingkat semai anakan pohon yang baru tumbuh hingga anakan pohon yang mempunyai tinggi hingga 1,5 m dan tumbuhan bawah. Bentuk unit contoh pengamatan vegetasi seperti disajikan pada Gambar 3. B C D A Transek Gambar 3 Skema penempatan transek dan petak-petak pengukuran pada analisis vegetasi dengan metode garis berpetak. Keterangan: A = Petak pengukuran untuk pohon, epifit, liana dan parasit 20 x 20 m 2 B = Petak pengukuran untuk tiang 10 x 10 m 2 C = Petak pengukuran untuk pancang 5 x 5 m 2 D = Petak pengukuran untuk semai dan tumbuhan bawah 2 x 2 m 2 Data yang dicatat dalam pengamatan vegetasi pada seluruh tingkat pertumbuhan parameter yang diukur pada setiap petak contoh, meliputi: 1. Jenis, jumlah, tinggi bebas cabang, tinggi total dan diameter tingkat pohon pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada atau dbh ± 130 cm dari permukaan tanah atau 20 cm diatas banir lebih besar dari 20 cm. 2. Jenis, jumlah, tinggi bebas cabang, tinggi total dan diameter tingkat tiang pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada dari permukaan tanah atau 20 cm diatas banir adalah 10 - 20 cm. 3. Jenis, jumlah, tinggi bebas cabang dan diameter tingkat pancang anakan pohon dengan tinggi 1,5 meter atau pohon muda dengan diameter setinggi dada 10 cm. 4. Jenis dan jumlah tingkat semai anakan pohon mulai dari tingkat kecambah sampai yang memiliki tinggi 1,5 meter, dan tumbuhan bawah yaitu tumbuhan selain permudaan pohon misalnya herba, semak dan perdu. 3. Pembuatan Herbarium Pembuatan herbarium dilakukan terhadap semua jenis tumbuhan yang ditemukan di areal pengamatan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium ini adalah: 1. Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan daunnya, pengambilan contoh herbarium dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan analisis vegetasi. 2. Contoh herbarium tadi dipotong dengan menggunakan gunting daun dengan panjang kurang lebih 40 cm. 3. Kemudian contoh herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan memberikan label yang berukuran 3 cm x 5 cm. label berisi keterangan tentang nomor jenis, nama lokal, lokasi pengumpulan dan nama pengumpulkolektor. 4. Selanjutnya beberapa herbarium disusun diatas sasak yang terbuat dari bambu dan disemprot atau direndam dengan alkohol 70. 5. Herbarium lalu di oven pada 50 o -70 o C. 6. Herbarium yang sudah kering lengkap dengan keterangan-keterangan yang diperlukan diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiahnya di LIPI.

3.3.2 Identifikasi Jenis Tumbuhan Berguna

Identifikasi jenis-jenis tumbuhan berguna dilakukan melalui dua tahap kegiatan, yaitu a identifikasi jenis tumbuhan secara umum dan b identifikasi jenis tumbuhan berguna. Identifikasi jenis-jenis tumbuhan berguna dikerjakan dengan melakukan cek silang dengan berbagai bukuliteratur dan sumber-sumber lainnya tentang tumbuhan berguna yang ada. Agar mempermudah dalam penyajian, maka dilakukan pengelompokkan berdasarkan kelompok kegunaan dengan menyaring dari tiap-tiap kegunaan masing-masing jenis tumbuhan. Tabel 2 Klasifikasi Kelompok Kegunaan Tumbuhan No Kelompok Kegunaan 1 Tumbuhan obat 2 Tumbuhan hias 3 Tumbuhan penghasil pangan 4 Tumbuhan pakan ternak 5 Tumbuhan penghasil minyak atsiri tumbuhan aromatik 6 Tumbuhan bahan pewarna dan tanin 7 Tumbuhan penghasil bahan bangunan 8 Tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan 9 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan 10 Tumbuhan penghasil kayu bakar 11 Lainnya Sumber : Purwanto dan Waluyo 1992

3.3.3 Pengolahan dan Analisis Data

Data vegetasi hutan yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan dihitung nilai-nilai : frekuensi jenis, kerapatan jenis, dominasi jenis, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman jenis, indeks kekayaan jenis dan pola penyebaran.

a. Indeks Nilai Penting

Untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi, maka pada masing- masing petak ukur dilakukan analisis kerapatan, frekuensi dan dominansi untuk setiap jenis tumbuhan Soerianegara dan Indrawan, 1998. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kerapatan suatu jenis K ha contoh petak Luas jenis suatu Individu Jumlah  Kerapatan relatif suatu jenis KR 100 jenis seluruh Kerapatan jenis suatu Kerapatan   Frekuensi suatu jenis F petak seluruh Jumlah ditemukan jenis petak sub Jumlah  Frekuensi relatif suatu jenis FR 100 jenis seluruh Frekuensi jenis suatu Frekuensi   Dominasi suatu jenis D Ha contoh petak Luas jenis suatu dasar bidang Luas  Dominasi relatif suatu jenis DR 100 jenis seluruh Dominasi jenis suatu Dominasi   Indeks Nilai Penting INP Untuk tingkat semai dan pancang : INP = KR + FR Untuk tingkat tiang dan pohon : INP = KR + FR + DR Total Indeks Nilai Penting INP untuk setiap tingkat pohon, tiang, pancang, semai, dan tumbuhan bawah, dihitung untuk setiap tipe ekosistem. Nilai INP setiap tipe ekosistem menggambarkan kondisi vegetasi.

b. Tingkat Keanekaragaman Jenis