Seleksi Panelis PENGAMATAN 1. Analisis Proksimat

alumunium foil. Selain itu, disediakan pula air mineral untuk menetralkan indra pengecap panelis.

b. Uji ranking Meilgaard et al., 1999

Pada uji ranking, panelis diminta mengurutkan keenam sampel beras dengan memberikan nomor urut sesuai penilaiannya, dengan urutan pertama menyatakan tingkat sensori tertinggi dan urutan selanjutnya menyatakan tingkat yang semakin randah. Penilaian pada uji ranking hanya dilakukan secara overall keseluruhan mutu sensori. Jumlah panelis sebanyak 30 orang. Contoh kuesioner uji ranking terdapat pada Lampiran 2. Sampel yang disajikan yaitu 6 varietas beras yang akan diuji atribut rasa dan aromanya. Pengujian dilakukan kepada 30 orang panelis semi terlatih. Sampel yang paling disukai diberi nomor urut tertinggi nilai satu dan seterusnya hingga sampel yang paling kurang disukai diberi nomor urut terendah. Sampel beras terlebih dahulu dimasak menggunakan rice cooker Subarna, 2008. Keenam sampel disajikan secara bersamaan dalam keadaan panas di dalam wadah yang ditutup dengan menggunakan alumunium foil. Selain itu, disediakan pula air mineral untuk menetralkan indra pengecap panelis.

c. Analisis Sensori Deskriptif Meilgaard et al., 1999

Analisis sensori deskriptif dilakukan menggunakan metode Quantitatif Descriptive Analysis QDA. Tahapan analisis deskriptif yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Seleksi Panelis

Seleksi panelis dilakukan untuk menyaring calon panelis dengan serangkaian seleksi. Menurut Meilgaard et al. 1999, tahap-tahap seleksi panelis adalah personal interview dan acuity test . Seleksi dilakukan pada 30 orang mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan. Personal interview dilakukan untuk mengetahui kemauan, keseriusan, minat, rasa percaya diri, dan waktu luang calon panelis. Acuity test yang dilakukan tersebut serupa dengan acuity test yang dianjurkan oleh Meilgaard et al. 1999, yaitu uji segitiga. Uji segitiga dilakukan untuk mengetahui kemampuan calon panelis dalam membedakan rasa dan aroma. Tabel 3. Konsentrasi larutan uji dalam penentuan rasa dasar Konsentrasi gL Bahan Standar 1 2 Rasa Dasar : Sukrosa Asam Sitrat NaCl Kafein 10,0 0,25 1,0 0,3 20,0 0,5 2,0 0,6 Sumber : Meilgaard et al., 1999 Tahap pertama dalam melakukan uji segitiga yaitu persiapan konsentrasi larutan standar. Larutan standar yang digunakan untuk uji segitiga rasa dasar yaitu sukrosa manis, NaCl asin, kafein pahit, asam sitrat asam. Konsentrasi larutan yang digunakan dalam uji segitiga rasa terdapat pada Tabel 3. Tiga buah larutan standar untuk uji segitiga disajikan sekaligus secara acak. Uji segitiga rasa dasar dilakukan dalam 10 kali ulangan dalam 2 tahap, 5 kali ulangan masing-masing dalam satu hari untuk mencegah kejenuhan panelis. Tingkat kesulitan semakin bertambah dengan semakin kecilnya perbedaan konsentrasi larutan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kepekaan calon panelis dalam mendeteksi intensitas suatu rasa. Calon panelis diminta untuk memilih satu larutan standar yang berbeda diantara tiga larutan standar yang disiapkan. Uji segitiga aroma dasar memiliki prosedur yang sama dengan uji segitiga rasa dasar. Namun, sampel yang disajikan dalam uji segitiga aroma dasar adalah serangkaian flavor standar seperti buttery, creamy, sweet, vanilin, cereal dan pandan. Contoh kuesioner uji segitiga rasa dan aroma terdapat pada Lampiran 3 dan 4. Konsentrasi flavor yang digunakan pada uji segitiga aroma dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Konsentrasi flavor uji segitiga aroma Kelompok Komponen Buttery diacetyl 1 dalam PG 1 Creamy -nonalactone 1 dalam PG Sweet hexyl acetat 1 dalam PG 2 Cereal acetyl-2-thiazole 1 dalam PG Vanilin vanilic 1 dalam PG 3 Pandan pandan flavor 1 dalam PG Keterangan : PG = Propilen Glikol Sumber : Arkanti 2007

2. Pelatihan Panelis Tabel 5