dicurigai Tua Anggiat Haris Maruli Simatupang beserta keluarga, akan tetapi Majelis Hakim tingkat banding tidak serta merta memerintahkan Polisi dan JPU
menangkap dan memeriksa Ramot Lubis beserta kawan-kawannya.
E. Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung
66
1. Sejarah pembentukan KUHAP, tidak dikenal istilah pembebasan murni atau tidak
murni. KUHAP hanya mengenal istilah “bebas” dan bebas artinya tanpa kualifikasi murni dan tidak murni, yang dengan demikian putusan tersebut tidak
dapat dimintakan pemeriksaan tingkat banding, tetapi dapat dimohonkan pemeriksaan tingkat kasasi.
67
Putusan Mahkamah Agung yang mengandung pembebasan murni zuivere vrijspraak, haruslah dilandasi oleh Pasal 191 ayat 1
KUHAP Pasal 313 HIR, yakni:
68
a. Ketiadaan bukti yang oleh undang-undang ditetapkan sebagai minimum, atau
b. Minimum pembuktian yang ditetapkan oleh undang-undang tidak dipenuhi,
atau c.
Salah satu unsur atau lebih dari pertanggungjawaban pidana: perbuatan pidana yang bersifat melawan hukum, mampu bertanggung jawab, sengaja
atau alpa, tidak ada alasan pemaaf; tidak dapat dibuktikan.
Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No. 63 KPID2007, dinyatakan bahwa apabila ternyata putusan pengadilan yang membebaskan Terdakwa itu merupakan
66
Putusan No. 63 KPid2007
67
Ibid., hlm. 25.
68
Martiman Prodjohamidjojo, Kemerdekaan Hakim Keputusan Bebas Murni Arti dan Makna, Jakarta: Simplex, 1984, hlm. 24.
Universitas Sumatera Utara
pembebasana yang murni sifatnya, maka sesuai ketentuan Pasal 244 KUHAP, permohonan kasasi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima. Sebaliknya
apabila pembebasan itu didasarkan pada penafsiran yang keliru terhadap sebutan tindak pidana yang dimuat dalam surat dakwaan dan bukan didasarkan pada tidak
terbuktinya suatu unsur perbuatan yang didakwakan, atau apabila pembebasan itu sebenarnya adalah merupakan putusan lepas dari segala tuntutan hukum, atau
apabila dalam menjatuhkan putusan itu pengadilan telah melampaui batas kewenangannya meskipun hal ini tidak diajukan sebagai alasan kasasi,
Mahkamah Agung atas dasar pendapatnya menyatakan bahwa pembebasan itu bukan merupakan pembebasan yang murni pembebasan tidak murni dan harus
menerima permohonan kasasi tersebut. 2.
Pemohon kasasi yakni JPU yang memberi alasan bahwa judex facti dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo telah melakukan kekeliruan sehingga
berkeberatan terhadap pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi yang mempertimbangkan keterangan Terdakwa, saksi Surung Simatupang, Ruminta br
Sihombing, Runggu Anita Simatupang, dan Ridolf Sianturi di persidangan. Pertimbangan judex facti yang tidak konsisten dan tidak mempertimbangkan 2
dua alat bukti dalam perkara ini yaitu keterangan terdakwa dalam BAP yang sah menurut hukum dan alat bukti petunjuk yang diuraikan dalam surat tuntutan
sehingga berdasarkan Pasal 183 hingga Pasal 189 KUHAP, terdakwa telah
Universitas Sumatera Utara
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan;
3. Penulis sependapat dengan Mahkamah Agung, yang berpendapat bahwa ternyata
pemohon kasasi tidak dapat membuktikan bahwa putusan tersebut adalah merupakan pembebasan yang tidak murni, karena pemohon kasasi tidak dapat
mengajukan alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan mengenai dimana letak sifat tidak murni dari putusan bebas tersebut.
4. Mengherankan dan sangat aneh, JPU mengajukan permohonan kasasi dalam
bentuk asal-asalan dan tidak mengajukan alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan mengenai dimana letak sifat tidak murni dari putusan bebas
tersebut, hal ini justru menimbulkan kecurigaan ada apa dibalik keseluruhan proses peradilan ini.
5. Putusan Mahkamah Agung yang menguatkan putusan Majelis Hakim Tingkat
Banding, dapat dikatakan masih kurang memenuhi rasa keadilan, oleh karena tidak ada memerintahkan Polisi dan JPU melakukan proses hukum terhadap orang
yang secara terbuka dituduh dan dicurigai terdakwa dan keluarganya, serta terindikasi dan layak dicurigai yang jika ditelusuri kronologis keberadaan Ramot
Lubis beserta kawan-kawannya pada rentang waktu peristiwa pembunuhan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGAJUAN GANTI RUGI DAN REHABILITASI DALAM TINDAK
PIDANA PEMBUNUHAN Studi Kasus Putusan No. 63 KPID2007
Putusan hakim dalam perkara pidana amarnya hanya mempunyai 3 tiga sifat yaitu: pemidanaaneroordeling, yakni apabila hakimpengadilan berpendapat bahwa
terdakwa secara sah dan meyakinkan menurut hukum terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan Pasal 193 ayat 1 KUHAP; kemudian putusan
bebasvrijspraak, yakni apabila hakim berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang kesalahan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum
atas perbuatan yang didakwakan Pasal 191 ayat 1 KUHAP; dan putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum atau onslag van alle rechtsvervolging, yakni jika hakim
berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana Pasal 191 ayat 2 KUHAP.
69
Menurut penjelasan pasal demi pasal, atas Pasal 191 ayat 1 KUHAP menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan perbuatan yang didakwakan kepada
Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan adalah tidak cukup terbukti
69
Lilik Mulyadi, Op. Cit., hlm. 204.
Universitas Sumatera Utara
menurut penilaian hakim atas dasar pembuktian dengan menggunakan alat-alat bukti menurut ketentuan hukum acara pidana.
70
Konkretnya, secara yuridis disebutkan bahwa putusan bebas apabila Majelis Hakim setelah memeriksa pokok perkara dan bermusyawarah beranggapan bahwa:
71
a. Ketiadaan alat bukti seperti ditentukan asas minimum pembuktian menurut
undang-undang secara negatif negatief wettelijk bewijs theorie sebagaimana dianut oleh KUHAP. Jadi, pada prinsipnya Majelis Hakim dalam persidangan
tidak cukup dapat membuktikan tentang kesalahan terdakwa serta hakim tidak yakin terhadap kesalahan tersebut.
b. Majelis Hakim berpandangan terhadap asas minimum pembuktian yang
ditetapkan oleh undang-undang telah terpenuhi misalnya berupa adanya dua orang saksi atau adanya petunjuk, tetapi Majelis Hakim tidak yakin akan
kesalahan terdakwa. Terdakwa yang dinyatakan dalam putusan hakim, yang kesalahannya tidak
terbukti di dalam suatu pemeriksaan persidangan yang terbuka untuk umum dan diputus, dengan amar putusan yang berbunyi “membebaskan atau melepaskan
70
Ibid., hlm. 218.
71
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
terdakwa dari segala tuntutan”, maka ia berhak untuk menjalankan proses tuntutan ganti rugi dan rehabilitasi.
72
A. Pengaturan Ganti Rugi