Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi

tentang Kekuasaan Kehakiman, 64 atas kekeliruan putusan mengenai pelaku dari pembunuhan.

D. Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi

65 1. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat, bahwa tidak ada seorang saksipun yang melihat, mendengar, ataupun mengalami sendiri peristiwa pidana yang dialami korban ataupun yang dapat menerangkan bahwa terdakwalah yang melakukan perbuatan yang didakwakan JPU, sehingga putusan pengadilan negeri yang dijatuhkan kepada terdakwa tidak memenuhi asas minimum sistem pembuktian negatif yang dianut KUHAP yakni minimal 2 dua alat bukti disertai dengan keyakinan hakim. 2. Terdakwa Tua Anggiat Haris Maruli Simatupang, ternyata menyangkal semua dakwaan JPU di persidangan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, serta menarik kembali pengakuannya yang disampaikan pada pemeriksaan Berita Acara Pemeriksaan di Kepolisisan karena takut pada ancaman. Majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa majelis hakim tingkat pertama tidak mempertimbangkan penyangkalan terdakwa, keterangan saksi ahli yang membuat visum et repertum, keterangan para saksi yang kenal dekat dengan terdakwa dan 64 Pasal 9 ayat 1 UU No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, berbunyi bahwa: “setiap orang yang ditangkap, ditahan, dituntut, atau diadili tanpa alasan berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkannya, berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi”. 65 Putusan No. 212Pid2006PT-MDN Universitas Sumatera Utara korban, bahkan lebih menerima dan mempertimbangkan keterangan saksi yang justru terindikasi dan dicurigaidituduh oleh Terdakwa bahwa saksi tersebut adalah pelaku pembunuhan terhadap korban. 3. Majelis hakim tingkat banding sangat arif dan bijak memahami dan menimbang seluruh keterangan para saksi yang kenal dekat dengan terdakwa dan korban, serta keterangan ahli yang memberi kesaksian yang dapat menyangkal keterangan saksi yang menyatakan bahwa korban masih hidup ketika dimasukkan ke comberan dan dinjak-injak. Sangat aneh jika disimak dan didalami pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama yang dapat menerima bahwa terdakwa sendiri yang memasukkan korban dalam keadaan masih hidup ke dalam comberan dan menginjak-injaknya tanpa terdengar oleh kakaknya yang hanya berjarak 5 lima meter dari tempat cucian dan comberan. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi memiliki ketajaman keyakinan terhadap ketidakmungkinan kronologis pembunuhan sebagaimana yang didakwakan JPU. Majelis hakim tingkat banding berkeyakinan bahwa terpidana Tua Anggiat Haris Maruli Simatupang tidak terbukti melakukan pembunuhan oleh karena itu harus dibebaskan secara murni dari segala dakwaan. 4. Didapati keganjilan dalam putusan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan, yang memvonis bebas murni Terdakwa Tua Anggiat Haris Maruli Simatupang, bahwa walaupun dalam pertimbangannya memasukkan adanya indikasi yang melakukan perbuatan ialah Ramot Lubis sebagaimana juga dituduh ataupun Universitas Sumatera Utara dicurigai Tua Anggiat Haris Maruli Simatupang beserta keluarga, akan tetapi Majelis Hakim tingkat banding tidak serta merta memerintahkan Polisi dan JPU menangkap dan memeriksa Ramot Lubis beserta kawan-kawannya.

E. Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 64 103

Suatu Telaah Terhadap Proses Pengajuan Grasi Terhadap Putusan Pidana Mati Berdasarkan UU RI No. 22 Tahun 2002 Tentang Grasi (Studi Kasus PUTUSAN Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.513/PID. B/1997/PN. LP)

0 64 77

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

3 82 103

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA CABUL TERHADAP ANAK (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO : 988 K/Pid/2007)

0 3 16

Tindak Pidana Penyertaan Pembunuhan Perspektif Hukum Islam (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012)

1 7 116

SKRIPSI ANALISIS TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA ANALISIS TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI.

0 3 11

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan.

0 3 19

ANALISIS PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG DALAM MENGABULKAN PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 964 K/PID/2015).

0 2 12

IMPLEMENTASI UPAYA HUKUM KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA (Studi Kasus Putusan Nomor : 576PID.B2010PN.Mks)

0 0 118