1.1 Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya 1.2 Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi individual oleh
pemerintah 1.3 Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
1.4 Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus dipergunakan untuk membiayai public
investment 1.5 Pajak dapat juga mempunyai tujuan yang bukan budgeter, yaitu mengatur
2. Fungsi Pajak
Pajak yang dikenakan kepada masyarakat mempunyai dua fungsi yaitu : 2.1 Fungsi Penerimaan Budgeter
Fungsi pajak adalah untuk mengumpulkan dana yang diperlukan pemerintah untuk membiayai pengeluaran belanja negara guna kepentingan dan keperluan seluruh
masyarakat. 2.2 Fungsi Mengatur Reguler
Fungsi mengatur adalah bertujuan agar memberikan kepastian hukum terutama dalam menyusun undang-undang pajak senantiasa diusahakan, agar ketentuan yang
dirumuskan jangan sampai dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda antara, Fiskus dan Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengelompokan Pajak
Dalam rangka memungut pajak oleh pemerintah dari masyarakat, maka pemerintah dalam pelaksanaannya membuat beberapa pembagian pajak. Adapun
pembagian pajak terdiri dari : 3.1 Menurut golongannya, yaitu :
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain. Contohnya, Pajak Penghasilan
PPh. b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya, Pajak Pertambahan Nilai PPN. 3.2 Menurut sifatnya, yaitu :
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya lalu dicari objeknya, Syarat subjektifnya adalah orang pribadi sedangkan objektifnya
adalah memiliki penghasilan yang akan dikenakan pajak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Berikut ini PTKP sesuai UU No.36 Tahun 2008 berlaku pada 1
Januari 2009 : a. Rp 15.840.000 untuk diri WP orang pribadi
b. Rp 1.320.000 tambahan untuk WP yang kawin
Universitas Sumatera Utara
c. Rp 1.320.000 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana diatur dalam pasal 8 ayat 1
d. Rp 1.320.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan anak yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 orang
Namun sesuai peraturan dari Menteri Keuangan RI Nomor 162PMK.011Thn 2012 tentang besarnya PTKP untuk 1 Januari 2013 adalah :
a. Rp 24.300.000 untuk diri WP orang pribadi
b. Rp 2.025.000 tambahan untuk WP yang kawin
c. Rp 2.025.000 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung
dengan penghasilan suami d.
Rp 2.025.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan anak yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 orang namun untuk PTKP
terbaru ini tidak akan dipakai dalam analisis Tugas Akhir
Universitas Sumatera Utara
Contoh :
Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP Setahun Rp
Sebulan Rp
WP orang pribadi tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan TK
15.840.000 1.320.000
WP orang pribadi kawin dan tidak mempunyai tanggungan K0
17.160.000 1.430.000
WP orang pribadi kawin + 1 tanggungan K1 18.480.000
1.540.000 WP orang pribadi kawin + 2 tanggungan K2
19.800.000 1.650.000
WP orang pribadi kawin + 3 tanggungan K3 21.120.000
1.760.000 WP Kawin + Penghasilan istri digabung KI0
33.000.000 2.750.000
WP Kawin + Penghasilan istri digabung + 1 tanggungan KI1
34.320.000 2.860.000
WP Kawin + Penghasilan istri digabung + 2 tanggungan KI2
35.640.000 2.970.000
WP Kawin + Penghasilan istri digabung + 3 tanggungan KI3
36.960.000 3.080.000
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : -
Tanggungan adalah anggota keluarga sedarah dan semenda dalam satu garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya.
- PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender atau awal bagian
tahun pajak. b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya, tanpa
memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak. Contohnya, Pajak Pertambahan Nilai PPN.
3.3 Menurut Lembaga Pemungutnya, yaitu : a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara dan masuk APBN. b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah dan masuk APBD.
4. Sistem Pemungutan Pajak