52
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15
Wa k
tu a
lir de
ti k
Pada formula tablet antalgin, dengan peningkatan konsentrasi pati talas, terjadi penurunan waktu alir FA1FA2FA3 yang menunjukkan bahwa daya
kohesifitas massa tersebut ikut menurun sehingga dapat mengalir dengan baik. Dari data, semua formula masih berada dalam batas persyaratan uji waktu
alir, yaitu berkisar antara 3,26 sampai 5,16 detik. Menurut Cartensen 1977, waktu yang diperlukan dalam uji waktu alir tidak lebih dari 10 detik, karena jika
tidak akan dijumpai kesulitan pada keseragaman bobot tablet.
Waktu Alir
6 5
4.45 4.48
4 3
2
5.16 4.17
4.75 3.96
4.58 4.59 4.48 4.28
3.69 3.68 3.26 3.3
3.54
Kalsium Laktat
Parasetamol Antalgin
1
FK1 FK2 FK3 FK4 FK5 FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FA1 FA2 FA3 FA4 FA5
Formula
Gambar 4.3 Diagram waktu alir massa granul dengan jenis dan persentase
disintegran yang berbeda
4.2.3 Uji indeks tap
Penambahan konsentrasi pati talas dari 5 FK1, 10 FK2, dan 15 FK3 dapat pula meningkatkan indeks tap dari masing-masing formula, namun
dilihat dari Gambar 4.4, pada FK2 pati talas 10 mengalami penurunan indeks tap, hal ini dapat disebabkan oleh ketidakseragaman tekanan yang diberikan saat
Universitas Sumatera Utara
53 pengetukan. Pada FK3 dengan penambahan pati talas 15 indeks tapnya
meningkat kembali sehingga massa lebih termampatkan. Pada formula tablet parasetamol dengan penambahan konsentrasi pati talas
dari 5 menjadi 10, indeks tapnya semakin meningkat FP1FP2, namun pada penambahan 15 pati talas, tidak ada peningkatan indeks tap dari konsentrasi
10 FP2 = FP3. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bentuk atau tekstur granul yang dihasilkan dari masing-masing formula, sehingga mempengaruhi ketermampatan
massa tersebut. Pada formula tablet antalgin, indeks tap yang dihasilkan juga beragam, hal
tersebut juga bisa dipengaruhi dari bentuk dan tekstur granul yang dihasilkan. Namun dibandingkan kedua tablet sebelumnya, pada formula tablet antalgin
indeks tap nya lebih kecil, hal tersebut dapat disebabkan granul yang dihasilkan cukup bagus dan kohesifitasnya rendah.
Dari data tersebut formula tablet kalsium laktat memiliki indeks tap yang paling tinggi, karena pada pembuatan tablet secara cetak langsung ini, sifat fisis
semua bahan yang digunakan masih dalam bentuk aslinya tanpa dimodifikasi menjadi bentuk granul yang lebih besar, sehigga indeks tapnya lebih besar dan
lebih termampatkan. Sedangkan pada pembuatan tablet secara granulasi basah bentuk fisis bahan dimodifikasi menjadi granul yang lebih besar sehingga menjadi
kurang termampatkan dan indeks tapnya menjadi lebih kecil. Meskipun demikian, semua data masih berada dalam batas persyaratan uji preformulasi indeks tap.
Menurut Cartensen 1977, granul yang bersifat mengalir bebas adalah partikel yang memiliki indeks tap
≤ 20.
Universitas Sumatera Utara
54
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15
In d
ek s
ta p
Pengujian indeks tap memiliki peran yang sangat penting dalam hal gambaran awal terhadap kelayakan cetak dari massa granul menjadi tablet. Hal ini
menunjukkan daya tahan granul terhadap daya kompresi yang diberikan oleh alat pencetak tablet. Semakin rendah persentase indeks tap menunjukkan kualitas yang
lebih baik dari sifat fisis massa granul yang akan diformulasikan ke dalam bentuk tablet Ansel, 1989.
Indeks Tap
14
11.67
12 10
8 6
4 2
10.33 12.33
10.67 12.67
5.67 6.67 6.67 6.67
7.33 4.67
6.67 4 4
4.67
Kalsium Laktat
Parasetamol Antalgin
FK1 FK2 FK3 FK4 FK5 FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FA1 FA2 FA3 FA4 FA5
Formula
Gambar 4.4 Diagram indeks tap massa granul dengan jenis dan persentase
disintegran yang berbeda
4.3 Hasil Evaluasi Tablet