Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien DM di Indonesia

27 kondisi kesehatannya, jika pasien tidak patuh maka akan berdampak buruk bagi kesehatan, contohnya dapat menimbulkan komplikasi yang serius. Namun hal tersebut dapat dicegah bila pasien mematuhi diet, olah raga dan terapi. Pengetahuan penderita akan penyakit DM juga menjadi penting, mengingat tidak sedikit penderita DM yang kurang memiliki pememahaman tentang penyakit DM. Akibat dari ketidakpahaman akan penyakit DM, banyak penderita DM yang tidak patuh serta mengalami komplikasi dan mengakibatkan penyakitnya bertambah parah. Keberhasilan suatu pengobatan sangat dipengaruhi oleh kepatuhan penderita DM untuk menjaga kesehatannya. Dengan kepatuhan yang baik, pengobatan yang sedang dijalankan dapat terlaksana secara optimal dan kualitas kesehatan bisa tetap dirasakan. Sebab apabila penderita DM tidak mempunyai kesadaran diri untuk bersikap patuh maka hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan yang berakibat pada menurunya kesehatan dan dapat berdampak pada komplikasi penyakit DM dan bisa berujung pada kematian Saifunurmazah, 2013.

2.5 Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien DM di Indonesia

Tingginya jumlah penderita DM dikarenakan tingkat pengetahuan yang rendah dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini penyakit DM yang kurang Sudoyo, 2006. Pengetahuan yang baik terhadap penyakit dan obat sangat penting bagi penderita DM, karena secara umum berhubungan dengan outcome terapi dan berperan dalam mengurangi terjadinya komplikasi serta untuk mencegah penderita DM dari mortalitas dan morbiditas penyakit DM Nita, dkk., 2012. Universitas Sumatera Utara 28 Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit DM di Indonesia masih belum sampai pada tingkat yang memuaskan, sebagian besar masih berada pada kategori cukup atau sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Malini, 2010 dan Hoong, 2010 di RSUP.H. Adam Malik Medan, dimana tingkat pengetahuan penderita DM yang ditelitinya masih berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 52,5 52 orang dan 48 36 orang. Penelitian lain juga dilakukan oleh Dewi, 2014 di RS dan Klinik Gotong Royong Surabaya, dimana 73 penderita DM yang ditelitinya memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang penyakit DM. Selain itu hasil penelitian Phitri, 2013 di RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur juga menunjukkan hasil yang sama dimana, pengetahuan responden tentang DM sebagian besar kurang yaitu sebanyak 24 responden 44,4. Universitas Sumatera Utara 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik menggunakan kuesioner untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan pasien tentang diabetes melitus tipe 2 dan obat antidiabetes oral terhadap hasil terapi di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional studi potong lintang yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali pada suatu saat Nursalam, 2009.

3.2 Jenis Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu penilaian yang diperoleh langsung melalui pengisian angket kuesioner oleh responden.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 - Desember 2014 di bagian Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 3.4 Subjek Penelitian 3.4.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan November 2014 - Desember 2014. Universitas Sumatera Utara