Aspek-aspek Keterampilan Proses Kemampuan Keterampilan Proses sains 1. Pengertian Keterampilan Proses

48 serta sikap inovatif dan kreatif dan mengembangkan keterampilan berpikir, sikap dan keterampilan lainnya. 25 Dengan demikian pembelajaran dengan keterampilan proses menuntut keaktifan siswa, guru hanya berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator saja. Dengan menggunakan keterampilan proses siswa akan menemukan sendiri konsep melalui berbagai kegiatan sehingga pemahaman terhadap konsep itu lebih melekat dan bermakna. Siswa mampu memproses perolehan konsep dan sikapnya itu ke dalam kehidupan sehari-hari.

2. Aspek-aspek Keterampilan Proses

Keterampilan proses untukmelakukan kegiaran IPA dikategorikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu, yaitu: a. Keterampilan proses dasar meliputi observasi, klasifikasi, mengukur, komunikasi, pengukuran prediksi dan menyimpulkan inference, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan angka- angka. 26 b. Keterampilan proses terpadu meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan 25 Ibid., h. 49. 26 Noehi Nasution, dkk., Materi Pokok Pendidikan IPA di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2005, h. 5. 49 variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen. Penjabaran keterampilan proses tersebut di antaranya sebagai berikut: a Pengamatan observasi Observasi adalah langkah yang paling penting dalam keterampilan proses, sebab pada observasi siswa dilatih untuk menggunakan kelima indra dalam melakukan pengamatannya yaitu melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium 27 . Para guru perlu melatih anak didik agar terampil dalam mengobservasi atau mengamati berbagai makhluk, benda dan kenyataan di alam sekitarnya. Kegiatan observasi merupakan kegiatan penting dalam sains dan kegiatan observasi merupakan salah satu bagian pokok dalam sains. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan pengamatan siswa bahkan harus memperhatikan keselamatan mereka. b Menyimpulkan inference Pada waktu melakukan observasi digunakan satu atau lebih alat indera dan alat ukur. Hasil observasi merupakan fakta atau data yang berupa informasi yang sesuai mengenai objek yang diamati. Fakta atau data ini sering kali memberikan suatu pola. Pola dari suatu data itu dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi suatu penjelasan yang logis. Penjelasan 27 Nurmasari Sartono, Proses Mental yang Berlangsung dalam Pembelajaran IPA, Jakarta:UT, 1986, h. 177-178. 50 atau interpretasi terhadap suatu data yang didasarkan atas hasil observasi disebut inferensi. Inferensi adalah membuat kesimpulan sementara yang terkait dengan adanya dugaan-dugaan. Membuat dugaan-dugaan valid berdasarkan observasi yang didapat merupakan keterampilan penting untuk belajar secara inkuiri. 28 Di dalam inferensi digunakan pengalaman dan pengetahuan yang telah kita miliki. Dengan demikian jika kita membuat inferensi akan menuju pada suatu kesimpulan mengenai hasil observasi yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman awal. Karakteristik dari keterampilan menyimpulkan adalah: 1. Mengidentifikasi fakta berdasarkan hasil pengamatan. 2. Menafsirkan fakta menjadi suatu penjelasan yang logis. Jadi kegiatan menyimpulkan adalah suatu proses melatih siswa untuk mengubah fakta hasil observasi menjadi suatu penjelasan yang logis dan rasional berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sebelumnya. c Menduga prediksi Para ahli sains menyakini bahwa di alam ini ada hubungan sebab akibat. Untuk memahami adanya hubungan sebab akibat ini salah satunya memerlukan keterampilan berpikir untuk membuat suatu perkiraan atau prediksi. Bila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya 28 Noehi Nasution, dkk., op.cit, h. 32. 51 untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa mempunyai keterampilan proses meramalkan menduga. Keterampilan memprediksi merupakan suatu keterampilan membuat atau mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu keuntungan atau pola yang sudah ada. Prediksi didasarkan pada observasi, pengukuran, dan informasi tentang hubungan- hubungan antara variabel yang diobservasi 29 . Karakteristik dari keterampilan memprediksi adalah: 1. Menggunakan pola-pola atau hubungan informasi hasil observasi 2. Mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola atau kecenderungan. d Klasifikasi Untuk mempelajari alam berikut isinya satu persatu adalah tidak mungkin karena terlalu banyak dan terlalu luas. Salah satu cara untuk mempelajari sifat-sifat dan isi alam itu misalnya hewan berdasarkan persamaan dan perbedaan yang ada pada hewan tersebut. Kegiatan mengelompokkan suatu objek berdasarkan persamaan dan perbedaan atau ciri-ciri lain yang tampak oleh objek tersebut dikenal dengan istilah klasifikasi. Menurut Esler dan Esler 1984 seperti yang dikutip Noehi Nasution, dkk. dalam bukunya yang berjudul Materi Pokok Pendidikan 29 Ibid., h. 35. 52 IPA di SD, keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada sifat-sifat benda-benda tersebut. 30 e Komunikasi Keterampilan berkomunikasi merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang karena dengan ia dapat mengungkapkan gagasan, temuan bahkan perasaannya kepada orang lain. Kegiatan komunikasi ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau tertulis. 31 Komunikasi yang efektif harus jelas, akurat, dan tidak membingungkan. Mengkomunikasikan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan informasi dari suatu media ke media lainnya. Komunikasi sangat penting bagi siswa karena merupakan wahana untuk berlatih mengemukakan pendapat maupun ide. f Identifikasi Variabel Di alam semesta peristiwa-peristiwa alam sangat sering terjadi karena adanya fakta dan peristiwa alam yang terjadi sering begitu kompleks. Untuk mempelajari peristiwa alam dengan lebih mudah kita 30 Ibid., h. 8 31 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, jakarta: Rineka Cipta, 2002 h. 75. 53 dapat memilah-milah ke dalam bagian yang lebih sederhana dan dapat dipelajari. Bagian-bagian dari peristiwa atau sistem alam mini disebut variabel. Dalam kegiatan penelitian ada tiga variabel yaitu variabel yang dimanipulasi, variabel merespon, dan variabel kontrol. Variabel yang dimanipulasi adalah variabel yang sengaja diubah-ubah dalam suatu sistem. Variabel merespon adalah variabel yang mengadakan respon atau reaksi akibat adanya variabel yang diubah. Variabel kontrol adalah variabel pengendali dari faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian. Ketiga variabel itu saling berpengaruh dan penting dalam sebuah penelitian untuk kemudian menarik kesimpulan. g Merumuskan Hipotesis Salah satu kegiatan dalam melakukan penelitian adalah merumuskan hipotesis. Dari rumusan hipotesis dapat diperoleh dalam penelitian. Hipotesis adalah dugaan sementara yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuan biasanya menbuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir berbagai hal baru. Semakin tinggi tingkat sekolah anak latihan-latihan yang sulit dapat diperkenalkan padanya agar lama-lama mereka terampil penyusun hipotesis yang lebih jitu dan terarah. 54 Di tingkat sekolah dasar perumusan hipotesis biasanya masih sederhana. Mengembangkan keterampilan menyusun hipotesis sejak dini sangat bermanfaat karena hampir semua anak berperilaku untuk memperoleh jawaban segera atas pertanyaannya. h Perancangan Eksperimen Melakukan eksperimen merupakan suatu kegiatan yang memadukan seluruh keterampilan proses yang telah dipelajari. Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes melalui penyelidikan praktis. Sering kita menguji gagasan-gagasan dengan kegiatan coba dan ralat trial and error 32 . Dalam melakukan eksperimen harus dapat menentukan apa yang akan diamati, diukur, ditulis, menentukan cara dan langkah kerja serta bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan tersebut. 33 i Pemajangan Suatu kelas yang memiliki pajangan atau pameran hasil karya anak- anak yang ditempelkan di tembok atau diletakkan pada rak, di atas meja atau tempat lain dapat menjadi tempat yang menarik dan memberikan rangsangan bagi para siswa untuk belajar. Suatu kelas yang kosong tanpa pajangan dapat menjadi tempat yang membosankan, gersang dan tidak menggugah inspirasi para siswa. Pajangan hendaknya relevan dengan apa yang dipelajari siswa dan merupakan hasil kerja keras para siswa. 32 Conny Semiawan, op.cit., h. 26. 33 Ratna Wilis Dahar, Interaksi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: UT, 1986, h. 12. 55

3. Kedudukan dan Peranan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains