Batasan Usia Anak Menurut Hukum Islam

23 dewasa, dalam arti belum memiliki kematangan rasional, emosional, sosial, dan moral seperti orang dewasa. Dengan demikian, hubungan seksual antara orang dewasa dengan anak harus dilihat sebagai perbuatan yang dilakukan tanpa persetujuan atau consent dari anak. Hubungan itu tidak dapat didefinisikan sebagai hubungan suka sama suka. Bila orang dewasa melakukan pendekatan seksual, baik dengan penganiayaan fisik ataupun melelui manipulasi dan eksploitasi anak dengan perkembangan kognitif, moral, emosional, dan tidak dapat berpikir rasional serta tidak dapat menolak pendekatan seksual tersebut, maka kejahatan seksual terhadap anak akan dapat terjadi. Oleh karena itu, setiap kontak seksual yang dilakukan orang dewasa terhadap anak harus dianggap dengan sendirinya sebagai tindak kekerasan. Dalam hal orang dewasa memperlakukan anak sebagai sasaran pelampiasan pemenuhan kebutuhannya, yang artinya telah memperlakukan anak sebagai objek manipulasi atau mengeksploitasinya tanpa peduli anak belum memiliki kesiapan untuk memahami apa yang terjadi, serta belum mampu bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga menjadikan anak untuk tidak menolak dalam melakukan hubungan seks karena keberadaan anak dalam posisi sangat rentan, hal ini merupakan alasan pendekatan seksual yang dilakukan orang dewasa pada anak.

d. Batasan Usia Anak Menurut Hukum Islam

24 Adapun ukuran seorang anak dapat dikatakan sudah baligh apabila pada dirinya sudah ada salah satu dari sifat di bawah ini yaitu: 1. Telah sampai berumur 15 tahun 2. Telah keluar mani bagi anak laki-laki 3. Telah keluar darah kotor haidh bagi anak perempuan Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasul SAW: 12 V W9 D 1 Aﺱ X YA 3 X Q9 X 3 ZV ? 9 D Q X [ +9 D Y3 \ 0 ZV X Q9 3 ]9 W 3 Z_9 10- ]3 1 \ 9 X 3 `= V A 10- ]3 9 D Y3 X 1 9 D Q Artinya: Imam Syafi’I berkata: kami di kabarkan oleh sufyan ibn Uyaynah, dari Abdillah ibn Umar ibn Hafshin dari Nafi dari ibn Umar, berkata aku mendatangi untuk ikut perang Nabi SAW pada tahun Uhud, dan aku ketika itu berusia empat belas tahun maka Rasulullah menolakku, kemudian aku mendatangi Rasulullah kembali pada tahun Khandak, dan usiaku sudah lima belas tahun, maka Rasulullah membolehkan aku untuk berperang, Nafi berkata aku menceritakan hal itu kepada Umar ibn Abdil Aziz, maka Umar berkata ini lah perbedaan antara anak kecil dan orang dewasa dalam hal peperangan kemudian Umar mewajibkan kepada pekerjanya agar mereka mewajibkan anak-anak mereka untuk turut berperang pada usia lima belas tahun, dan sedangkan pada usia empat belas tahun mereka termasuk anak-anak. 12 Al-Syafi’I, Al-Umm, Beirut-Libanaon: Daar al-Wafa, 2005 Juz ke-5, cet. Ke-3, h. 371 sama dalam hal pembahasan zina 25 Mernurut para fuqaha, kemampuan berfikir pada anak dimulai sejak ia berusia lima belas tahun. Apabila anak telah menginjak usia tersebut, ia dianggap telah dewasa secara hukum. Imam Abu Hanifah membatasi kedewasaan pada usia delapan belas tahun; menurut suatu riwayat sembilan belas tahun bagi laki-laki dan tujuh belas tahun bagi perempuan. pendapat popular dalam mazhab Maliki sejalan dengan pendapat Abu Hanifah karena mereka menentukan usia dewasa delapan belas tahun dan menurut sebagian yang lain sembilan belas tahun. 13

B. Faktor Penyebab Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak

Dokumen yang terkait

Implikasi Uji Materil Mengenai Batas Usia Anak Dalam Proses Penanganan Anak Pelaku Tindak Pidana (Kajian Terhadap Putusan: Nomor 1/PUU-VIII/2010)

0 45 144

Kekuatan Pembuktian Visum Et Repertum Terhadap Korban Tindak Pidana Pemerkosaan Di Bawah Umur ( Studi Putusan PN No. 609/Pid.B/2011/PN Mdn )

3 73 99

Tindak pidana pemalsuan surat dalam pandangan hukum pidana islam : kajian atas putusan Pengadilan Negri Depok

2 47 86

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK YANG MASIH DI BAWAH UMUR Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak Yang Masih Di Bawah Umur (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

0 5 19

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK YANG MASIH DI BAWAH UMUR Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak Yang Masih Di Bawah Umur (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

0 6 12

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 7

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 1

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 22

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 22

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 3