Sistem Pengendalian Atas Aset Tetap Pada PT. Bank Sumut Kcp Pangkalan Brandan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUTKCP PANGKALAN BRANDAN

OLEH:

ALFIRA KARNAIN 122102142

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : ALFIRA KARNAIN

NIM : 122102142

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGENDALIAN ATAS ASET

TETAP PADA PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN

Tanggal __________2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP.19550908 198103 1 005 ( Drs. Rasdianto, M.Si, Ak)

Tanggal __________2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP.19511114 198203 1 002 ( Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal __________2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

NIP.19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ALFIRA KARNAIN

NIM : 122102142

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGENDALIAN ATAS ASET

TETAP PADA PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN

Medan, __________2015

NIM.122102142


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkat, dan karunia serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini berjudul “Sistem Pengendalian Internal Atas Aset Tetap Pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.”

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi tata bahasa ataupun dari tata cara penulisannya karena kemampuan dan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis menerima semua saran dan kritikan yang membangun.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Ir. Zulkarnain dan Ibunda Dra. Sumijati Ningsih atas doa, kasih sayang, dukungan moril dan materil serta kesabaran mereka dalam membimbing penulis yang tidak akan mungkin dapat terbalas.

Selama dalam tahap pertama hingga penyelesian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si,Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan.

4. Pimpinan dan seluruh staf PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, yang telah banyak membantu penulis untuk memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam menyusun tugas akhir ini.

5. Kepada adik – adikku tercintaRamadhiantie Karnain dan Delfira Karnain terima kasih telah memberikan dukungan dan semangatnya dalam cara yang berbeda.

6. Kepada kakakku tersayang Muhammad Jamil, yang telah memberikan semangat dan dukungan serta waktunya dalam membantu penulis dalam menyiapkan tugas akhir ini.

7. Teman – teman grup C, yang juga telah memberikan banyak informasi, dukungan serta masukan kepada penulis khususnya untuk Rahmad Darmawan, Suci Suriani Muhsin, Rizki Amelia Tarigan dan Dian Suryanti, kalian luar biasa.


(6)

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Medan,Juli 2015

Penulis

122102142 Alfira Karnain


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... D. Rencana Penulisan ... 1. Jadwal Survei / Observasi ... 2. Rencana Isi ... 1 4 5 6 6 7 BAB II PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN ... 9

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 1. Visi dan Misi PT. Bank Sumut ... 2. Statement Budaya Perusahaan PT. Bank Sumut ... 3. Logo dan Makna dari Logo PT. Bank Sumut ... B. Struktur Organisasi PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan ... C. Job Description ...

9 11 11 12 13 15


(8)

D. Jaringan Usaha ... E. Kinerja Usaha Terkini ... F. Rencana Usaha ...

24 25 27

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN ... 28

A. Aset Tetap ... 1. Pengertian Aset Tetap ... 2. Karakteristik Aset Tetap ... 3. Penggolongan Aset Tetap ... 4. Klasifikasi Aset Tetap Pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan 5. Cara – cara Perolehan Aset Tetap Pada PT. Bank Sumut KCP

Pangkalan Brandan ... 6. Pengadaan Aset Tetap Pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan. 7. Pencatatan / Pembukuan Aset Tetap Pada PT. Bank Sumut KCP

Pangkalan Brandan ... B. Penyusutan ...

1. Pengertian Penyusutan ... 2. Metode Penyusutan Pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan .... C. Sistem Pengendalian Internal Atas Aset Tetap ...

1. Pengertian Sistem ... 2. Pengertian Pengendalian Internal ...

28 28 30 31 34 35 40 44 47 47 48 54 54 55


(9)

BAB IV

3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal Pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan ...

KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... B. Saran ...

58

60 60 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN ... 63


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel II.1 Kinerja Usaha Terkini PT. Bank Sumut KCP

Pangkalan Brandan 25

Tabel III.2 Perhitungan Biaya Penyusutan Pada PT. Bank


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar II.1 Logo PT. Bank Sumut 12

Gambar II.2 Struktur Organisasi PT. Bank Sumut KCP


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa periode terakhir ini, banyak perusahaan yang berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar dan persaingan lebih tajam sebagai akibat dari kemajuan di segala sumber sektor kehidupan dan adanya tuntutan zaman.Sehingga perusahaan – perusahaan harus berusaha mengikuti kemajuan tersebut melalui pengelolaan yang profesional atas faktor – faktor produksi yang dimilikinya.Salah satu faktor produksi yang terpenting adalah faktor modal berupa aset tetap.

Aset tetap merupakan komponen terbesar dibandingkan dengan perkiraan-perkiraan lain dari harta perusahaan secara keseluruhan.Secara umum, aset tetap diartikan sebagai seluruh aset berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan, yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibuat sendiri, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam operasi normal perusiahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Sedangkan menurut PSAK No. 16 “Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”.


(13)

Peranan aset tetap sangat penting untuk kelancaran operasi perusahaan.Maju mundurnya sebuah perusahaan juga dipengaruhi oleh kebijakan pemimpin dalam penggunaan aset tetap.Investasi yang tertanam di dalam aset tetap juga cukup besar nilainya, sehingga mutlak diperlukan perencanaan dan pengendalianaset tetap yang baik, mulai dari perolehannya sampai penarikannya kembali dari operasi perusahaan.Dalam perusahaan yang belum berkembang, pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan sendiri secara langsung kegiatan perusahaan.Namun dalam perusahaan yang sudah berkembang jika tidak menggunakan prosedur pengendalian, aset tetap cenderung terjadi kecurangan dan penyalahgunaan atau pemborosan dari penggunaan aset tetap. Untuk mengantisipasi kecurangan dan penyalahgunaan tersebut, maka perusahaan harus dapat menjalankan Standard Operasional Prosedur ( SOP ) penggunaan dan pengendalian internal dengan baik.

Struktur pengendalianaset tetap juga diperlukan guna menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan pimpinan yang ditetapkan terlebih dahulu.Selain daripada itu juga meningkatkan operasional perusahaan sehingga aset tetap efektif dan efisien.Oleh karena itu pengendalian yang baik terhadap aset tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya operasional perusahaan dengan lancar.

Pengendalian terhadap aset tetap didasarkan kepada perencanaan yang sehat guna membatasi pengeluaran – pengeularan yang dibenarkan secara


(14)

ekonomis terhadap investasi aset tetap.Namun pengendalian bukanlah merupakan tindakan untuk menekan pengeluaran semata – mata, tetapi sekaligus juga untuk mengamankan dan mencegah stagnansi.

Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara seperti membeli, baik secara tunai maupun angsuran, dibuat sendiri, dengen cara tukartambah dan lain – lain. Namun yang menjadi permasalahan disini adalah bagaimana menilai aset tetap tersebut baik pada saat perolehannya maupun setelah aset tetap tersebut dioperasikan didalam perusahaan, sehingga penyajian di dalam laporan keuangan akan memberikan informasi yang cukup memadai bagi pihak – pihak yang berkepentingan.

Pada masa pengunaan aset tetap akan muncul biaya – biaya yang sehubungan dengannya. Seperti biaya pemeliharaan dan perbaikan. Dalam pelaksanaan sistem pencatatan akuntansi, pengeluaran tersebut harus diperinci apakah termasuk pengeluaran modal ( capital expenditure ) atau pengeluaran pendapatan ( revenue expenditure ).

Dari uraian diatas jelaslah betapa pentingnya perencanaan yang matang dan pengendalian yang memadai terhadap aset tetap.Inilah yang mendorong penulis untuk mempelajari lebih mendalam dan luas mengenai hal tersebut.Penulis memilih PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan sebagai objek penelitiannya.Perusahaan ini bergerak di bidang jasa yang memiliki bermacam – macam aset tetap.Aset tetap tersebut berupa tanah, gedung kantor, rumah, bangunan, komputer, kendaraan, dan peralatan lain yang harganya


(15)

relatif tinggi serta memiliki peranan penting bagi PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, sehingga diperlukan adanya sistem pengendalian internal terhadap aset tetap yang tepat.

Mengingat pentingnya aset tetap (fixed assets) bagi sebuah organisasi/perusahaan, maka penulis tertarik untuk menganalisis aset tetap tersebut kedalam sebuah tugas akhir yang diaplikasikan oleh perusahaan dengan judul “Sistem Pengendalian Internal Atas Aset Tetap Pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan”.

B. Perumusan Masalah

Mengingat betapa pentingnya peranan aset tetap dalam kegiatan perusahaan, maka manajemen harus memastikan bahwa suatu perencanaan dan pengendalian atas aset tetap yang tepat telah dilakukan.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis mencoba merumuskan “Apakah sistem pengendalian internal terhadap aset tetap pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan telah dilaksanakan secara efektif dan efisien?


(16)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian dalam penulisan paper ini adalah :

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan pengendalian intern aset tetap pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

b. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal atas aset tetap pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan telah dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi instansi

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan dalam meningkatkan sistem pengendalian internal atas aset tetap.

b. Bagi penulis

Penulis dapat belajar secara langsung pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan dalam menjalankan fungsi pengendalian internal atas aset tetap, dan dapat menambah ilmu pengetahuan


(17)

peneliti dibidang asettetap baik dalam penggunannya maupun pengendaliannnnya.

c. Bagi pembaca

Penulis berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi rekan – rekan mahasiswa untuk menambah pengetahuannya dan juga dapat bermanfaat bagi rekan – rekan junior dalam pembuatan paper atau bagi penelitiannya dalam tahun mendatang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei / Observasi

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO. Kegiatan

Mei Juni

2015 2015

I II III IV I II III IV 1. Pengajuan judul


(18)

2. Pengajuan izin riset

3. Pengajuan dosen pembimbing

NO. Kegiatan

Mei Juni

2015 2015

I II III IV I II III IV 4. Pengumpulan data

5. Pengolahan dan analisis data

6. Penyusunan tugas akhir

7. Bimbingan dan penyempurnaan tugas akhir

8. Penyelesaian tugas akhir

2. Rencana Isi

Rencana isi terdiri dari 4 bab yaitu : Bab I Pendahuluan, Bab II Profil PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, Bab III Pembahasan dan Bab IV Kesimpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang


(19)

mencakup jadwal survei/observasi dan rencana isi.

BAB II PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN

Pada bab ini meliputi sejarah ringkas perusahaan, strruktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN

Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai aset tetap yang terdiri dari pengertian aset tetap, karakteristik aset tetap, penggolongan asettetap, cara-cara perolehan aset tetap, pengadaan aset tetap, pencatatan/pembukuan aset tetap, penyusutan mencakup pengertian penyusutan, metode penyusutan, serta sistem pengendalian internal atas aset tetap yang mencakup pengertian sistem, pengertian pengendalian internal dan tujuan sistem pengendalian internal pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran berdasarkan dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan


(20)

masukan yang bermanfaat bagi PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

BAB II

PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN

A. Sejarah Singkat

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU), yang sekarang dikenal dengan nama Bank Sumut merupakan bank devisa yang berkantor pusat di Jalan Imam Bonjol No.18 Medan.

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Roesli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan modal dasar pada saat itu sebesar Rp 100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara.

Sehubungan dengan Program Rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut diubah dari PD (Perusahaan Daerah) menjadi PT (Perseroan Terbatas).Tujuan perubahan bentuk hukum BPDSU tersebut agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat masuk untuk pengembangan di kemudian hari.


(21)

Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999, bentuk hukum BPDSU diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte

Pendirian Alina Hanum Nasution, S.H., dan telah mendapat pengesahan dariMenteri Kehakiman Republik Indonesia dibawah Nomor C – 8224 HT. 01. 01TH 99, serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 54tanggal 6 Juli 1999. Modal dasar pada saat itu menjadi Rp 400 Milyar yangselanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank, ditahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp 500 Milyar.

Laju pertumbuhan Bank Sumut semakin menunjukkan perkembanganyang sangat signifikan dilihat dari kinerja dan prestasi yang di peroleh dari tahun ke tahun, tercatat total asset Bank Sumut mencapai Rp 10,75 Triliun padatahun 2009 dan menjadi Rp 12,76 Triliun pada tahun 2010. Didukung semangatmenjadi Bank Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengandigalakkannya program to be the best yang sejalan dengan road map BPDRegional Champion 2014, tentunya dengan konsekuensi harus memperkuatpermodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham dari pemerintahdaerah, melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali ditingkatkan


(22)

dari Rp 1Triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 2 Triliun pada tahun 2011 dengan total asset meningkat menjadi Rp 18,95 Triliun.

1. Visi dan Misi PT. Bank Sumut a. Visi

Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

b. Misi

Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

2. Statement Budaya Perusahaan pada PT Bank Sumut

Statement Budaya Perusahaan atau sering dikenal dengan nama motto dari Bank Sumut adalah “ Memberikan Pelayan TERBAIK”.

Makna dari TERBAIK yaitu:

Berusaha untuk selalu Terpercaya

Energik didalam melakukan setiap kegiatan Senantiasa bersikap Ramah


(23)

Menciptakan suasana yang Aman dan nyaman

Memiliki Integritas tinggi

Komitmen penuh untuk memberikan yang terbaik

3. Logo dan Makna dari Logo PT Bank Sumut a. Logo PT. Bank Sumut

Gambar II.1 Logo PT. Bank Sumut Sumber

b. Makna Logo PT. Bank Sumut

Kata kunci dari logo PT Bank Sumut adalah SINERGY yaitu kerjasama yang erat sebagai langkah lanjut dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, berbekal kemauan keras yang didasari dengan profesionalisme dan memberikan pelayanan yang terbaik.


(24)

Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf"U" yang saling berkait bersinergy membentuk huruf "S" yang merupakan kata awal "SUMUT".Sebuah penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara Bank Sumut dengan masyarakat Sumatera Utara sebagaimana visi Bank Sumut.Warna Orange sebagai symbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik yang dipadudengan warna biru yang sportif dan professional sebagaimana misi Bank Sumut.

Warna Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statement Bank Sumut.Jenis huruf "Platino Bold" sederhana dan mudah dibaca.Penulisan Bank dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf capital guna lebih mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran keinginan dandukungan untuk membangun dan membesarkan Sumatera Utara.

B. Struktur Organisasi PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan digolongkan kepada Kantor Cabang Pembantu Kelas Dua.Struktur organisasi merupakan mekanisme yang terformat dalam pengelolaan suatu organisasi.Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan yang berupa bagan, dimana terdapat hubungan diantara fungsi bagian, status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggungjawab dan wewenang yang berbeda dalam organisasi tersebut.


(25)

Berikut akan disajikan struktur organisasi PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.


(26)

Gambar II.2

Struktur Organisasi PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan Sumber : Seksi Operasional PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan


(27)

KeteranganGambar :

PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan memiliki 1 Pimpinan Kantor Cabang Pembantu yang dibantu oleh 2 Pimpinan Seksi yaitu Pimpinan seksi Pemasaran dan Pimpinan Seksi Operasional, memiliki bawahan yang membantu dalam melaksanakan tugas dan wewenang masing – masing pimpinan seksi dalam mencapai target perusahaan berdasarkan RKAT ( Rencana Kerja Anggaran Tahunan ).

C. Job Description

a. Pimpinan Cabang Pembantu Kelas II

1. Mengarahkan dan mengontrol terlaksananya fungsi otorisasi aktivitas finansial dan non finansial sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Mengarahkan dan mengontrol sistem operasional kantor agar berjalan dengan efektif dan sesuai ketentuan.

3. Mengkoordinasi pemenuhan saldo kas dalam rangka memenuhi kewajiban likuiditas bank.

4. Mengarahkan dan mengontrol sistem pelayanan nasabah sesuai regulasi.


(28)

5. Memonitor dan mengevaluasi pengelolaan dana promosi dalam rangka mengoptimalkan kegiatan penjualan agar tercapainya target bisnis cabang.

6. Mengarahkan pembuatan peta potensi bisnis di produk dana dan jasa serta kredit dalam rangka memastikan ketersediaan peta potensi bisnis yang akurat.

7. Merencanakan dan mengontrol pengelolaan program pemasaran dan penjualan produk dana dan jasa serta kredit agar tercapainya target bisnis.

8. Mengarahkan strategi bisnis dan pemberian kredit sesuai dengan kebijakan kepada unit kerja dalam rangka terciptanya kualitas dana dan jasa serta kredit yang sehat.

9. Merencanakan dan menetapkan, serta mengarahkan program kerja dan anggaran untuk mencapai target kinerja di unit kerjanya.

10. Merencanakan kebutuhan SDM untuk memastikan kesiapan karyawan di unit kerjanya.

11. Mengarahkan kepatuhan kebijakan, sistem, dan prosedur, serta pelaporan dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure di unit kerjanya.

12. Mengarahkan terlaksananya penerapan prinsip – prinsip GCG dalam rangka terciptanya standar tata kelola Good Corporate Governance di unit kerjanya.


(29)

13. Mengontrol dan mengarahkan pengelolaan serta mitigasi atas risiko dalam rangka terciptanya manajemen risiko yang baik dan benar di unit kerjanya.

14. Mengarahkan kegiatan budaya kegiatan kepatuhan dalam rangka terpenuhinya kepatuhan terhadap ketentuan di unit kerjanya.

15. Mengarahkan kegiatan budaya pelayanan dalam rangka terciptanya kualitas layanan di unit kerjanya.

16. Mengontrol pengelolaan dokumen, arsip dan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan aset di unit kerjanya. 17. Mengontrol keterbukaan informasi di unit kerjanya dalam rangka

menjaga kerahasiaan jabatan dan rahasia bank.

b. Pimpinan Seksi Pemasaran Cabang Pembantu Kelas II

1. Mengkoordinasikan proses pemeliharaan nasabah existing dalam rangka peningkatan kepuasan nasabah.

2. Merekomendasikan pemetaan potensi bisnis hasil analisa informasi market intellegence terkait produk dana dan jasa serta kredit agar tercapainya target produk dana dan jasa serta kredit.

3. Mengkoordinasikan program pemasaran produk dana dan jasa agar tercapainya target produk dana dan jasa serta kredit.

4. Melaksanakan dan mendistribusikan tugas terkait kegiatan penagihan sesuai ketentuan yang berlaku.


(30)

5. Mengkoordinasikan dan memonitor proses penilaian kredit dan keabsahan legalitas dokumen kredit untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan pada calon debitur.

6. Melakukan kegiatan pemutusan permohonan kredit hasil analisis untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan pada calon debitur. 7. Mengkoordinasikan dan menindaklanjuti proses monitoring

pembayaran kredit oleh debitur agar terciptanya pembayaran kredit yang lancar.

8. Mengkoordinasikan dan menilai hasil proses permohonan dan restrukturisasi dalam rangka mencegah penurunan kualitas kredit. 9. Mengevaluasi kinerja bawahan untuk memastikan pencapaian target

kinerja.

10. Memonitor kepatuhan kebijakan, sistem dan prosedur, serta pelaporan dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure di unit kerjanya.

11. Menerapkan dan memonitor prinsip – prinsip GCG dalam rangka terciptanya standar tata kelola Good Governance di unit kerjanya. 12. Memonitor pengelolaan risiko dalam rangka terciptanya manajemen

risiko yang baik dan benar di unit kerjanya.

13. Menerapkan kegiatan budaya kepatuhan dalam rangka terpenuhinya kepatuhan terhadap ketentuan di unit kerjanya.

14. Menerapkan kegiatan budaya pelayanan dalam rangka terciptanya kualitas layanan di unit kerjanya.


(31)

15. Menerapkan pengelolaan dokumen, arsip dan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan aset di unit kerjanya. 16. Mengidentifikasi keterbukaan informasi di unit kerjanya dalam

rangka menjaga kerahasiaan jabatan dan rahasia bank.

c. Pimpinan Seksi Operasional Cabang Pembantu Kelas II

1. Me – review dan melakukan pre approval data pengiriman uang untuk memastikan keakuratan transaksi.

2. Memeriksa testkey kiriman uang termasik pada saat contingency plan sesuai dengan ketentuan dalam rangka memastikan keamanan proses transaksi kiriman uang.

3. Memonitor dokumen kiriman uang dan kliring untuk memastikan kebenaran transaksi.

4. Mengkoordinasi administrasi transaksi keuangan untuk memastikan keakuratan dan sesuai regulasi yang berlaku.

5. Memonitor proses tutup hari transaksi untuk menjamin keakuratan dan penyelesaian proses transaksi dan kepatuhan pada regulasi. 6. Mengkoordinasikan dan memonitor tata kelola infrastruktur untuk

menjaga kualitas infrastruktur.

7. Memonitor kegiatan administrasi kredit dalam rangka menjaga ketertiban dokumen kredit.


(32)

8. Mengkoordinasikan dan memverifikasi proses pengikatan kredit dalam rangka mendukung tersedianya legalitas dokumen permohonan kredit yang lengkap dan sah.

9. Mengkoordinasikan permintaan penyimpanan dan pengambilan barang agunan agar terciptanya keamanan barang agunan sesuai dengan prosedur.

10. Mengkoordinasikan proses kerjasama dengan rekanan/mitra kerja untuk memastikan kerjasama yang efektif dan efisien.

11. Mengkoordinir proses pelayanan nasabah terkait produk dan aktivitas bank untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

12. Mengkoordinasi proses kartu ATM sesuai regulasi yang berlaku. 13. Mengelola surat keterangan bank dan surat keterangan dukungan

dana.

14. Memonitor pengendalian, administrasi dan otorisasi serta pelaksanaan transaksi keuangan tunai dan non tunai agar berjalan sesuai dengan SOP dan standar layanan.

15. Mengkoordinasikan ketersediaan likuiditas kas untuk memenuhi kebutuhan transaksi.

16. Mengelola pengisian mesin ATM ( reflenish ) untuk memastikan keakuratan pengisian.

17. Terlaksananya pengamanan brankas untuk menjamin keamanan fisik uang.


(33)

19. Mengkoordinasikan penyelesaian masalah jaringan untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

20. Mengkoordinasi dan memonitor informasi data dan rekening nasabah agar sesuai regulasi.

21. Mengkoordinir dan memonitor pelayanan dan administrasi transaksi mitra kerja/ usaha/ pemerintah untuk meningkatkan kepuasan mitra dan memperkuat brand image.

22. Mengkoordinir kegiatan promosi bagi kerja/ usaha/ pemerintah untuk meningkatkan brand image.

23. Mengevaluasi kinerja bawahan untuk memastikan pencapaian target kinerja.

24. Memonitor kepatuhan kebijakan, sistem dan prosedur, serta pelaporan dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure di unit kerjanya.

25. Menerapkan dan memonitor prinsip – prinsip GCG dalam rangka terciptanya standar tata kelola Good Corporate Governance di unit kerjanya.

26. Memonitor pengelolaan risiko dalam rangka terciptanya manajemen risiko yang baik dan benar di unit kerjanya.

27. Menerapkan kegiatan budaya kepatuhan dalam rangka terpenuhinya kepatuhan terhadap ketentuan di unit kerjanya.

28. Menerapkan kegiatan budaya pelayanan dalam rangka terciptanya kualitas layanan di unit kerjanya.


(34)

29. Menerapkan pengelolaan dokumen,arsip dan inventaris dalam rangka menjaga kerahasiaan dokumen dan aset di unit kerjanya. 30. Mengidentifikasikan keterbukaan informasi di unit kerjanya dalam

rangka menjaga kerahasiaan jabatan dan rahasia bank.

D. Jaringan Usaha

Jaringan usaha PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan adalah : a. Instansi yang menjalin Kemitraan Kredit Multi Guna ( KMG )

1. S. K. B. KAB LANGKAT

2. TK NEGERI PANGKALAN BRANDAN 3. UPTD P DAN P KEC. BABALAN 4. UPTD P DAN P KEC. SEI LEPANN 5. UPTD P DAN P KEC. BRD. BARAT 6. UPTD P DAN P KEC. BESITANG 7. UPTD P DAN P KEC. SUSU 8. UPTD P DAN P KEC. PMT JAYA 9. SMP NEGERI – 1 BABALAN 10. SMP NEGERI – 2 BABALAN 11. SMP NEGERI – 3 BABALAN 12. SMP NEGERI – 1 SEI LEPAN 13. SMP NEGERI – 2 SEI LEPAN 14. SMP NEGERI – 3 SEI LEPAN 15. SMP NEGERI – 1 BESITANG


(35)

16. SMP NEGERI – 2 BESITANG 17. SMP NEGERI – 3 BESITANG 18. SMP NEGERI – 1 PKL SUSU 19. SMP NEGERI – 2 PKL SUSU 20. SMP NEGERI – 3 PKL SUSU 21. SMA NEGERI – 1 BABALAN 22. SMA NEGERI – 1 SEI LEPAN 23. SMA NEGERI – 1 BRD. BARAT 24. SMA NEGERI – 1 BESITANG 25. KANTOR KEC. BABALAN 26. KANTOR KEC. SEI LEPAN 27. KANTOR KEC. BRD. BARAT 28. KANTOR KEC. BESITANG 29. KANTOR KEC. PKL SUSU 30. KANTOR KEC. PMT. JAYA 31. MIN SECURAI KEC. BABALAN 32. MIN PERLIS KEC. BRD. BARAT 33. MIN BUKIT KUBU BESITANG 34. MIN BUKIT JENGKOL PKL SUSU 35. MTS NEGERI BESITANG

36. RUTAN NEGARA PKL. BRANDAN 37. ADPEL PKL. SUSU


(36)

b. Notaris

1. HJ. NUR ASMALINA SRG. SH. M. KN.

c. Asuransi

1. PT. ASURANSI BANGUN ASKRIDA


(37)

E. KINERJA USAHA TERKINI

Tabel II.1

Kinerja Usaha / Performa PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

Sumber : Seksi Operasional PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

NO URAIAN

NOV 2014 DES 2014 DESEMBER 2015

REALISASI REALISASI JUMLAH

NASABAH RENCANA PENCAPAIAN % RENCANA PENCAPAIAN %

A DPK 80.278.703 82.163.818 14.087 99.930.328 (17.766.510) 82% 90.164.553 (8.000.735) 91% B KREDIT 121.199.888 124.116.488 1.558 125.233.422 (1.116.934) 99% 129.659.179 (5.542.691) 96% C KOLEK. KREDIT 121.199.888 124.116.488 1.558 125.233.422 (1.116.934) 99% 129.659.179 (5.542.691) 96%

D KOLEKTIBILITAS 1,84% 1,68% - 0,66% -1,02% 39% 1,07% -0,62% 63%

E N P L 2,02% 1,58% 0,66% -0,92% 42% 0,97% -0,61% 61%

F PENDAPATAN 19.270.479 21.146.151 - 21.539.870 (393.719) 98% 23.292.356 (2.146.205) 91% G BIAYA 7.379.927 8.586.070 - 9.086.229 (500.159) 106% 9.618.085 (1.032.015) 112% H LABA 11.890.552 12.560.081 - 12.453.641 106.440 101% 13.674.271 (1.114.190) 92%

I L D R 150,97% 151,06% - 125,32% -25,74% 83% 143,80% -7,26% 95%


(38)

Keterangan Tabel :

1. DPK : Dana Pihak Ketiga yang terdiri ari Giro, Tabungan dan Deposito

2. Kredit : Gabungan dari KU/SPK, KB/KMG, K A L, KPUM (SS1 dan SS2), KPR, Kredit Reguler, Kredit Kebun Sawit,dan Kredit Pensiunan. 3. Kolek. Kredit : Terdiri dari Lancar, Dalam Perhatian Khusus,

Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

4. Kolektibilitas : Didapat dari hasil perhitungan seluruh kredit yang tidak lancar dibagi dengan jumlah kredit keseluruhan.

5. NPL : Didapat dari hasil perhitungan seluruh kredit bermasalah yang terdiri dari Kredit kurang lancar, diragukan dan macet dibagi dengan total kredit.

6. Pendapatan : Terdiri dari Bunga, Operasional, dan Non OPS 7. Biaya : Terdiri dari Bunga, Operasional, dan Non OPS 8. Laba : Merupakan keuntungan perusahaan yang

dihitung dari hasil Pendapatan – Biaya

9. L D R : Merupakan perbandingan kredit terhadap dana pihak ketiga.

10. B O P O : Merupakan beban operasi terhadap pendapatan operasi.


(39)

E. Rencana Usaha

Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan PT Bank Sumut diantaranya mempromosikan kembali produk dan jasa unggulan bank dan tetap mengadakan undian berhadiah untuk meningkatkan jumlah nasabah serta berusaha untuk memperluas jaringan dengan adanya penambahan bangunan fisik perusahaan misalnya penambahan kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, mobil, payment point, dan juga penambahan mesin ATM agar lebih dekat dengan masyarakat.


(40)

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS ASET TETAP PADA PT. BANK SUMUT KCP PANGKALAN BRANDAN

A. Aset Tetap

1. Pengertian Aset Tetap

Aset tetap merupakan aset yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus - menerus dalam kegiatan meghasilkan barang dan jasa perusahaan.

Aset ini dicantumkan di neraca dalam lajur assets ( aset ) dengan judul land, building dan equipment, fixed assets, tangible assets, property dan equipment atau aset tetap dan lain – lain.

Adapun defenisi aset tetap menurut Mulyadi (2001) ”Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memilki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 58 ) “Aktiva Tetap adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”.


(41)

Menurut Suharli ( 2006;259 ) aset tetap disebut juga plant asset atau fixed assets dan mendefinisikannya sebagai berikut:

“Harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaaat ekonomis lebih dari satu tahun bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material”.

Menurut Soemarso S.R (2005) “aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar”.

Menurut Halim dan Supomo (2001): “aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual”.

Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen.Mereka merupakan aktiva berwujud (Tangible Assets) karena ada secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh


(42)

perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

(Warren,Reeve,Fess,2005;492).

2. Karakteristik Aset Tetap

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aset tetap memiliki beberapa karakteristik yaitu :

a. Aset tetap memiliki wujud yang nyata.

Aset tetap yang dimiliki perusahaan haruslah mempunyai wujud atau fisik yang nyata.Maksudnya aset tersebut harus mempunyai bentuk sehingga dapat dilihat secara jelas.

b. Tidak dimaksudkan untuk dijual.

Pengadaan aset tetap oleh perusahaan dimaksudkan untuk dipergunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual sebagaimana halnya dengan barang dagangan perusahaan.

c. Dipergunakan dalam kegiatan normal perusahaan.

Aset tetap yang merupakan hak milik perusahaan mempunyai peranan secara langsung dan terus menerus untuk dipergunakan dalam kegiatan normal perusahaan.


(43)

d. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Aset tetap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun sehingga dapat dipergunakan secara berulang – ulang.Pada umumnya ukuran mengenai masa manfaat suatu jenis aset tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perkembangan teknologi, situasi ekonomi dan kebijakan lainnya yang ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri.

3. Penggolongan Aset Tetap

Aset tetap digolongkan dalam berbagai sudut pandang, antara lain :

a. Menurut sudut substansinya :

1. Aset berwujud ( tangible assets ) seperti tanah, gedung dan peralatan.

2. Aset tak berwujud ( intangible assets ) seperti Hak Guna Usaha, Hak Pengusahaan Hutan, hak paten, copyright, franchise,dan lain – lain.

b. Menurut sifatnya :

1. Aset tetap yang disusutkan ( depreciated plant assets ) seperti gedung, peralatan, dan lain – lain.

2. Aset tetap yang tidak disusutkan ( undepreciated plant assets ) seperti tanah atau lahan.


(44)

c. Menurut jenisnya :

1. Tanah, yaitu suatu lahan yang digunakan untuk mendirikan bangunan atau yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada tanah yang didirikan bangunan diatasnya maka pencatatannya harus dipisah tanah itu sendiri, tetapi jika bangunan itu dianggap sebagai bagian dari tanah tersebut maka pencatatannya dapat digabungkan dengan nilai tanah.

2. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri diatas bumi baik dipermukaan tanah maupun dipermukaan air.

3. Mesin dan peralatan, yaitu alat – alat mekanis yang digunakan perusahaan dalam proses produksi.

4. Kendaraan, yaitu alat pengangkutan yang dimiliki dan digunakan untuk keperluan transportasi perusahaan seperti kendaraan roda dua, mobil, truk, dan sebagainya.

5. Perabot dan alat – alat kantor, yaitu inventaris kantor, terdiri dari meja tulis, kursi, lemari, mesin tik, dan lain – lain.

6. Prasarana, yaitu alat atau perlengkapan yang berfungsi sebagai penunjang aktiva lain seperti jalan, pagar, dan lain – lain.

7. Alat – alat kecil, yaitu alat – alat dan perkakas kecil yang dipakai secara aktif didalam menunjang kelancaran produksi seperti martil, alat pemotong dan lain – lain.


(45)

Sedangkan menurut Narafin (2004 : 371) aset tetap dapat dikelompokkan dalam :

1. Aset Berwujud (Tangible Assets)

Aset berwujud merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan seperti tanah, gedung, mesin, dan lain-lain.

2. Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets)

Aset ini tidak dapat diobservasi atau dilihat secara langsung, didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak atau paten, tetapi aset itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik seperti hak cipta, hak paten, franchise, dan lain-lain.

Hanya untuk aset tetap yang umurnya terbatas diperbolehkan dilakukan penyusutan sesuai dengan nilai perolehannya, sedangkan untuk aset yang umurnya tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan. Akan tetapi untuk suatu bidang tanah yang digunakan sebagai bahan baku produk yang menyebabkan nilainya berkurang, maka nilai tanah tersebut dapat disusutkan.

Untuk aset tetap yang dapat diganti dengan aset sejenisnya seperti bangunan, mesin, peralatan dan lain – lain penyusutannya disebut depresiasi. Untuk aset tetap yang tidak dapat diganti setelah habis masa manfaatnya,


(46)

penyusutannya disebut depresiasi.Sedangkan untuk aset tidak berwujud, penyusutannya disebut amortisasi.

4. Klasifikasi Aset Tetap pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan memiliki aset tetap yang bermacam-macam jenisnya. Adapun daftar aset tetap yang dimiliki oleh PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan adalah sebagai berikut:

I. Tanah

II. Gedung kantor dan rumah dinas capem P. Brandan III. Aset tetap kelompok I, yang terdiri dari :

a. Kendaraan roda dua, seperti : Honda MCB / WIN 100

b. Hardware, seperti : personal komputer, UPS, ethernet, printer, modem eksternal, scanner, mesin absensi, notebook, pasbook printer, issolation transformer, dan hardware lainnya.

c. Software.

d. Peralatan komunikasi, yaitu : facsimile panasonic dan sentral telepon.

e. Peralatan kantor kelompok I, yaitu : mesin hitung, mesin tik, mesin hitung uang, mesin cetak giro, lampu ultraviolet, calculator, lampu, kamera CCTV, DVR CCTV, mesin photocopy, dan stabilizer. f. Perlengkapan kantor kelompok I, yaitu : wireless toa, kamera, time


(47)

g. Perabotan kantor kelompok I, yaitu : meja dan data text. IV. Aset tetap kelompok II, yang terdiri dari :

a. Kendaraan roda 4.

b. Perlengkapan kantor kelompok II, yaitu : mesin genset dan air conditioner ( AC ).

c. Perabotan kantor kelompok II, yaitu : lemari, mesin ATM, filling cabinet, lemari besi, kursi kerja, kursi hadap, kursi SB, lemari arsip, dan kursi tunggu nasabah.

5. Cara – Cara Perolehan Aset Tetap Pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

Menurut S. Hadibroto ada beberapa cara untuk memperoleh aset tetap dalam perusahaan. Diantaranya adalah : 1. Dengan pembelian tunai, 2. Dengan pembelian angsuran, 3. Dengan pertukaran aset lain, 4. Dengan membuat sendiri, 5. Sewa guna usaha, 6. Pertukaran dengan sekuritas dan 7. Dari pemberian atau hadiah.

Cara memperoleh aset tetap ini akan mempengaruhi akuntansi dari pada aset tetap, khususnya mengenai masalah biaya perolehannya sampai dengan aset tetap ditetapkan dan siap dipergunakan. Berikut akan diuraikan tiap cara dari perolehan aset tetap ini.


(48)

1. Pembelian tunai

Aset tetap yang diperoleh dengan cara pembelian tunai akan memerlukan uang kas. Pengeluaran yang menjadi biaya perolehan adalah harga aset itu sendiri ditambah dengan biaya yang menyangkut padanya.Seperti : pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, pemasangan dan biaya lain - lain, sehingga aset ini siap dipergunakan.

Biaya yang dibebankan pada pembelian tanah selain daripada harga dasar tanah termasuk pula biaya seperti : komisi bagi perantara, pengukuran tanah, pematangan tanah, penelitian, sertifikat tanah dan biaya lain-lain yang tersangkut dengan pembeliannya.

Biaya yang dimaksudkan dalam pembelian aset tetap lainnya, seperti bangunan, kenderaan, dan lain-lain akan sama dengan aset yang disebutkan di atas yaitu biaya-biaya yang memungkinkan aset siap untuk dipergunakan.

Jika aset yang dibeli merupakan barang bekas, selalu dibebankan pula biaya onderdil yang baru yang diperlukan, biaya perbaikan, jika perlu biaya pengecatan dan biaya lain-lain, sehingga aset ini akan menambah umur manfaatnya dan siap untuk dipergunakan.


(49)

2. Pembelian angsuran

Apabila aset diperoleh dengan pembelian angsuran untuk beberapa jangka waktu, maka perhitungan biaya perolehannya bergantung pada kontrak jual belinya.Pada pembelian demikian selalu dikenakan bunga, dan bunga dibebankan pada biaya bunga, tidak termasuk dalam biaya perolehan aset. Dengan kata lain perolehan aset ini sama dengan cara pembelian tunai.

3. Pertukaran aset lain

Suatu aset yang diperoleh dengan tukar-tambah, harga aset yang baru (pengertian baru disini, tidak senantiasa barang yang belum pernah dipakai) dinilai dengan harga pasarnya. Perbedaan harga antara aset yang baru dan nilai buku aset yang baru akan merupakan keuntungan atau kerugian dalam pertukaran kedua aset ini. Apabila aset yang baru ini dibeli dengan tunai, maka biaya perolehan dari aset ini ialah jumlah uang tunai yang dikeluarkan, sedangkan selisih harga aset baru dan nilai buku aset lama akam merupakan keuntungan ataupun kerugian.

4. Membuat sendiri

Adakalanya aset dalam perusahaan diperoleh dengan cara membuat sendiri. Ini selalu dilakukan karena biaya perolehannya akan lebih rendah atau kwalitas yang lebih baik daripada membeli. Dalam


(50)

membuat sendiri aset-aset yang dibutuhkan oleh perusahaan akanmenimbulkan bermacam-macam biaya untuk mendapatkan biaya perolehan aset hingga siap dipergunakan.

Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aset tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :

a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur b. Menghemat biaya konstruksi

c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi d. Agar dapat segera dioperasikan

Biaya perolehan aset adalah seluruh biaya-biaya pembuatannya, bahan baku, tenaga kerja dan biaya tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar daripa biaya operasi perusahaan sehari-hari.

5. Sewa guna usaha

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.


(51)

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa (operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha

b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian / penjualan (finance lease ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

6. Pertukaran dengan sekuritas

Perusahaan bisa mendapatkan aset tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aset yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi b. Harga pasar yang didapat

Aset tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.


(52)

7. Pemberian atau hadiah

Aset yang diperoleh sebagai pemberian atauh hadiah dari pihak lain sebenarnya tidak ada pengeluaran biaya. Kalaupun ada biaya dikeluarkan hanyauntuk memperolehnya, akan tetapi biaya ini tidak akan begitu besar jika dibandingkan dengan nilai daripada aset itu sendiri.

Meskipun demikian, maka karena aset ini dipergunakan dalam operasi perusahaan, harus mempunyai biaya perolehannya untuk pembebanan depresiasi.Pada umumnya aset ini harus dinilai biaya perolehannya dan dibukukan sebagai aset tetap dengan mempunyai nilai buku.Penilain biaya perolehan ini merupakan penambahan kekayaan perusahaan, atau menjadi sumber penambahan modal.Dalam pembukuan ini dinyatakan dengan perkiraan Modal donasi (donation capital).

6. Pengadaan Aset Tetap pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan Dari beberapa cara perolehan aset tetap diatas, PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan pada umumnya memperoleh aset tetapnya dengan cara pembelian tunai yang dilakukan oleh kantor pusat, pemindahan aset tetap antar kantor, dan pembelian yang dilakukan oleh kantor cabang. Selengkapnya akan dibahas sebagai berikut :


(53)

a. Pembelian dilakukan oleh kantor pusat

Pembelian dilaksanakan secara terpusat pada divisi umum kantor pusat, kecuali pembelian barang yang masa manfaatnya tidak mencapai satu tahun (barang pakai habis) dan harganya relatif rendah dapat diberikan wewenang kepada Cabang/Cabang Pembantu dengan terlebih dahulu mendapat izin Direksi.

b. Pemindahan Aset Tetap antar Kantor Bank Sumut

Beberapa aset tetap yang terdapat di setiap kantor tidak dibeli oleh kantor itu sendiri, melainkan dipindahkan dari kantor cabang atau kantor cabang pembantu lainnya. Namun biasanya pemindahan aset tetap ini dilakukan pada kantor yang baru dibentuk. Adapun prosedur pemindahan aset tetap tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pemindahan aset tetap (barang baru) dari Kantor Pusat ke kantor Cabang. Kantor pusat membuat perhitungan nota debet rangkap 2 (kas 027) sebesar nilai perolehan aset tetap.

2) Pemindahan aset tetap (bukan barang baru) dari kantor pusat ke kantor cabang :

- Nota perhitungan debet rangkap 2 (kas 027) sebesar nilai perolehan.

- Nota perhitungan kredit rangkap 5 (pbk 048) sebesar nilai akumulasi penyusutan yang telah dibukukan pada saat pemindahan aset tersebut.


(54)

3) Pemindahan aset tetap (bukan barang baru) dari kantor Cabang Ke Kantor Pusat atau Antar Kantor.Izin pemindahan diterbitkan oleh Kantor Pusat bagian Divisi Umum.

Prosedur yang dilakukan sama seperti yang telah dijelaskan pada butir sebelumnya.

Contoh :

Pada tanggal 28 Mei 2014 sebuah Personal Computer Acer Power inventaris Kantor Pusat dipindahkan ke Capem P. Brandan dengan data sebagai berikut :

Harga perolehan : Rp 20.900.000,00 Tahun pembelian : 2007

Akumulasi penyusutan s/d 31 Mei 2014 : Rp 20.899.998,00 Pembukuan dilakukan dengan :

a. Untuk Harga Perolehan

Nota perhitungan debet rangkap 2 (kas 027) untuk pemindahan kendaraan seharga Rp 26.000.000,- dengan pembukuan :

Di Kantor Pusat :

Capem P. Brandan ...Rp 20.900.000,00

Aset Tetap / PC Acer ...Rp 20.900.000,00

Di Capem P. Brandan :

Aset Tetap / PC Acer ...Rp20.900.000,00 Kantor Pusat / AT ... Rp 20.900.000,00


(55)

b. Untuk Akumulasi Penyusutan

- Nota perhitungan kredit rangkap 5 (pbk 048) untuk pemindahan Akumulasi Penyusutan dengan pembukuan : Di Kantor Pusat :

Akumulasi Penyusutan... Rp 20.900.000,00 Cabang Utama Medan... Rp 20.900.000,00

Di Cabang Utama Medan :

Kantor Pusat... Rp 20.900.000,00 Capem P. Brandan ... Rp 20.900.000,00

Di Capem P. Brandan :

Cabang Utama Medan... Rp 20.900.000,00 Akum. Penyusutan... Rp 20.900.000,00

c. Pembelian dilakukan oleh kantor cabang.

Dengan izin khusus dari Direksi, pengadaan/pembelian Aset Tetap dapat dilakukan oleh Kantor Cabang.


(56)

7. Pencatatan / Pembukuan Aset Tetap pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

Adapun cara pembukuan aset tetap yang dilakukan pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan adalah sebagai berikut :

a. Pencatatan/dibukukan sebagai biaya

Pembelian/pengadaan Aset Tetap oleh kantor Pusat atau kantor Cabang dicatat/dibukukan langsung sebagai biaya, terdiri dari :

1. Barang-barang kecil seperti; pocket calculator dan pocket camera 2. Alat-alat dapur seperti; kompor, piring, gelas, panci, sendok, garpu,

dan sebagainya.

3. Hiasan ruangan seperti; lukisan, bunga, dan sebagainya. 4. Buku / literatur untuk keperluan kantor dan perpustakaan.

5. Barang-barang yang dibeli oleh karena adanya suatu kegiatan tertentu dengan izin khusus dari Direksi.

Misalnya: pembelian alat-alat olahraga pada peringatan hari ulang tahun, alat-alat keperluan RUPS, Porseni, Pameran PRSU, Manasik Haji, dan sebagainya.

6. Barang-barang lainnya dengan harga perolehan/harga beli : - kurang dari Rp 100.000,- per unit

- lebih dari Rp 100.000,- sampai dengan Rp 500.000,- per unit dengan masa manfaat kurang dari satu tahun.


(57)

b. Pencatatan/pembukuan sebagai aset.

Selain dari barang-barang sebagaimana dimaksud pada bahasan sebelumnya, setiap pengadaan/pembeliannya baik oleh Kantor Pusat maupun Kantor Cabang dicatat sebagai Aset Tetap.

Pencatatan Nilai Aset Tetap adalah sebesar nilai perolehannya, tidak termasuk biaya pengangkutan, atau dinyatakan lain secara tersendiri.

Contoh : Kantor Cabang Stabat mendapat tambahan inventaris berupa lemari yang pengadaannya dilaksanakan oleh Kantor Pusat.

Harga Lemari... Rp 2.000.000,00

PPN...Rp 200.000,00

Transport...Rp 50.000,00

Pencatatan Kantor Cabang Binjai adalah:

Aset Tetap...Rp 2.200.000,00

KRKS-KP... Rp 2.200.000,00

Biaya Transport...Rp 50.000


(58)

Untuk Aset Tetap yang pengadaan/pembeliannya dilakukan di Kantor Cabang, pembayaran dilakukan dengan menggunakan Kas Bon Debet (kas 43) dengan pos pembukuan

Aset Tetap... Rp xxxx

Kas... Rp xxxx

Untuk perhitungan ke Kantor Pusat dan Cabang Utama, dibuat Nota Debet 5 lembar (pbk 47) dengan Pos Pembukuan di Kantor Cabang :

Cabang Utama Medan... Rp xxxx

RKS-KP (AT)... Rp xxxx

c. Administrasi Aset Tetap di Kantor Pusat

Seluruh Aset Tetap baik yang pengadaannya dilakukan oleh Kantor Pusat maupun Kantor Cabang dicatat dan ditata-usahakan oleh Divisi Umum sebagai “alat pengendalian” (dual control) Aset Tetap.

Untuk keperluan pencatatan ini maka setiap unit yang mendapatkan tambahan Aset Tetap dan mengembalikan Aset Tetap melaporkan perubahan Aset Tetap di unitnya dan mengirimkan Advice atau fotocopy dari Nota Penghitungan ke Kantor Pusat seksi Divisi Umum.


(59)

B. Penyusutan

1. Pengertian Penyusutan

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan.Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) “Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

Sedangkan penyusutan menurut Subroto (1991 : 129) adalah “Alokasi dari harga perolehan kepada periode-periode yang menikmati dan tidak ada hubungannya dengan suatu usaha untuk pemupukan dana dalam rangka mengganti aktiva apabila aktiva tersebut rusak atau tidak dipakai lagi”.

2. Metode Penyusutan pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan.

Berikut ini merupakan beberapa metode penyusutan yang umumnya digunakan oleh suatu instansi adalah :

a. Metode penyusutan garis lurus yang dipakai dalam perpajakan, hanya metode ini digunakan terhadap aset golongan bangunan.


(60)

Rumusnya adalah : Penyusutan tiap tahun =

Umur Ekonomis Nilai Perolehan– Nilai Residu

b. Metode Jumlah Angka Tahun. Metode ini adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Metode penyusutan ini tidak diperkenankan dalam perhitungan penghasilan kena pajak.

c. Metode Saldo Menurun Ganda. Metode ini termasuk metode penyusutan yang dipercepat dan dapat dipakai dalam perpajakan . Tarif pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama setiap tahun. Penyusutan dihitung dangan mengalikan tarif dengan nilai buku yang sama kecil.

d. Metode Satuan Produksi. Penyusutan terhadap beberapa jenis aset seperti mesin, kendaraan lebih sesuai apabila metode satuan produksi yang digunakan.

penyusutan per unit = Nilai Perolehan – Nilai Residu

Taksiran Jumlah Produksi Penyusutan setahun = Jumlah produksi setahun x Penyusutan per unit.


(61)

e. Penyusutan grup dan Gabungan Untuk menghindari pekerjaan administrasi yang kecil-kecil, biasanya perusahaan memilih penyusutan dengan mengelompokkan aset ke dalam beberapa kelompok (grup). Dalam perpajakan kelompok ini disebut golongan harta.

Perhitungan Biaya Penyusutan Pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan dilaksanakan sesuai tarif sebagai berikut :

Tabel III.2

Perhitungan Biaya Penyusutan pada PT. Bank Sumut

No. Jenis Tarif Masa

Manfaat

Dasar

Penyusutan Metode

1. Tanah Tidak Disusutkan

2.

Gedung dan Rumah 1. Permanen 2. Tidak Permanen

5% 10% 20 tahun 10 tahun Harga perolehan Harga Perolehan Garis Lurus Garis Lurus 3. Aset Tetap Kelompok I 50% 4 tahun Nilai Buku Saldo Menurun 4. Aset Tetap Kelompok II 25% 8 tahun Nilai Buku Saldo Menurun


(62)

Contoh perhitungan penyusutannya adalah sebagai berikut :

1. Kelompok Gedung dan Bangunan

Contoh : Gedung Kantor senilai Rp 45.000.000,-

Penyusutan setiap tahun :

Rp 45.000.000,- x 5 % = Rp 2.250.000,-

Pembebanan setiap bulan :

Rp 2.250.000,- : 12 = Rp 187.500,-

Perhitungan penyusutan dilakukan secara bulanan dan besar penyusutan setahun berdasarkan lama bulan penyusutan pada tahun berjalan.Misalnya gedung dibeli/dipergunakan dengan pembayaran lunas pada tanggal 20 Agustus 2010.

Penyusutan selama tahun 2010adalah :

5 x Rp 187.500,- = Rp 937.500,-

Apabila dalam tahun berjalan diadakan pelunasan gedung yang dibukukan pada pos Gedung dan Rumah, maka jumlah penyusutan setiap bulan akan berubah sejak dibukukan pos pertambahan tersebut.


(63)

Contoh :

Terhadap Gedung Kantor yang dibeli tahun 2008 sebesar Rp 112.000.000 diadakan perlunasan tahun 2012 sebesar Rp 36.000.000 dan dibukukan pada tanggal 23 Juli 2012.

Besarnya Penyusutan dihitung sebagai berikut :

a. Penyusutan sebelum dibukukan biaya perluasan :

5% x Rp 112.000.000 = Rp 5.600.000

Biaya penyusutan per bulan sejak Januari sampai dengan Juni 2012 :

(5.600.000 / 12) x Rp 1 = Rp 466.667

b. Penyusutan setelah dibukukan biaya perluasan :

5% x (Rp 112.000.000 + Rp 36.000.000) = Rp 7.400.000

Biaya penyusutan per bulan sejak Juni 2012 :

(7.400.000 / 12) x Rp 1 = Rp 616.667

Demikian seterusnya apabila ada tambahan Harga Gedung dan Rumah.


(64)

2. Aset Tetap Kelompok I

Contoh : Motor Honda seharga Rp 10.000.000,- Dibeli pada bulan Mei tahun 2010 Penyusutan :

Tahun ke – 1 : 50% x Rp 10.000.000,- = Rp 5.000.000,- Tahun ke – 2 : 50% x Rp 5.000.000,- = Rp 2.500.000,- Tahun ke – 3 : 50% x Rp 2.500.000,- = Rp 1.250.000,- Tahun ke – 4 : Rp 1.250.000,- - Rp 1 = Rp 1.249.999,- Perhitungan Penyusutan dibukukan secara bulanan dengan rumus : Penyusutan 1 tahun

... x Rp 1,- Jumlah bulan penyusutan

Dalam tahun bersangkutan

Misalnya motor yang dibeli pada bulan Mei 2010, seperti contoh diatas, penyusutan untuk tahun 2010, 50 % x Rp 10.000.000,- = Rp 5.000.000,- Penyusutan setiap bulan sejak bulan Agustus 2009 s/d Desember 2009 adalah sebesar Rp 5.000.000,- : 12 = Rp 416.667,-

Untuk 8 bulan : 8 x Rp 416.667 = Rp 3.333.336,-

Selanjutnya untuk tahun 2011 penyusutan perbulan adalah sebesar 50 % x (Rp 10.000.000 – Rp3.333.336,-) = Rp 6.666.664,-


(65)

Dengan catatan untuk bulan Desember besar penyusutan adalah sebesar Rp 659.726,- disesuaikan dengan angka pembulatan, sehingga jumlah penyusutan untuk tahun 2009 menjadi Rp 7.916.668,-

3. Aset Tetap Kelompok II

Contoh : Lemari Besi Bankers seharga Rp 12.000.000,- Dibeli pada bulan Mei

Penyusutan :

Tahun ke – 1 : 25% x Rp 12.000.000,- = Rp 3.000.000,- Tahun ke – 2 : 25% x Rp 9.000.000,- = Rp 2.250.000,- Tahun ke – 3 : 25% x Rp 6.750.000,- = Rp 1.687.500,- Tahun ke – 4 : 25% x Rp 5.062.500,- = Rp 1.265.000,- Tahun ke – 5 : 25% x Rp 3.796.875,- = Rp 949.219,- Tahun ke – 6 : 25% x Rp 2.847.656,- = Rp 711.914,- Tahun ke – 7 : 25% x Rp 2.135.742,- = Rp 533.935,- Tahun ke – 8 : Rp 1.601.807 – Rp 1 = Rp 1.601.806,- Perhitungan penyusutan sama dengan yang dijelaskan pada butir 2.

4. Daftar Penyusutan Aset Tetap untuk masing-masing Aset disampaikan ke Kantor Pusat cq Divisi umum setiap bulan.


(66)

5. Pos Jurnal Biaya Penyusutan

Atas biaya penyusutan dibukukan setiap tanggal penutupan akhir bulan dengan pos :

Biaya peny. Aset Tetap dan Inventaris... Rp xxxx Akum Peny Aset Tetap dan Inventaris... Rp xxxx

C. Sistem Pengendalian Internal Atas Aset Tetap 1. Pengertian Sistem

Sistem menurut Baridwan (2000 : 3) adalah “Suatu kerangka dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan”.

Sistem menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah “Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

Sedangkan sistem menurut Bordnar dan Hopwood (2001 : 1) adalah “kumpulan dari sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kerangka dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.


(67)

2. Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2002; 180) mengatakan bahwa pengertian pengendalian internal adalah sebagai berikut:

“Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian pada tiga tujuan:

a. Laporan Keuangan yang dapat diandalkan,

b. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku, c. Efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan.

Dari pengertian di atas, terlihat jelas bahwa makna tersebut pada dasarnya adalah sama. Salah satu alasan mengapa pengendalian internal penting untuk dilakukan adalah lingkup dan ukuran bisnis entitas yang telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen suatu perusahaan harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis.Selain itu, pengujian dan penelaahan yang melekat pada pengendalian internal yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.

Pengendalian Internal meliputi dua hal, yaitu :

1. Pengendalian Akuntansi,

Merupakan catatan dan pemeriksaan fisik yang meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja antara


(68)

fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengendalian fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai. 2. Pengendalian Administrasi,

Merupakan pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.Pengendalian ini pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi.

Ada tiga jenis pengendalian internal atas aset tetap yang dapat dilakukan dalam suatu entitas usaha (Mulyadi, 2002), yaitu:

1. Pengendalian Administrasi

Pengendalian ini meliputi pengendalian sistem dan prosedur penyelenggaraan inventaris serta yang berhubungan dengan masalah teknik dan materi inventarisasi.

2. Pengendalian Fisik

Pengendalian ini meliputi penyesuaian keadaan fisik aset tetap di lapangan dengan laporan yang terdapat dalam daftar inventaris maupun dalam administrasi inventarisasinya.

3. Pengendalian Penggunaan

Pengendalian ini dilakukan untuk mengetahui apakah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan telah digunakan sesuai dengan fungsinya dengan memperhatikan efisiensi penggunaannya.


(69)

Sistem Pengendalian Internal terhadap Aset Tetap pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan yaitu :

1. Pengendalian Administrasi

Pengendalian administrasi pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan meliputi pengendalian yang membatasi modal saham yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan.

2. Pengendalian Fisik

Pengendalian Fisik pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan meliputi penyesuaian keadaan fisik aset tetap yang ada di Kantor Pusat maupun di Kantor Cabang sesuai dengan laporan yang ada serta meliputi usaha perawatan aset tetap baik di Kantor Cabang maupun di Kantor Pusat sesuai dengan perawatan masing-masing aset tetap. 3. Pengendalian Penggunaan

Pengendalian Penggunaan aset tetap pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan disesuaikan berdasarkan pada kebutuhan aset tetap yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang menggunakan aset tersebut.

Dari uraian diatas, Sistem pengendalian Internal atas Aset Tetap pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan sudah dapat menghitung sendiri besarnya penyusutan dari aset tetap yang ada sesuai dengan tarif yang telah ditentukan.


(70)

3. Tujuan Sistem Pengawasan Internal pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

Menurut Mustofa (1995:73) tujuan pengawasan internal suatu organisasi adalah sebagai berikut :

1. Mengamankan harta perusahaan

Dalam pengertian yang sempit berarti usaha-usaha penyelewengan yang disengaja.Sekarang pengertian diperluas termasuk mencegah kesalahan-kesalahan administrasi yang tidak disengaja, misalnya salah penjumlahan dan semacamnya.Demikian juga usaha-usaha mencegah kesalahan dalam pengambilan keputusan manajemen.

2. Memperoleh data yang dipercaya

Data dipercaya karena dapat dipakai untuk keperluan intern perusahaan maupun pihak ekstern.Data bisa dipakai untuk menentukan tindak lanjut tentang produksi, penjualan pengukuran efisiensi dan lain-lain.

3. Melancarkan Operasi dan Efisien

Agar operasi organisasi tetap lancar pada kapasitas yang maksimal, kemajuan dalam penjualan selalu diimbangi kemajuan-kemajuan dalam pelayanan.Setiap periodik selalu dievaluasi kelemahan-kelemahannya dan memberikan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.Organisasi selain berfungsi melancarkan operasional juga


(71)

berfungsi sebagai pengendalian efisiensi.Dengan ditetapkannya bagian-bagian yang ada dalam suatu organisasi sebagai pusat-pusat pertanggung jawaban, maka para kepala bagian memperoleh tugas pengawasan efisiensi.

4. Mendorong ditaatinya kebijakan-kebijakan manajemen.

Tujuan organisasi baik jangka pendek maupun jangka panjang akan mudah dicapai apabila kebijakan-kebijakan manajemen yang ditetapkan telah dipatuhi atau dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak yang ada pada organisasi tersebut.

Berdasarkan pada uraian diatas, tujuan Sistem Pengendalian Internal pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan adalah :

a. Menekankan bahwa aset tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaaan kegiatan operasional perusahaan,

b. Membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan,

c. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk biaya aset, d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aset tetap dalam

menjalankan aktivitas perusahaan, dan

e. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aset tetap.


(72)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dan evaluasi yang telah dilakukan pada Bab III mengenai sistem pengendalian internal atas aset tetap pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi perusahaan ini memperlihatkan pembagian kerja dimana terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab yang sangat jelas, sehingga dalam menjalankan usahanya PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan senantiasa mengaju pada kebijakan dan instruksi dari pimpinan perusahaan dan setiap bagian dalam perusahaan bekerja dan bertanggung jawab sesuai dengan uraian tugasnya.

2. PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan memperoleh aset tetapnya dengan cara membeli secara tunai, membeli dengan cara kredit, sumbangan dari pemerintah daerah serta membangun sendiri aset tersebut.

3. Dalam pengadaan barang (Aset Tetap) PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan sangat ketat sekali pengawasannya hal ini dapat dilihat dari setiap seluruh Aset Tetap baik yang pengadaannya dilakukan oleh Kantor


(73)

Pusat maupun Kantor Cabang dicatat dan ditata-usahakan oleh Divisi Umum sebagai “alat pengawasan” (dual control) Aset Tetap.

4. Sistem pengawasan internal terhadap aset yang dilakukan PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan sudah bisa dikatakan efektif dan efesien karena sampai saat ini PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan telah dapat menghitung sendiri besarnya penyusutan dari aset tetap yang ada. Hal ini dibuktikan dari PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan menghitung setiap tahun seluruh aset yang ada serta menghitung jumlah penyusutan yang dihasilkan dari setiap aset.

5. Setiap Penggunaan aset tetap pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan disesuaikan berdasarkan pada kebutuhan aset tetap yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang menggunakan aset tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pengawasan yang dilakukan PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan benar-benar dilakukan secara efektif dan efesien.

B. SARAN

Berikut ini penulis akan mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan. Adapun saran – saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian internal atas aset tetap dalam PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan sudah baik dan sebaiknya terus ditingkatkan supaya tercapainya pengendalian internal yang lebih baik lagi. Selain itu membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aset tetap, hal


(74)

ini akan membantu meningkatkan operasional perusahaan sehingga aset tetap PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan tetap efektif dan efisien. 2. Penyajian catatan dan pembukuan aset tetap harus lebih transparan,

sehingga pengawasan internal aset tetap dapat dilakukan lebih baik lagi. 3. Pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan harus memberlakukan

kebijakan manajemen menyangkut penggunaan aset tetap agar tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan aset tetap.


(75)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, BPFE – Yogyakarta

Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Akuntansi Aktiva Tetap, Akuntansi Pajak Revaluasi Leasing, Bumi Aksara, Jakarta

Harnanto, 2002, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Salemba Empat, Yogyakarta

Hadibroto, S., Dachnial Lubis, dan Sudardjat Sukadam. 2000. Dasar-dasar Akuntansi. Penerbit : LP3ES, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Penerbit : Salemba empat, Jakarta

Munawir, S, 2002, Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Cetakan Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

Niswonger, C. Rollin, Philip E. Fess, dan Carl S. Warren, 1997, Prinsip – Prinsip Akuntansi, Jilid 1, Edisi Keenam Belas, Penerbit Erlangga, Jakarta

Soemarso S. R, 2003, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Buku 2, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta

Subroto, Bambang, 1991, Akuntansi Keuangan Intermediate, Penerbit : BPFE UGM, Yogyakarta


(1)

3. Tujuan Sistem Pengawasan Internal pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan

Menurut Mustofa (1995:73) tujuan pengawasan internal suatu organisasi adalah sebagai berikut :

1. Mengamankan harta perusahaan

Dalam pengertian yang sempit berarti usaha-usaha penyelewengan yang disengaja.Sekarang pengertian diperluas termasuk mencegah kesalahan-kesalahan administrasi yang tidak disengaja, misalnya salah penjumlahan dan semacamnya.Demikian juga usaha-usaha mencegah kesalahan dalam pengambilan keputusan manajemen.

2. Memperoleh data yang dipercaya

Data dipercaya karena dapat dipakai untuk keperluan intern perusahaan maupun pihak ekstern.Data bisa dipakai untuk menentukan tindak lanjut tentang produksi, penjualan pengukuran efisiensi dan lain-lain.

3. Melancarkan Operasi dan Efisien

Agar operasi organisasi tetap lancar pada kapasitas yang maksimal, kemajuan dalam penjualan selalu diimbangi kemajuan-kemajuan dalam pelayanan.Setiap periodik selalu dievaluasi kelemahan-kelemahannya dan memberikan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.Organisasi selain berfungsi melancarkan operasional juga


(2)

berfungsi sebagai pengendalian efisiensi.Dengan ditetapkannya bagian-bagian yang ada dalam suatu organisasi sebagai pusat-pusat pertanggung jawaban, maka para kepala bagian memperoleh tugas pengawasan efisiensi.

4. Mendorong ditaatinya kebijakan-kebijakan manajemen.

Tujuan organisasi baik jangka pendek maupun jangka panjang akan mudah dicapai apabila kebijakan-kebijakan manajemen yang ditetapkan telah dipatuhi atau dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak yang ada pada organisasi tersebut.

Berdasarkan pada uraian diatas, tujuan Sistem Pengendalian Internal pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan adalah :

a. Menekankan bahwa aset tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaaan kegiatan operasional perusahaan,

b. Membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan,

c. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk biaya aset, d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aset tetap dalam

menjalankan aktivitas perusahaan, dan

e. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aset tetap.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dan evaluasi yang telah dilakukan pada Bab III mengenai sistem pengendalian internal atas aset tetap pada PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi perusahaan ini memperlihatkan pembagian kerja dimana terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab yang sangat jelas, sehingga dalam menjalankan usahanya PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan senantiasa mengaju pada kebijakan dan instruksi dari pimpinan perusahaan dan setiap bagian dalam perusahaan bekerja dan bertanggung jawab sesuai dengan uraian tugasnya.

2. PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan memperoleh aset tetapnya dengan cara membeli secara tunai, membeli dengan cara kredit, sumbangan dari pemerintah daerah serta membangun sendiri aset tersebut.

3. Dalam pengadaan barang (Aset Tetap) PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan sangat ketat sekali pengawasannya hal ini dapat dilihat dari setiap seluruh Aset Tetap baik yang pengadaannya dilakukan oleh Kantor


(4)

Pusat maupun Kantor Cabang dicatat dan ditata-usahakan oleh Divisi Umum sebagai “alat pengawasan” (dual control) Aset Tetap.

4. Sistem pengawasan internal terhadap aset yang dilakukan PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan sudah bisa dikatakan efektif dan efesien karena sampai saat ini PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan telah dapat menghitung sendiri besarnya penyusutan dari aset tetap yang ada. Hal ini dibuktikan dari PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan menghitung setiap tahun seluruh aset yang ada serta menghitung jumlah penyusutan yang dihasilkan dari setiap aset.

5. Setiap Penggunaan aset tetap pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan disesuaikan berdasarkan pada kebutuhan aset tetap yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang menggunakan aset tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pengawasan yang dilakukan PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan benar-benar dilakukan secara efektif dan efesien.

B. SARAN

Berikut ini penulis akan mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan. Adapun saran – saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian internal atas aset tetap dalam PT. Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan sudah baik dan sebaiknya terus ditingkatkan supaya tercapainya pengendalian internal yang lebih baik lagi. Selain itu membantu untuk mencegah terjadinya penyelewengan atas aset tetap, hal


(5)

ini akan membantu meningkatkan operasional perusahaan sehingga aset tetap PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan tetap efektif dan efisien. 2. Penyajian catatan dan pembukuan aset tetap harus lebih transparan,

sehingga pengawasan internal aset tetap dapat dilakukan lebih baik lagi. 3. Pada PT Bank Sumut KCP Pangkalan Brandan harus memberlakukan

kebijakan manajemen menyangkut penggunaan aset tetap agar tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan aset tetap.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, BPFE – Yogyakarta

Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Akuntansi Aktiva Tetap, Akuntansi Pajak Revaluasi Leasing, Bumi Aksara, Jakarta

Harnanto, 2002, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Salemba Empat, Yogyakarta

Hadibroto, S., Dachnial Lubis, dan Sudardjat Sukadam. 2000. Dasar-dasar Akuntansi. Penerbit : LP3ES, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Penerbit : Salemba empat, Jakarta

Munawir, S, 2002, Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Cetakan Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

Niswonger, C. Rollin, Philip E. Fess, dan Carl S. Warren, 1997, Prinsip – Prinsip Akuntansi, Jilid 1, Edisi Keenam Belas, Penerbit Erlangga, Jakarta

Soemarso S. R, 2003, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Buku 2, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta

Subroto, Bambang, 1991, Akuntansi Keuangan Intermediate, Penerbit : BPFE UGM, Yogyakarta