Rendemen Gula Optimalisasi Rendemen Gula Melalui Pemanfaatan Teknologi Produksi pada Pabrik Gula Sei Semayang PT Perkebunan Nusantara II (Persero)

6 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Optimalisasi

Optimalisasi secara umum adalah sebuah proses untuk menghasilkan nilai terbaik, dari beberapa faktor yang tersedia. Dalam matematika dan ilmu komputer optimasi atau optimalisasi mengacu pada pemilihan elemen terbaik dari beberapa set alternatif yang tersedia. Dalam kasus yang paling sederhana, ini berarti memecahkan masalah-masalah untuk meminimalkan atau memaksimalkan fungsi dengan sistematis dengan memilih nilai-nilai variabel integer atau real dari dalam set yang diperbolehkan. Secara umum, pengertian optimalisasi adalah pencarian nilai “terbaik dari yang tersedia” dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, bahwa optimalisasi berasal dari kata optimal artinya terbaik atau tertinggi. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik atau paling tinggi. Sedangkan optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik atau paling tinggi 1990:682. Jadi, optimalisasi adalah suatu proses mengoptimalkan sesuatu atau proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik.

2.2 Rendemen Gula

Rendemen gula adalah tingkat persentase akhir produksi gula yang dihasilkan, dibandingkan dengan tebu ataupun raw sugar awal yang di produksi. Rendemen gula sangat penting dalam produksi gula ini, semakin tinggi rendemennya maka semakin baik produksinya. Rendemen gula dihasilkan dari rendemen tebu dan proses pengolahannya menjadi gula. Di beberapa negara lain, tingkat rendemennya sudah di atas 10, Bahkan, di beberapa negara, seperti Brasil, Kuba dan sejumlah negara produsen gula utama di dunia, kebanyakan pabrik gulanya sudah bisa mencapai rendemen sekitar 14. www.agroindonesia.co.id, 2012. Dengan tingkat rendemen 7, Universitas Sumatera Utara 7 Indonesia mampu memproduksi gula sekitar 2,4 juta ton. Jika saja rendemen bisa ditingkatkan lagi, misalnya menjadi minimal 10, maka produksi gula Indonesia bisa mencapai sekitar 3,5 juta ton. Apalagi jika rendemen bisa mencapai angka 14, maka target swasembada gula akan bisa diraih. Diantara faktor yang mempengaruhi tingkat rendemen gula yang dihasilkan adalah kadar gula sukrosa pada tanaman tebu, proses panen dan pasca panen tebu, hingga pengolahannya sampai menghasilkan gula. Pada pengolahan tebu maupun raw sugar menjadi gula siap konsumsi, diperlukan teknologi produksi yang tepat sehingga menghasilkan rendemen gula yang optimal, yang dapat mengoptimalkan keuntungan bagi perusahaan. Menurut literatur lain rendemen gula disebut juga dengan istilah rendemen tebu. Dimana rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10 , artinya ialah bahwa dari 100 kg tebu yang digilingkan di Pabrik Gula akan diperoleh gula sebanyak 10 kg. www.kppbumn.depkeu.go.id , 2013. Ada 3 macam rendemen, yaitu: rendemen contoh, rendemen sementara, dan rendemen efektif. Penjelasan ketiga rendemen tersebut adalah sebagai berikut: 1 Rendemen Contoh Rendemen ini merupakan contoh yang dipakai untuk mengetahui apakah suatu kebun tebu sudah mencapai masak optimal atau belum. Dengan kata lain rendemen contoh adalah untuk mengetahui gambaran suatu kebun tebu berapa tingkat rendemen yang sudah ada sehingga dapat diketahui kapan kapan saat tebang yang tepat dan kapan tanaman tebu mencapai tingkat rendemen yang memadai. Rumus : Nilai nira x Faktor rendemen = Rendemen . 2 Rendemen Sementara Perhitungan ini dilaksanakan untuk menentukan bagi hasil gula, namun sifatnya masih sementara. Hal ini untuk memenuhi ketentuan yang menginstruksikan agar penentuan bagi hasil gula dilakukan secepatnya setelah Universitas Sumatera Utara 8 tebu petani digiling sehingga petani tidak menunggu terlalu lama sampai selesai giling namun diberitahu lewat perhitungan rendemen sementara. Cara mendapatkan rendemen sementara ini adalah dengan mengambil nira perahan pertama tebu yang digiling untuk dianalisis di laboratorium untuk mengetahui berapa besar rendemen sementara tersebut. Rumus : Rendemen Sementara = Faktor Rendemen x Nilai Nira. 3 Rendemen Efektif Rendemen efektif disebut juga rendemen nyata atau rendemen terkoreksi. Rendemen efektif adalah rendemen hasil perhitungan setelah tebu digiling habis dalam jangka waktu tertentu.Perhitungan rendemen efektif ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 15 hari atau disebut 1 periode giling sehingga apabila pabrik gula mempunyai hari giling 170 hari, maka jumlah periode giling adalah 17015 = 12 periode. Hal ini berarti terdapat 12 kali rendemen nyataefektif yang bisa diperhitungkan dan diberitahukan kepada petani tebu. Tebu yang digiling di suatu pabrik gula jelas hanya sebagian kecil saja yang akan menjadi gula. Kalau 1 kuintal tebu mempunyai rendemen 10 maka hanya 10 kg gula yang didapat dari 1 kuintal tebu tersebut. Data ini dapat diambil dari bagian laboratorium pabrik yang mendata pada tiap harinya. Data yang digunakan data sekitar tahun 2012 setelah mesin diperbaikidiperbaharui.

2.3 Pemanfaatan Teknologi Produksi