11
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. Kajian pustaka berisi teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran
matematika di sekolah dasar, buku pelajaran matematika di sekolah dasar, dan pendekatan PMRI Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Kerangka
berpikir berisi rumusan atau landasan berpikir dari umum ke khusus. Bagian- bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung
2.1.1.1 Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar
Sebelum memahami pembelajaran matematika di sekolah dasar, sangat penting untuk mengetahui hakikat pembelajaran dan matematika terlebih dahulu.
Pembelajaran merupakan
suatu proses
interaksi antara
komponen- komponen sistem pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, bahan ajar,
media, alat, prosedur, dan proses belajar Daryanto Rahardjo, 2012: 30. Tujuan pembelajaran adalah arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas
pembelajaran meliputi konsep dan keterampilan. Sementara itu, matematika merupakan ilmu dengan simbol angka untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari berkaitan dengan hitungan dan pengukuran Runtukahu Selpius, 2014: 29. Kekhasan matematika adalah memiliki bahasa
numerik sebagai lambang serangkaian hubungan dari pernyataan yang ingin
12
disampaikan manusia satu dengan manusia lainnya Wahana, 2016: 115. Lambang-lambang dalam matematika berupa angka untuk melakukan
perhitungan, pengukuran, ataupun permasalahan lain terkait kegiatan menghitung dan pengukuran dalam kehidupan. Matematika diciptakan dari kegiatan-kegiatan
manusia sehari-hari dengan objek-objek yang merupakan ciptaan atau temuan. Sebagai mata pelajaran, ruang lingkup matematika pada satuan pendidikan SDMI
meliputi bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut Depdiknas, 2013.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
13
Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, guru perlu memahami tahap perkembangan kognitif anak sekolah dasar agar mampu menciptakan
pembelajaran yang tepat. Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yakni tahap sensori motor 0
– 2 tahun, praoperasional 2 – 7 tahun, operasional konkret 7
– 12 tahun, dan tahap operasional formal 12 – dewasa Dahar, 1988: 183. Pada tahap sensori motor, perkembangan kognitif anak
ditandai dengan munculnya inteligensi yang didasarkan pada pengalaman perseptual. Pada tahap pra-operasional konkret, perkembangan kognitif anak
ditandai dengan munculnya sistem bahasa yang canggih, penalaran egosentris, dan pemikiran yang terbatas pada persepsi indera. Sedangkan pada tahap ketiga, yakni
tahap operasional konkret memiliki karakteristik adanya kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah konkret dan pemikiran yang dengan pengalaman.
Pada tahap terakhir, yakni operasional formal, anak sudah dapat berpikir secara abstrak dan tidak lagi terikat pada persepsi inderawi.
Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget di atas, dapat kita maklumi bahwa anak kelas III sekolah dasar masuk dalam tahap operasional
konkret yang memiliki karakteristik adanya kemampuan memecahkan masalah- masalah konkret dan pemikiran yang dengan pengalaman. Pembelajaran akan
lebih berhasil apabila guru menyesuaikan diri dengan tahap perkembangan kognitif siswa terkait pendekatan pembelajaran yang dipakai. Oleh sebab itu, buku
siswa dan buku guru disusun dengan memilih pendekatan pembelajaran yang menyajikan permasalahan kontekstual sehingga dapat dibayangkan siswa dalam
pembelajaran matematika dan membantu menguasai materi dengan lebih mudah.
14
2.1.1.2 Materi Garis Bilangan Kelas III Sekolah Dasar