27
3.3 Isolasi Pati Talas
Umbi talas diperoleh dari daerah Payamala, P. Brandan berusia 6 – 7 bulan
panen. Pati talas diperoleh dengan cara umbi talas dikupas dari kulit luarnya, untuk menghilangkan lendirnya, umbi talas dicuci bersih selama kurang lebih 5
sampai 10 menit hingga bersih, kemudian direndam dalam larutan garam dengan kadar NaCl 1 kurang lebih 20 menit. Dicuci kembali umbi talas dengan air
bersih untuk menghilangkan garam mineral dan sisa endapan hasil pengikatan NaCl terhadap CaC
2
O
4
yang masih menempel pada umbi talas. Umbi talas yang telah bersih tersebut kemudian ditimbang sebanyak 10 kg lalu diparut. Hasil
parutan ditampung, diremas-remas dalam air kemudian diperas dengan kain belacu putih yang bersih. Hasil perasan diendapkan selama 24 jam. Kemudian
cairan di atas endapan tersebut dibuang. Hasil endapan tersebut dicuci beberapa kali dengan air suling enap tuang sampai cairan di atas endapan menjadi jernih.
Endapan dikeluarkan dari wadah, dikeringkan di bawah sinar matahari. Hasil isolat tersebut berupa pati talas Muljohardjo, 1987.
3.4 Evaluasi Terhadap Pati Hasil Isolasi 3.4.1 Bentuk dan ukuran partikel
Bentuk dan ukuran pati talas dapat dilihat menggunakan alat
Scanning Electron Microscopy
SEM. Pengujian tersebut dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
3.4.2 Distribusi ukuran partikel
Distribusi ukuran partikel ditentukan dengan ayakan mesh 40, mesh 60 dan mesh 100. Dimana pati talas disaring dengan ayakan mesh 40, 60 dan 100.
Universitas Sumatera Utara
28
3.4.3 Uji terhadap iodium
Sebanyak 0,5 g pati talas dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian disuspensikan dengan akuades. Ditambahkan larutan iodium 0,1 N sebanyak 4
– 5 tetes. Amati perubahan warna yang terjadi.
3.4.4 Berat jenis
Pati talas dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml lalu dilihat volume awal. Lalu gelas ukur di tap sebanyak 15 kali setelah itu dilihat volumenya. Kemudian
pati talas ditimbang. Lalu berat jenis dihitung dengan rumus: BJ: Berat Volume
Lalu dihitung bobot jenis dengan rumus: Bobot jenis =
BJ
2
BJ
1
x
100
BJ
2 Keterangan: BJ = Berat Jenis
3.4.5 Penetapan kadar abu total
Caranya: Lebih kurang 2 g sampai 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama, masukkan ke dalam krus porselin yang telah dipijarkan dan
ditara, kemudian diratakan. Pijarkan dengan menggunakan tanur perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan, timbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu
dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan dalam tanur tersebut Ditjen POM, 1979.
3.4.6 Penetapan susut pengeringan
Caranya: Timbang seksama 1 g sampai 2 g zat dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105
o
C selama 30 menit dan telah ditara. Ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan
Universitas Sumatera Utara
29 botol, hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 mm sampai 10 mm,
masukkan ke dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam
keadaan tertutup mendingin dalam eksikator hingga suhu kamar Ditjen POM, 1979.
3.5 Formulasi Tablet 3.5.1 Formulasi tablet cetak langsung