Undang-Undang nomor 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia

Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 a. Meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima suatu imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang, atau barang berharga untuk keuntungan pribadinya atau untuk keuntungan keluarganya, dalam rangka mendapatkan atau berusaha mendapatkan bagi orang lain dalam memperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas kredit dari bank, atau dalam rangka pembelian atau pendiskontoan oleh bank atas surat-surat wessel, promess, cek, dan kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya, ataupun dalam rangka memberikan persetujuan untuk melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas kreditnya pada bank; b. Tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dalam undang-undang ini, dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun, dan denda paling banyak Rp.6.000.000.000,-enam milyar rupiah.

2. Undang-Undang nomor 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia

Undang-undang ini diundangkan guna mengamankan keuangan negara serta pengawasan dan penyehatan tata perbankan. oleh karenanya, maka substasi materi yuridis yang diundangkan adalah sekitar pengefektifan Bank Indonesia sebagai bank sentral yang dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya dalam rangka pembinaan dan pengawasan usaha perbankan. Undang-undang Bank Indonesia tersebut, juga memuat ketentuan pidana sebagai mana tercantum dalam Bab XVI, Pasal 49 dan Pasal 50. Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 Adapun tindak pidana perbankan yang dieliminir di dalam hal ini hanya tindak pidana yang menyangkut pemberian keterangan dan bahan-bahan yang diminta oleh Bank Indonesia sepanjang diperlukan untuk kepentingan ekonomi dan keuangan yang sifatnya sangat luas, sehingga tugas dan kewajiban Bank Indonesia dapat terlaksanya secara efektif. Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 BAB IV UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGGELAPAN DI BIDANG PERBANKAN Menurut G.P.Hoefnagels, upaya penanggulangan kejahatan, dapat ditempuh dengan : a. Penerapan hukum pidana criminal law application b. Pencegahan tanpa pidana prevention without punishment c. Memenuhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat media massa influencing views of society on crime and punishment mass media 12 Pendapat senada juga disampaikan oleh Prof.Dr. Muladi, SH, menyampaikan bahwa dalam usaha penanggulangan kejahatan, politik criminal membagi dalam beberapa bentuk. Bentuk yang pertama adalah bersifat represif yang menggunakan sarana penal, yang sering disebut sebagai sistem peradilan pidana criminal justice system. Dalam hal ini secara luas sebenarnya mencakup pula proses kriminalisasi. Yang kedua berupa usaha-usaha prevention without punishment tanpa menggunakan sarana penal dan yang ketiga adalah mendayagunakan usaha-usaha pembentukan opini masyarakat tentang kejahatan dan sosialisasi hukum melalui media massa secara luas . 13 Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan upaya penanggulangan kejahatan tersebut secara garis besar dapat dibagi 2, yaitu lewat jalur penal . 12 Barda Nawawi Arief, bunga rampai kebijakan hukum pidana, Jakarta, PT.Citra aditya bakti, 1996, halaman 48 13 Muladi, bunga rampai hukum pidana, Bandung, Alumni, 1992, halaman 8 Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 hukum pidana dan jalur “non-penal” bukandiluar hukum pidana. Dalam pembagian G.P.hoefnagels diatas, upaya-upaya yang disebut didalam butir b dan c, dapat dimasukkan kedalam kelompok upaya non-penal. Secara kasar dapat dibedakan bahwa upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur penal, lebih menitik-beratkan pada jalur repressif penindasanpemberantasanpenumpasan sesudah kejahatan terjadi, sedangkan dalam non-penal lebih menitik-beratkan pada sifat preventif pencegahanpenangkalanpengendalian sebelum kejahatan terjadi. Dikatakan sebagai perbedaan secara kasar dikarenakan tindakan repressif pada hakekatnya juga dapat dilihat sebagai tindakan preventif dalam arti luas 14 1 Tahap formulasi kebijakan legislatif . Oleh karena demikian, maka di dalam merumuskan politik kriminalnya secara konseptual adalah melalu sarana-sarana sebagai berikut :

A. Upaya Penal Represif

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Posisi Dominan Yang Dapat Mengakibatkan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Kasus Putusan KPPU No. 02 / KPPU-L / 2005 Tentang Carrefour)

1 64 189

Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN)

4 83 81

Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank (Studi Kasus : No.1945 / Pid.B / 2005 / PN-MDN)

2 61 120

Asas Ne Bis In Idem Dalam Hukum Pidana (Pendekatan Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1384 / Pid.B / Pn. Mdn / 2004 Jo Putusan Pengadilannegeri Medan No. 3259 / Pid.B / Pn. Mdn / 2008)

2 49 163

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PERCOBAAN PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN (Putusan Nomor : 87 / Pid.B / 2012 / PN.GS)

0 5 15

Analisis Yuridis Putusan Hakim dalam Tindak Pidana Percobaan Pencurian dengan Pemberatan (Putusan Nomor : 87 / Pid.B / 2012 / PN.GS

0 7 8

ANALISIS PUTUSAN NO : 1270 / Pid.B / 2009 / PN.TK PADA BPR TRIPANCA SETIADANA

2 45 21

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (Studi Perkara Nomor : 43 / Pid / Sus / 2011 / PN.TK)

1 11 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

0 3 38