Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
dari kalangan pengusaha eksekutif dan pejabat, maka praktis istilah yang dipakai adalah kejahatan perbankan.
Selain kedua istilah yang sudah disebut di atas dikenal pula kejahatan bisnis. Peristilahan ini digunakan oleh Michael Clarke untuk menyebutkan
perbuatan melanggar hukum di bidang perbankan. Hal ini dikarenakan kejahatan bisnis adalah suatu kegiatan yang memiliki orientasi bisnis dan tidak identik
dengan kegiatan suatu sindikat kriminal sebagaimana lazimnya kejahatan- kejahatan konvensional.
Adapun tentang pengertian tindak pidana perbankan, H.A.K. Moch.Anwar, SH. Mengartikannya sebagai tindak pidana yang hanya terdiri atas perbuatan-
perbuatan pelanggaran atas ketentuan pokok perbankan, pelanggaran mana diancam dan dilarang dengan hukuman oleh Undang-undang tersebut
3
2. Pelaku dan korban Tindak Pidana Penggelapan di bidang perbankan
. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis cenderung memilih
istilah “tindak pidana di bidang perbankan”. Hal ini dikarenakan arti sebenarnya yang terkandung ialah tidak hanya mencakup setiap perbuatan yang melanggar
ketentuan UU perbankan saja, melainkan juga UU Bank Indonesia, KUHP, UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dan UU Lalu Lintas Devisa.
Berbicara tentang pelaku tindak pidana di bidang perbankan, maka seyogianya dicermati eksistensi subjek hukum pidana dalam tatanan normative
peraturan perundang-undangan kepidanaan. Dengan kata lain, ada persepsi hanya memfokuskan kepada ketentuan Pasal 59 KUHP yang hanya mengenal manusia
sebagai subjek hukum pidana. Akan tetapi persepsi juga diarahkan pada ketentuan undang-undang tentang tindak pidana ekonomi, undang-undang pemberantasan
3
H.A.K.Moch.Anwar, tindak pidana di bidang perbankan, Alumni, Bandung, halaman 45
Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
tindak pidana korupsi, undang-undang Bank Indonesia, undang-undang perbankan, dan lain sebagainya ; yang menentukan bahwa subjek hukum pidana, disamping
orang juga badan hukum. Berdasarkan tipologi, tindak pidana penggelapan di bidang perbankan
sebagian besar dapat diidentikkan dengan pelaku tindak pidana ekonomi, pelaku kejahatan korporasi, pelaku kejahatan bisnis, pelaku kejahatan di lingkungan
professional, pelaku kejahatan kerah putih, dan pelaku kejahatan computer. Melalui penjelasan di atas tentang pelaku tindak pidana penggelapan di
bidang perbankan tersebut, maka selanjutnya kita akan melihat karakteristik pelaku tindak pidana penggelapan di bidang perbankan ini, yang antara lain sbb:
1. Memiliki pemahaman yang cukup bagus atas seluk-beluk industri perbankan.
2. Memiliki keahlian di bidang tertentu, seperti melobi, menganalisis, memanajemen, memalsu, menguasai computer, dan lain sebagainya.
3. Ada kalanya pelaku memiliki jabatan 4. Agresif, ambisius
Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan diatas, maka dapatlah diidentifikasi siapa saja yang berpeluang dan mempunyai peluang besar untuk
melakukan tindak pidana penggelapan di bidang perbankan. dalam hal ini tindak pidana penggelapan di bidang perbankan berpotensi dilakukan oleh:
1. Oknum pejabat dan pegawai di lingkungan perbankan dan atau instansi yang terkait.
2. Pihak terafiliasi sebagai mana dimaksud dalam Pasa 1 ayat 15 undang- undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan.
Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
3. Nasabah debitur yang beritikad buruk 4. Anggota masyarakat yang memiliki akses untuk melakukannya.
Setiap tindak pidana yang terjadi sudah tentu menimbulkan korban, berbicara tentang korban tindak pidana dibidang perbankan, maka korban tindak
pidana tersebut bergantung kepada jenis dan bentuk tindak pidana yang terjadi dan korban dari tindak pidana penggelapan di bidang perbankan, adalah sebagai
berikut dari pihak nasabah, hal ini terkait dengan tindak pidana perbankan di bidang rahasia bank. Nasabah dalam hal ini maksudnya nasabah penyimpan dana
dan nasabah debitur. Oleh karena perbankan di Indonesia menganut teori rahasia bank yang bersifat nisbi, maka di dalam praktek ada kalanya pihak bank
menyalah-gunakan peluang ini untuk kepentingannya sehingga merugikan kepentingan dan kredibilitas nasabah.
3. Jenis dan bentuk tindak pidana di bidang perbankan.