Kemandirian Cuplikan: Analisis Pragmatik Cerita Novel

Untuk dapat mengetahui nilai pragmatik yang di ajarkan oleh tokoh nenek Osano yang terdapat dalam novel “Saga no Gabai Baachan”, maka penulis akanmelakukan penganalisisan terhadap cuplikan teks novel yang diprediksi mengandung nilai pendidikan. Berikut adalah cuplikan teks yang akan dianalisis :

3.2.1 Kemandirian Cuplikan:

… … … Sesampainya aku di rumah nenek, aku mengharapkan akan mendengar kata - kata seperti berikut, “Selamat datang. Kau pasti lapar ya?” atau “Pasti kau sedih karena berpisah dari ibumu, tapi tak usah takut, nenek akan menjagamu,” dan sebagainya. Akan tetapi, kata -kata yang keluar pertama kali dari mulut nenek malah, “Ikuti aku.” Kemudian dengan langkah cepat, dia berjalan keluar melalui pintu belakang menuju gubuk kecil yang terpisah dari sana. … … … Lalu kepada diriku yang masih berdiri termangu tanpa tahu harus bagaimana, nenek berkata,”Karena mulai besok Akihiro yang memasak nasi, perhatikan baik- baik.” Setelah berkata begitu, nenek mulai menyalakan tungku oven. Aku mendengar dengan jelas kata -kata yang diucapkan nenek, namun pada saat itu aku sama sekali tidak dapat memahami maksudnya. Aku pun hanya bisa terus termangu menyaksikan nenek menyalakan api dan melemparkan jerami serta Universitas Sumatera Utara batang-batang kayu kedalam kobaran tungku, untuk menyesuaikan besarnya bara api. Selang beberapa saat, nenek berkata, “Nah, coba kau yang lakukan.” Karena sudah disuruh begitu, akupun menerima alat peniup api dari bambu yang diangsurkan kepadaku dan dengan patuh, mengarahkannya ke kobaran api. Masalahnya , karena seumur hidup ini kali pertamanya aku memegang bambu peniup api, aku cuma bisa asal meniup tanpa benar -benar mengerti apa yang sedang kulakukan. … … … Sementara itu, disebelahku nenek sibuk meneriakkan instruksi- instruksi.“Jangan terlalu keras meniupnya.Kalau jaraknya terlalu jauh, apinya bakal mati.” Saat meniup-niup dengan diiringi perintah oleh nenek, entah bagaimana akhirnya aku malah jadi bersungguh-sungguh berusaha menyalakan api itu. halaman 34-36 Analisis pragmatik cuplikan: Dari cuplikan di atas dapat diketahui adanya komunikasi antara nenek Osano dan Akihiro yang terjadi di dalam rumah.Dari komunikasi tersebut dapat terlihat bahwa adanya keinginan Akihiro saat kedatangannya pertama kali ke rumah nenek disambut dengan hangat dan manja, seperti menawarkan makan atau menyuruh beristirahat karena baru saja melakukan perjalanan jauh sebagaimana yang biasa dilakukan oleh seorang nenek terhadap cucunya.Tetapi hal ini tidak dilakukan oleh nenek Osano.Kata-kata yang keluar dari mulut nenek sangat di luar dugaannya.Nenek Osano malah langsung mengajaknya pergi ke dapur untuk Universitas Sumatera Utara belajar menyalakan tungku oven dan memasak nasi. Dengan patuh, Akihiro pun mengikuti apa yang diperintahkan oleh nenek. Dari segi pragmatik dapat terlihat bahwa nenek Osano mempunyai penokohan yang mendidik.Namun, ada sisi dalam wataknya yang sedikit keras yang membuat dirinya seperti acuh dan tidak peduli terhadap cucunya.Hal ini terlihat dari sambutannya yang dingin terhadap kedatangan Akihiro.Tetapi ini harus nenek Osano lakukan.Pekerjaannya sebagai tukang bersih-bersih di sebuah sekolah dasar, menengah dan universitas membuatnya harus melakukan aktivitas pada pagi hari. Jadi ia tidak bisa untuk mengurusi kebutuhan sarapan Akihiro sehingga Akihiro sendirilah yang harus melakukannya. Itulah alasan mengapa nenek Osano pertama kali harus mengajarkan Akihiro untuk menanak nasi. Nilai pendidikan yang diajarkan melalui penokohan nenek Osano adalah dalam memenuhi segala kebutuhan yang berhubungan dengan diri sendiri, maka kita harus melakukannya sendiri juga, dengan kata lain kita harus mandiri. Tidak salah apabila kita meminta bantuan orang lain. Tapi terkadang bantuan tersebut malah membuat kita menjadi ketergantungan. Hal positif yang didapat apabila kita mandiri adalah membuat kita menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang kita lakukan, karena kita akan melakukannya dengan sungguh- sungguh untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan kepuasan pribadi.

3.2.2 Tekad dan perjuangan Cuplikan 1: